NewsINH, Gaza – Pertempuran dahsyat yang berlangsung di Jalur Gaza, Palestina antara pasukan pejuang kemerdekaan Palestina dengan militer Israel berdampak terhadap krisis energi dikawasan tersebut. Alih-alih balas dendam, otoritas Israel justru memutus pasokan listrik dan mengakibatkan Gaza gelap gulita.
“Warga Palestina berada dalam kegelapan total setelah Israel memutus aliran listrik. Ini terjadi setelah kelompok pejuang Hamas yang bertempur melawan Israel,” kata Muhammad warga yang tinggal di Jalur Gaza, Selasa (10/10/2023).
Warga Palestina mencari orang-orang terkasih di tengah reruntuhan dan kegelapan total, saat malam tiba dan Israel memutus semua aliran listrik ke daerah kantong penduduk yang terkepung.
Sebelumnya beberapa waktu lalu, menteri energi Israel mengumumkan untuk memutus aliran listrik di Jalur Gaza.
“Kami khawatir hal ini dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi orang-orang yang terluka dan mencari perawatan di rumah sakit,” sebut pejabat Kementerian Kesehatan Palestina.
Hingga hari ke empat pasca pertempuran hari pertama pada Sabtu (7/10/2023) kemarin Israel terus membombardir Gaza dengan dalih sebagai tanggapan atas serangan yang diluncurkan pasukan pejuang kemerdekaan Palestina.
Serangkaian serangan udara Israel menghantam pusat Kota Gaza, yang berpenduduk sekitar setengah juta orang.
Serangan tersebut terjadi setelah juru bicara militer Israel mendesak warga Palestina di Gaza untuk mengevakuasi rumah mereka dan memerintahkan agar pihak yang mengkritik Israel mengecam hal tersebut, karena tidak ada protokol evakuasi atau tempat perlindungan di wilayah kantong yang terkepung.
Hingga kini, jumlah korban meninggal dunia dari kedua belah pihak telah mencapai lebih dari 1.200 jiwa. Korban yang meninggal di pihak Palestina didominasi anak-anak, wanita dan pria dewasa.
Sumber: Middle East Eye