Biadab, 3 Warga Palestina Dibunuh Pasukan Israel di Tepi Barat

Biadab, 3 Warga Palestina Dibunuh Pasukan Israel di Tepi Barat

NewsINH, Tepi Barat – Pasukan Israel semakin bengis dan keji. Tak hanya wilayah Jalur Gaza yang diserang mereka juga membunuh tiga warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Dua orang meninggal di Dura dekat Hebron, dan satu orang lagi meninggal di dekat Tulkarem.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, setidaknya tiga warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki. Dua warga Palestina ditembak pada hari Senin saat terjadi konfrontasi dengan militer Israel di kota Dura dekat Hebron di Tepi Barat bagian selatan,

“Mohammed Hasan Abu Sabaa, 22, meninggal setelah dia ditembak tepat di jantungnya oleh pasukan Israel,” kata Kementrian Kesehatan seperti di kutip dari Wafa, Selasa (16/1/2024).

Sementara itu, Ahed Mahmoud Mohammed, 23, meninggal setelah dia ditembak di kepala, kata direktur Rumah Sakit Pemerintah Dura. Sepuluh orang lainnya diangkut ke rumah sakit dengan luka tembak.

“Dalam insiden terpisah, Fares Khalifa, 37, ditembak mati oleh pasukan Israel di dekat Tulkarem di bagian utara Tepi Barat,” jelasnya.

Militer Israel mengatakan pasukannya melepaskan tembakan ke arah sekitar 100 warga Palestina yang ikut serta dalam protes di mana batu bata dan bom api dilemparkan ke arah tentara. Pihak militer mengatakan pria yang tertembak itu melemparkan bom api, namun tidak memberikan bukti atas tuduhan tersebut.

Sejak perang di Jalur Gaza yang terkepung dimulai pada tanggal 7 Oktober, Tepi Barat telah mengalami peningkatan kekerasan dan serangan oleh pasukan Israel yang belum pernah terjadi sejak Intifada kedua pada tahun 2000 hingga 2005.

Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), pasukan Israel telah membunuh 30 warga Palestina, termasuk tujuh anak-anak, di Tepi Barat dalam 15 hari pertama tahun ini.

Tahun lalu, 507 warga Palestina terbunuh, angka kematian tahunan tertinggi sejak OCHA mulai mencatat korban jiwa pada tahun 2005.

 

Sumber: Wafa

Provokatif, Menteri Keamanan Israel Serbu Komplek Al Aqsa

Provokatif, Menteri Keamanan Israel Serbu Komplek Al Aqsa

NewsINH, Al Quds – Lagi-lagi Menteri Keamanan ekstrem kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, melakukan aksi provokatif dan tindakan tercela yakni dengan melakukan penyerbuan tempat suci ke tiga bagi umat muslim.

Itamar dilaporkan menyerbu kompleks masjid suci al-Aqsa di Yerusalem Ahad (21/5/2023). Hal ini dilaporkan mengutip sumber dari Departemen Wakaf Islam di Yerusalem.

“Ben-Gvir didampingi oleh 30 anggota pasukan pendudukan Israel dan personel intelijen,” kata laporan itu dikutip di The News Arab.

Penyerbuan berlangsung sekitar 15 menit, di mana menteri sayap kanan ini berhenti di area timur kompleks masjid dekat area sholat Bab al-Rahma, sebelum pergi dengan tergesa-gesa.

“Kami yang berkuasa di sini,” ujar Ben-Gvir dalam laporan media Israel selama serangan itu. Ia lantas memuji pasukan pendudukan Israel, dan mengatakan mereka berhasil membuktikan siapa yang berkuasa di Yerusalem.

Sementara itu, pemukim Israel juga menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel dengan senjata lengkap.

Kementerian Luar Negeri Yordania mengecam kunjungan tersebut. Aksi ini disebut sebagai provokasi dan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan status quo di Masjid Al-Aqsa.

Serbuan terbaru Ben Gvir ke Al-Aqsa ini terjadi setelah ‘Pawai Bendera’. Ribuan orang Israel sayap kanan berbaris melalui Kota Tua membawa bendera Israel, dengan keras meneriakkan kata-kata “matilah orang Arab” dan merusak properti milik Palestina.

Ben Gvir adalah salah satu dari beberapa politisi Israel yang menghadiri pawai kontroversial tersebut. Adapun aksinya ini menandai kedua kalinya menteri sayap kanan itu menyerbu kompleks suci sejak menjabat.

Pada bulan Januari awal tahun lalu, dia pernah menyerbu situs tersebut, Kala itu ia berkata, “Pemerintah kami tidak akan menyerah pada ancaman Hamas.”

Setelah aksinya, Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk kunjungan tersebut. Mereka menggambarkan pelanggaran yang dilakukan Ben Gvir di kompleks tersebut sebagai provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

 

Sumber: The News Arab/ Republika

#DonasiPalestina

Buntuk Penyerbuan Masjid Al Aqsa, Liga Arab Kecam Tindakan Israel

Buntuk Penyerbuan Masjid Al Aqsa, Liga Arab Kecam Tindakan Israel

NewsINH, Riyadh – Liga Arab dengan tegas mengecam penyerangan oleh polisi Israel di Masjid Al Aqsha. Pernyataan itu disampaikan oleh Asisten Sekretaris Jenderal untuk Palestina dan Wilayah Arab yang Diduduki di Liga Arab Said Abu Ali.

Mereka juga memperingatkan ancaman serangan  rezim Zionis terhadap situs suci Islam dan Kristen. Terutamanya terkait dengan penodaan dan sabotase yang dilakukan terhadap Masjid al-Aqsha, khususnya permakaman Bab al-Rahma.

Dalam sebuah pernyataan, Said Abu Ali juga menyalahkan otoritas Zionis atas konsekuensi penuh dan langsung dari kejahatan yang semakin gigih terhadap Islam dan kesucian Kristen, terutama di Masjid al-Aqsha.

Sebelumnya, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengutuk keras serangan oleh Zionis di permakaman Bab al-Rahma pada Sabtu malam. Hazim Qasim, juru bicara Hamas, mengatakan, serangan itu merupakan lanjutan perang agama yang digelorakan Israel atas situs suci di Yerusalem.

Perjuangan mempertahankan “identitas Arab-Islam” dari Masjid al-Aqsha akan terus berlanjut tanpa terpengaruh, kata Qasim dalam pernyataan tertulis. Juru bicara Jihad Islam Tarek Silmi mengatakan, serangan itu adalah salah satu agresi dalam “perang terhadap Masjid al-Aqsha”. “Upaya oleh administrasi pendudukan (Israel, Red) untuk menguasai masjid tidak akan pernah berhasil,” kata Silmi.

Selama bulan suci Ramadhan, otoritas Israel memberlakukan pembatasan ketat pada jalur untuk masuk dan keluar warga Palestina ke dan dari gerbang Masjid al-Aqsha. Di tengah ketegangan yang meningkat dengan jamaah Palestina, pemukim Israel juga terus bergerak maju dengan seringnya penyerbuan dan ritual provokatif di tempat suci.

 

Sumber: Republika

#DonasiPalestina

Gerbang Bab Al-Rahma Diserbu Pasukan Israel, Kumandang Adzan Dilarang di Al-Aqsha

Gerbang Bab Al-Rahma Diserbu Pasukan Israel, Kumandang Adzan Dilarang di Al-Aqsha

NewsINH, Al Quds –Sejumlah pasukan pendudukan Israel menyerbu Mushala Bab al-Rahma (Gerbang Rahmat) di Kompleks Masjid al-Aqsha, Senin (24/4/2023) kemarin. Mereka juga dilaporkan menyita banyak isi di dalamnya.

dikutip dari republika.id, Rabu (26/4/2023). Saksi mata Palestina mengatakan, pasukan Israel menyerbu sekitar Bab al-Rahma dari pintu atas, pintu utama, dan di dalam bangunan tersebut. Mereka juga mencegah jamaah Palestina berada di dalam dan di sekitar Bab al-Rahma.

Tidak hanya itu, para saksi menambahkan, pasukan Israel menyita kipas angin, lampu, kabel listrik, dan headphone dari dalam bangunan itu.

Sumber lokal Palestina melaporkan, pasukan pendudukan Israel juga melarang lantunan azan Isya di Masjid al-Aqsha. Mereka berdalih hal itu karena ada perayaan Yahudi di al-Buraq Square, yang berdekatan dengan masjid.

Serangan Israel sudah digencarkan ke bangunan yang juga merupakan permakaman tua itu pada hari kedua Idul Fitri, Sabtu (21/4/2023). Ketika itu, pasukan pendudukan dilaporkan menyerbu Bab al-Rahma, mencabut kabel listrik, serta merusak kipas dan lampu. Sore harinya, kabel listrik di dalam bangunan tua itu diperbaiki.

Dilansir dari palinfo.com, Mushala Bab al-Rahma terletak di sebelah timur masjid yang merupakan tempat suci ketiga umat Islam ini. Fondasinya bahkan disebut sudah berusia 1.300 tahun

Warga al-Quds dapat membuka kembali mushala tersebut pada 22 Februari 2019 ketika ribuan orang Palestina shalat Jumat di sekitar mushala. Setelah itu, mereka dapat membuka mushala yang telah ditutup selama 16 tahun. Pada saat itu, terjadi peristiwa yang dikenal sebagai aksi massa Bab al-Rahma.

 

Sumber: Republika

#DonasiPalestina

Ratusan Ribu Umat Muslim Palestina Laksanakan Sholat Tarawih di Masjid Al Aqsa

NewsINH, Al Quds –   Meski ada pembatasan dan pengerahan militer Israel yang ditingkatkan di gerbang masuk kota tua Al Quds atau Yerusalem tak menyurutkan niat ratusan ribu umat muslim di Palestina menghadiri sholat Jumat malam di kompleks Masjid Al-Aqsa.

Diperkirakan total jemaah yang mencapai 140 ribu ini sengaja berbondong-bondong  membanjiri komplek masjid suci ketiga bagi umat Islam untuk melaksanakan sholat Isya dan Tarawih pada hari ke 16 bulan Ramadhan.

“Di kompleks masjid meskipun ada pembatasan yang diperketat dan pengerahan militer yang ditingkatkan di gerbang tempat suci dan di seberang Kota Tua Yerusalem. Tapi antusias jemaah sangat luar biasa,” kata sumber seperti dikutip kantpor berita Palestina, Wafa, Jumat (7/4/2023)

Pemandangan luar biasa Ini terjadi dua hari setelah pasukan pendudukan Israel menyerbu masjid al-Aqsa sementara hampir 20.000 jamaah masih melakukan sholat malam Ramadhan Tarawih dan secara paksa memindahkan mereka dari aula sholat dan halaman sekitarnya untuk malam kedua berturut-turut.

Sebelumnya pada hari Selasa kemarin, pasukan pendudukan menyerbu masjid al-Aqsa dan menyerang jamaah dalam adegan mengejutkan yang direkam dalam video dan dibagikan secara luas di media sosial, yang menimbulkan kecaman dari dunia internasional.

Petugas polisi bersenjata lengkap terlihat mendorong jemaah muslim yang tengah beribadah, termasuk pria lanjut usia, dari sajadah mereka dan memaksa mereka meninggalkan lokasi.

Dalam adegan video lain, polisi terekam memukuli jemaah dengan pentungan dan popor senapan sementara mereka tampak berbaring di lantai dan menembakkan gas air mata di dalam Al-Aqsa yang gelap, sementara wanita terdengar berteriak sebagai protes.

Kebrutalan polisi terhadap para jamaah mengingatkan pada ketegangan Ramadhan 2021 dan kekerasan Mei atas pengambilalihan properti Palestina oleh pemukim Israel di Sheikh Jarrah dan perambahan di kompleks masjid, karena memicu penembakan rentetan roket dari selatan Lebanon ke Israel dan Israel berikutnya. serangan udara di Lebanon dan Jalur Gaza yang terkepung.

 

Sumber: Wafa

#DonasiPalestina

Pemimpin Dunia Kecam “Kebrutalan” Polisi Israel di Komplek Al Aqsa

Pemimpin Dunia Kecam “Kebrutalan” Polisi Israel di Komplek Al Aqsa

NewsINH, Ankara – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan untuk menghentikan serangan “keji” oleh pasukan pendudukan Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem.

“Saya mengutuk tindakan keji terhadap kiblat pertama umat Islam dan menyerukan agar serangan dihentikan sesegera mungkin,” kata Erdogan saat mengutuk penyerbuan pasukan pendudukan Israel di Masjid Al-Aqsa dan mengungkapkan “kesedihan dan kemarahannya”.

Menurutnya, Turki tidak bisa tinggal diam saat menghadapi serangan pasukan zionis Israel di masjid suci ketiga bagi umat muslim. Tindakan mereka  menginjak-injak kesucian Haram al-Sharif adalah garis merah kami dan tidak bisa dibiarkan.

“Dipahami bahwa di balik gelombang kekerasan yang disebabkan oleh pemerintah Israel meskipun semua peringatan, mereka terjebak di dalam, ini disebut kebijakan penindasan.” tegasnya.

Ditempat terpisah, Presiden Republik Islam Pakistan Arif Alvi mengutuk serangan pendudukan Israel terhadap jamaah Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem.

“Saya mengutuk keras serangan terhadap jamaah Palestina di dalam Masjid Al-Aqsa oleh Pasukan Israel. Sayangnya, Israel tidak menghargai norma kemanusiaan apa pun termasuk kesucian tempat-tempat keagamaan,” kecamnya lewat akun resmi twitternya..

“Kami melihat puncak kebiadaban untuk menyerang jemaah dengan cara yang kejam selama bulan suci Ramadhan,” tambahnya, sambil mendesak masyarakat internasional untuk “mengutuk tindakan brutal dan tidak manusiawi ini terhadap jemaah yang damai.”

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres  melalui juru bicaranya”terkejut” dengan kekerasan pasukan pendudukan Israel terhadap jamaah di kompleks Masjid Al-Aqsa.

Dalam siaran persnya, Guterres merasa terkejut dengan gambar yang dia lihat pagi ini tentang kekerasan dan pemukulan oleh pasukan keamanan Israel di dalam Masjid Al-Qibli di Yerusalem pada waktu kalender yang suci bagi orang Yahudi, Kristen, dan Muslim

“Ini harus menjadi waktu untuk perdamaian dan tanpa kekerasan. Tempat ibadah seharusnya hanya digunakan untuk ibadah yang damai,” pungkasnya.

 

Sumber: Wafa

#DonasiPalestina

Dua Hari Berturut-turut, Polisi Israel Serang Komplek Al Aqsa

Dua Hari Berturut-turut, Polisi Israel Serang Komplek Al Aqsa

NewsINH, Al quds – Pasukan kepolisian Israel kembali melakukan penyerangan dan pengrusakan di Komplek Masjid Al Aqsa, Kota Tua Al Quds atau Yerusalem, Palestina. Penyerangan ini merupakan aksi lanjutan pada malam sebelumnya, mereka secara brutal melakukan penyerangan terhadap warga sipil Palestina.

Dilansir dari Kantor Berita Palestina, Wafa, Kamis (6/4/2023), Lusinan polisi Israel bersenjata berat menerobos masuk ke ruang sholat al-Qibli di kompleks masjid suci ketiga bagi umat muslim, sementara hampir 20.000 jemaah masih melakukan sholat Taraweeh.

Polisi secara brutal menyerang jemaah muslim Palestina, memukuli mereka dengan pentungan dan menargetkan mereka dengan granat gegar otak, tabung gas air mata, dan peluru baja berlapis karet sebagai cara untuk mengusir mereka secara paksa dari tempat suci umat Islam.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) membenarkan bahwa sejumlah jemaah pingsan karena menghirup gas air mata dan petugas medisnya hanya dapat merawat satu korban.

Sementara itu, Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Mahmoud Abbas, mengatakan bahwa pendudukan Israel bersikeras melanjutkan serangannya di Masjid Al-Aqsa dan menciptakan suasana eskalasi, ketidakstabilan, dan ketegangan dikawasan tersebut.

Pemerintah Palestina menanggapi serangan brutal polisi Israel di tempat suci itu memberikan pukulan terhadap upaya AS baru-baru ini untuk menciptakan suasana tenang dan stabilitas selama perang, padahal bulan Ramadhan yang penuh berkah harus diisi dengan kedamaian.

Abu Rudeineh menekankan bahwa serangan baru Israel terhadap jemaah sholat Taraweeh di Masjid Al-Aqsa terjadi sebagai kelanjutan dari serangan brutal Israel terhadap jemaah yang terjadi kemarin, yang menegaskan bahwa pemerintah sayap kanan ekstrim Israel ingin menyeret wilayah itu lebih jauh.

 

Sumber: Wafa

#DonasiPalestina

Kerajaan Arab Saudi Kutuk Israel atas Penyerbuan Komplek Masjid Al Aqsa

Kerajaan Arab Saudi Kutuk Israel atas Penyerbuan Komplek Masjid Al Aqsa

NewsINH, Riyadh – Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengutuk penyerbuan Masjid al-Aqsa di Yerusalem oleh pemukim Israel. Hal itu dilaporkan kantor berita resmi Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA).

Dalam sebuah pernyataan, kementerian menyatakan kecaman dan penolakan Kerajaan Arab Saudi atas penyerbuan terang-terangan ke kompleks Masjid al-Aqsa, yang dilakukan oleh pemukim Israel di tengah perlindungan pasukan pendudukan Israel.

Penyerbuan itu terjadi selama Ramadan, bulan yang dianggap suci oleh umat Islam. Baca Juga Pasukan Israel Tangkap 13 Warga Palestina di Tepi Barat “Tindakan seperti itu merusak upaya perdamaian dan melanggar prinsip dan norma internasional mengenai penghormatan terhadap tempat suci agama,” lapor SPA mengutip pernyataan kementerian.

“Arab Saudi mendukung semua upaya yang ditujukan untuk mengakhiri pendudukan dan mencapai solusi yang adil serta komprehensif untuk perjuangan Palestina yang memungkinkan rakyat Palestina mendirikan negara Palestina merdeka di perbatasan tahun 1967, dengan Al-Quds Timur (Yerusalem Timur) sebagai ibu kotanya,” tambah Kementerian Luar Negeri Arab Saudi seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (30/3/2023).

Kantor berita Palestina, WAFA melaporkan, lusinan pemukim ekstrimis Israel menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa. WAFA melaporkan, Departemen Wakaf Umum Islam di Yerusalem mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa beberapa pemukim melakukan penyerbuan di bawah perlindungan ketat dari pasukan pendudukan Israel.

 

Sumber: Sindonews

#DonasiPalestina

 

Kelompok Yahudi Extrem Serbu Komplek Masjid Al Aqsa

Kelompok Yahudi Extrem Serbu Komplek Masjid Al Aqsa

NewsINH,Al-Quds – Dengan pengawalan ketat polisi zionis Isael, sejumlah kelompok penganut yahudi fanatik  menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa, di Kota Tua Al Quds Yerusalem. Tindakan para pemukim ilegal tersebut dinilai sangat tak beradab.

“Penyerbuan komplek suci masjid Al Aqsa oleh pemukim Israel ini sangat dan amat tak beradab,” katapengelolah Wakaf Islam dikomplek tersebut seperti dikutip dari kantor berita Wafa Palestina. Senin (20/3/2023).

Menurutnya ada sekitar 119 pemukim, dibagi menjadi beberapa kelompok, menyerbu Masjid suci Islam dari gerbang al-Maghariba, juga dikenal sebagai Gerbang Kotoran, dan melakukan tur provokatif ke pekarangan dan dekat gerbang tersebut.

“Para pemukim selanjutnya melakukan ritual Talmud di sana,” jelasnya.

Masjid Al-Aqsa menjadi sasaran serangan hampir setiap hari oleh pemukim Israel, kecuali pada hari Sabtu dan Minggu, yang dilakukan di bawah penjagaan ketat polisi Israel dan dilakukan dua kali sehari baik pada pagi hari maupun waktu sore hari.

Sementara itu dikota Hebron, Pemukim Israel menghancurkan pintu toko dan merampok isi toko dengan cara mendobrak pintu dan menggeledah isi sejumlah toko.

Sejumlah saksi mengatakan, para pemukim menerobos masuk ke daerah Bab al-Khan, sebelah barat Masjid Ibrahimi, membongkar pintu sejumlah toko Palestina menggunakan beliung dan linggis, mendobrak masuk dan menggeledah isinya.

Toko-toko tersebut, yang telah ditutup oleh otoritas pendudukan selama 23 tahun dan sejak saat itu tidak dapat diakses oleh pemiliknya yang berasal dari Palestina, adalah milik keluarga Tamimi dan keluarga lain yang tinggal di Kota Tua.

Kota Hebron, yang menampung Masjid Ibrahimi, adalah rumah bagi sekitar 160.000 Muslim Palestina dan sekitar 800 pemukim Israel yang terkenal agresif yang tinggal di kompleks yang dijaga ketat oleh pasukan Israel.

Israel telah mengusir satu-satunya pemantau internasional yang melindungi warga Palestina di Hebron dari 800 pemukim yang dijaga ketat, salah satunya melakukan pembantaian tahun 1994 yang memicu penempatan mereka.

Kekerasan pemukim terhadap warga Palestina dan properti mereka rutin terjadi di Tepi Barat dan jarang dituntut oleh otoritas pendudukan Israel.

 

Sumber: Wafa

#Donasi Palestina

Bertemu dengan Netanyahu, Raja Yordan Minta Israel Jaga Perdamaian di Al Quds

Bertemu dengan Netanyahu, Raja Yordan Minta Israel Jaga Perdamaian di Al Quds

NewsINH, Amman – Ketengan di kawasan kota tua Al Quds atau Yerusalem, Palestina akhir-akhir ini semakin meningkat. Konflik klasik Palestina dan Israel hingga kini tak menemukan ujung pangkalnya. Guna meredah suasana ketegangan dikawasan situs suci tersebut, Raja Yordania Abdullah bertemu dengan pimpinan negeri Zionis Israel Benyamin Netanyahu di ibukota Yordania, Amman.

Dikutip dari kantor berita Aljazeera, Rabu (25/1/2023) pertemuan kedua tokoh tersebut merupakan pertemuan perdana setelah Netanyahu resmi kembali menjabat sebagai PM Israel pada pada 29 Desember 2022 silam.

Kunjungan Netanyahu ke Yordania terjadi ketika hubungan tegang karena upaya sayap kanan Israel untuk mengubah status quo di Masjid Al-Aqsa, yang merupakan situs suci ketiga bagi umat muslim diseluruh penjuru dunia.

Dalam sebuah pernyataan oleh Pengadilan Kerajaan Hashemite Yordania, kunjungan penguasa baru Israel tersebut terjadi setelah meningkatnya ketegangan diplomatik atas kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.

Pertemuan hari Selasa dihadiri oleh delegasi Israel serta beberapa pejabat Yordania, termasuk Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Ayman Safadi. Amman telah memanggil duta besar Israel setelah utusannya Ghassan Majali dilarang memasuki masjid pada 17 Januari.

Menurut pernyataan tersebut, Raja Abdullah “menekankan pentingnya menghormati status quo sejarah dan hukum di Masjid Al Aqsa atau kawasan Al Haram Al Sharif.”

Status quo di kompleks tersebut telah terancam dengan upaya berulang kali sekolompok penganut yahudi ekstrem untuk memasuki lapangan terbuka dikomplek tersebut.

Orang Yahudi dilarang berdoa di tempat itu namun, beberapa sayap kanan Israel menuntut perubahan status quo agama dan ingin diizinkan untuk beribadah di kompleks Al-Aqsa

Situs ini juga merupakan rumah bagi Kubah Batu emas yang ikonik, yang dipuja oleh umat Islam sebagai tempat suci yang mulia sementara oleh kalangan umat Yahudi sebagai Temple Mount.

Raja Abdullah menekankan perlunya menjaga ketenangan dan menghentikan semua tindakan kekerasan, untuk membuka jalan bagi cakrawala politik bagi proses perdamaian, menyerukan diakhirinya segala tindakan yang dapat merusak prospek perdamaian.

Raja Yordan juga menegaskan kembali dukungan Yordania terhadap solusi dua negara, yang menjamin pembentukan negara Palestina merdeka di sepanjang garis perbatasan 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, hidup berdampingan dengan Israel dalam damai dan aman.

Israel merebut Yerusalem Timur dalam Perang Enam Hari 1967 dan kemudian mencaploknya, sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.

 

Sumber: Al Jazeera

#Donasi Palestina

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!