Dituding Langgar Administartif Israel Tahan 835 Warga Palestina

Dituding Langgar Administartif Israel Tahan 835 Warga Palestina

NewsINH, Ramallah – Perhimpunan Tahanan Palestina atau PPS merilis data baru jumlah warga Palestina yang ditahan otoritas pendudukan Israel. Ratusan warga Palestina itu ditempatkan dalam penahanan administratif yang tersebar di sel-sel penjara Israel.

“Pada akhir November, warga Palestina yang ditempatkan di bawah penahanan administratif di penjara-penjara Israel berjumlah 835, termasuk 80 tahanan, sebagian besar di fasilitas penahanan Ofer, sebelah barat Ramallah, dan Penjara Naqab di Israel selatan,” tulis siaran pers PPS dikutip dari kantor berita Wafa, Jumat (16/12/2022).

Umumnya mereka yang ditahan masih memboikot pengadilan Israel, lantaran kesalahan yang mereka terima tidak jelas dan tanpa sebab kesalahan yang pasti. Mereka ditangkap dan dituduh melanggar peraturan dan kebijakan otoritas pendudukan Israel.

Praktik penahanan administratif yang dikutuk secara luas oleh Israel yang memungkinkan penahanan warga Palestina tanpa dakwaan atau persidangan untuk interval yang dapat diperbarui berkisar antara tiga dan enam bulan berdasarkan bukti yang dirahasiakan bahwa bahkan pengacara tahanan dilarang untuk melihat.

Departemen Luar Negeri AS telah mengatakan dalam laporan sebelumnya tentang kondisi hak asasi manusia bagi warga Palestina bahwa tahanan administratif tidak diberi “kesempatan untuk menyangkal tuduhan atau membahas materi pembuktian yang diajukan terhadap mereka di pengadilan.”

Amnesty International menggambarkan penggunaan penahanan administratif oleh Israel sebagai “taktik licik” dan telah lama meminta Israel untuk mengakhiri penggunaan cara-cara tersebut.

Para tahanan Palestina terus melakukan aksi mogok makan terbuka sebagai cara untuk memprotes penahanan administratif ilegal mereka dan menuntut diakhirinya kebijakan tersebut karena dinilai melanggar hukum internasional.

 

Sumber: Wafa

#Donasi Palestina

Batasi Pergerakan Warga, Pasukan Israel Pasang Gerbang Logam di Nablus

Batasi Pergerakan Warga, Pasukan Israel Pasang Gerbang Logam di Nablus

NewsINH, Nablus – Pasukan pendudukan Israel memasang gerbang logam di pintu masuk menuju desa di daerah Nablus. Akibatnya, aktivitas warga disekitar lokasi tersebut mengalami kesulitan lantaran akses terbatas dijaga para tentara tersebut.

Dilansir dari kantor berita Palestina Wafa, Selasa (13/12/2022) Pasukan Israel pada Senin kemarin memasang gerbang besi di pintu masuk desa , selatan kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki, menghalangi pergerakan warga Palestina dari dan ke desa tersebut.

Warga kemudian mencoba memaksa membuka pintu gerbang.

Beberapa tahun yang lalu, pasukan Israel memasang gerbang besi di pintu masuk desa tersebut. Mereka juga memasang balok semen di area yang sama untuk mempersulit warga Palestina untuk beraktivitas.

Hampir setiap hari, para serdadu juga mendirikan pos pemeriksaan untuk memantau pergerakan warga. Tak hanya itu mereka juga mengganggu dan memprofokasi warga Palestina.

Sementara itu dilokasi yang berbeda pasukan Israel menyita dua traktor di Lembah Yordan. Pasukan Israel menyita dua traktor pertanian, di sebelah barat desa Bardala, di Lembah Yordan utara.

Mo’taz Bsharat, seorang aktivis, mengatakan kepada Wafa bahwa pasukan Israel menyita dua traktor milik penduduk lokal Ibrahim Daraghmeh saat dia bekerja di daerah tersebut.

 

Sumber: Wafa

Donasi Palestina

Gadis Pelestina Dibunuh Militer Israel, Warga Kota Jenin Protes Turun Kejalan

Gadis Pelestina Dibunuh Militer Israel, Warga Kota Jenin Protes Turun Kejalan

NewsINH, Ramallah –  Militer Israel pada Senin malam a kemarin mengakui bahwa pasukannya menembak mati Jana Majdi Zakarneh, seorang gadis berusia 16 tahun, dalam serangan militer di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki.

Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa (13/12/2022) militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Zakarneh ditembak oleh tembakan Israel yang “tidak disengaja”. Bahkan pihaknya mengklaim bahwa korban kemungkin telah dibunuh oleh orang-orang bersenjata Palestina saat dia berada di atas atap rumah keluarganya dan dekat dengan mereka.

“Zakarneh ditemukan tewas di atap oleh keluarganya setelah tentara meninggalkan daerah itu tetapi tidak sebelum menembak dan melukai dua orang lainnya serta menangkap tiga warga Palestina,” tulis laporan tersebut.

Dia mengatakan pasukan tentara menggerebek lingkungan kota dan selama penggerebekan Zakarneh ditembak dan dibunuh, tampaknya oleh seorang penembak jitu.

Dengan berita pembunuhan anak berusia 16 tahun, pemogokan umum diumumkan di kota dan ratusan orang turun ke jalan untuk memprotes agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap kota dan pembunuhan setiap hari terhadap pemuda Palestina.

Zakarneh adalah korban ke-166 sepanjang tahun ini dari mesin pembunuh Israel di Tepi Barat yang diduduki, yang ke-10 sejak awal bulan ini, termasuk 39 anak di bawah umur, 15 di antaranya dari Jenin saja dari total 59 warga Palestina yang telah dibunuh tentara. di Jenin sejak awal tahun.

 

Sumber: Wafa

#Donasi Palestina

Pelanggaran, Pasukan Israel Turunkan Bendera Palestina dan Mengganti Bendera Israel

Pelanggaran, Pasukan Israel Turunkan Bendera Palestina dan Mengganti Bendera Israel

NewsINH, Nablus – Pasukan pendudukan Israel menurunkan bendera Palestina yang tergantung di gedung sekolah di desa Palestina Al-Lubban Ash-Sharqiya dekat Nablus di Tepi Barat yang diduduki dan menggantinya dengan bendera Israel.

Ayesha Nubani, kepala Sekolah Menengah Putri Al-Lubban, mengatakan tentara Israel menyelinap ke gedung sekolah pada dini hari, merobek bendera Palestina dan menggantinya dengan bendera Israel.

Ini bukan pertama kalinya pasukan pendudukan menurunkan bendera Palestina dilembaga pendidikan, namun ini pertama kalinya mereka menggantinya dengan bendera negara pendudukan dengan lambang bintang daud.

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina mengecam langkah tersebut sebagai pelanggaran dan penargetan institusi pendidikan Palestina, terutama yang terletak di jalan pintas pemukim ilegal dan di Area C Tepi Barat yang diduduki, seperti Masafer Yatta dan Lembah Yordan.

Ia menambahkan bahwa pencopotan bendera itu adalah akibat hasutan untuk kebencian oleh pemukim sayap kanan radikal Israel yang dikenal dengan retorika supremasi Yahudi, yang dipimpin oleh Partai Otzma Yehudit sayap kanan dan pemimpinnya, Itamar Ben-Gvir, dan Religius. Pemimpin Partai Zionis, Bezalel Smotrich. Keduanya akan diangkat menjadi menteri keamanan penting dalam pemerintahan koalisi mendatang Israel.

Pasukan pendudukan baru-baru ini meningkatkan praktik represif mereka terhadap warga Palestina di Masafer Yatta, termasuk melalui penghancuran rumah dan sekolah, menghentikan pembangunan dan mencegah warga Palestina dan penggembala mengakses tanah mereka.

Pada bulan Agustus, pasukan Israel mengeluarkan perintah pembongkaran sebuah sekolah di desa Shuub Al-Batn di Masafer Yatta. Sekitar 54 anak bersekolah di sekolah yang dibuka sejak 2015 itu.

Israel telah menduduki Tepi Barat sejak 1967 dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina dan pelanggaran hukum internasional terjadi setiap hari.

 

Sumber: Middleeastmonitor

Warga Palestina Bentrok dengan Tentara Israel di Hebron dan Ramallah

Warga Palestina Bentrok dengan Tentara Israel di Hebron dan Ramallah

NewsINH, Hebron – Warga Palestina di kota Hebron, Tepi Barar selatan dan di desa al-Mughayyer timur laut Rammallah bentrok dengan tentara Israel, beruntung tak ada korban jiwa dari pihak Palestina sementara tentara Isreal menahan seorang anak-anak berusia 10 tahun.

Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Kamis (1/12/2022) bahwa warga Palestina melempari tentara dengan batu setelah mereka menerobos bagian kota yang dikuasai Palestina di daerah Bab al-Zawiyeh dan pasukan Israel membalasnya dengan menembakkan tabung gas air mata, granat suara, dan peluru logam berlapis karet ke orang-orang dan toko-toko di daerah tersebut. .

“Alhamdulillah tidak ada laporan cedera yang kami terima,” tulis laporan tersebut.

Sementara itu, di desa al-Mughayyer di Ramallah, bentrokan pecah setelah ribuan warga Palestina mengantarkan pemakaman Raed Naasan, yang ditembak dan dibunuh kemarin oleh tembakan tentara Israel, menurut kepala dewan desa Ayman Abu Eliya.

Dia mengatakan bahwa tentara menahan dua anak, berusia 8 dan 10 tahun, di sebuah jip tentara selama beberapa jam menggunakan mereka sebagai perisai untuk menghentikan aksi perlawanan warga.

Sebelumnya, Presiden Mahmoud Abbas telah menelepon ayah Raed Naasan, Ghassan, untuk menyampaikan belasungkawa dan dukungannya bagi keluarga yang ditinggalkan atas kematian Raed Naasan.

 

Sumber: Wafa

Wajah Pemerintah Baru Israel Berdampak Meningkatnya Serangan di Palestina

Wajah Pemerintah Baru Israel Berdampak Meningkatnya Serangan di Palestina

NewsINH, New York – Riyad Mansour utusan Palestina untuk PBB menyebut pemerintahan baru Israel sebagai fasis. Menurutnya, kembali terpilihnya Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri dan masuknya partai sayap kanan dalam kabinet akan memperburuk ketegangan antara Israel dan Palestina.

“Akan ada fasis yang memegang posisi kabinet di pihak Israel. Serangan terhadap rakyat Palestina akan meningkat. Situasinya akan berubah dari buruk menjadi lebih buruk,” ujar Mansour, dilaporkan Anadolu Agency, Senin (28/11/2022).

Mansour meminta Dewan Keamanan PBB menangani pemerintahan baru Israel dengan cara yang berbeda untuk melindungi rakyat Palestina. Netanyahu memulai negosiasi dengan para pemimpin blok sayap kanan untuk membentuk pemerintahan koalisi setelah memenangkan mayoritas suara di Knesset awal bulan ini.

Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland memperingatkan intensitas kekerasan yang terjadi di wilayah pendudukan Tepi Barat kepada Dewan Keamanan PBB. Dia juga menyoroti perluasan permukiman ilegal, dan negosiasi yang terhenti antara Israel-Palestina.

“Tingkat kekerasan yang tinggi di Tepi Barat dan Israel dalam beberapa bulan terakhir, termasuk serangan terhadap warga sipil Israel dan Palestina, peningkatan penggunaan senjata, dan kekerasan terkait pemukim, telah menyebabkan penderitaan manusia yang parah,” ujar Wennesland.

Wennesland mengatakan, dia belum melakukan diskusi dengan pemerintah Israel yang baru. Ketika ditanya apakah dia mengantisipasi kesulitan berurusan dengan pemerintahan Netanyahu yang akan datang, Wennesland mengatakan, dia pernah berurusan dengan Netanyahu sebelumnya dan mengakui perbedaan suara dalam pemerintahan baru.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan, Netanyahu akan melakukan apa saja untuk menghindari hukuman penjara. Lapid mengatakan, Netanyahu akan berusaha melakukan reformasi peradilan dengan menunjuk hakim untuk menyelidiki kasus korupsinya.

“Intinya dia akan menjadi perdana menteri kedua dalam sejarah negara yang masuk penjara. Dia akan melakukan segalanya mencegah hal ini (masuk penjara),” kata Lapid.

Netanyahu telah menghadapi tuduhan penipuan, penyuapan, dan pelanggaran kepercayaan sejak 2020. Namun dia membantah tuduhan itu.

Ehud Olmert adalah Perdana Menteri Israel pertama yang masuk penjara atas tuduhan korupsi. Netanyahu saat ini sedang dalam proses konsultasi dengan partai-partai sayap kanan untuk membentuk pemerintahan Israel baru. Koalisi Netanyahu mengamankan mayoritas suara di parlemen, sehingga memungkinkan dia untuk membentuk pemerintahan.

 

Sumber: Reuters/Republika

Duh Gawat……!!!! 600 Juta Meter Kubik Air Milik Palestina Dicuri Israel

Duh Gawat……!!!! 600 Juta Meter Kubik Air Milik Palestina Dicuri Israel

NewsINH, Ramallah – Kejahatan otoritas penjajah Israel terhadap Palestina tak haya dilakukan secara fisik dan perampasan tanah semata, akan tetapi hampir seluruh sendi-sendi kehidupan rakyat Palestina selalu dihantui kekejaman Israel. Tak tanggung-tanggung air yang menjadi kebutuhan primer manusia juga ikut dirampas.

Baru-baru ini, Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh menuduh Israel mencuri 600 juta meter kubik air dari total 800 juta meter kubik air milik Palestina. Israel kemudian mengalihkannya ke kota-kota serta permukiman Yahudi.

Shtayyeh mengatakan dua pertiga air tanah Palestina di Tepi Barat digunakan di Israel. Dugaan pencurian ini sejalan dengan rata-rata konsumsi air warga Israel. Orang Israel mengkonsumsi 430 liter air per hari. Sementara orang Palestina hanya mengkonsumsi 72 liter per hari, atau jauh lebih sedikit dari rata-rata global, yaitu 120 liter per hari.

“Kami berjuang untuk hak atas air kami, dan lebih banyak kerja sama dengan negara Arab di sektor air,” kata Shtayyeh, dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (30/11/2022).

Shtayyeh menjelaskan pemerintah Palestina menerapkan strategi pemanenan air, dan telah meluncurkan proyek bendungan di Wadi Al-Far’a. Termasuk mengerjakan pembangunan proyek desalinasi air besar di Gaza, yang didanai oleh Uni Eropa dan donor lainnya.

Shtayyeh menjelaskan, pemerintahannya telah menginvestasikan sekitar 500 juta dolar AS dalam proyek air dan sanitasi. Dia memperingatkan, Laut Mati terancam mengalami kekeringan total pada 2044 karena tindakan Israel. Sejauh ini, Israel telah mengalihkan sumber daya air di Laut Mati, termasuk menambang mineral dan garam.

“Air di dunia Arab adalah masalah politik dan ekonomi yang memerlukan visi strategis, dan negara kita menghadapi tantangan nyata terkait kelangkaan sumber daya air dan pencurian,” ujar Shtayyeh.

Shtayyeh menjelaskan, air merupakan komponen utama dalam konflik Palestina-Israel. Dia menambahkan, permukiman pertanian Israel bertujuan mengontrol sumber daya air sejak awal konflik.

“Walaupun pentingnya solusi teknologi untuk krisis air, itu bukanlah pengganti realisasi hak atas air berdasarkan hukum internasional, untuk memenuhi kesenjangan antara ketersediaan sumber daya air dan kebutuhan yang meningkat dengan peningkatan jumlah penduduk,” kata Shtayyeh.

 

Sumber: Republika/Middleeastmonitor

Hamas: Warga Palestina harus Waspadai Serangan Israel di Al Aqsha

Hamas: Warga Palestina harus Waspadai Serangan Israel di Al Aqsha

NewsINH, Al Quds – Gerakan Perlawanan Islam Palestina menyerukan agar warga Palestina waspadai dan bersiap menghadapi serangan Israel di Masjid Al-Aqsa. Hal ini diungkapkan Juru bicara Hamas Abdul Latif Al-Qanou menanggapi komentar politisi ekstrimis sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir MK, pemimpin partai Otzma Yehudit yang berencana mengubah status quo di masjid suci ketiga bagi umat muslim.

“Ancaman ekstremis Ben-Gvir, yang ditunjuk sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel yang baru, untuk mengubah status quo di Masjid Al-Aqsa sekali lagi membuktikan bahwa pemerintah Israel yang akan datang memiliki kecenderungan neo-fasis,” kata Al-Qanou seperti dikutip dari Middleeastmonitir, Selasa (29/11/2022).

“Janji Ben-Gvir datang di tengah seruan pemukim untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa dalam beberapa hari mendatang. Orang-orang kami harus bersiap untuk menghadapi pelanggaran pemukim dan serangan resmi pemerintah Israel di tempat suci kami.” imbuhnya.

Al Qanou bersikeras bahwa ancaman “penjahat” Ben-Gvir akan gagal seperti semua upaya pendahulunya, yang juga mencoba membuat perubahan di Yerusalem yang diduduki untuk menyembunyikan “sejarah nyata dan identitas agama asli” Masjid Al-Aqsa. .

Pejabat Hamas menegaskan kembali bahwa Palestina akan melanjutkan pembrontakan untuk melawan pendudukan Israel, serta mempertahankan Masjid Al-Aqsan yang sudah jelas-jelas milik umat Islam.

 

Sumber: Midleeastmonitor

Perluas Wilayah, Israel Gencarkan Pembongkaran Bangunan Milik Warga Palestina di Hebron

Perluas Wilayah, Israel Gencarkan Pembongkaran Bangunan Milik Warga Palestina di Hebron

NewsINH, Hebron – Otoritas pendudukan Israel kembali meruntuhkan sebuah bangunan yang berada di lahan pertanian di Khirbet Khallet al-Furun, bagian dari desa Birin, sebelah timur Hebron, Palestina.

Menurut sumber lokal seperti dikutip dari kantor berita Wafa, Selasa (29/11/2022) Rateb Jbour, seorang aktivis pemukiman anti-kolonial setempat, mengatakan bahwa tentara mengawal sebuah buldoser ke lokasi tersebut, di mana mesin berat merobohkan sebuah ruang pertanian milik Ghandi Gheith, yang memiliki akta kepemilikan yang sah atas sebidang tanah di mana ruangan itu dibangun.

Dia menambahkan bahwa tindakan Israel terhadap wilayah tersebut,  bertujuan untuk penghancuran dan mengusir penduduk lokal guna memberi jalan bagi pembangunan pemukiman kolonial diwilayah tersebut.

Menurut Pusat Penelitian Tanah, Israel kerap kali mengeluarkan perintah penghentian konstruksi dan penghancuran bangunan terhadap berbagai struktur perumahan dan pertanian dan lumbung yang dibongkar di wilayah tersebut. Israel berdalih bahwa bangunan-bangunan milik Palestina tidak memiliki izin.

Pada bulan Desember 2017, Israel mengirimkan perintah penghentian pembangunan ke satu-satunya klinik dan bangunan lokalitas yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai sekolah dasar bagi 60 anak masyarakat.

Pada Juni 2019, seperti yang ditunjukkan dalam laporan Departemen Urusan Negosiasi PLO, Israel menyita 4.800 dunam tanah dari beberapa daerah, termasuk Birin, untuk perluasan Bani Haiver. Yang terletak di barat daya Bani Na’im, Birin berpenduduk 160 jiwa dan diapit oleh pemukiman kolonial Bani Haiver dari timur dan Jalan pintas dan hanya dihuni oleh pemukim dari barat. Penduduk setempat awalnya diusir dari Naqab di Israel selatan dan kini bergantung pada pertanian dan peternakan sebagai mata pencaharian utama mereka.

Sementara itu, dilokasi yang berbeda pasukan pendudukan Israel juga menghancurkan dua rumah milik warga Palestina di sebelah timur kota Hebron di Tepi Barat yang diduduki dan memerintahkan pembongkaran sebuah sekolah dasar di Masafer Yatta, selatan Hebron.

Koresponden WAFA mengatakan bahwa pasukan Israel menyerbu wilayah timur kota dan menghancurkan dua rumah milik dua penduduk setempat.

Aref Jaber, seorang aktivis, mengatakan bahwa setiap rumah seluas 120 meter persegi dan dihuni oleh 12 orang yang kini menjadi tunawisma. Penduduk di daerah tersebut mengatakan bahwa pelanggaran Israel yang sedang berlangsung terhadap rumah, tanah dan pertanian mereka, bertujuan untuk memaksa mereka keluar dari daerah tersebut untuk memperluas pemukiman Kiryat Arba, yang dibangun di atas tanah yang disita dari warga Palestina.

Sementara itu, militer Israel mengeluarkan perintah pembongkaran terhadap sebuah sekolah di komunitas Khashem al-Karm di Masafer Yatta, di Perbukitan Hebron Selatan.

Fouad al-Imoor, seorang aktivis, mengatakan bahwa tentara Israel menggerebek daerah tersebut dan menyampaikan perintah pembongkaran terhadap sekolah tersebut untuk dilaksanakan dalam waktu 96 jam.

Ditambahkannya, SD tersebut terdiri dari lima ruang kelas dan melayani 35 siswa sekolah dari masyarakat dan sekitarnya. Pekan lalu, militer Israel menghancurkan sekolah dasar Isfey, yang didanai oleh negara-negara donor dan juga berlokasi di Masafer Yatta, tempat 32 siswa mengenyam pendidikan.

 

Sumber: Wafa

Peringati Hari Solidaritas Palestina, Kemerdekaan Palestina Segera Terwujud

Peringati Hari Solidaritas Palestina, Kemerdekaan Palestina Segera Terwujud

NewsINH, Gaza – Penjajahan yang dilakukan oleh rezim Zionis Israel di Tanah Palestina diyakini akan segera berakhir. Bangsa Palestina pasti akan segera merdeka dan menjadi negera yang berdaulat. Hal ini diungkapkan oleh Muhamamd Husein dalam acara webinar yang diselenggarakan oleh lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) Senin (28/11/2022) malam kemarin.

“Sekali lagi saya tegaskan bahwa konflik Israel dan Palestina merupakan konflik eksistensi, dan kami meyakini Palestina pasti akan merdeka dan menjadi negara yang berdaulat seperti sebelumnya,” tegasnya.

Palestina yang merupakan negeri para nabi kata Husein sebelumnya merupakan negara yang berdaulat, dimana memiliki mata uang sendiri sistem pemerintahan sendiri, akan tetapi sejak peristiwa Nakba yang merupakan awal duka rakyat Palestina secara khusus dan umat islam sedunia secara umum menjadi negara yang miskin dan terjajah diabad dunia moderen seperti sekarang ini.

“Tragedi Nakba adalah peristiwa teror, pembersihan etnis dan pengusiran besar-besaran orang Palestina dari tanah air mereka, sehubungan dengan diproklamirkannya negara penjajah ‘Israel’ pada 14 Mei 1948,” jelasnya.

Sementara itu, Osama Abu Shamala Ketua Komunitas Palestina di Indonesia mengaku sangat berterimakasih atas kepedulian dan dukungan rakyat Indonesia terhadap Palestina. Menurutnya, rakyat Indonesia sangat mencintai Palestina. Ia berharap Palestina kedepan bisa sejajar dengan negara-negara lain dibelahan dunia.

“Momentum Hari Solidaritas Internasional Bersama Rakyat Palestina atau International Day of Solidarity with the Palestinian People yang diperingatin setiap tanggal 29 November ini kami berharap dukungan dari semua eleman dan bangsa diseluruh dunia untuk mewujudkan perdamaian di bumi Palestina,” harapnaya.

Warga Palestina kelahiran Gaza ini mengaku terharu atas kegigihan dan pembelaan Indonesia baik dilevel pemerintah maupun rakyatnya sangat luar biasa. Indonesia baginya merupakan rumah dan tanah air kedua bagi warga Palestina.

“Palestina dan Indonesia ibaratnya sudah seperti saudara kandung sendiri, Indonesia selalu hadir disetiap momentum baik dalam kondisi perang maupun situasi sedang aman,” tuturnya.

Penetapan Hari Solidaritas Internasional Bersama Rakyat Palestina ini ditetapkan pada tahun 1977. Dari laman resmi United Nations dan National Day, Palestina dan Israel terlibat pertentangan terkait wilayah dan telah berbagi perbatasan di sepanjang kota Yerusalem. Selama beberapa dekade, kedua belah pihak berselisih untuk mempertahankan apa yang mereka yakini adalah bagian dari negaranya. Hal ini mendorong adanya kebutuhan untuk memisahkan kedua negara bagian dan membuat mereka merdeka.

Merespon hal itu, PBB mengadopsi Resolusi 181 (II) pada tanggal 29 November 1947. Resolusi yang disebut ‘United Nations Partition Plan for Palestine’ berisi usulan yang merekomendasikan pembagian Palestina setelah Inggris menarik kekuasaannya. Negara-negara bagian baru akan dibentuk dua bulan setelah penarikan Inggris, paling lambat Oktober 1948. Rencana tersebut juga menyerukan penyatuan ekonomi antara negara-negara yang diusulkan, dan untuk perlindungan hak-hak agama dan minoritas.

Resolusi itu sayangnya tidak sepenuhnya dilaksanakan lantaran terjadi perang saudara selama satu tahun di Palestina. Setelah itu, Israel menjadi sebuah negara pada tahun 1948.

Pada tahun 1977, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa membentuk Hari Solidaritas Internasional Bersama Masyarakat Palestina. Majelis Umum PBB merujuk resolusi 32/40 B yang menyerukan setiap tahunnya pada 29 November ditetapkan sebagai Hari Solidaritas Internasional bersama Rakyat Palestina.

Sementara itu, dalam resolusi 60/37 pada 1 Desember 2005, Majelis meminta Komite Pelaksanaan Hak-hak Rakyat Palestina yang Tidak Dapat Dicabut dan Divisi Hak-Hak Palestina, sebagai bagian dari peringatan Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina pada tanggal 29 November, untuk terus menyelenggarakan pameran tahunan tentang hak-hak Palestina atau acara budaya yang bekerja sama dengan Misi Pengamat Permanen Palestina untuk PBB.

Dengan peringatan tersebut, negara-negara anggota PBB didorong untuk berkesinambungan memberikan dukungan dan publisitas seluas-luasnya terhadap peringatan Hari Solidaritas Internasional bersama Rakyat Palestina.

Tanggal 29 November dipilih karena ada makna tersendiri bagi rakyat Palestina. Tanggal Hari Solidaritas Internasional Bersama Masyarakat Palestina ini juga jadi pengingat bagi dunia bahwa Palestina belum mencapai hak-hak mereka yang tidak dapat dicabut, seperti hak menentukan nasib sendiri tanpa campur tangan dari pihak luar, hak atas kemerdekaan dan kedaulatan nasional dan terakhir adalah hak untuk kembali ke rumah dan harta benda mereka dari mana mereka telah dipindahkan.

Webinar yang mengangkat tema “Let’s Take a Look Back at Palestine” yang berlangsung sekitar dua jam ini diikuti sejumlah perserta perwakilan dari beberapa negara diantara, Suria, Uganda, Nigeria, Palestina dan tentunya peserta dari Indonesia itu sendiri.

 

Tim Media