Mesir Sebut Gencatan Senjata Kunci Perdamaian Regional di Kawasan Timteng

Mesir Sebut Gencatan Senjata Kunci Perdamaian Regional di Kawasan Timteng

NewsINH, Cairo – Pemerintah Mesir menyatakan dukungannya terhadap semua inisiatif untuk mencapai de-eskalasi menyeluruh di kawasan, menekankan bahwa kunci perdamaian terletak pada penghentian agresi Israel di Jalur Gaza.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri tersebut disampaikan setelah deklarasi bersama dari AS, negara-negara Barat, dan negara-negara Arab, kecuali Mesir, yang mendukung gencatan senjata sementara selama 21 hari di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.

Mesir memperingatkan bahwa “tindakan dan pelanggaran Israel mendorong Timur Tengah menuju kekacauan dan konfrontasi yang tak terkendali, yang membahayakan penduduk kawasan,” setelah eskalasi serangan Israel di Lebanon, termasuk serangan di Beirut, serta serangan Tel Aviv terhadap Gaza.

Pernyataan tersebut menegaskan kembali “komitmen Mesir untuk bekerja sama dengan mitra regional dan internasional dalam mengendalikan konflik yang terus meningkat,” dan mendesak “gencatan senjata yang segera, menyeluruh, dan permanen di Gaza dan Lebanon.”

Kementerian Luar Negeri juga menekankan bahwa “kunci untuk meredakan ketegangan ini tetap terkait dengan penghentian agresi brutal Israel di Gaza dan pelaksanaan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan.”

Menurut situs web Axios yang berbasis di AS, pejabat Amerika, pejabat Israel, dan dua sumber lainnya mengungkapkan pada Rabu (25/9) bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden sedang bekerja pada “inisiatif diplomatik baru” untuk menghentikan sementara pertempuran di Lebanon dan melanjutkan pembicaraan gencatan senjata di Gaza.

Selain itu, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot mengumumkan di Dewan Keamanan PBB pada Rabu bahwa Prancis, bekerja sama dengan AS, sedang menyusun rencana untuk gencatan senjata sementara antara Israel dan Lebanon guna membuka jalan bagi negosiasi. Pengumuman mengenai rencana ini diharapkan segera bisa disampaikan.

Israel telah menghantam Lebanon sejak awal Senin (23/9/2024), menewaskan setidaknya 677 korban dan melukai lebih dari 2.500 orang, menurut data dari Kementerian Kesehatan.

Kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya serangan Israel terhadap Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.500 korban, sebagian besar perempuan dan anak-anak, setelah serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober lalu.

Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan terhadap Lebanon dapat memperluas konflik Gaza ke tingkat regional.

 

Sumber: Antara

INH Salurkan Bantuan Tunai untuk 200 Mahasiswa Palestina di Mesir

INH Salurkan Bantuan Tunai untuk 200 Mahasiswa Palestina di Mesir

NewsINH, Cairo – Saat ini ada lebih dari 100ribu warga Palestina mengungsi ke Mesir dalam kondisi tidak membawa apa-apa karena mereka kehilangan harta berharga mereka. Laporan media Palestina menyebutkan, Israel tidak hanya melakukan agresi udara dan darat ke Gaza, tapi juga menjarah barang berharga warga seperti uang, perhiasan, dan barang-barang mahal lainnya.

Untuk itu, International Networking for Humanitarian (INH) bersinergi dengan Kedutaan Besar Palestina di Mesir untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina terdampak agresi dalam beberapa jenis bantuan seperti bantuan kesehatan, bantuan mahasiswa serta bantuan pengungsi.

Untuk tahap awal, INH menyalurkan bantuan tunai untuk setidaknya 200 mahasiswa Palestina di Mesir yang kehilangan sanak kerabat mereka saat mereka harus menyelesaikan kuliah di Kairo. Bantuan tunai ini bernilai 4000 Pond Mesir atau sebesar Rp1,4 Juta per orang yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan makan sehari-hari mereka sebagai mahasiswa. Penyaluran dilakukan pada 23 Mei 2024 di kantor Kedubes Palestina.

Menurut laporan Pendiri INH yang juga aktivis kemanusiaan Muhammad Husein dari lokasi, para pemuda Palestina ini adalah mereka yang sedang merantau meninggalkan ayah, ibu, adik dan kakak mereka dalam rangka mengenyam pendidikan dengan harapan kelak bisa kembali ke Gaza dan membawa kesuksesan serta meningkatkan taraf hidup keluarga mereka di sana. Mereka adalah yang saat ini sedang kehilangan sebagian keluarga mereka memikirkan banyak kecemasan terkait kondisi keluarga mereka yang terjebak dalam agresi di Gaza.

“Sebelum pembagian, saya menyampaikan kepada mereka semua bahwa bantuan tidak seberapa ini adalah bukti dan pesan dari masyarakat Indonesia bahwa kami ingin ambil bagian dalam perjuangan kalian, dalam duka dan suka kalian,” ujar Muhammad Husein.

Akibat agresi ini, banyak warga Gaza yang sebelumnya hidup dalam kondisi cukup kini serba kekurangan dan membutuhkan bantuan kemanusiaan. “Hari ini tidak ada status keluarga di Gaza, yang miskin semakin miskin, yang kaya juga ikut jatuh miskin,” tambahnya.

Biaya kebutuhan hidup sebagai mahasiswa di Mesir beragam angkanya. Untuk kehidupan normal dan dalam masa ujian pun juga berbeda. Untuk masa-masa ujian, biasanya mereka membutuhkan biaya sebesar 2,4 juta untuk kebutuhan kontrakan dan makan saja. Sementara untuk hari-hari normal 1,4 juta sudah cukup untuk kebutuhan kontrakan dan makan.

INH sedang mempersiapkan beberapa jenis bantuan kesehatan dan pengungsi bekerja sama dengan Kedubes Palestina di Mesir terkait data dan lokasi.

INH mengajak kepada siapapun untuk tidak berhenti membantu warga Palestina karena mayoritas mereka saat ini bergantung kepada bantuan kemanusiaan. (***)

 

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!