NewsINH, Gaza – Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza, Ashraf al-Qudra, mengungkap ada ratusan kasus keguguran dan kelahiran bayi prematur karena dampak stres, panik dan dipaksa mengungsi di bawah kebrutalan bombardir Israel.
Kurangnya layanan kesehatan di tempat pengungsian dan sulitnya jalan menuju rumah sakit telah membuat sekitar 60 ribu ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan.
Dikutip dari Tempo, Jumat (19/1/2024), dalam 24 jam terakhir, militer Israel telah melakukan 15 pembantaian pada keluarga-keluarga di Jalur Gaza, membunuh 172 orang dan melukai 326 orang lainnya.
Dia pun yakin, masih banyak korban yang terperangkap di bawah puing bangunan dan korban yang tergeletak di jalan-jalan karena ambulan serta kru pertahanan sipil belum bisa menjangkau mereka.
Agresi Israel ke Gaza sudah memasuki hari ke-104 dan berdasarkan sejumlah sumber angka korban tewas dalam perang ini mencapai 24.620 orang. Adapun korban luka-luka mencapai 61.830 orang.
Al-Qudra menyoroti bahwa saat ini Kementerian Kesehatan wilayah Gaza mencatat ada lebih dari 8 ribu kasus infeksi hepatitis A sebagai dampak kelebihan kapasitasitas dan rendahnya level kebersihan di tempat-tempat pengungsian. Pihaknya memperkirakan angka infeksi bisa naik dua kali lipat di penjuru Jalur Gaza yang terkepung.
Al-Qudra menyerukan pada dunia agar membangun mekanisme baru yang efektif yang menjamin arus bantuan medis yang selaras dengan kebutuhan. Secara khusus, al-Qudra menyerukan pada Mesir dan negara-negara Arab lainnya agar menemukan sejumlah mekanisme baru guna memastikan lebih dari 6.500 korban luka-luka mendapat penanganan prioritas dan mendapat perawatan di rumah sakit.
Sebelumnya, Partai Buruh sayap kiri Israel pada Rabu, 17 Januari 2024, mengumumkan rencana mengajukan proposal mosi tidak percaya ke Knesset atau parlemen Israel melawan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Rencana ini muncul karena Netanyahu dianggap gagal membebasan sandera yang ditahan di Gaza. Menurut keterangan partai buruh, pengajuan mosi akan dilakukan dua hari ke depan.
Sumber: Memo/Tempo