Pemuda Palestina Ditembak Tentara Israel di Bethlehem

Pemuda Palestina Ditembak Tentara Israel di Bethlehem

NewsINH, Bethlehem – Kericuhan antara warga Palestina dan tentara Israel kembali terjadi. Dalam bentrokan yang berlangsung di kota Tuqu’, sebelah tenggara kota Bethlehem, Tepi Barat, Palestina salah seorang pemuda Palestina mengalami luka tembak.

Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Senin (27/2/2023) Tayseer Abu Mefreh, Wali Kotamadya Tuqu’, mengatakan bahwa konfrontasi pecah di daerah al-Shurafa, antara warga Palestina dan tentara Israel, di mana yang terakhir menembakkan peluru, bom suara, dan bom gas beracun dan gas air mata.

Setidaknya peristiwa itu banyak menelan korba luka akibat kebringasan pasukan pendudukan tersebut.

“Ada sekitar 22 orang warga Palestina mengalami luka, satu orang balita Palestina berusia satu tahun mengalami luka tembak peluru tajam dibagian kakinya,” kata Mefreh.

Dia menambahkan bahwa tentara juga menahan seorang anak berusia 15 tahun setelah menggerebek rumah keluarganya di daerah tersebut.

Sementara itu, di Nablus Pasukan Israel mencegah salah seorang kru medis yang hendak menyelamatkan salah seorang lansia Palestina. Pada saat itu kru Bulan Sabit Merah telah mencapai dan menyelamatkan seorang lansia Palestina di kota Huwara, selatan kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki.

Ahmad Jibril, kepala Departemen Darurat dan Ambulans Bulan Sabit Merah Palestina, mengatakan bahwa pasukan Israel mencegah kru medis dan kendaraan di Huwara untuk menjangkau seorang lansia Palestina yang juga menderita diabetes.

Dia mengatakan bahwa staf medis harus menghubunginya dengan berjalan kaki dan merawatnya secara sederhana dengan peralatan seadanya.

 

Sumber: Wafa

#DonasiPalestina

 

Hamas: Warga Palestina harus Waspadai Serangan Israel di Al Aqsha

Hamas: Warga Palestina harus Waspadai Serangan Israel di Al Aqsha

NewsINH, Al Quds – Gerakan Perlawanan Islam Palestina menyerukan agar warga Palestina waspadai dan bersiap menghadapi serangan Israel di Masjid Al-Aqsa. Hal ini diungkapkan Juru bicara Hamas Abdul Latif Al-Qanou menanggapi komentar politisi ekstrimis sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir MK, pemimpin partai Otzma Yehudit yang berencana mengubah status quo di masjid suci ketiga bagi umat muslim.

“Ancaman ekstremis Ben-Gvir, yang ditunjuk sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel yang baru, untuk mengubah status quo di Masjid Al-Aqsa sekali lagi membuktikan bahwa pemerintah Israel yang akan datang memiliki kecenderungan neo-fasis,” kata Al-Qanou seperti dikutip dari Middleeastmonitir, Selasa (29/11/2022).

“Janji Ben-Gvir datang di tengah seruan pemukim untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa dalam beberapa hari mendatang. Orang-orang kami harus bersiap untuk menghadapi pelanggaran pemukim dan serangan resmi pemerintah Israel di tempat suci kami.” imbuhnya.

Al Qanou bersikeras bahwa ancaman “penjahat” Ben-Gvir akan gagal seperti semua upaya pendahulunya, yang juga mencoba membuat perubahan di Yerusalem yang diduduki untuk menyembunyikan “sejarah nyata dan identitas agama asli” Masjid Al-Aqsa. .

Pejabat Hamas menegaskan kembali bahwa Palestina akan melanjutkan pembrontakan untuk melawan pendudukan Israel, serta mempertahankan Masjid Al-Aqsan yang sudah jelas-jelas milik umat Islam.

 

Sumber: Midleeastmonitor

Kelompok Pejuang Palestina Hamas Tanggapi Ancaman Israel terhadap Jalur Gaza

Kelompok Pejuang Palestina Hamas Tanggapi Ancaman Israel terhadap Jalur Gaza

NewsINH, Gaza – Gerakan Perlawanan Islam Palestina Hamas menanggapi ancaman Israel setelah serangan pemboman di Yerusalem. Otoritas pendudukan Israel menuding Hamas bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Surat kabar Al-Akhbar, Lebanon, melaporkan pesan Hamas, yang diteruskan ke pendudukan Israel melalui mediator Mesir, memperingatkan, “Kembali ke kebijakan pembunuhan akan memicu api gelombang besar baru operasi kesyahidan, selain ledakan Jalur Gaza di wajah pendudukan.”

Tanggapan Hamas mengacu pada pesan mediator Mesir kepada Hamas bahwa Israel, “Akan melanjutkan pembunuhan yang ditargetkan jika hubungan antara pemboman dan Hamas terungkap.”

Sementara itu, surat kabar Israel Yedioth Ahronoth menulis, “Saat ini, tidak ada informasi tentang kaitan Hamas dengan pengeboman di Yerusalem, tetapi Shin Bet telah menggagalkan rencana pengeboman di masa lalu yang sebagian besar dijalankan langsung dari Gaza atau tidak langsung dari Turki.”

Pada saat yang sama, Shin Bet memperingatkan Israel tidak akan pernah mengizinkan eksploitasi tindakan faksi-faksi Palestina untuk meredakan blokade yang diberlakukan di Gaza.

Surat kabar Lebanon melaporkan perlawanan Palestina telah memperkuat pasukan dan organisasinya untuk siap menghadapi kemungkinan agresi Israel apapun. Kembali berkuasanya Benjamin Netanyahu di Israel telah membunyikan alarm bagi faksi-faksi pejuang Palestina.

 

Sumber: Sindonews

 

Dua Anggota Pasukan Keamanan Palestina di Nablus Gugur di Tembak Serdadu Israel

Dua Anggota Pasukan Keamanan Palestina di Nablus Gugur di Tembak Serdadu Israel

NewsINH, Nablus – Dua warga Palestina yang merupakan anggota Pasukan Keamanan Palestina di Nablus meninggal dunia setelah di tembak Serdadu Zionis Israel, di Tepi Barat. Kedua korban gugur setelah dihujani peluru yang ditembakan oleh pasukan Israel.

Dilansir dari kantor berita Wafa, Senin (31/10/2022) Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan, dua warganya yang tewas ditembak pasukan Israel adalah Imad Abu Rashid (47 tahun) dan Sami Zabara (35 tahun). Rashid tewas setelah perut, dada, dan kepalanya tertembak. Sementara Zabara meninggal karena luka kritis akibat peluru yang menghunjam jantungnya.

Terkait tewasnya dua warga Palestina tersebut, pasukan Israel mengatakan bahwa mereka telah menerima informasi mengenai serangan penembakan dari kendaraan yang bergerak pada sasaran militer di dekat Nablus.

“Tentara yang melakukan aktivitas rutin di daerah itu mengidentifikasi dua kendaraan yang mencurigakan dan merespons dengan tembakan langsung ke arah mereka, serangan diidentifikasi,” katanya, tanpa merinci apakah ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Menurut sejumlah sumber lokal, Rashid dan Zabara berasal dari kamp Askar, dekat Nablus. Keduanya disebut merupakan anggota Pasukan Keamanan Palestina. Sumber-sumber itu mengungkapkan bahwa Rashid dan Zabara tewas dalam konfrontasi bersenjata dengan pasukan Israel di Huwara, selatan Nablus.

Pada Selasa (25/10) lalu, sebanyak lima warga Palestina juga tewas saat pasukan Israel menggelar operasi di beberapa titik di Nablus. Bentrokan dengan aparat Israel juga turut menyebabkan 21 warga lainnya terluka.

Sejumlah saksi mata, seperti dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA, mengungkapkan, saat pasukan Israel melaksanakan operasinya, terdengar rentetan tembakan dan ledakan kemudian diikuti asap yang membubung. “Bentrokan sengit pecah sebagai akibat antara warga Palestina dan tentara (Israel), karena lebih banyak pasukan dibawa ke Nablus didukung oleh pesawat nirawak (drone),” demikian Wafa menulis dalam laporannya.

Menurut keterangan saksi-saksi, pasukan Israel kemudian mengambil alih atap yang menghadap ke pusat kota. Mereka pun menembaki anggota pasukan keamanan Palestina. Sejumlah saksi juga mengungkapkan bahwa pasukan Israel sempat mengepung sebuah rumah. Dari dalam rumah tersebut, beberapa pemuda Palestina melepaskan tembakan ke arah mereka.

Pada saat yang sama, sebuah misil ditembakkan ke sebuah mobil di lingkungan Nablus. Seorang warga tewas hingga tubuhnya hangus akibat serangan tersebut. Jenazahnya kemudian dibawa ke rumah sakit Rafidya.

Karena ambulans Bulan Sabit Merah Palestina dicegah pasukan Israel memasuki Nablus, warga Palestina bahu membahu membawa korban luka dan tewas lainnya ke rumah sakit. Menurut militer Israel, operasi di Nablus bertujuan menggerebek tempat persembunyian yang digunakan untuk meracik bahan peledak.

Tempat persembunyian itu juga diklaim merupakan markas Den of Lions. Mereka adalah kelompok yang telah terlibat dalam konfrontasi bersenjata dengan pasukan Israel selama beberapa pekan terakhir. Pasukan Israel mengaku berhasil meledakkan tempat peracikan bahan peledak dalam operasinya di Nablus.

 

Sumber: Wafa/Republika

 

PBB Prediksi 2022 Tahun Paling Mematikan Bagi Warga Palestina di Tepi Barat

PBB Prediksi 2022 Tahun Paling Mematikan Bagi Warga Palestina di Tepi Barat

NewsINH, New York – PBB memperkirakan bahwa 2022 adalah tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat. Prediksi ini diperkuat dengan terus meningkatnya kekerasan oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina sejak 2005 silam.

Utusan Timur Tengah PBB Tor Wennesland menyerukan tindakan kilat untuk menenangkan situasi eksplosif dan dengan nyata menuju pembaruan perundingan Israel-Palestina.

“Keputusasaan, kemarahan, dan ketegangan yang meningkat sekali lagi meletus menjadi siklus kekerasan mematikan yang semakin sulit,” ujar Wennesland kepada Dewan Keamanan PBB. “Terlalu banyak orang, sebagian besar warga Palestina telah terbunuh dan terluka,” ujarnya menambahkan.

Koordinator khusus bagi proses perdamaian Timur Tengah itu mengatakan, memburuknya keadaan di Tepi Barat dan situasi yang rentan saat ini berakar dari kekerasan puluhan tahun antara warga Israel dan Palestina, minimnya perundingan, dan kegagalan untuk memecahkan isu-isu penting yang memicu konflik Israel Palestina.

Wennesland mengatakan pesannya kepada para pejabat dan faksi-faksi Palestina, para pejabat Israel dan masyarakat internasional dalam beberapa pekan belakangan sudah jelas. “Prioritas utamanya adalah berusaha menenangkan situasi dan membalikan tren negatif di lapangan, tapi tujuannya harus memberdayakan dan memperkuat Otoritas Palestina dan membangun upaya untuk kembali ke proses politik,” ujarnya.

Sebulan belakangan, utusan khusus PBB itu mengatakan 32 warga Palestina termasuk enam anak tewas oleh pasukan keamanan Israel. Sementara 311 lainnya cedera dalam berbagai demonstrasi, bentrokan, operasi pencarian dan penangkapan, serangan dan dugaan serangan terhadap warga Israel.

Dari pihak Israel, dua personel pasukan Israel tewas dan 25 warga sipil Israel terluka oleh warga Palestina selama penembakan dan serangan serudukan, bentrokan, pelemparan batu dan bom molotov dan insiden lainnya selama periode yang sama. Menurut Wennesland bulan itu Tepi Barat dihadapi oleh lonjakan kekerasan fatal di jalur untuk menjadi yang paling mematikan di Tepi Barat.

Lebih dari 125 warga Palestina telah tewas dalam pertempuran Israel-Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem timur tahun ini saja. Pertempuran telah meningkat sejak serangkaian serangan Palestina menewaskan 19 orang di Israel pada musim semi. Tentara Israel mengatakan sebagian besar warga Palestina yang tewas adalah militan. Kendati begitu para pemuda pelempar batu yang memprotes serangan itu dan orang lain yang tidak terlibat dalam konfrontasi juga telah terbunuh.

Duta besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour menyampaikan pidato yang berapi-api kepada Dewan Keamanan PBB pada Jumat pekan lalu. “Rakyat kami, anak-anak kami, pemuda kami dibunuh, dan mereka tidak akan mati sia-sia,” katanya.

“Apa yang terjadi selanjutnya adalah tanggung jawab Anda,” katanya kepada anggota dewan. “Kami mengetuk setiap pintu, mencari jalan mana pun yang menuju kebebasan dan martabat, keadilan dan pemulihan, perdamaian dan keamanan bersama,” tegasnya.

Namun, Mansour mengatakan bahwa 75 tahun setelah pemisahan Palestina oleh Inggris, rakyatnya masih menunggu giliran mereka untuk bebas. Dia juga menuduh Israel berusaha menghancurkan negara Palestina.

Duta Besar Palestina itu juga menantang Dewan Keamanan PBB untuk melindungi dan mempromosikan solusi dua negara. Ia pun mengajukan serangkaian pertanyaan yang menyinggung kemungkinan pertumpahan darah lebih lanjut dan perjuangan selama puluhan tahun untuk kebebasan jika perlu, dan kemungkinan tindakan hukum di Internasional Pengadilan tentang pendudukan Israel.

Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan membalas bahwa pesan dalam pidato Abbas kepada para pemimpin dunia bulan lalu dan pernyataan Mansour pada Jumat adalah sama. “Ini adalah pesan tentang korban palsu, kebohongan penindasan dan fiksi agresi,” katanya.

Menurutnya Israel berada di tengah gelombang teror. “Sejak awal tahun ini saja, sudah ada lebih dari 4.000 serangan teror Palestina yang dilakukan terhadap orang Israel – tabrak mobil, lempar batu, bom api, penusukan, penembakan, roket, dan banyak tindakan kekerasan Palestina lainnya telah menjadi fakta kehidupan untuk jutaan orang Israel,” katanya.

Para pemimpin Palestina mengatakan mereka menginginkan perdamaian tetapi Erdan mengatakan mereka secara konsisten menolak untuk duduk di meja perundingan dengan Israel dan telah menolak setiap rencana perdamaian yang diajukan kepada mereka. Erdan mengatakan, langkah Abbas di Majelis Umum bulan lalu untuk keanggotaan penuh di PBB tanpa melewati meja perundingan.

Palestina saat ini adalah negara pengamat non-anggota di PBB. Erdan menekankan bahwa perdamaian hanya dapat dicapai melalui negosiasi langsung dan kesepakatan bersama.

Israel merebut Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967 dan telah membangun lebih dari 130 pemukiman di sana, banyak diantaranya menyerupai kota kecil, dengan blok apartemen, pusat perbelanjaan, dan zona industri. Palestina ingin Tepi Barat menjadi bagian utama dari negara masa depan mereka. Sebagian besar negara memandang permukiman itu sebagai pelanggaran hukum internasional.

 

Sumber: Republika

Arab Saudi Glontorkan Rp421 Miliar untuk Bantu Pengungsi Palestina

Arab Saudi Glontorkan Rp421 Miliar untuk Bantu Pengungsi Palestina

NewsINH, Amman –  Arab Saudi menyumbangkan USD27 juta (Rp421 miliar) kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). Bantuan ini diberikan untuk mendukung operasi organisasi di wilayah Palestina.

Donasi tersebut datang sebagai bagian dari janji Kerajaan Saudi pada 2018/2019 untuk mendukung layanan inti agensi dengan donasi sebesar USD50 juta.

Kontribusi tersebut merupakan bagian dari janji yang lebih besar oleh Kerajaan, yang telah menjadi salah satu donor utama badan tersebut selama beberapa dekade, untuk membantu UNRWA terus memberikan layanan penting kepada 5,6 juta pengungsi Palestina di wilayah tersebut.

Nota kesepahaman ditandatangani oleh Duta Besar Saudi untuk Yordania Nayef Al-Sudairi, Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini, dan Dr. Ahmad Abu Holie, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina dan kepala Departemen Urusan Pengungsi.

Berbicara kepada Arab News, Minggu (23/10/2022), Al-Sudairi mengatakan bahwa kehadiran Saudi adalah dan masih menjadi jantung perjuangan Palestina, karena posisi Kerajaan dalam masalah Palestina dianggap sebagai salah satu konstanta utama kebijakan luar negeri Saudi. “Sikap tegas Arab Saudi terhadap perjuangan Palestina terus berlanjut hingga pemerintahan Raja Salman dan putra mahkotanya.

Raja telah mengumumkan posisi resmi Saudi dalam berbagai kesempatan, yang baru-baru ini ditegaskan kembali oleh menteri luar negeri Kerajaan, Pangeran Faisal bin Farhan, di UNGA ke-77 di New York beberapa minggu lalu,” kata Al-Sudairi.

“Masalah Palestina berada di garis depan masalah keprihatinan, dan Kerajaan mendukung rakyat Palestina untuk mendapatkan hak-hak mereka yang sah, termasuk pembentukan negara merdeka mereka berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” tambahnya.

Sokongan dari Saudi ini diakui sangat membantu UNRWA. “Dukungan dari Kerajaan dan lembaga-lembaganya berkontribusi pada kemampuan UNRWA untuk mempertahankan layanan vitalnya bagi para pengungsi Palestina selama beberapa dekade,” kata Lazzarini.

Dia menambahkan bahwa badan tersebut telah mengalami kesulitan mempertahankan pendanaan karena ketidakpastian donor, dan bahwa selama dekade terakhir, “perhatian di bagian dunia ini telah menurun.” Kerajaan telah menyumbangkan lebih dari USD1 miliar kepada UNRWA dalam dekade terakhir, memungkinkan badan tersebut untuk terus memberikan layanan penting kepada para pengungsi Palestina.

“Apa yang telah dialami agensi selama 10 tahun terakhir telah membuat sumber daya secara keseluruhan stagnan. Donasi akan membantu kami tetap menjalankan kegiatan kami tetapi perjuangan akan terus berlanjut,” kata Lazzarini.

 

Sumber: Sindonews

Ledakan di Nablus Tewaskan Seorang Warga Palestina

Ledakan di Nablus Tewaskan Seorang Warga Palestina

NewsINH, Nablus – Tamer al-Kilani seorang warga Palestina meninggal dunia dalam sebuah peritiwa ledakan di Tepi Barat yang diduduki. Diguga bahan peledak itu sengaja dipasang oleh pihak otoritas Israel untuk membunuh Tamer.

Informasi yang dihimpun dari sejumlah sumber, Senin (24/10/2022), Ia tewas setelah mengalami luka para akibat bahan peledak jenis TNT yang ditaruh di sepeda motor yang ditungganginya meledak.

Seorang inspektur polisi Palestina membenarkan atas peristiwa tersebut kepada AFP bahwa al-Kilani tewas dalam ledakan di Nablus, di mana koalisi longgar pejuang “The Lions’ Den” telah muncul dalam beberapa bulan terakhir.

Kelompok itu menggambarkan al-Kilani sebagai salah satu “pejuang paling sengit” dan menyalahkan Israel atas kematiannya semalam.

“Pendudukan berbahaya [Israel] menempatkan perangkat TNT yang lengket sebagai cara untuk membunuh” al-Kilani, tulis kelompok itu di Telegram.

Warga Palestina berkumpul pada hari Minggu di sekitar sisa-sisa hangus sepeda motor yang diduga sarat dengan bahan peledak. Sementara itu, pihak keluarga korban ibu dan saudara perempuan al-Kilani tertunduk lesu disamping jasad korban saat diwaba ke Rumah Sakit Rafidia Nablus.

Militer Israel menolak untuk mengkonfirmasi keterlibatannya dalam pembunuhan itu ketika dihubungi oleh AFP. Seorang juru bicara militer mengatakan al-Kilani terlibat dalam serangan yang menargetkan warga Israel dan sebelumnya telah dipenjara oleh Israel.

Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah) telah berduka atas kematian Tamer Al-Kilani. Dalam sebuah pernyataan pers, Fatah berduka atas martirnya Tamer al-Kilani, yang terbunuh hari ini di Nablus dalam pembunuhan pengecut, yang membuktikan kerapuhan pendudukan [Israel] ini dan aparat keamanannya.

“Kami memberi tahu kepada semua orang bahwa kejahatan keji ini tidak akan menghancurkan inkubator perlawanan yang terus menyala,” tambah pernyataan itu.

Kementerian Kesehatan mengatakan pembunuhan Al-Kilani membawa jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan pendudukan Israel sejak awal tahun ini menjadi 177, termasuk 51 di Jalur Gaza.

 

Sumber: AFP/Alarabiya

Buntut Pembunuhan Udai Tamimi oleh Militer Israel, Warga Palestina Turun ke Jalan

Buntut Pembunuhan Udai Tamimi oleh Militer Israel, Warga Palestina Turun ke Jalan

NewsINH, Ramallah – Warga Palestina menggelar aksi mogok massal di Tepi Barat yang diduduki sebagai langkah protes terhadap pembunuhan seorang pemuda Palestina bernama Udai Tamimi oleh serdadu zionis Israel. Udai Tamimi menghembuskan nafas terakhirnya setelah timah panas menembus dibagian tubuhnya.

Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Jum’at (21/10/2022) Udai Tamimi adalah seorang penduduk kamp pengungsi Yerusalem Shuafat yang masih berusia 22 tahun. Dia menjadi buron selama lebih dari sepuluh hari setelah dituduh membunuh seorang tentara dan melukai yang lainnya dalam serangan penembakan di pos pemeriksaan Shufat pada 8 Oktober lalu.

Aksi mogok massal itu dilakukan selama satu hari sebagai bentuk ratapan mereka atas pembunuhan Udai Tamimi. Pembunuhan itu terjadi saat baku tembak dengan pasukan Israel di pintu masuk pemukiman kolonial Ma’ale Adumim, timur Yerusalem.

Kini setelah Tamimi tewas di tangan pasukan Israel, pusat bisnis, sekolah, universitas dan fasilitas-fasilitas lain memperlihatkan aksi pemogokan dan menutup pintu mereka di berbagai wilayah Tepi Barat dan Yerusalem. Bahkan aksi mogok juga meliputi sarana transportasi umum.

Faksi Palestina telah menyerukan pemogokan dan mendesak warga Palestina turun ke jalan untuk mengecam pembunuhan Tamimi dan pelanggaran Israel lainnya, termasuk pengepungan ketat yang sedang berlangsung di Nablus dan mengintensifkan serangan pemukim.

Sementara itu, otoritas pendudukan Israel terus memberlakukan operasinya selama sembilan hari di Nablus. Militer Israel selama sembilan hari itu menutup delapan pos pemeriksaan militer di sekitarnya untuk masuk dan keluar dari Nablus.

Hal itu membuat kehidupan sehari-hari di kota Tepi Barat yang diduduki terhenti dan menyebabkan dampak ekonomi yang menghancurkan pada penduduknya. Militer Israel juga telah mendirikan lusinan pos pemeriksaan terbang lagi.

Militer Israel telah menutup jaringan jalan samping di seluruh distrik, yang merupakan rumah bagi lebih dari 425 ribu orang yang tersebar di empat kamp pengungsi, 55 desa, dan satu kota.

Bahkan militer Israel melakukan serangan pada waktu malam hari secara besar-besaran di kota dan desa-desa sekitarnya. Pasukan Israel berdalih serangan ini dilakukan untuk mencari orang Palestina yang selama ini mereka cari.

Sumber: Wafa/Republika

Lagi Asyik Bermain, Bocah Palestina Ditangkap Pasukan Israel di Betlehem

Lagi Asyik Bermain, Bocah Palestina Ditangkap Pasukan Israel di Betlehem

NewsINH, Betlehem – Sedang asyik-asyiknya bermain bersama teman-temanya seorang bocah Palestina di Kamp Pengungsi Aida, Betlehem Palestina di tangkap pasukan Israel. Tak jelas alasan pastinya pasukan Israel menangkap dan menahan anak dibawa umur tersebut

“Pasukan Israel malam ini menahan seorang anak Palestina berusia 13 tahun ketika dia sedang bermain dengan teman-temannya di kamp pengungsi Aida di utara Betlehem,” kata Munther Emera ayah Mohammed bocah yang ditangkap Pasukan Israel kepada kantor berita Palestina, Wafa.

Sang ayah, yang juga seorang aktivis perlawanan menjelaskan, tentara Israel menahan putranya yang berusia 13 tahun, tanpa tuduhan dan keterangan yang jelas.

Sementara itu, ditempat terpisah seorang pemukim Israel menikam relawan asing saat membantu seorang petani Palestina memanen tanaman zaitunnya di dekat Betlehem

“Pemukim Israel menyerang sukarelawan yang membantu seorang petani Palestina memanen tanaman zaitunnya di desa Kisan, sebelah timur Betlehem, mereka menikam seorang sukarelawan asing dan mematahkan kakinya,” kata Ibrahim Ibayyat pemilik tanah tersebut.

Dia mengatakan para pemukim menyerang para sukarelawan, lokal dan asing, yang datang untuk membantunya memanen tanaman zaitunnya, menikam seorang sukarelawan asing di punggung dan menyebabkan patah pada kakinya.

Para pemukim, tambahnya, mencabut lebih dari 300 pohon zaitun yang telah ditanam di tanahnya yang berukuran 90 dunum dan menyemprot pohon zaitun dengan pestisida kimia pembakar.

Kisan, merupakan daerah yang memiliki kemiripan dengan banyak desa Palestina lainnya yang terletak di dekat pemukiman ilegal Israel, berada di bawah serangan pemukim yang dibantu tentara, terutama selama musim panen zaitun, mengusir mereka dari tanah, mencuri hasil panen mereka, dan membakar, memotong, atau mencabut pohon zaitun.

Di desa Jamaeen, selatan kota Nablus, Tepi Barat utara, para pemukim hari ini menyerang pemanen zaitun, melemparkan batu ke arah mereka dan memaksa mereka meninggalkan tanah mereka, menurut Ghassan Daghlas, seorang pejabat setempat.

Relawan dari kelompok Faza’a, yang terdiri dari relawan Palestina dan asing, pergi ke banyak desa di seluruh Tepi Barat yang terletak di dekat pemukiman atau diancam oleh pemukim atau tentara untuk membantu para petani memanen buah zaitun dan melindungi mereka dari serangan pemukim. Pemukim selalu memanfaatkan petani sendirian dan menyerang mereka.

Saat ini, Palestina sedang mengalami musim panen raya zaitun atau yang sering dikenal sebagai panen tahunan nasional. Zaitun merupakan salah satu komiditi utama yang menjadi andalan warga Palestina sebagai mata pencaharian.

 

Sumber: Wafa

Pemukim Israel Jarah Hasil Panen Zaitun Milik Petanani Palestina

Pemukim Israel Jarah Hasil Panen Zaitun Milik Petanani Palestina

NewsINH, Tulkarem – Pemukim Israel menyerang warga Palestinya yang tengah memanen atau pemetik zaitun di kota Qaffin di utara Tulkarem. Tak hanya itu, para pemukim Israel juga mencuri dan menjarah hasil panen mereka.

“Para pemukim ilegal memukuli petani saat mereka sedang memanen zaitun di daerah Wadi Salem di timur laut kota Qaffin, tindakan ini menyebabkan salah satu petani mengalami luka memar di sekujur tubuhnya,” kata Waleed Sabah Walikota Wadi Salem seperti dikutip dari kantor berita Palestina, Wafa Rabu (19/10/2022).

Menurutnya, serangan para pemukim itu dipimpin langsung oleh seorang pemukim Israel yang mengambil alih daerah itu tiga tahun lalu dan menempatkan karavan di sana untuk memelihara domba.

Sejak awal musim zaitun ini, para pemukim telah menyerang dengan todongan senjata pemetik zaitun Palestina dan mencuri hasil panen mereka. Panen zaitun adalah hari libur nasional dan sumber pendapatan utama bagi ribuan warga Palestina.

Israel harus bertanggung jawab atas penghancuran ribuan pohon zaitun di wilayah pendudukan selama bertahun-tahun, terutama disaat musim panen. Akan tetapi otoritas Israel seperti menutup mata tindakan yang dilakukan para pemukim tersebut.

Sementara itu, ditempat terpisah sejumlah warga Palestina mengalami mati lemas setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel di kota Sinjil di utara Ramallah.

Menurut aktivis lokal Ayed Ghafri, bahwa pemukim Israel menyerang warga Palestina saat mereka sedang membajak tanah mereka yang terancam disita oleh Israel. Pasukan Israel dilaporkan bergabung dalam serangan itu dan menembakkan tabung gas air mata ke arah petani, menyebabkan beberapa orang mati lemas.

“Kekerasan pemukim telah lama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga Palestina di bawah pendudukan. Pasukan keamanan Israel membiarkan tindakan ini, yang mengakibatkan korban warga Palestina mengalami cedera hingga kematian,” katanya.

Dalam beberapa kasus, mereka bahkan berfungsi sebagai pengawalan bersenjata, atau bahkan bergabung dalam serangan yang dilakukan para pemukim Israel terhadap warga Palestina.

Sumber: Wafa

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!