Warga Palestina Menentang Penghancuran Rumah oleh Israel di Kota Tayyibe

Warga Palestina Menentang Penghancuran Rumah oleh Israel di Kota Tayyibe

NewsINH, Tayyibe – Sejumlah warga Palestina kembali turun ke jalan untuk menentang dan memprotes kebijakan penghancuran rumah yang dilakukan oleh otoritas Israel di kota Tayyibe.  Pasalnya, otoritas Israel dengan sengaja menargetkan rumah-rumah penduduk asli Palestina dengan tujuan untuk menghilangkan etnis arab Palestina di wilayah tersebut.

Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Minggu (13/11/2022), protes pecah setelah warga lokal Palestina, Diaa Jaber, diberitahu bahwa rumahnya akan segera dihancurkan oleh otoritas Israel. Para pengunjuk rasa memblokir jalan utama di kota untuk menyatakan penolakan mereka terhadap kebijakan Israel, di mana puluhan rumah dan bangunan di kota itu terancam akan dibongkar paksa.

Mereka meneriakkan slogan-slogan dan mengangkat spanduk bertuliskan ‘pembongkaran rumah orang Arab tidak akan dilanjutkan’, dan ‘tidak untuk kebijakan pembongkaran’.

“Sejumlah polisi Israel dengan persenjataan lengkap mencoba untuk membubarkan paksa para pendemo,” kata saksi mata.

Orang Arab di Israel saat ini merupakan orang Palestina yang tinggal di tanah mereka sendiri dan semakin terusir setelah pembentukan negara pendudukan pada tahun 1948 dan keturunan mereka. Saat ini jumlah mereka semakin berkurang hanya sekitar 20 persen dari sembilan juta penduduk dinegara itu.

Secara hukum, hak mereka sama dengan warga negara Yahudi. Namun dalam praktiknya mereka mengalami diskriminasi dalam pekerjaan, perumahan, kepolisian dan hal-hal penting lainnya.

Sementara itu, di Betlehem otoritas pendudukan Israel  juga memerintahkan penghentian pembangunan rumah milik warga Palestina di desa Irtas, di provinsi Bethlehem, Tepi Barat yang diduduki.

Menurut Lutfi Asaad, walikota desa tersebut, mengatakan bahwa tentara Israel menyerahkan pemberitahuan kepada Ahmad Abu Sawi, seorang warga Palestina setempat, meminta mereka untuk menghentikan pembangunan rumahnya di desa tersebut, dengan dalih tidak memiliki izin pembangunan dari Israel. .

Otoritas pendudukan Israel menolak untuk mengizinkan pembangunan Palestina di Area C, yang merupakan 60 persen dari Tepi Barat yang diduduki dan berada di bawah kekuasaan penuh militer Israel, memaksa penduduk untuk membangun tanpa memperoleh izin yang jarang diberikan untuk menyediakan tempat berlindung bagi keluarga mereka.

Sebaliknya, Israel tebang pilih dan memberikan izin dan fasilitas dengan muda terhadap lebih dari 650.000 pemukim Yahudi Israel di sana, seperti izin bangunan dan memberi mereka jalan, listrik, air dan sistem pembuangan limbah rumah tangga.

 

Sumber: Wafa

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!