News INH, Ramallah – Hampir setiap minggu bentrokan terjadi antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel di kawasan Tepi Barat. Tak heran jika banyak korban luka di pihak Palestina berjatuhan lantaran tak seimbang dari segi peralatan.
Umumnya, para demonstran yang terdiri dari anak-anak muda itu tak rela pemukim ilegal yahudi Israel mengambil paksa tanah-tanah mereka. Seperti halnya aksi demonstrasi, yang berlangsung di desa Beita dan Beit Dajan di Nablus, mengalami serangan sengit oleh tentara Israel yang ingin membubarkan para demonstran.
Dalam sebuah pernyataan, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan stafnya mengatasi 65 kasus di dua kota tersebut.
Sedikitnya 13 orang terluka akibat peluru karet dan 48 orang lainnya mengalami sesak nafas akibat menghirup gas.
Beta dan Beit Dajan telah menyaksikan aktivitas populer mingguan terkait dengan tawaran Israel untuk menyita sebagian besar tanah mereka untuk tujuan pembangunan permukiman Yahudi.
Di Kafr Qaddoum, sebelah timur kota Qalqilya Tepi Barat, empat warga Palestina terluka oleh peluru karet dan puluhan lainnya terkena gas selama konfrontasi dengan tentara Israel, menurut pernyataan aktivis anti-pefmukiman Murad Shteiwi.
Setiap minggu, warga Palestina mengadakan demonstrasi menentang pemukiman ilegal Yahudi di berbagai bagian Tepi Barat, terutama di desa Beita, Beit Dajan, dan Kafr Qaddoum.
Perkiraan Israel dan Palestina menunjukkan ada sekitar 650.000 pemukim yang tinggal di 164 pemukiman dan 116 pos terdepan di Tepi Barat, termasuk di Yerusalem yang diduduki.
Di bawah hukum internasional, semua permukiman Yahudi di wilayah pendudukan dianggap ilegal.
Sumber: AA