NewsINH, Gaza – Dampak dari blokade di jalur Gaza, Palestina oleh otoritas Israel sejak 2007 silam telah merampas sekitar 50 persen pasien Jalur Gaza dari hak-hak medis mereka yang dijamin di bawah hukum humaniter internasional.
Kementerian Kesehatan Palestina seperti dilansir dari Midleeastmonitor, Kamis (1/9/2022) mengatakan bahwa 1.922 pasien tidak dapat mencapai rumah sakit khusus di kawasan Tepi Barat, Yerusalem dan Israel pada waktunya karena terhambat persoalan administrasi dan perizinan dari pihak Israel.
“Karena penundaan pendudukan Israel dan kegagalan untuk mengeluarkan izin. banyak pasien dari warga di Gaza yang tidak mendapatkan pelayanan medis,” kata sumber kementrian tersebut.
Sementara itu, sejumlah pengemudi ambulans melakukan protes terhadap situasi saat ini di mana kebebasan bergerak pasien dibatasi dan hidup mereka terancam karena Blokade Israel. Mereka melakukan aksi protesnya di Persimpangan Beit Hanoun (Erez) di Kota Gaza.
Dalam laporan bulanan pada bulan Juli, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 64% dari 1.619 aplikasi pasien untuk melintasi Beit Hanoun/Erez pada Juli 2022 telah disetujui, menambahkan bahwa 36 persen sisanya telah ditunda selama bulan itu. “Hanya di bawah sepertiga (30%) dari aplikasi adalah untuk anak-anak di bawah 18 tahun dan hampir seperlima (19%) adalah untuk pasien di atas 60 tahun,” tambahnya.
“11 pasien dari Jalur Gaza diminta untuk diinterogasi keamanan pada bulan Juli… Satu pasien dari 11 (9%) telah disetujui izinnya setelah diinterogasi dan 10 (91%) masih menunggu dalam studi.”
Kementerian Kesehatan di Gaza menunjukkan bahwa 371 pasien meninggalkan Jalur Gaza untuk perawatan tanpa pendamping, jumlah tertinggi sejak April.
Ia menambahkan bahwa pasien kanker dan mereka yang menderita penyakit jantung menghadapi nasib buruk karena penundaan pendudukan dalam mengeluarkan izin keluar. Hal ini menyebabkan banyak pasien meninggal karena penyakitnya. Sementara mereka dengan gagal ginjal tidak dapat memperoleh obat yang mereka butuhkan untuk menstabilkan kondisi mereka dan mengatasi anemia mereka.
Israel, jelasnya, masih mencegah pengiriman 21 perangkat sinar-X diagnostik ke rumah sakit Gaza, sementara suku cadang untuk perangkat yang ada juga tidak diizinkan untuk memasuki kantong yang terkepung.