Kematian Warga Sipil di Gaza Menerikan, Utusan PBB: Kehancuran Sangat Besar

Kematian Warga Sipil di Gaza Menerikan, Utusan PBB: Kehancuran Sangat Besar

NewsINH, Gaza – Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah pada mengecam jumlah kematian warga sipil Palestina selama serbuan Israel di Jalur Gaza.

“Hari ini, saya kembali ke Gaza dan menyaksikan secara langsung dampak bencana serbuan Israel. Skala kehancuran sangat besar, kebutuhan kemanusiaan sangat besar dan terus meningkat, serta warga sipil terus menanggung beban konflik ini,” kata Tor Wennesland dalam sebuah pernyataan resmi dikutipo dari anadolu, Rabu (4/9/2024).

“Saya secara tegas mengutuk jumlah kematian sipil yang mengerikan di Gaza,” tambahnya.

Wennesland telah mengunjungi pusat vaksinasi polio, dan menambahkan bahwa kemunculan kembali penyakit tersebut “merupakan ancaman lain bagi anak-anak di Jalur Gaza. Saya menyambut baik adanya jeda kemanusiaan untuk memungkinkan kampanye vaksinasi berlangsung.”

PBB meluncurkan kampanye vaksinasi polio untuk anak-anak di bawah usia 10 tahun di Jalur Gaza tengah pada Minggu (1/9), setelah penyakit tersebut terdeteksi di sana untuk pertama kalinya dalam 25 tahun.

Dengan menegaskan kembali seruannya untuk melaksanakan gencatan senjata, Wennesland mengatakan ia akan terus terlibat dengan semua pemangku kepentingan.

“Sebuah kesepakatan sangat penting untuk menyelamatkan nyawa, mengurangi ketegangan regional, dan memungkinkan PBB, bekerja sama dengan Otoritas Palestina, untuk mempercepat upaya dalam memenuhi kebutuhan mendesak penduduk Gaza.

“Konflik yang sedang berlangsung ini telah menghancurkan kehidupan banyak keluarga. Ini harus dihentikan,” lanjutnya.

Perang yang sedang berlangsung di Gaza telah menewaskan lebih dari 40.700 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 94.100 orang lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

Blokade yang terus berlangsung di wilayah tersebut telah menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan, yang membuat sebagian besar wilayah tersebut hancur.

 

Sumber: Anadolu

Data ini Wajib Kamu Renungkan, 230 Hari Agresi Begini Faktanya

Data ini Wajib Kamu Renungkan, 230 Hari Agresi Begini Faktanya

NewsINH, Gaza – Tidak ada yang menyangka agresi Israel ke Jalur Gaza yang bermula sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini telah begitu membuat banyak kerusakan secara merata di seluruh Gaza.

Bagi para pendukung perjuangan Palestina untuk merdeka dari penjajahan, agresi Israel melalui udara memang kerap terjadi secara berkala sejak lebih dari satu dekade lalu, saat Gaza diblokade dari udara, laut dan darat oleh Israel. Namun, serangan kali ini adalah serangan terparah yang pernah terjadi ke Jalur Gaza sejak pengepungan.

Korban syahid berjatuhan tiap agresi terjadi, ratusan dan ribuan nyawa dibunuh dalam serangan udara.

Kali ini, puluhan ribu nyawa menjadi korban, memantik kemarahan komunitas internasional yang mulai melakukan aksi di seluruh dunia memprotes kebijakan negara mereka yang diam atau mendukung aksi pembantaian Israel ke Jalur Gaza yang mayoritasnya adalah wanita dan anak-anak.

Berikut adalah informasi yang dirangkum Gazamedia, terkait data per hari 230 genosida ke Jalur Gaza yang wajib kita renungi dan lakukan aksi.

◻️ (230) hari sejak genosida Israel ke Gaza,
◻️ (3.191) pembantaian telah dan terus dilakukan tentara Zionist,
◻️ (45.800) total syuhada dan orang hilang,
◻️ (±10.000) jasad masih tertimbun di reruntuhan atau hilang,
◻️ (35.800) total syuhada telah tiba di rumah sakit,
◻️ (15.239) anak-anak syahid,
◻️ (31) anak-anak syahid karena kelaparan,
◻️ (10.093) jumlah syuhada wanita,
◻️ (493) jumlah syahid tenaga medis,
◻️ (69) jumlah syahid kru pertahanan sipil,
◻️ (147) jurnalis syahid,
◻️ (7) pembantaian kuburan massal baru ditemukan di sekitar rumah sakit,
◻️ (520) jasad syuhada ditemukan dari 7 kuburan massal tersebut. Mayoritas wanita dan anak-anak,
◻️ (80.200) jumlah warga yang terluka,
◻️ (71%) korban keseluruhan adalah wanita dan anak-anak,
◻️ (17.000) anak-anak hidup tanpa orang tua atau salah satu dari mereka,
◻️ (±11.000) total warga terluka perlu lakukan perawatan lebih guna menjalani operasi,
◻️ (±10.000) pasien kanker hadapi kematian dan membutuhkan pengobatan,
◻️ (1.095.000) alami resiko penyakit menular akibat pengungsian,
◻️ (±20.000) kasus infeksi virus hepatitis akibat pengungsian,
◻️ (±60.000) ibu hamil hadapi resiko kematian karena kurangnya akses layanan kesehatan,
◻️ (350.000) pasien kronis hadapi resiko kematian karena kebutuhan obat tidak memadai,
◻️ (5.000) warga Gaza telah ditahan sejak 7 Oktober,
◻️ (310) tenaga kesehatan telah ditangkap,
◻️ (20) kasus penangkapan jurnalis,
◻️ (2) juta warga Gaza terpaksa mengungsi dengan ancaman bom setiap saat,
◻️ (189) kantor pusat pemerintahan hancur,
◻️ (108) sekolah dan universitas hancur total,
◻️ (313) sekolah dan universitas hancur sebagian,
◻️ (604) masjid hancur total,
◻️ (200) masjid hancur sebagian,
◻️ (3) gereja-gereja hancur total,
◻️ (±87.000) unit rumah hancur total,
◻️ (297.000) unit rumah hancur sebagian,
◻️ (+77.000) ton bahan peledak telah dijatuhkan Israel & Amerika untuk bantai warga sipil, mayoritas wanita & anak-anak,
◻️ (33) rumah sakit tidak bisa beroperasi lagi,
◻️ (55) puskesmas berhenti beroperasi,
◻️ (160) institusi kesehatan menjadi sasaran ssrangan pasukan Zionist dan alat tempurnya,
◻️ (130) ambulans hancur,
◻️ (206) situs arkeologi dan peninggalan lenyap,
◻️ (33) miliar dolar total kerugian awal sejak perang genosida Israel di Jalur Gaza.

PBB kecam Perintah Israel Pindahkan Warga Palestina dari Rafah

PBB kecam Perintah Israel Pindahkan Warga Palestina dari Rafah

NewsINH, Jenewa – Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Volker Turk pada Senin (6/5/2024) kemarin mengecam perintah Israel terkait evakuasi warga sipil dari Rafah.

Turk memperingatkan bahwa tindakan ini akan menyebabkan lebih banyak kematian, penderitaan, dan peningkatan kehancuran dalam situasi yang sudah mengerikan.

“Warga Gaza terus dilanda bom, penyakit, dan bahkan kelaparan. Dan hari ini, mereka diberi tahu bahwa mereka harus pindah lagi seiring dengan meningkatnya operasi militer Israel di Rafah,” ujarnya.

“Ini tidak manusiawi. Ini bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar undang-undang kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional, yang menjadikan perlindungan efektif terhadap warga sipil sebagai perhatian utama mereka,” kata Turk.

“Memaksa pindah ratusan ribu orang dari Rafah ke daerah yang telah rata dengan tanah, di mana hanya ada sedikit tempat berlindung serta hampir tidak ada akses pada bantuan kemanusiaan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup mereka… tidak dapat dibayangkan,” ujar Turk.

“Itu hanya akan membuat mereka menghadapi lebih banyak bahaya dan penderitaan,” katanya, menambahkan.

Sang Komisaris Tinggi PBB menyerukan pemberlakukan gencatan senjata segera. Ia juga menekankan kebutuhan mendesak atas bantuan kemanusiaan yang substansial dan tanpa hambatan.

 

Sumber: Xinhua/Antara

Serangan Israel ke Gaza Telah Membunuh 10 Ribu Perempuan Palestina

Serangan Israel ke Gaza Telah Membunuh 10 Ribu Perempuan Palestina

NewsINH, Gaza – Data UN Women mengungkap ada lebih dari 10 ribu perempuan di Jalur Gaza meninggal dunia akibat enam bulan serangan Israel yang melelahkan. Perempuan di Jalur Gaza yang selamat dari pengeboman, mereka pun mengalami penderitaan yang menyedihkan seperti kehilangan tempat tinggal, menjadi janda dan menghadapi kelaparan.

“Perempuan di Jalur Gaza mengalami dampak (perang) yang berbeda-beda. Perang Gaza sama dengan perang terhadap perempuan,” demikian laporan PBB yang di rilis pada Selasa (16/4/2024) seperti dikutip dari middleeastmonitor.com.

Sedangkan Kementerian Kesehatan Gaza pada Selasa, 16 April 2024, mengungkap perang Gaza telah menewaskan 33.843 orang dan 76.575 orang luka-luka terhitung sejak serangan 7 Oktober 2023 silam.

UN Women adalah lembaga PBB yang fokus mengatasi masalah kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Data UN Women memperkirakan 19 ribu anak-anak di Jalur Gaza menjadi yatim piatu karena kehilangan ibu mereka.

“Lebih dari satu juta perempuan di Gaza menghadapi bencana kelaparan yang hampir tanpa akses ke makanan, air bersih, toilet dengan air mengalir sehingga kondisi ini membuat hidup mereka dalam risiko. Akses ke air bersih khususnya sangat penting bagi ibu menyusui dan ibu hamil yang sangat membutuhkan air dan kalori,” demikian bunyi laporan UN Women.

UN Women pun menuntut agar segera dilakukan gencatan senjata di Gaza, sandera warga negara Israel dibebaskan dan terciptanya keamanan. UN Women juga menuntut dibukanya akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.

Sebelumnya pada Maret 2024, Direktur Utama UN Women Sima Bahous mengungkap situasi terkini bagi perempuan Gaza sangat memprihatinkan di tengah serangan Israel. Mereka tidak mendapat makanan, tidak ada toilet, bahkan terpaksa melahirkan tanpa air.

“Perempuan di Gaza melahirkan tanpa air. Mereka tidak punya makanan, tidak ada tenda, tidak ada toilet. Mereka menjalani hal yang tak terbayangkan. Yang dibutuhkan perempuan di Gaza saat ini adalah gencatan senjata dan bantuan,” ujar Bahous, yang juga bertugas sebagai Kepala badan PBB untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

 

Sumber: middleeastmonitor.com

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!