Korban Syahid Akibat Agresi Genosida Israel di Gaza Tembus 40 Ribu Jiwa

Korban Syahid Akibat Agresi Genosida Israel di Gaza Tembus 40 Ribu Jiwa

NewsINH, Gaza – Kepala Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan setidaknya 40 ribu orang meninggal dunia di Gaza hanya dalam waktu sekitar 10 bulan. Jumlah korban meninggal kemungkinan lebih tinggi.

Lazzarini melalui akun media sosial X resminya menggambarkan kejadian di Jalur Gaza itu sebagai tonggak sejarah yang sangat suram di mata dunia. “Apa pun perselisihan mengenai jumlah korban, tidak ada perselisihan mengenai penderitaan yang sangat besar,” katanya seperti dikutip dari laman republika, Selasa (20/8/2024).

Dia mengkritik bahwa banyaknya korban jiwa dari warga Palestina itu merupakan akibat langsung dari kegagalan kolektif dalam mencapai gencatan senjata. Mayoritas dari para korban tewas tersebut adalah wanita dan anak-anak.

“Di antara mereka yang tewas terdapat lebih dari 200 anggota tim UNRWA, lebih dari 100 wartawan dan terlalu banyak pekerja kesehatan,” ungkapnya.

Karenanya, pejabat PBB itu menyerukan gencatan senjata, pembebasan para sandera, bantuan kemanusiaan, dan perlindungan bagi warga sipil di Gaza. “Orang-orang putus asa, kelelahan, dan cemas di Gaza, di Israel + di banyak bagian wilayah tersebut. Dengarkan mereka, sekali saja,” tegasnya.

Selama berbulan-bulan, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir telah berupaya mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata serta mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza. Namun upaya mediasi itu terhenti karena penolakan Benjamin Netanyahu atas tuntutan Hamas untuk menghentikan perang.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan Israel terhadap Gaza sejak 7 Oktober 2023 itu telah menewaskan hampir 40.100 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 92.600 orang, kata otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari 10 bulan sejak serangan Israel tersebut, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan stok dan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di Rafah, kota di selatan Gaza yang menjadi tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang Israel pada 6 Mei.

 

Sumber: Anadolu/Republika

 

Situasi di Jalur Gaza Mengkhawatirkan, PBB Sebut Tak Ada Lagi Tempat Aman

Situasi di Jalur Gaza Mengkhawatirkan, PBB Sebut Tak Ada Lagi Tempat Aman

NewsINH, Washington – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengungkapkan kekhawatirannya mengenai situasi di Jalur Gaza dengan mengatakan “tidak ada tempat yang aman” di wilayah kantung yang terkepung tersebut.

“Tingkat pertempuran dan kehancuran yang ekstrem di Gaza tidak dapat dipahami dan tidak dapat dibenarkan… Di mana-mana terdapat potensi zona pembunuhan,” kata Guterres pada akun resminya di platform sosial media X.

Ini saatnya bagi semua pihak yang berkonflik untuk menunjukkan keberanian dan kemauan politik untuk bersepakat pada akhirnya, tambah dia.

Secara terpisah, juru bicara Guterres, Stephane Dujarric mengatakan PBB mengingatkan semua pihak untuk menghormati kewajiban mereka di bawah hukum humaniter internasional dan untuk selalu berhati-hati dalam “menyelamatkan warga sipil dan objek sipil.”

“Saya dapat memberitahu Anda lebih lanjut bahwa kami dan mitra kemanusiaan kami terus membantu keluarga yang mengungsi dari Gaza utara ke daerah di selatan,” katanya kepada wartawan.

Dujarric menyoroti bahwa Kantor PBB dan Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa dengan setiap arahan evakuasi baru, keluarga-keluarga di Gaza dipaksa untuk membuat pilihan yang mustahil: Mereka tetap berada di tengah pertempuran aktif atau melarikan diri ke daerah-daerah yang memiliki sedikit ruang atau layanan.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Tidak ada tempat bernaung, tidak ada rumah sakit, dan tidak ada yang disebut zona kemanusiaan,” tegasnya.

Sementara itu, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Senin mengatakan pembersihan Jalur Gaza dari puing-puing yang disebabkan oleh serangan mematikan Israel akan memakan waktu sampai sekitar 15 tahun.

“Diperlukan waktu hingga 15 tahun untuk membersihkan sekitar 40 juta ton puing-puing perang di Gaza,” kata UNRWA, mengutip penilaian yang dilakukan Program Lingkungan PBB (UNEP).

Mereka menyebutkan bahwa pemindahan puing-puing perang di Gaza akan membutuhkan lebih dari 100 truk dan menelan biaya lebih dari 500 juta dolar Amerika (sekitar Rp8,10 triliun).

“Puing-puing tersebut menimbulkan ancaman mematikan bagi orang-orang di Jalur Gaza karena reruntuhan itu dapat berisi persenjataan yang belum meledak dan zat-zat berbahaya,” tambah badan PBB tersebut.

Bulan lalu, Radio Angkatan Darat Israel, mengutip pejabat militer, mengatakan bahwa sekitar 50 ribu bom telah dijatuhkan di Gaza oleh pesawat tempur Israel sejak 7 Oktober lalu, seraya menambahkan bahwa antara 2 – 3 ribu bom tidak meledak.

Karena mengabaikan resolusi PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang mematikan di Gaza sejak 7 Oktober.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk terapkan gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan 7 Oktober tahun lalu oleh kelompok Palestina Hamas.

Hampir 38.700 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 89 ribu orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari sembilan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diinvasi pada 6 Mei.

 

Sumber : Republika

Meski Tak Ada Jaminan Keselamatan, INH Terus Berkomitmen Salurkan Bantuan Kemanusiaan di Gaza

Meski Tak Ada Jaminan Keselamatan, INH Terus Berkomitmen Salurkan Bantuan Kemanusiaan di Gaza

NewsINH, Gaza – Ditengah ketidakpastian dan situasi yang makin mencekam. Lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) terus berkomitmen untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina. Bantuan pangan yang didistribusikan oleh INH ini merupakan donasi dari masyarakat Indonesia yang dititipkan melalui lembaga yang didirikan oleh Muhammad Husein.

“Alhamdulillah, meski kondisinya sangat mencekam dan penuh ketidak pastian relawan lokal kami di Jalur Gaza, terus berupaya untuk mendistribusikan bantuan berupa makanan siap saji,” kata Ibnu Hafidz manager program INH, Senin (11/12/2023).

Ibnu mengatakan, bantuan pangan yang didistribusikan berupa makanan siap saji sebanyak 1000 porsi dan didistribusikan di kamp pengusian yang berada di kawasan Khan Younis wilayah Gaza Selatan.

“Ini merupakan yang kesekian kalinya kami mendistribusikan secara langsung di wilayah kantong pengungsian di Jalur Gaza, tidak mudah dalam kondisi saat ini untuk bisa mendistribusikan bantuan ke wilayah Gaza terutama bantuan pangan karena minimnya stok bahan pangan di jalur gaza,” jelasnya.

Ibnu menambahkan, saat ini ancaman kelaparan akibat peperangan yang tak berkesudahan ini terus mengancam jutaan warga Palestina di Jalur Gaza, bahkan beberapa lembaga internasional termasuk PBB yang melakukan riset dan penelitian diwilayah tersebut menyatakan sembilan dari sepuluh warga Gaza menahan lapar akibat gagalnya operasi kemanusiaan diwilayah tersebut.

 

“Bencana kelaparan dan krisis kemanusiaan di Gaza itu nyata, pihak penjajah Israel sepertinya dengan sengaja membuat warga Palestina mati kelaparan,” imbuhnya.

Sementara itu, Muhammad Husein Founder INH menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua lembaga dan para donatur yang telah menitipkan donasinya kepada INH. Menurutnya, meski saat ini dirinya tengah berada di Indonesia bukan berarti penyaluran dan penggalangan dana dalam program Darurat Kemanusiaan Gaza-Palestina 2023 berhenti.

“Insya Allah kami akan terus berkomitmen untuk yang terbaik buat saudara-saudara kita yang ada di Jalur Gaza, sebagai bukti kami terus melakukan penyaluran program baik dalam bentuk makanan siap saji maupun sayur-sayuran di pengungsian yang ada di Khan Younis,” jelasnya.

Husein menambahkan, kondisi jalur Gaza saat ini bener-benar sangat memprihatinkan serangan militer zionis Israel sangat brutal setelah pihak Israel memaksa warga Gaza untuk mengosongkan wilayah utara dan menuju ke selatan.

“Di bulan Desember bantuan logistik, sayur-sayuran dan bantuan makanan siap saji yang setiap harinya dibagikan masih kita salurkan, meski resikonya sangat besar sekali dimana wilayah selatan Gaza juga diancaman bombordir. Kami memohon doa semoga diberikan keselamatan tim INH di Gaza,” harapnya.

Kepada para muhsinin agar bersabar, INH pasti akan menyalurkan semua donasi yang telah dikumpulkan. Akan tetapi, pihaknya juga terus mempertimbangkan keamanan para relawan yang berada digarda terdepan.

“Sebenarnya bantuan yang dibutuhkan saat ini adalah pintu perbatasan raffa dibuka secara permanen. PR kita kedepan jauh lebih besar, rehabilitasi Gaza akan banyak membutuhkan bantuan, sekarang banyak doa agar serangan di Gaza segera berakhir sehingga bisa segera mengeksekusi program secara tepat,” pungkasnya. (***)

Manfaatkan Gencatan Senjata, Warga Gaza Gotong Royong Bersikan RS Al-Shifa

Manfaatkan Gencatan Senjata, Warga Gaza Gotong Royong Bersikan RS Al-Shifa

NewsINH, Gaza – Puluhan warga Palestina di Gaza yang terdidi dari kaum pemuda melakukan gotong royong bersih-bersih kompleks medis RS Al-Shifa, di Gaza City. Para pemuda dengan sukarela untuk membersihkan kompleks tersebut.

Dikutip dari Republika, Senin (27/11/2023). Para pemuda Palestina di Jalur Gaza bergotong royong membersihkan kompleks Rumah Sakit (RS) Al-Shifa pada Ahad (26/11/2023) kemarin. RS terbesar di Gaza itu mengalami kehancuran parah setelah diserang dan diduduki Israel karena dituduh memiliki fasilitas bawah tanah yang menjadi markas komando Hamas.

“Para pemuda telah memulai upaya sukarela untuk membersihkan kompleks medis Al-Shifa dari debu dan limbah medis guna memberikan perawatan medis minimal kepada para pasien di Gaza dan untuk mengoperasikan departemen dialisis ginjal,” kata Direktur Jenderal Urusan Administratif Kementerian Kesehatan di Gaza Mahmoud Hammad, dikutip Anadolu Agency.

Kegiatan gotong royong untuk membersihkan kompleks RS Al-Shifa dapat dilakukan karena Israel dan Hamas sedang melaksanakan gencatan senjata selama empat hari yang dimulai sejak Jumat (24/11/2023). Mahmoud Hammad mengungkapkan, RS Al-Shifa mengalami kerusakan signifikan akibat serangan Israel.

“Namun inisiatif (para pemuda Gaza) akan berupaya mempersiapkan, membersihkan, dan mensterilkan RS untuk memulai kembali operasinya, terutama bagian dialisis ginjal,” ujarnya.

Dia mengatakan, para pasien di Gaza terancam meninggal jika mereka tidak menjalani dialisis ginjal. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyampaikan kekhawatiran atas kondisi sekitar 100 pasien di RS Al-Shifa.

“Kami sangat prihatin dengan keselamatan sekitar 100 pasien dan petugas kesehatan yang tersisa di Al-Shifa,” kata Juru Bicara WHO Christian Lindmeier pada Jumat pekan lalu.

Namun Lindmeier menolak mengomentari kabar bahwa Kementerian Kesehatan Gaza telah menangguhkan kerja sama dengan WHO. Hal itu menyusul penangkapan sejumlah dokter RS Al-Shifa oleh pasukan Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memang telah membekuk Direktur RS Al-Shifa Muhammad Abu Salmiyah bersama sejumlah dokter senior lainnya.

Dalam keterangannya, IDF mengungkapkan, Abu Salmiyah ditangkap untuk diinterogasi terkait aktivitas Hamas di RS Al-Shifa. “Di RS, di bawah manajemennya, terdapat aktivitas teroris yang ekstensif,” kata IDF dalam keterangannya terkait penangkapan Abu Salmiyah, Jumat pekan lalu.

Sebelumnya Israel sempat merilis video yang memperlihatkan penemuan terowongan di kompleks Al-Shifa. Namun belakangan mantan perdana menteri Israel Ehud Barak mengatakan bahwa terowongan yang ada kompleks Al-Shifa dibangun oleh negaranya ketika masih menduduki Gaza. Hal itu diungkap Barak dalam wawancara dengan Christiane Amanpour dari CNN pekan ini.

“Ketika Anda mengatakan bahwa bunker itu dibangun oleh para insinyur Israel, apakah Anda salah bicara?” tanya Amanpour. Barak kemudian menjawab bahwa yang disampaikannya tidak salah bicara. “Tidak, Anda tahu beberapa dekade yang lalu, kami mengelola tempat ini. Jadi kami membantu mereka membangun bunker ini untuk memberikan lebih banyak ruang untuk operasional RS,” ujar Barak.

 

Sumber: Anadolu/Republika

Tak Ada Suplai Bahan Bakar, Ini Daftar RS di Gaza Yang Berhenti Beroperasi

Tak Ada Suplai Bahan Bakar, Ini Daftar RS di Gaza Yang Berhenti Beroperasi

NewsINH, Gaza Hampir satu bulan serangan militer Israel di Jalur Gaza berlangsung, selain memakan banyak korban jiwa maupun luka-luka. Serangan udara militer zionis Israel juga mengakibatkan sejumlah sarana dan prasaran publik mengalami kerusakan yang sangat parah bahkan diantaranya tak lagi berfungsi seperti sedia kala.

Salah satunya adalah Rumah Sakit (RS). Sejak serangan Israel berlangsung pada minggu pertama bulan Oktokber silam. Banyak fasilitas kesehatan seperti RS dan klinik kesehatan diwilayah yang telah di blokade sejak 2005 silam itu mengalami kerusakan dan saat ini dinyatakan tak lagi berfungsi untuk melayani keperluan masyarakat Gaza.

Umumnya RS di jalur Gaza berhenti beroperasi dan tak lagi melayani kesehatan warga Gaza, Palestina lantaran tak ada lagi suplay bahan bakar untuk penunjang generator yang merupakan kebutuhan mendasar disejumlah rumah sakit tersebut.

Berikut daftar rumah sakit yang berhenti beroperasi sejak terjadinya pertempuran dahsyat di Jalur Gaza, Palestina, seperti di kutip dari Gazamedia, Kamis (2/11/2023):

Rumah Sakit Turki
Rumah Sakit Beit Hanoun
Rumah Sakit Al-Wafa
Rumah Sakit Pelayanan Umum
Rumah Sakit Teman Pasien
Rumah Sakit Al Karama
Rumah Sakit Haifa
Rumah Sakit Mata Internasional
Rumah Sakit Khusus Muslim
Rumah Sakit Al Durra
Rumah Sakit Hamad
Rumah Sakit Dar es Salaam
Rumah Sakit Al-Yaman Al-Saeed
Rumah Sakit Kristen St. John
Rumah Sakit Al Hayat
Rumah Sakit Jaffa

Sementara itu, dari 52 puskesmas yang ada di jalur Gaza, saat ini akibat agresi Israel  32 puskesmas dinyatakan berhenti beroperasi. Dunia internasional termasuk Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui resolusi gencatan senjata terkait konflik perang di Gaza.

Resolusi PBB menyerukan gencatan senjata kemanusiaan antara pasukan Israel dan militan Hamas di Gaza, Palestina. Resolusi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza tersebut diajukan oleh Yordania atas nama negara Arab dalam sidang, Jumat (27/10/2023) silam. Terdapat sebanyak 120 suara mendukung, 14 menolak, dan 45 abstain terhadap resolusi Majelis Umum PBB tersebut.

Meski PBB telah mengesahkan kesepakatan resolusi tersebut, fakta dilapangan saat ini masih bergejolak. Bahkan baru-baru ini setelah keputusan PBB diputuskan. Militer Israel menjatuhkan bom di kamp pengungsi Jabalia yang banyak menelan banyak korban jiwa.

Tak tanggung-tanggung sebanyak 195 jiwa dikabarkan meninggal dunia dalam persitiwa mematikan tersebut. Ada sekitar 120 orang yang dinyatakan hilang dan sedikitnya 777 orang  mengalami luka-luka.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut serangan Israel di Jabalia ini mengerikan, sedangkan Komisaris Tinggi HAM PBB dapat menganggapnya sebagai kejahatan perang.

Kementerian Kesehatan Gaza pun mengecam serangan Israel ke kamp pengungsi Jabalia.

“Ini pembantaian yang dilakukan Israel,” ungkap kementerian itu, dikutip dari kantor berita AFP.

AFP melaporkan, suara tangis memenuhi udara berdebu ketika para relawan memindahkan balok beton dan besi-besi di kamp pengungsi Jabalia untuk mencari jasad dan korban selamat.

Penduduk kamp Jabalia bernama Ragheb Aqal (41) menyamakan ledakan yang terjadi akibat serangan Israel kali ini dengan gempa bumi.

Dia lalu berbicara tentang kengeriannya melihat rumah-rumah hancur, banyak orang tertindih reruntuhan, serta banyak korban lainnya yang terluka. Kamp pengungsi Jabalia dihuni 116.000 orang di wilayah seluas 1,4 kilometer persegi. (***)

2 Masjid di Gaza Porak poranda Terkena Rudal Israel

2 Masjid di Gaza Porak poranda Terkena Rudal Israel

NewsINH, Gaza – Pertempuran sengit pejuang kemerdekaan Palestina dan militer Israel di Jalur Gaza belum menunjukan tanda-tanda akan berhenti. Bahkan, kedua belah pihak kian melancarkan serangan udara. Perang roket di atas langit Gaza dan kota-kota di Israel terus berlanjut.

Israel mengintensifkan serangannya di Jalur Gaza untuk hari ketiga pada hari Senin (9/10/2023). Serangan udara yang menewaskan ratusan orang ini diklaim sebagai pembalasan atas serangan besar-besaran yang diluncurkan Hamas.

Sumber Al Arabiya dan Al Hadath melaporkan bahwa pesawat militer mengebom dua masjid di Gaza pada Senin dini hari. Lebih dari 450 orang meninggal dunia, termasuk anak-anak dan wanita, tewas dan 2.400 lainnya terluka dalam serangan Israel. Angka ini merupakan data dari Bulan Sabit Merah Palestina.

Sumber dari Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan koridor kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan ke Jalur Gaza setelah serangan Israel harus segera dibuka.

Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengeklaim serangan udara dan tembakan artileri menghantam lebih dari 500 sasaran milik kelompok militan Hamas dan Jihad Islam di Jalur Gaza semalam.

“Semalam jet tempur, helikopter, pesawat terbang, dan artileri IDF (tentara Israel) menyerang lebih dari 500 sasaran teroris Hamas dan Jihad Islam di Jalur Gaza,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

Menurut laporan Al Arabiya, Israel melancarkan serangan terus-menerus terhadap Beit Hanoun di Jalur Gaza utara, sementara peluru artileri menargetkan Kamp Bureij, dan lingkungan Zeitoun dan Shuja’iyya. Sedikitnya 18 orang tewas dalam pengeboman Israel terhadap rumah-rumah di kota Rafah, Gaza, menurut laporan media Palestina pada hari Senin.

Pasukan Israel juga terus menyerbu beberapa lingkungan di Tepi Barat. PBB mengatakan jumlah pengungsi Gaza telah meningkat menjadi lebih dari 123.000 orang akibat pertempuran antara militer Israel dan Hamas sejak serangan pada hari Sabtu.

 

Sumber: Sindonews/Al-Arabiya

Dukung Pejuang Kemerdekaan Palestina, Warga Gaza Demo di Perbatasan

Dukung Pejuang Kemerdekaan Palestina, Warga Gaza Demo di Perbatasan

NewsINH, Gaza – Sejumlah warga Palestina di jalur Gaza menggelar aksi berdemonstrasi di perbatasan Gaza dengan Israel untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dari kungkungan dan penindasan yang dilakukan oleh otoritas Israel.

Dilansir dari kantor berita Wafa, Kamis (14/9/2023),  tentara pendudukan melepaskan tembakan dan melukai beberapa warga Palestina saat menggelar aksi demonstrasi di perbatasan.  Pasukan pendudukan Israel melepaskan tembakan dan menembakkan gas air mata ke arah warga Palestina yang berdemonstrasi di perbatasan utara Gaza dengan Israel.

Sedikitnya, lima orang terluka akibat peluru yang ditembakan dari senjata pasukan Israel, sementara itu beberapa orang lainnya mengalami pingsan karena menghirup gas air mata.

Sumber-sumber lokal mengatakan lima orang dirawat di Rumah Sakit Shifa, sebelah barat Kota Gaza, untuk perawatan akibat luka tembak.

Lusinan orang berdemonstrasi di dekat pagar perbatasan untuk mendukung pejuang kemerdekaan Palestina yang dipenjara di Israel dan sebagai protes terhadap perlakuan Israel terhadap para pejuang kemerdekaan, serta menentang pengepungan Israel selama 17 tahun yang diberlakukan di Jalur Gaza.

Sementara itu, gejolak memanas juga terjadi di kawasan Tepi Barat, pasukan pendudukan Israel menyerang pemuda Palestina di Yerusalem dan menahannya.

“Tiga pasukan pendudukan Israel bersenjata hari ini menyerang seorang pemuda Palestina di Gerbang Damaskus Yerusalem dan menahannya,” menurut para saksi.

Mereka mengatakan pasukan tersebut memukuli pemuda tersebut dengan kejam setelah memojokkannya ke dinding sambil menendang dan memukulinya, melukainya, dan kemudian membawanya pergi.

 

Sumber: Wafa

Israel Tutup Jalur Komersil dari Gaza ke Tepi Barat, Warga Palestina Makin Terjepit

Israel Tutup Jalur Komersil dari Gaza ke Tepi Barat, Warga Palestina Makin Terjepit

NewsINH, Gaza – Otoritas Israel menutup jalur komersil yang menghubungkan kawasan Jalur Gaza ke wilayah Palestina lainya di Tepi Barat. Penutupan ini makin membuat jutaan warga di Jalur Gaza terpojok dan diambang kemiskinan yang berkepanjangan.

Menanggapi hal tersebut, Federasi Umum Industri Palestina di Jalur Gaza dan Persatuan Kamar Dagang Jalur Gaza hari ini mengecam keras keputusan otoritas pendudukan Israel yang menutup Karm Abu Salem/Kerem Shalom yang merupakan jalur komersil untuk ekspor dari Jalur Gaza ke Tepi Barat, mengingat hukuman kolektiflah yang memperburuk penderitaan rakyat Jalur Gaza yang terkepung.

Waddah Bseiso, juru bicara Federasi Industri, mengatakan dalam konferensi pers yang diadakan tak lama setelah keputusan pendudukan Israel untuk menutup penyeberangan ekspor Gaza bahwa Federasi menyesalkan keputusan Israel, menekankan bahwa hal itu akan berdampak negatif dan sangat mempengaruhi perekonomian Gaza khususnya sektor industri, serta mengancam akan menutup dan menghentikan pekerjaan di ratusan fasilitas industri yang sangat bergantung pada ekspor dan berujung pada PHK ribuan pekerja.

Dia meminta Israel untuk mencabut keputusan ini, menekankan bahwa Federasi Umum Industri Palestina dan sektor industri, secara umum, berkomitmen terhadap standar dan prosedur ekspor, menjelaskan bahwa tindakan apa pun yang mengarah pada penutupan penyeberangan ditolak dan dikecam oleh Israel.

Israel mengklaim mereka menemukan bahan peledak yang disembunyikan di antara paket pakaian yang diekspor dari Gaza ke Tepi Barat, yang mendorong Israel untuk menutup satu-satunya penyeberangan komersial Gaza dengan dunia luar sebagai hukuman.

Ayed Abu Ramadan, Ketua Persatuan Kamar Dagang di Jalur Gaza dan Sekretaris Dewan Koordinasi Lembaga Sektor Swasta, mengutuk keputusan Israel, dan menekankan bahwa penutupan tersebut merupakan eskalasi baru dalam blokade Israel yang telah berlangsung selama 18 tahun. di Jalur Gaza yang akan semakin memperparah penderitaan masyarakat Jalur Gaza.

Dia mengatakan bahwa keputusan ini merupakan eskalasi yang tidak dapat dibenarkan yang akan berdampak buruk pada perekonomian Jalur Gaza dan penghidupan masyarakatnya, akan memperburuk situasi ekonomi yang sudah sulit di Jalur Gaza dan berdampak negatif pada sektor industri, pertanian dan tenaga kerja, serta mengancam akan merusak perekonomian Jalur Gaza. menghentikan pengoperasian banyak fasilitas industri dan pertanian, yang akan mengakibatkan hilangnya pekerjaan bagi banyak pekerja, dan meningkatkan tingkat pengangguran dan kemiskinan yang sudah tinggi di Jalur Gaza.

Dia mengatakan bahwa menutup penyeberangan adalah tindakan yang tidak adil dan hukuman kolektif bagi lebih dari dua juta orang di Jalur Gaza, yang sudah menderita kondisi yang sangat sulit, dan akan menyebabkan bencana kemanusiaan yang nyata di Jalur Gaza, dan menyerukan tindakan segera. dan segera pembukaan kembali persimpangan Karm Abu Salem/Kerem Shalom dan pencabutan sanksi yang memperburuk penderitaan penduduk dan melemahkan peluang pertumbuhan ekonomi, perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.

 

Sumber: Wafa

Pesawat Tempur Israel Gempur Jalur Gaza

Pesawat Tempur Israel Gempur Jalur Gaza

NewsINH, Gaza – Pesawat tempur Israel pada Senin (13/2/2023) kembali melakukan penyerangan secara brutal. Mereka mengebom beberapa lokasi di Jalur Gaza, Palestina.

Dikutip dari laman kantor berita Palestina, Wafa, pesawat tempur tersebut menargetkan sejumlah lokasi di Jalur Gaza, tepatnya di barat daya kota tersebut. Ledakan tersebut menyebabkan kerusakan sejumlah rumah dan harta benda serta meneror anak-anak.

Tak hanya serangan udara, kendaraan taktis lapis baja atau artileri Israel menembakkan tiga peluru ke sebuah lokasi dan lahan pertanian di sebelah barat kota Beit Hanoun, di utara Jalur Gaza.

Artileri menembakkan dua peluru ke lokasi di sebelah timur kota Khan Younis, selatan Jalur, menyebabkan kerusakan parah.

Sementara itu, di Kota Nablus Pasukan Israel membunuh warga Palestina dan melukai tujuh lainnya dalam serangan pagi-pagi buta.

“Seorang warga Palestina tewas sementara tujuh lainnya terluka, dalam serangan militer Israel di kota Nablus Tepi Barat yang diduduki,” tulis keterangan Bulan Sabit Merah Palestina.

Dikatakan bahwa Ameer al-Bustami terbunuh oleh tembakan Israel selama penggerebekan berlangsung. Sebuah unit besar Israel menyerbu kota, mengepung sebuah bangunan sipil di Jalan Sufian di tengah baku tembak yang intens.

Ahmad Jibril, kepala Departemen Darurat dan Ambulans Bulan Sabit Merah Palestina, mengatakan bahwa ada lima korban luka dengan peluru tajam dan satu dengan peluru baja berlapis karet.

Dia menambahkan bahwa pasukan Israel menahan dua warga Palestina setelah menembak mereka di sekitar bangunan yang dikepung.

Jibril mencatat bahwa puluhan pemuda menderita mati lemas karena menghirup gas beracun yang ditembakkan oleh tentara Israel di daerah tersebut.

Dia menjelaskan, tiga relawan Bulan Sabit Merah masih terperangkap di dalam gedung yang dikepung setelah pasukan kembali ke lokasi kejadian.

Dengan terbunuhnya al-Bustami, jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal tahun 2023 telah meningkat menjadi 48 orang, termasuk 10 anak-anak, dan seorang wanita berusia 61 tahun, serta seorang tahanan di dalam penjara Israel. Empat dari mereka adalah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel.

 

Sumber: Wafa

 

#Donasi Palestina

Produksi Roket Hamas di Gaza di Bombardir Jet Tempur Israel

Produksi Roket Hamas di Gaza di Bombardir Jet Tempur Israel

NewsINH, Gaza – Konflis Israel-Palestina kembali memanas di kawasan Jalur Gaza Palestina. Sebuah tempat yang dijadikan produksi roket kelompok perjuangan kemerdekaan Palestina yakni Hamas di serangan jet tempur pasukan zionis Israel pada Kamis (2/2/2023) dinihari.

Jet tempur Israel melakukan beberapa serangan di sebuah situs militan di Jalur Gaza. Militer Israel mengatakan, serangan berlangsung beberapa jam setelah militan Palestina menembakkan roket ke wilayah bagian selatan Israel.

Militer Israel mengatakan, serangan udara itu menargetkan bengkel produksi roket untuk kelompok militan Hamas, yang menguasai Gaza. Di lokasi tempat produksi roket ini dilaporkan berisi bahan kimia mentah. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa.

Pada Rabu (1/2/2023) malam, pertahanan udara Israel mencegat sebuah roket dari Gaza. Sementara pekan lalu, militan Gaza dan Israel saling menembakkan roket dan serangan udara, setelah Israel membunuh 10 warga Palestina dalam operasi militer di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Di Israel, penduduk setempat melaporkan mendengar ledakan. Layanan penyelamatan Israel mengatakan, mereka tidak menerima laporan cedera kecuali seorang wanita berusia 50 tahun yang terpeleset dan jatuh saat berlari ke tempat penampungan.

Hamas mengancam Israel atas sikap agresif Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang menjanjikan perlakuan kasar terhadap tahanan Palestina di penjara Israel. Sebagian besar warga Palestina menghormati tahanan sebagai pahlawan perjuangan Palestina.

Ben-Gvir mengatakan, tembakan roket dari Gaza tidak akan menghentikan langkahnya untuk menerapkan kebijakan hukuman terhadap tahanan Palestina. Dia menyerukan pertemuan darurat Kabinet Keamanan untuk membahas tanggapan serangan Hamas.

Pada Selasa (31/1/2023), Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengecam dugaan serangan oleh penjaga penjara terhadap tahanan Palestina di penjara Israel, khususnya tahanan perempuan. Layanan Penjara Israel mengatakan, masalah dimulai pada Jumat (27/1/2023) lalu ketika puluhan tahanan Palestina ditempatkan di sel isolasi setelah mereka merayakan serangan mematikan Palestina di luar sinagog di Yerusalem timur.

Seorang tahanan wanita Palestina yang dihukum di ruang isolasi mencoba membakar selnya sebagai bentuk protes. Secara terpisah layanan penjara memindahkan televisi dari tiga sel di Penjara Ofer Israel dekat Kota Ramallah.

Amani Srahneh dari Klub Tahanan Palestina, sebuah kelompok yang mewakili mantan dan tahanan, mengatakan, langkah-langkah eskalasi dan kebijakan baru pemerintah Israel yang menghasut tahanan telah menciptakan ketegangan.

Ketegangan antara Israel-Palestina telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mengunjungi Israel dan Palestina, serta bertemu dengan masing-masing pemimpin. Blinken menyerukan kedua pihak untuk menahan diri.

Seorang pria bersenjata Palestina melakukan serangan di luar sinagoga Yerusalem pada Jumat (28/1/2023) dan menewaskan tujuh orang. Ini merupakan serangan terburuk terhadap orang Israel di wilayah Yerusalem sejak 2008.

Serangan di sinagoga itu terjadi sehari setelah pasukan Israel membunuh tujuh pria bersenjata dan dua warga sipil di Kota Jenin, Tepi Barat. Ini merupakan serangan yang paling mematikan di Jenin selama ketegangan bertahun-tahun.

Kekerasan antara Israel dan Palestina terus berlanjut. Pada Sabtu (28/1/2023), seorang anak laki-laki Palestina berusia 13 tahun menembak sekelompok warga sipil Israel di Yerusalem. Penembakan ini melukai dua orang. Kemudian pada Ahad (29/2/2023) penduduk sebuah desa Palestina di luar Ramallah di Tepi Barat mengatakan, sekelompok orang dari pemukiman Israel terdekat telah membakar satu rumah, serta menghancurkan pintu dan jendela rumah lainnya.

Pemerintah Israel juga menyegel rumah keluarga penembak berusia 13 tahun hari meskipun tidak ada korban jiwa. Langkah lebih lanjut diumumkan untuk memperkuat permukiman di Tepi Barat, dan mencabut hak tinggal kerabat warga Palestina yang melakukan serangan.

 

Sumber: Republika

#Donasi Palestina

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!