NewsINH, Gaza – Sejumlah karyawan yang bekerja di Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memulai melakukan pemogokan kerja sebagai protes terhadap pemecatan kepala Serikat Pekerja di Tepi Barat yang diduduki.
Dikutip dari Al Watan Voice, Selasa (24/1/2023), kelompok pekerja ini mengatakan bahwa pemogokan sebagian mencakup pusat distribusi makanan, kantor pendanaan proyek mikro, kantor layanan dan pemeliharaan, dan lain-lain. Semua karyawan dan pengawas pendidikan di sekolah harus meninggalkan tempat kerja mereka.
Kantor regional UNRWA ditutup antara pukul 11 dan 12 pagi, dan karyawan akan mengadakan konferensi pers di depan gerbang utama kantor pusat UNRWA.
Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa satpam dan penjaga pintu tidak diikutsertakan dalam aksi mogok, agar tetap menjaga dan melayani perkantoran. Pada saat yang sama, pernyataan itu menekankan bahwa tindakan akan berlanjut sampai semua tuntutan karyawan terpenuhi.
Hingga saat ini, pengungsi resmi Palestina mencapai lebih dari 1,5 juta tinggal di sejumlah kamp di negara-negara kawasan Timur Tengah itu seperti Yordania, Lebanon, Suriah, Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
UNRWA yang ditujuk sebagai lembaga yang mengelola kamp menampung para pengungsi ini dan menyediakan berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mereka. Meski demikian badan ini juga mengelola pusat kesehatan, sekolah dan pusat distribusi di luar kamp-kamp resmi ini.
Ketika badan ini memulai operasinya pada tahun 1950, UNRWA hanya membantu kurang dari satu juta pengungsi namun sekarang menurut badan ini, mereka telah membantu lebih dari 6, juta warga Palestina.