NewsINH, Gaza – Negara-negara barat yang tergabung dalam Uni Eropa (UE) mengirimkan bantuan dana sebesar 3,7 juta dollar Amerika untuk membantu keberlangsungan hidup bagi anak-anak yang tinggal di Jalur Gaza, Palestina yang terkepung.
Program yang didukung Uni Eropa ini merupakan kolaborasi antara badan PBB yang membidangi anak-anak yaitu UNICEF dan Kementerian Pembangunan Sosial Palestina dan donasi tersebut akan digunakan untuk memperkuat layanan pendidikan, seperti bantuan tunai, kegiatan musim panas dan air, sanitasi dan fasilitas kebersihan di sekolah.
Jumlah populasi anak-anak di jalur gaza hampir setengah dari populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta. Nantinya dana tersebut akan digunakan untuk membantu hampir 9.000 anak-anak yang rentan di Jalur Gaza untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan menerima dukungan psikososial.
Ia menjelaskan bahwa sebelum terjadinya serangan terakhir bulan lalu oleh pendudukan Israel, satu dari setiap tiga anak di Gaza membutuhkan bantuan psikologis dan sosial, namun, pemboman baru-baru ini telah meningkatkan jumlahnya.
Oleh karena itu, dana tersebut bertujuan untuk mengatasi situasi kemanusiaan yang kritis sambil juga memperkuat sistem perlindungan sosial secara nasional nasional agar lebih peka terhadap anak dan lebih responsif terhadap guncangan.
“Uni Eropa akan mendukung pendidikan remedial untuk meningkatkan keterampilan berhitung dan melek huruf dari setidaknya 5.000 siswa kelas dasar di sekolah-sekolah Gaza dan melibatkan anak laki-laki dan perempuan yang berisiko putus sekolah. Program rekreasi dan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan juga akan diselenggarakan untuk 10.000 anak. di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza selama liburan musim panas 2023,” kata UNICEF dalam sebuah pernyataan.
Selama serangan militer tiga hari terakhir Israel di Jalur Gaza yang terkepung pada tanggal 5 Agustus kemarin telah merenggut korban jiwa sebantak, 49 orang, termasuk 17 anak-anak dan empat wanita tewas.
PBB telah sering memperingatkan situasi yang memburuk di Jalur Gaza. Dikatakan tahun lalu bahwa “tidak ada tempat yang aman bagi anak-anak di seluruh Jalur Gaza.” tutupnya.