Kelompok Houthi di Yaman Kembali Serang Kapal Milik AS

Kelompok Houthi di Yaman Kembali Serang Kapal Milik AS

NewsINH, Yaman – Kelompok Houthi di Yaman kembali melakukan penyerangan terhadap kapal milik Amerika Serikat yang melintasi perairan teluk Aden, Yaman.  Hal ini diungkapkan oleh Komando Pusat Amerika Serikat.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (15/1/2024) kemarin, militer AS mengatakan tidak ada korban luka atau kerusakan signifikan yang dilaporkan dan Gibraltar Eagle yang berbendera Kepulauan Marshall melanjutkan perjalanannya setelah insiden di Teluk Aden.

Kelompok pemberontak Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

“Semua kapal dan kapal perang Amerika dan Inggris yang terlibat dalam agresi terhadap negara kami dianggap sebagai sasaran musuh,” kata juru bicara militer Yahya Saree.

Dia mengatakan bahwa tidak ada serangan AS atau Inggris di Yaman di masa depan yang “tanpa hukuman”.

Sebelumnya, badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengatakan sebuah kapal terkena rudal dari atas 95 mil laut tenggara Aden, tanpa mengidentifikasi kapal tersebut.

Perusahaan Keamanan Maritim Inggris, Ambrey, mengatakan tiga rudal dilaporkan diluncurkan oleh Houthi, dengan dua rudal tidak mencapai laut dan rudal ketiga menghantam kapal curah. Dikatakan bahwa dampak tersebut dilaporkan menyebabkan kebakaran di ruang tunggu, namun kapal curah tersebut tetap berlayar dan tidak ada korban luka di dalamnya. Mereka menilai kapal itu tidak berafiliasi dengan Israel.

Serangan terhadap kapal tersebut terjadi kurang dari sehari setelah Houthi meluncurkan rudal jelajah anti-kapal ke arah kapal perusak AS di Laut Merah, kata para pejabat AS.

Kelompok Houthi menguasai Yaman bagian barat, termasuk Selat Bab al-Mandeb yang terletak  sangat strategis dan penting. Jalur ini mengarah ke Laut Merah dan hingga Terusan Suez. Sejak perang Israel di Gaza dimulai, mereka telah menyerang kapal-kapal di wilayah yang menurut mereka terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel.

Mereka mengatakan bahwa dengan menyerang kapal-kapal tersebut untuk menekan Israel agar menghentikan serangannya terhadap Gaza dan mengurangi pembatasan pasokan bantuan kemanusiaan bagi penduduk Palestina. Israel telah berperang dengan Hamas, kelompok yang menguasai Gaza, selama lebih dari tiga bulan.

Pasukan AS dan Inggris menanggapi serangan Houthi pekan lalu dengan melakukan puluhan serangan udara dan laut terhadap sasaran Houthi di Yaman.

Abdel-Malik al-Houthi, pemimpin Houthi, telah berjanji membalas dendam. Pada hari Kamis, ia mengatakan bahwa “setiap serangan terhadap kelompok Houthi di Yaman yang dilakukan oleh Amerika Serikat tidak akan berlangsung tanpa tanggapan.”

Dilaporkan dari Washington, DC, Mike Hanna dari Al Jazeera mengatakan bahwa para pejabat AS percaya bahwa setelah serangan pekan lalu, Houthi mempertahankan sekitar tiga perempat dari kapasitas mereka untuk menembakkan rudal dan meluncurkan drone.

“Serangan baru-baru ini terhadap kapal barang milik AS tampaknya diluncurkan dari kota Hodeidah, yang menjadi target serangan AS-Inggris dalam beberapa hari terakhir,” kata Hanna.

“Jadi, ada peningkatan dalam hal apa yang terjadi situasinya sangat mengerikan dan ini adalah sesuatu yang diawasi dengan sangat ketat oleh intelijen AS.”

Omar Rahman, anggota Dewan Urusan Global Timur Tengah, mengatakan serangan satu kali yang menargetkan instalasi Houthi tidak akan mengurangi kemampuan kelompok tersebut atau menghalangi mereka untuk menyerang kapal-kapal di Laut Merah.

“Apa yang dilakukan Amerika dan Inggris tidak dapat dibenarkan secara strategis. Hal ini dapat dibenarkan jika Anda melihat apa yang dilakukan Houthi di Laut Merah secara terpisah dari apa yang terjadi di Gaza dan wilayah lainnya,” katanya kepada Al Jazeera.

“AS dan Inggris mengabaikan sumber krisis ini, yaitu genosida di Gaza, namun mereka juga membiarkan terjadinya hal tersebut,” kata Rahman. “Mereka berusaha mencegah eskalasi regional yang lebih luas dengan mengambil tindakan militer terhadap titik konflik yang terjadi akibat apa yang terjadi di Gaza.”

 

Sumber: Aljazeera

74 Warga Palestina Gugur dalam Serangan Israel, AS Sentil Israel

74 Warga Palestina Gugur dalam Serangan Israel, AS Sentil Israel

NewsINH, Israel – Kekerasan di kawasan Tepi Barat, Palestina akhir-akhir ini kian meningkat, dilaporkan sepanjang awal tahun sudah 74 warga Palestina gugur dalam serangan Israel dibeberapa daerah dikawasan tersebut. Terkait hal tersebut, Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu utama Israel berulang kali menyatakan kekhawatiran atas kondisi tersebut.

Kekhawatiran itu akan kembali disampaikan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam kunjungan ke Israel yang dimulai pada Kamis (9/3/2023) kemarin. Dia akan menyampaikan kekhawatiran AS terkait meningkatnya ketegangan di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Washington menilai meningkatnya kekerasan di Tepi Barat dapat mengalihkan perhatian sekutu dari upaya mereka untuk melawan Iran. Austin mendarat di Bandara Ben Gurion dalam kunjungan yang telah dijadwal ulang karena lonjakan protes jalanan terhadap rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk merombak peradilan.

“Menteri Austin sangat mampu melakukan percakapan tentang kedua masalah (Tepi Barat dan Iran),” kata seorang pejabat senior pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim kepada Reuters.

“Ketegangan di Tepi Barat dapat mengurangi kemampuan kita untuk fokus pada ancaman strategis saat ini, termasuk kemajuan nuklir Iran yang berbahaya dan melanjutkan agresi regional dan global,” kata pejabat itu.

Austin disambut di landasan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di kompleks industri kedirgantaraan terdekat.

Austin awalnya dijadwalkan tiba pada Rabu (8/3/2023) dan bermalam di Tel Aviv. Namun, rencana tersebut diubah karena kekhawatiran ada gangguan lalu lintas akibat protes anti-Netanyahu.

“Austin berkomitmen untuk keamanan Israel, tetapi salah satu cara dominan di mana kami dapat bekerja sama dan memperkuat hubungan itu adalah karena kami adalah dua negara demokrasi yang berbagi nilai,” kata pejabat AS itu, sembari menambahkan bahwa nilai-nilai itu termasuk hak untuk protes.

Pada 26 Februari terjadi pembunuhan di Desa Huwara oleh seorang pria bersenjata Palestina terhadap dua bersaudara dari permukiman Yahudi. Insiden ini memicu kerusuhan balas dendam oleh para pemukim.

Kerusuhan itu memicu kemarahan dan kecaman di seluruh dunia, yang meningkat. Terutama ketika Menteri Keuangan Ultranasionalis Bezalel Smotrich, yang bertanggung jawab atas administrasi Tepi Barat, mengatakan, Desa Huwara harus dihapus.

Belum ada tanda-tanda kekerasan akan berakhir menjelang dimulainya bulan suci Ramadhan dan festival Paskah Yahudi. Terkini, setidaknya tiga warga Palestina tewas dalam baku tembak dengan pasukan Israel pada Kamis (9/3). Insiden pertumpahan darah terbaru ini menandai hampir setiap hari terjadi di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel.

Serangan militer Israel yang terbaru merupakan operasi penyerangan dalam beberapa bulan terakhir dalam upaya penangkapan warga Palestina yang dituduh sebagai militan oleh pasukan Israel di wilayah Tepi Barat Utara. Insiden yang terjadi pada tahun lalu adalah yang paling berdarah dalam beberapa dekade terakhir.

Tentara dan polisi Israel mengatakan pasukannya menggerebek sebuah desa bernama Jaba untuk menangkap tersangka yang dicari karena serangan terhadap tentara Israel di sekitarnya. Para tersangka itu dituduh menembaki pasukan Israel, yang kemudian dibalas pasukan Israel dan menewaskan tiga orang.

“Semuanya anggota kelompok militan Jihad Islam,” klaim polisi Israel dilansir dari Associated Press, Kamis (9/3/2023).

Polisi Israel merilis foto senapan serbu, pistol, amunisi, dan barang-barang lain yang dalam keterangan pasukan Israel, semua itu disita dari para tersangka. Sementara Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi warga Palestina yang tewas tersebut.

Ketiganya diketahui sebagai Sufyan Fakhoury (26 tahun), Nayef Malaisha (25), dan Ahmed Fashafsha (22). Pihak Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, mereka ditembak oleh tembakan Israel selama operasi militer. Dikatakan juga selain tiga orang warga Palestina yang tewas, terdapat orang keempat yang kini dirawat di rumah sakit dengan luka tembak di kepala dan dalam kondisi stabil.

Klaim kelompok militan Jaba mengatakan melepaskan tembakan dan melemparkan alat peledak ke pasukan Israel setelah pembunuhan komandannya, Fakhoury, seorang pejuang Palestina yang ditahan oleh Israel.

Pihaknya juga mengeklaim menembak jatuh pesawat tak berawak Israel selama bentrokan dengan tentara Zionis tersebut. Sementara itu, militer Israel mengonfirmasi sebuah pesawat tak berawak ditembak jatuh dan mengatakan insiden itu sedang diselidiki.

Selama beberapa bulan terakhir, Desa Jaba telah menjadi markas bagi kelompok militan muda Palestina yang kecewa atas pendudukan Israel. Mereka memilih menolak dengan mengangkat senjata melawan pendudukan terbuka Israel hingga kini pada ke-56 pendudukan Israel di wilayah itu.

Kelompok ini adalah bagian dari tren yang lebih besar dari kelompok bersenjata yang muncul di Tepi Barat, di mana mereka menentang Otoritas Palestina yang tidak bisa berbuat banyak dan semakin tidak populer. Mereka mengeklaim tidak memiliki hubungan dengan partai politik tertentu di Palestina.

Dua bulan terakhir telah ditandai dengan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat. Awal pekan ini, setidaknya enam warga Palestina tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi Jenin. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa Walid Nasser yang berusia 14 tahun meninggal pada Kamis akibat luka yang dideritanya dalam serangan hari Selasa lalu.

Setidaknya 74 warga Palestina, sekitar setengah dari mereka adalah pejuang militan dan telah tewas dalam serangan Israel yang hampir setiap hari di Tepi Barat sejak awal tahun. Selama waktu yang sama 14 orang Israel, semuanya kecuali satu warga sipil, tewas dalam serangan dari pejuang Palestina.

Israel merebut Tepi Barat, bersama dengan Jalur Gaza dan Yerusalem Timur, dalam Perang Timur Tengah 1967. Sementara, Tepi Barat adalah wilayah yang dimiliki warga Palestina untuk negara masa depan mereka.

Dalam beberapa dekade sejak pencaplokan wilayah itu, lebih dari 500 ribu pemukim Yahudi telah pindah kelusinan permukiman di Tepi Barat. Sementara, aksi pendudukan tersebut terus mendapat kecaman oleh masyarakat internasional dan dianggap upaya ilegal yang merupakan penghalang terwujudnya perdamaian dua negara.

 

Sumber: Republika

#Donasi Palestina

Dihantui Penyerangan Israel, Ramadhan di Palestina Terancam Mencekam

Dihantui Penyerangan Israel, Ramadhan di Palestina Terancam Mencekam

NewsINH, Palestina – Bulan Suci Ramadhan kerap kali dijadikan momentum penyerangan militer Israel terhadap warga Palestina. Kali ini, para pemukim ilegal akan menambah kekhawatiran tersebut menyusul memanasnya kondisi di Palestina akhir-akhir ini.

Pendudukan Israel dilaporkan melatih sekelompok pemukim Israel dalam persiapan menghadapi kemungkinan ketegangan selama bulan suci Ramadhan. Latihan ini didukung oleh Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir yang berideologi ultranasionalis.

Sumber media Israel melaporkan, dalam beberapa bulan terakhir pasukan Israel melatih dan membiayai satu batalyon pemukim Israel dari kota Lod. Dilansir di Days of Palestine, Selasa (7/3), batalyon tersebut akan berfungsi sebagai pasukan khusus.

Hal ini merupakan bagian dari persiapan pendudukan Israel, untuk kemungkinan ketegangan selama bulan Ramadhan. Sebuah saluran berita resmi Israel menyatakan batalion tersebut mencakup puluhan pemukim Israel,yang melakukan dinas militer sebagai tentara dalam pasukan pendudukan Israel.

Tidak hanya itu, mereka juga menyebut anggota pasukan khusus ini menjalani pelatihan selama beberapa bulan terakhir. Kota Lod Palestina yang diduduki yang dihuni oleh sekitar 33.000 orang Arab Palestina menjadi saksi bentrokan besar antara warga Palestina dan pemukim Israel pada Mei 2021.

Saat itu, pasukan militer Israel menangkap lebih dari 300 orang Palestina. Selama periode yang sama, pemukim Israel membunuh pemuda Palestina Musa Hassouna.

Sementara, Itamar Ben-Gvir memerintahkan polisi untuk melanjutkan penghancuran rumah-rumah Palestina di wilayah pendudukan Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadhan. Israel tidak melakukan penghancuran rumah selama Ramadhan dalam beberapa tahun terakhir untuk menghindari ketegangan dengan Palestina.

Sementara itu, surat kabar Israel Yedioth Ahronoth pada Senin (6/3) melaporkan, polisi Israel memperingatkan Ben-Gvir bahwa, situasi saat Ramadhan bisa sangat tidak stabil karena meningkatnya ketegangan di wilayah pendudukan Tepi Barat. Namun, menurut jaringan siaran publik Israel, KAN, Ben-Gvir telah memberikan perintah untuk membatalkan keputusan untuk tidak meningkatkan eskalasi selama Ramadhan.

Ben-Gvir meminta polisi mengikuti arahannya meskipun ada risiko keamanan yang meningkat. Ben-Gvir yang memiliki ideologi sayap kanan radikal berulang kali menyerukan pemindahan warga Palestina. Dia juga telah beberapa kali bergabung dengan pemukim Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur.

Sementara warga Palestina melihat kebijakan penghancuran Israel sebagai upaya untuk mengusir mereka dari Yerusalem Timur dan memperkuat pendudukan Israel atas kota itu. Otoritas Israel menganggap rumah-rumah warga Palestin dibangun secara ilegal dan tanpa izin. Tapi di sisi lain, otoritas Israel tidak pernah menerbitkan izin bangunan bagi warga Palestina, kendati sudah ada pengajuan.

Berbicara di konferensi tahunan Institute for National Security Studies minggu lalu, Komandan Operasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Mayjen Oded Bassiuk memperingatkan, dia tidak dapat menjanjikan bahwa pergerakan Palestina tidak akan meningkat menjelang bulan Ramadhan, yang akan dimulai pada 22 Maret dan berakhir pada 20 April.

Sebelumnya pada Februari, Kepala Polisi Israel, Kobi Shabtai memperingatkan, pasukan polisi mengalami kekurangan tenaga yang parah. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menanggapi kekerasan selama Ramadhan.

Pada Senin (6/3) sore, Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk pernyataan Ben-Gvir. Palestina memperingatkan, Ben-Gvir akan membuat kawasan Yerusalem Timur menjadi kacau.

“Kami mengutuk pernyataan fasis Ben-Gvir. Kata-kata menteri kolonialis dan rasis memicu eskalasi, sehubungan dengan bualannya tentang penghancuran rumah warga Palestina di Yerusalem selama bulan suci Ramadhan,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Palestina, dilaporkan Jerusalem Post.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan, pernyataan Ben-Gvir dimaksudkan untuk menyulut ketegangan wilayah Yerusalem Timur dengan latar belakang upaya Yudaisasi Yerusalem, kejahatan pembersihan etnis dan tindakan deportasi paksa, yang mempengaruhi semua aspek kehidupan warga di Yerusalem.

“Kementerian menganggap pemerintah Israel, yang dipimpin oleh (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu, memikul tanggung jawab penuh dan langsung atas kejahatan yang sedang berlangsung di Yerusalem,” bunyi pernyataan itu.

Dalam beberapa pekan terakhir, Ben-Gvir telah mendorong tindakan keras di lingkungan Yerusalem Timur sebagai bagian dari “perang melawan teror”. Dia menjuluki rencana yang itu sebagai “Defensive Shield Two”. Orang-orang terdekat Netanyahu mengatakan, Ben-Gvir tidak memiliki wewenang untuk memberlakukan rencana tersebut. Namun Ben-Gvir bersikeras telah menyatakan keinginannya untuk melanjutkan proyek ini.

Menurut orang-orang yang dekat dengan Ben-Gvir, dia telah menginstruksikan Shabtai, serta Komandan Distrik Yerusalem, Doron Turgeman untuk mengambil langkah-langkah menumpas teror di Yerusalem Timur.

Termasuk penahanan dan penangkapan terhadap 150 tersangka teror yang sudah diketahui oleh badan intelijen Israel, Shin Bet, dan penghancuran rumah yang “dibangun secara ilegal” di Yerusalem timur.

Pada Senin, tiga rumah milik warga Arab di lingkungan Wadi Joz di Yerusalem timur dihancurkan oleh pemerintah setempat. Menurut kantor berita Wafa, bangunan itu milik keluarga Totah. Keluarga Palestina tersebut berusaha untuk mendapatkan izin pembangunan rumah tetapi tidak disetujui.

 

Sumber: Republika

#Donasi Palestina

Wajah Pemerintah Baru Israel Berdampak Meningkatnya Serangan di Palestina

Wajah Pemerintah Baru Israel Berdampak Meningkatnya Serangan di Palestina

NewsINH, New York – Riyad Mansour utusan Palestina untuk PBB menyebut pemerintahan baru Israel sebagai fasis. Menurutnya, kembali terpilihnya Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri dan masuknya partai sayap kanan dalam kabinet akan memperburuk ketegangan antara Israel dan Palestina.

“Akan ada fasis yang memegang posisi kabinet di pihak Israel. Serangan terhadap rakyat Palestina akan meningkat. Situasinya akan berubah dari buruk menjadi lebih buruk,” ujar Mansour, dilaporkan Anadolu Agency, Senin (28/11/2022).

Mansour meminta Dewan Keamanan PBB menangani pemerintahan baru Israel dengan cara yang berbeda untuk melindungi rakyat Palestina. Netanyahu memulai negosiasi dengan para pemimpin blok sayap kanan untuk membentuk pemerintahan koalisi setelah memenangkan mayoritas suara di Knesset awal bulan ini.

Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland memperingatkan intensitas kekerasan yang terjadi di wilayah pendudukan Tepi Barat kepada Dewan Keamanan PBB. Dia juga menyoroti perluasan permukiman ilegal, dan negosiasi yang terhenti antara Israel-Palestina.

“Tingkat kekerasan yang tinggi di Tepi Barat dan Israel dalam beberapa bulan terakhir, termasuk serangan terhadap warga sipil Israel dan Palestina, peningkatan penggunaan senjata, dan kekerasan terkait pemukim, telah menyebabkan penderitaan manusia yang parah,” ujar Wennesland.

Wennesland mengatakan, dia belum melakukan diskusi dengan pemerintah Israel yang baru. Ketika ditanya apakah dia mengantisipasi kesulitan berurusan dengan pemerintahan Netanyahu yang akan datang, Wennesland mengatakan, dia pernah berurusan dengan Netanyahu sebelumnya dan mengakui perbedaan suara dalam pemerintahan baru.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan, Netanyahu akan melakukan apa saja untuk menghindari hukuman penjara. Lapid mengatakan, Netanyahu akan berusaha melakukan reformasi peradilan dengan menunjuk hakim untuk menyelidiki kasus korupsinya.

“Intinya dia akan menjadi perdana menteri kedua dalam sejarah negara yang masuk penjara. Dia akan melakukan segalanya mencegah hal ini (masuk penjara),” kata Lapid.

Netanyahu telah menghadapi tuduhan penipuan, penyuapan, dan pelanggaran kepercayaan sejak 2020. Namun dia membantah tuduhan itu.

Ehud Olmert adalah Perdana Menteri Israel pertama yang masuk penjara atas tuduhan korupsi. Netanyahu saat ini sedang dalam proses konsultasi dengan partai-partai sayap kanan untuk membentuk pemerintahan Israel baru. Koalisi Netanyahu mengamankan mayoritas suara di parlemen, sehingga memungkinkan dia untuk membentuk pemerintahan.

 

Sumber: Reuters/Republika

Dua Sekolah di Palestina Diserang Israel dengan Gas Air Mata, Sejumlah Siswa Pingsan

Dua Sekolah di Palestina Diserang Israel dengan Gas Air Mata, Sejumlah Siswa Pingsan

NewsINH, Nablus – Pasukan pendudukan Israel melakukan penyerangan ke sebuah sekolah di desa Burqa, barat laut kota Nablus, Tepi Barat, Palestina. Dalam aksi serangan tersebut sejumlah pelajar mengalami pingsan dan lemas setelah pasukan Israel menembakkan bom gas air mata.

Menurut keterangan Ghassan Daghlas salah seorang saksi mata dalam pertistiwa itu mengatakan bahwa pasukan Israel menembakkan sejumlah bom suara dan gas di Sekolah Menengah Burqa, yang terletak di sebelah barat desa. Akibatnya, sejumlah mahasiswa tercekik akibat menghirup gas beracun yang ditembakkan tentara.

“Mereka menyerang secara brutal, dan menambakan gas air mata ke arah sekolahan,” kata Ghassan seperti dikutip dari kantor berita Palestina, Wafa Kamis (22/9/2022)

Para tentara zionis Israel juga melakukan penyerangan dikawasan desa Aboud. Serangan ini juga mengakibatkan sejumlah siswa mengalami sesak napas setelah pasukan Israel menembakkan bom beracun dan gas air mata ke dua sekolah di desa tersebut.

Konflik Israel dan warga Palestina di kawasan Tepi Barat hampir setiap hari terjadi, korban pun terus berjatuhan dari pihak Palestina. Kehidupan masyarakat Palestina di wilayah tersebut selalu di hantui rasa was-was dan penindasan yang tak ada ujungnya. Dunia internasional sering kali diminta untuk campur tangan dalam penyelesaian konflik antar dua negara tersebut namun hinga saat ini kedaiaman dibumi Palestina masih sebatas khayalan.

 

Sumber: Wafa  

 

 

Militer Israel Memasuki Perbatasan Suriah dan Tembak 4 Orang di Perbatasan

Militer Israel Memasuki Perbatasan Suriah dan Tembak 4 Orang di Perbatasan

NewsINH, Tel Aviv – Pasukan Israel menyeberang ke wilayah perbatasan Suriah dan menembaki empat orang yang “melemparkan benda-benda di sepanjang pagar perbatasan”. Aksi tentara Israel itu melukai salah satu dari mereka, menurut sumber militer Israel.

Dilansir dari sindonews.com, Selasa (20/9/2022) Israel secara teratur melakukan serangan udara di dalam wilayah Suriah namun jarang secara terbuka mengakui operasi lintas batas. “Tentara pengamat melihat empat tersangka di dekat Haspin di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel,” ungkap militer Israel tanpa memberikan informasi spesifik tentang apa yang dilempar para tersangka.

“Pasukan Pertahanan Israel dikirim ke tempat kejadian, melintasi perbatasan dan dioperasikan dengan menembaki salah satu kaki tersangka,” papar pernyataan Israel.

“Tersangka yang terluka, yang kondisinya tidak terlihat jelas, mereka dievakuasi dengan helikopter ke rumah sakit di Israel,” ungkap tentara Israel tanpa menyebutkan apa yang terjadi pada tiga orang lainnya.

Israel jarang mengomentari tindakan militernya di Suriah, kecuali operasi sebagai tanggapan langsung terhadap apa yang dianggap tentara sebagai ancaman langsung terhadap kedaulatan Israel.

Tetapi Israel telah mengakui melakukan ratusan serangan udara di Suriah, menargetkan posisi pemerintah dan pasukan yang didukung Iran, sejak perang saudara pecah di negara itu pada 2011. Israel merebut 1.200 kilometer persegi Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang Enam Hari 1967.

Rezim Zionis kemudian mencaploknya dalam langkah yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.

 

Sumber: Sindonews

 

5 Tentara Tewas dalam Serangan Udara Israel di Bandara Damaskus Suriah

5 Tentara Tewas dalam Serangan Udara Israel di Bandara Damaskus Suriah

NewsINH, Damaskus – Serangan rudal Israel di bandara Internasional Damaskus Suriah menewaskan lima orang tentara sekaligus. Baru-baru ini militer zionis meningkatkan serangan dengan menargetkan pasukan Iran dan aset militer.

Dilansir dari situs berita internasional Aljazeera, Senin (19/9/2022), Israel telah melakukan serangan udara di Bandara Internasional Damaskus Suriah dan posisi lain di selatan ibukota, menewaskan lima tentara dan menyebabkan kerusakan material, kata kementerian pertahanan Suriah.

Pertahanan udara Suriah mencegat serangan itu dan berhasil menjatuhkan sebagian besar rudal, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan pada Sabtu pagi kemarin.

Belum ada konfirmasi apakah serangan itu telah mempengaruhi operasi penerbangan di bandara Internasional Damaskus.

Kementerian pertahanan mengatakan di situs webnya bahwa serangan itu diluncurkan sekitar pukul 00:45 waktu setempat (21:45 GMT) dengan rudal yang ditembakkan dari udara dari arah timur laut Danau Tiberias dengan sasaran bandara dan target lain di selatan kota. .

“Agresi itu menyebabkan kematian lima tentara dan beberapa kerusakan material,” kata kantor berita resmi Suriah Sana mengutip sumber militer.

Israel telah mengintensifkan serangan di bandara Suriah dengan alasan bahwa mereka ingin mengganggu peningkatan penggunaan rute pasokan udara Teheran untuk mengirimkan senjata ke sekutu di Suriah dan Lebanon, termasuk Hizbullah.

Sebelumnya, serangan rudal Israel di pedesaan sekitar ibu kota Damaskus dan selatan provinsi pesisir Tartous menewaskan tiga tentara pada bulan lalu. Kemudian pada bulan Juni, serangan udara Israel membuat bandara Damaskus tidak beroperasi selama hampir dua minggu.

Dalam sebulan terakhir, serangan Israel telah dua kali menargetkan bandara Aleppo. Sementara Israel jarang mengomentari serangan individu, mereka mengakui melakukan ratusan serangan di Suriah yang dikatakan perlu untuk mencegah persaiangan di kawasan tersebut.

Teheran menganggap transportasi udara sebagai sarana yang lebih andal untuk mengangkut peralatan militer ke pasukannya dan pejuang sekutu di Suriah, menyusul gangguan pada transportasi darat di tengah perang saudara yang berkelanjutan.

Ratusan ribu orang telah tewas dan jutaan kehilangan tempat tinggal sejak protes terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad pada tahun 2011 dan berkembang menjadi konflik sipil yang menarik kekuatan asing dan membuat Suriah diukir menjadi zona kontrol yang bersaing.

 

Sumber: Aljazeera

Israel Serang Bandara Aleppo, Menlu Suriah Beri Ancaman Balasan

Israel Serang Bandara Aleppo, Menlu Suriah Beri Ancaman Balasan

NewsINH, Damaskus – Hubungan Suria dengan Israel semakin memanas, konflik dikawasan tersebut tak pernah kunjung surut. Baru-baru ini militer Zionis Israel telah melakukan penyerangan di dekat kota Damaskus dan bandara International Aleppo.

Menanggapi serangan militer Zionis Israel, Faisal al-Moqdad Menteri Luar Negeri (Menlu) Suriah menyatakan jika Israel telah bermain api. “Israel bermain api dan menempatkan militer regional dan situasi keamanan dalam risiko ledakan,” kata Faisal seperti dikutip dari kantor berita SANA, Sabtu (3/9/2022).

Diplomat top Damaskus Faisal al-Moqdad, menegaskan atas tindakan yang dilakukan Israel maka pihakya tidak akan tinggal diam, bahkan negaranya mengancam dan siap memberikan serangan balasan untuk Israel.

“Suriah tidak akan tinggal diam mengenai serangan Israel yang berulang dan Israel akan membayar harganya cepat atau lambat,” katanya.

Dilansir dari berbagai sumber, rentetan serangan rudal Israel menggempur Bandara Internasional Aleppo, Suriah , pada Rabu malam. Militer Damaskus mengeklaim sistem pertahanan udaranya telah mencegat beberapa misil Zionis. Mengutip sumber militer setempat, SANA, mengonfirmasi agresi tersebut. Menurut SANA, serangan itu hanya mengakibatkan kerusakan material yang mengatakan pertahanan udara Suriah menembak jatuh sejumlah rudal Israel di sekitar Ibu Kota Damaskus.

Israel telah melakukan banyak serangan di Suriah dalam beberapa tahun terakhir, terutama menargetkan konvoi senjata atau toko yang diduga milik pejuang sekutu dari Iran. Pada bulan Juni, Suriah menyalahkan Israel atas serangan udara di bandara internasional utamanya di Damaskus yang membuat situs itu tidak berfungsi selama beberapa minggu. Pejabat pertahanan Israel mengatakan bandara sipil itu telah digunakan secara teratur oleh Iran untuk mengangkut senjata dan milisi.

 

Sumber: Sindonews

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!