-
NewsINH, Gaza – Biro Statistik Palestina melaporkan, bahwa jumlah orang Palestina di wilayah pendudukan dan di luar negeri telah meningkat hampir sepuluh kali lipat sejak Nakba 1948. Hal ini disampaikan oleh Biro Statistis Palestina pada Minggu (12/5/2024) kemarin. “meskipun ada sekitar satu juta orang Palestina yang mengungsi pada 1948 dan lebih dari 200.000 orang Palestina setelah perang Juni 1967, jumlah total warga Palestina di seluruh dunia mencapai 14,63 juta pada akhir 2023.” kata pernyataan tersebut. Bagaimana rincian jumlah warga Palestina itu? Selain itu, pernyataan tersebut menggarisbawahi bahwa “5,55 juta dari mereka [warga Palestina] tinggal di Negara Palestina (Jalur Gaza, Yerusalem Timur dan Tepi Barat) dan sekitar 1,75 juta warga Palestina di wilayah 1948, sementara jumlah warga Palestina di negara-negara Arab mencapai sekitar 6,56 juta dan mereka yang berada di luar negeri mencapai sekitar 772.000.” “Dengan demikian, jumlah warga Palestina di Palestina bersejarah mencapai sekitar 7,3 juta warga Palestina, sementara jumlah warga Yahudi diperkirakan mencapai 7,2 juta pada akhir tahun 2023, yang berarti jumlah warga Palestina melebihi jumlah warga Yahudi di Palestina bersejarah,” imbuh pernyataan tersebut. Biro Statistik Palestina menyebut juga bahwa “pendudukan Israel mengeksploitasi lebih dari 85% dari total wilayah Palestina yang bersejarah.” Apa yang terjadi saat Nakba? Selain itu, Biro tersebut juga mengulas beberapa peristiwa Nakba, yang membuat ratusan ribu warga Palestina mengungsi atau diusir dari kota dan desa mereka. “Lebih dari satu juta orang Palestina mengungsi dari total 1,4 juta orang Palestina yang tinggal di Palestina bersejarah pada tahun 1948,” kata mereka. Biro tersebut menjelaskan bahwa pada tahun 1948, “pendudukan Israel menguasai 774 desa dan kota Palestina, 531 di antaranya dihancurkan, sementara sisanya tunduk pada entitas pendudukan dan hukum-hukumnya.” Mereka menambahkan bahwa “proses pembersihan ini disertai dengan lebih dari 70 pembantaian yang dilakukan oleh gerombolan Zionis terhadap warga Palestina, yang mengakibatkan lebih dari 15.000 orang menjadi martir.” Mengenai jumlah warga Palestina yang terbunuh dalam perjuangan yang sedang berlangsung dengan Israel selama 76 tahun terakhir, Biro mengatakan bahwa “lebih dari 134.000 telah mati syahid membela hak-hak Palestina sejak Nakba 1948.” Berapa jumlah korban meninggal dalam konflik Palestina Israel pasca-2000? Biro tersebut melanjutkan, “Jumlah syuhada sejak awal Intifada Al Aqsha pada tahun 2000 hingga 30 April 2024, mencapai sekitar 46.500 syuhada, di samping sekitar 35.000 syuhada dalam agresi Israel ke Jalur Gaza dari 7 Oktober 2023, hingga 7 Mei 2024.” Di antara korban di Gaza, dilaporkan terdapat “lebih dari 14.873 anak-anak dan 9.801 perempuan, selain lebih dari 141 wartawan, sementara lebih dari 7.000 warga dianggap hilang, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, menurut catatan Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza.” Mengenai Tepi Barat, 492 martir telah gugur sejak dimulainya agresi pendudukan Israel pada 7 Oktober 2023, menurut pernyataan tersebut. Nakba Sunyi di Al Naqab, Palestina Pasukan pendudukan Israel menghancurkan 47 rumah milik keluarga Badui Abu Asa di gurun al-Naqab, Palestina, pada 8 Mei lalu, dan membuat mereka berada dalam pengasingan permanen. Komite panduan Arab tertinggi di wilayah tersebut menyatakan bahwa pasukan pendudukan Israel telah merencanakan penutupan jalan di daerah tersebut pada pagi hari untuk mencegah protes. Menurut komite tersebut, pembongkaran ini menandai operasi pembongkaran rumah terbesar dalam satu hari dalam beberapa dekade terakhir. Kelompok-kelompok Badui yang tinggal di al-Naqab adalah suku Arab tradisional yang memiliki sejarah mengolah tanah sejak abad ke-16. Hal ini terjadi di tengah-tengah genosida yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan serangan harian ke Tepi Barat. Sumber: AL MAYADEEN/Tempo.co
-
NewsINH, Jenewa – Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Volker Turk pada Senin (6/5/2024) kemarin mengecam perintah Israel terkait evakuasi warga sipil dari Rafah. Turk memperingatkan bahwa tindakan ini akan menyebabkan lebih banyak kematian, penderitaan, dan peningkatan kehancuran dalam situasi yang sudah mengerikan. “Warga Gaza terus dilanda bom, penyakit, dan bahkan kelaparan. Dan hari ini, mereka diberi tahu bahwa mereka harus pindah lagi seiring dengan meningkatnya operasi militer Israel di Rafah,” ujarnya. “Ini tidak manusiawi. Ini bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar undang-undang kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional, yang menjadikan perlindungan efektif terhadap warga sipil sebagai perhatian utama mereka,” kata Turk. “Memaksa pindah ratusan ribu orang dari Rafah ke daerah yang telah rata dengan tanah, di mana hanya ada sedikit tempat berlindung serta hampir tidak ada akses pada bantuan kemanusiaan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup mereka… tidak dapat dibayangkan,” ujar Turk. “Itu hanya akan membuat mereka menghadapi lebih banyak bahaya dan penderitaan,” katanya, menambahkan. Sang Komisaris Tinggi PBB menyerukan pemberlakukan gencatan senjata segera. Ia juga menekankan kebutuhan mendesak atas bantuan kemanusiaan yang substansial dan tanpa hambatan. Sumber: Xinhua/Antara
-
NewsINH, Gaza – Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza, Ashraf al-Qudra, mengungkap ada ratusan kasus keguguran dan kelahiran bayi prematur karena dampak stres, panik dan dipaksa mengungsi di bawah kebrutalan bombardir Israel. Kurangnya layanan kesehatan di tempat pengungsian dan sulitnya jalan menuju rumah sakit telah membuat sekitar 60 ribu ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan. Dikutip dari Tempo, Jumat (19/1/2024), dalam 24 jam terakhir, militer Israel telah melakukan 15 pembantaian pada keluarga-keluarga di Jalur Gaza, membunuh 172 orang dan melukai 326 orang lainnya. Dia pun yakin, masih banyak korban yang terperangkap di bawah puing bangunan dan korban yang tergeletak di jalan-jalan karena ambulan serta kru pertahanan sipil belum bisa menjangkau mereka. Agresi Israel ke Gaza sudah memasuki hari ke-104 dan berdasarkan sejumlah sumber angka korban tewas dalam perang ini mencapai 24.620 orang. Adapun korban luka-luka mencapai 61.830 orang. Al-Qudra menyoroti bahwa saat ini Kementerian Kesehatan wilayah Gaza mencatat ada lebih dari 8 ribu kasus infeksi hepatitis A sebagai dampak kelebihan kapasitasitas dan rendahnya level kebersihan di tempat-tempat pengungsian. Pihaknya memperkirakan angka infeksi bisa naik dua kali lipat di penjuru Jalur Gaza yang terkepung. Al-Qudra menyerukan pada dunia agar membangun mekanisme baru yang efektif yang menjamin arus bantuan medis yang selaras dengan kebutuhan. Secara khusus, al-Qudra menyerukan pada Mesir dan negara-negara Arab lainnya agar menemukan sejumlah mekanisme baru guna memastikan lebih dari 6.500 korban luka-luka mendapat penanganan prioritas dan mendapat perawatan di rumah sakit. Sebelumnya, Partai Buruh sayap kiri Israel pada Rabu, 17 Januari 2024, mengumumkan rencana mengajukan proposal mosi tidak percaya ke Knesset atau parlemen Israel melawan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Rencana ini muncul karena Netanyahu dianggap gagal membebasan sandera yang ditahan di Gaza. Menurut keterangan partai buruh, pengajuan mosi akan dilakukan dua hari ke depan. Sumber: Memo/Tempo
-
NewsINH, Riyadh – Presiden China Xi Jinping mendesak agar Palestina bisa menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat berpidato di pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi negara Teluk Arab dan China di Riyadh, Arab Saudi beberapa hari lalu. Dalam kesempatan itu, Xi juga menekankan dukungan China terhadap Palestina dan menyerukan agar ketidakadilan yang diderita rakyat Palestina selama ini segera dihentikan. “China menekankan perlunya memberikan Palestina keanggotaan penuh di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)” ucap Xi di depan Raja Salman, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS), hingga Presiden Palestina Mahmoud Abbas. “Tidak mungkin melanjutkan ketidakadilan historis yang diderita oleh rakyat Palestina,” katanya menambahkan. Xi juga menegaskan China mendukung penuh solusi dua negara. Solusi dua negara merupakan resolusi konflik Israel-Palestina yang selama ini disepakati komunitas internasional. Solusi dua negara berarti Palestina dan Israel masing-masing menjadi negara yang berdaulat yang hidup beriringan. Dikutip kantor berita Anadolu, Xi juga menegaskan China mendukung pembentukan negara Palestina sesuai dengan kesepakatan perbatasan pada 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Sebelum menghadiri KTT China-negara Arab, Xi juga telah bertemu empat mata dengan Presiden Abbas. Dalam pertemuan itu, Xi menegaskan bahwa China selalu mendukung Palestina “bagaimanapun situasi internasional” yang terjadi dan kerap berubah. Xi menuturkan selama lima dekade terakhir, China dan Palestina selalu saling percaya dan mendukung satu sama lain. “Tidak peduli bagaimana situasi internasional dan regional berubah, China selalu dengan tegas mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk memulihkan hak dan kepentingan sah bangsa mereka, dan selalu berdiri bersama rakyat Palestina,” kata Xi dalam pernyataan pemerintah China melalui kantor berita Xinhua. Sementara itu, Abbas menganggap China sebagai kawan Palestina yang tulus dan dapat dipercaya. “China adalah teman Palestina yang tulus dan bisa dipercaya, dan selalu dengan tegas mendukung perjuangan rakyat Palestina,” ujar Abbas. Selain menghadiri KTT China-Negara Arab, selama di Saudi Xi Jinping telah lebih dulu bertemu dengan Raja Salman dan MbS secara bilateral. Dalam kunjungan tiga harinya itu, Xi berhasil menyepakati sejumlah kerja sama dengan Saudi. Sumber: CNN Indonesia #Donasi Palestina
-
NewsINH, Tepi Barat – Pasukan Pendudukan Israel membuldoser dua rumah milik warga Palestina di kota Jalbun, yang berbasis di sebelah timur Jenin di Tepi Barat yang Diduduki. Dilansir dari Middleeastmonitor, Kamis (3/11/2022) sejumlah tentara Israel bersenjata lengkap menembakkan peluru tajam dan peluru karet, bom gas serta bom suara untuk membubarkan warga Palestina yang memprotes pembongkaran rumah. Ketua Dewan Desa Jalbun, Ibrahim Abul-Rub, mengatakan dentuman suara tabung gas air mata sempat merobekan telinganya, sejumlah korban pun terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Dia berkata, pasukan Israel mengendarai dua buldoser militer ke desa, di mana mesin-mesin alat berat itu menghancurkan sebuah rumah seluas 200 meter persegi yang sedang dibangun, milik Khaled Abul-Rub dan sebuah rumah seluas 120 meter persegi milik Amir Abu Seif. Dia menambahkan bahwa pembongkaran rumah Abu Seif mengakibatkan perpindahan lima anggota keluarganya dan mencatat bahwa rumah-rumah tersebut berdekatan dengan tembok apartheid Israel yang membentang dari pos pemeriksaan Salem ke desa. Kebijakan pembongkaran rumah dan penghancuran properti lainnya yang dipraktikkan secara luas oleh Israel menargetkan seluruh keluarga Palestina. Pembongkaran tersebut dianggap sebagai hukuman kolektif ilegal dan merupakan pelanggaran hukum hak asasi manusia internasional. Pembongkaran rumah-rumah Palestina diperintahkan dengan dalih bahwa mereka tidak memiliki izin bangunan yang diperlukan. Warga Palestina di Area C sebuah wilayah yang di bawah kesepakatan Oslo berada di bawah kendali penuh Israel mengalami kesulitan besar untuk mendapatkan izin bangunan. Sementara itu, Rezim Zionis menyetujui pembangunan ribuan unit perumahan di dalam pemukiman ilegal yang dibangun di atas tanah Palestina yang diduduki di daerah tersebut. Izin bangunan dikenakan dengan harga yang terlalu tinggi dan tidak terjangkau bagi sebagian besar warga Palestina, langka tersebut disinyalir untuk menciptakan celah hukum bagi Israel untuk mencaplok lebih banyak tanah dan membuat warga Palestina dalam keadaan tertekan dan tak berdaya. Sumber: Middleeastmonitor