Rampok Tanah Palestina, Israel Dirikan Pemukiman Baru Lagi

Rampok Tanah Palestina, Israel Dirikan Pemukiman Baru Lagi

NewsINH, Tepi Barat – Para petinggi Palestina di Tepi Barat mengutuk tindakan Israel terbaru yang melebarkan pemukiman di atas tanah warga Palestina yang mereka ambil alih paksa.

Langkah ini akan semakin memicu ketegangan di wilayah tersebut, yang telah mengalami peningkatan kekerasan sejak agresi di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, salah satu agresi terparah sejak area tersebut diblokade.

Pemukiman yang Israel terus bangun di Tepi Barat adalah ilegal di dalam hukum internasional, hal ini juga kerap menjadi tantangan solusi dua negara. Meski dilarang dalam kesepakatan solusi dua negara, Israel terus melanggar dan melebarkan pemukiman demi pemukiman.

Tiga pos pemukiman yang baru ini telah disahkan berdasarkan hukum Israel, digambarkan sebagai lingkungan baru dari pemukiman yang sudah ada. Mereka berada di daerah sensitif di Lembah Yordan dan dekat kota Hebron di bagian selatan.

Selain itu, pengawas anti-permukiman Israel Peace Now mengatakan pada hari Kamis bahwa pemerintah Israel telah menyetujui atau memajukan rencana pembangunan 5.295 rumah di puluhan permukiman.

Pekan ini juga disebutkan bahwa Dewan Perencanaan Tinggi pemerintah Israel telah menyetujui perampokan terbesar tanah Palestina di Tepi Barat dalam lebih dari tiga dekade.

Sekitar 12.700 dunam (5 mil persegi) telah ‘disita paksa’ di Lembah Yordan dan dinyatakan sebagai tanah Israel. Tahun ini merupakan puncak deklarasi tanah negara dengan total 23.700 dunam yang terkena dampaknya, lapor BBC.

Juru bicara presiden Palestina, Nabil Abu Rdeinah, mengatakan pengumuman baru tersebut menegaskan bahwa “pemerintahan ekstremis Israel terikat oleh kebijakan perang dan pemukiman sayap kanan”.

Dia mengatakan langkah-langkah terbaru ini tidak akan “mencapai keamanan dan perdamaian bagi siapa pun” dan dimaksudkan untuk mencegah pembentukan negara Palestina yang secara geografis berdekatan di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.

Pekan lalu, kabinet keamanan Israel memutuskan untuk mengizinkan secara lima pos pemukiman yang dibangun tanpa persetujuan resmi pemerintah.

PBB, Inggris dan negara-negara lain mengecam tindakan tersebut karena meremehkan harapan bagi solusi dua negara – formula perdamaian yang disetujui secara internasional yang akan mewujudkan terciptanya negara Palestina merdeka bersama Israel.

“Israel harus menghentikan perluasan permukiman ilegal dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan ekstremis terhadap pemukim,” kata Kementerian Luar Negeri Inggris.

PBB: 90 Populasi Gaza Terlantar

PBB: 90 Populasi Gaza Terlantar

NewsINH, Gaza – Sekitar 90 persen populasi Jalur Gaza telah terlantar setidaknya beberapa kali sejak agresi Israel ke Jalur Gaza pada Oktober 2023 hingga hari ini.

Menurut Andrea De Domenico, kepada badan OCHA PBB mengatakan pada Rabu sekitar 1,9 juta jiwa di Gaza harus berpindah-pindah mencari tempat aman.

“Kami perkirakan sembilan dari sepuluh warga di Gaza terus berpindah-pindah setidaknya sekali, sampai 10 kali, sejak Oktober,” katanya kepada media.

Agresi Israel ke Jalur Gaza yang secara merata telah membuat warga harus menyelamatkan mereka sendiri meninggalkan seluruh harta dan barang mereka, tanpa tahu harus kemana, karena tidak ada tempat aman di Jalur Gaza.

“Di balik angka ini adalah manusia yang ketakutan dan berduka kehilangan, mereka mempunyai mimpi dan harapan, yang semakin berkurang setiap harinya (karena serangan),” tambahnya.

Dia juga mengatakan warga berpindah-pindah seperti catur yang sedang dimainkan.

Israel memecah Gaza menjadi dua, utara dan selatan, diperkirakan ada sekitar 300-350 ribu warga hidup di utara hingga saat ini dan tidak bisa evakuasi ke selatan akibat penjagaan ketat dari segala arah.

Saksi Mata Gaza Ungkap Tank Israel Tembaki Rumah yang ada Penghuninya

NewsINH, Gaza – Para saksi mata di Jalur Gaza mengungkapkan tank-tank Israel menembaki beberapa rumah yang di dalamnya ada penghuni yang terjebak dan tidak bisa menyelamatkan diri.

Setidaknya enam warga syahid di bagian selatan Gaza Rafah dan beberapa rumah hancur menyusul pasukan Israel menyisir area tersebut hari ini, sebagaimana dilaporkan Al Jazeera.

Pasukan Israel masuk ke area Shujaiya sejak empat hari lalu, dan menyisir lokasi tersebut dan menewaskan warga di sana. Hal ini membuat setidaknya 60ribu-80ribu warga melarikan diri dari lokasi itu.

“Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperkirakan 60.000 hingga 80.000 orang mengungsi dari Shujayea dalam beberapa hari terakhir,” tulis Al Jazeera.

Bagi mereka yang masih tinggal, “hidup kami seperti neraka”, kata Siham al-Shawa, 50 tahun, seorang warga.

Dia mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa orang-orang terjebak karena serangan bisa terjadi “di mana saja” dan “sulit untuk keluar dari lingkungan yang diserang”.

“Kami tidak tahu ke mana harus pergi untuk melindungi diri kami sendiri,” katanya.

Setidaknya 3.500 Anak Gaza Rawan Meninggal Kelaparan

Setidaknya 3.500 Anak Gaza Rawan Meninggal Kelaparan

NewsINH, Gaza – Memasuki bulan ke delapan serangan Israel ke Jalur Gaza, menipisnya pasokan pangan, tidak adanya akses kesehatan, air bersih, listrik, dan lainnya mengancam setidaknya 3.500 anak-anak dengan resiko sekarat, lapor media di Jalur Gaza.

Dalam satu hari ini saja, dilaporkan banyak serangan udara menargetkan kamp Nuseirat di pusat Gaza. Kamp ini terkenal dengan pembantaian 210 warga Gaza oleh Israel saat mereka membawa 4 tawanan Israel di Jalur Gaza, lapor Al Jazeera.

Pada hari yang sama setidaknya sembilan warga yang sedang mengantri bantuan makanan dibunuh oleh serangan udara di bagian selatan, Rafah.

Sampai saat ini, sekitar 37.372 warga Gaza telah syahid dan 85.452 luka-luka dalam serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023.

PBB Masukkan Israel ke dalam ‘Blacklist’ Negara-negara yang Membahayakan Anak-anak dalam Konflik

PBB Masukkan Israel ke dalam ‘Blacklist’ Negara-negara yang Membahayakan Anak-anak dalam Konflik

NewsINH, Gaza – PBB menambahkan Israel ke dalam “daftar hitam” negara-negara yang telah melakukan kekerasan terhadap anak-anak dalam konflik bersenjata, langkah ini diambil menyusul aksi Israel yang telah membunuh lebih dari 15 ribu anak Palestina di Jalur Gaza dalam genosida yang masuk bulan ke delapan ini.

Dalam postingan media sosial pada Jumat, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan mengatakan dia menerima pemberitahuan resmi tentang keputusan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

“Ini benar-benar keterlaluan dan salah,” tulis Erdan, sambil melampirkan video dia berbicara melalui telepon dan mengutuk tindakan tersebut.

“Saya menanggapi keputusan memalukan tersebut dan mengatakan bahwa tentara kami adalah yang paling bermoral di dunia. Satu-satunya yang masuk daftar hitam adalah Sekretaris Jenderal yang memberi insentif dan mendorong terorisme dan dimotivasi oleh kebencian terhadap Israel,” dalihnya.

Sementara, Jubir Gutteres Stephane Dujarric mengatakan, “Hal ini dilakukan untuk memberikan peringatan kepada negara-negara tersebut dan menghindari diluar batas,” seraya menambahkan bahwa laporan tersebut akan disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB pada tanggal 14 Juni dan kemudian secara resmi diterbitkan beberapa hari kemudian.

“Rekaman video panggilan telepon yang dilakukan Duta Besar Erdan, dan sebagian rekaman tersebut disebarkan di Twitter, sangat mengejutkan dan tidak dapat diterima – dan sejujurnya, ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat selama 24 tahun saya mengabdi pada organisasi ini,” kata Dujarric.

 

Gerilyawan Palestina Ditembak Mati Pasukan Israel di Tepi Barat

Gerilyawan Palestina Ditembak Mati Pasukan Israel di Tepi Barat

NewsINH, Tepi Barat – Pasukan Israel menembak mati dua gerilyawan Palestina dalam serangan penangkapan yang memicu baku tembak di Tepi Barat, pada Kamis (1/12/2022) kemarin waktu setempat.

Dilansir dari AFP, Muhammad Ayman al-Saadi (26) dan Naim Jamal Zubaidi (27) “terbunuh oleh peluru pendudukan Israel saat fajar hari ini selama agresi di kamp Jenin,” kata pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina.

Tentara Israel dan Perdana Menteri Yair Lapid mengidentifikasi Saadi dan Zubaidi sebagai militan dan mengkonfirmasi kematian mereka dalam operasi tersebut.

Kekerasan mematikan telah melonjak di wilayah itu sejak Maret 2022 lalu, ketika Israel melancarkan serangan hampir setiap hari menyusul serangkaian ancaman mematikan yang menargetkan warga Israel.

Tentara menyebut Saadi “seorang agen tingkat tinggi dalam organisasi teroris Jihad Islam,” sementara Lapid menggambarkan Zubaidi sebagai “anggota senior Brigade (Martir) Al-Aqsa,” sayap bersenjata gerakan Fatah Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Sumber-sumber Palestina yang akrab dengan Jihad Islam mengonfirmasi bahwa Saadi adalah anggota kelompok tersebut.

Sementara Zubaidi berasal dari keluarga Jenin terkemuka yang kerabatnya menjadi sasaran pasukan Israel atas dugaan hubungan militan.

Jenin adalah kubu faksi militan di Tepi Barat, wilayah yang diduduki Israel sejak Perang Enam Hari 1967. Tentara mengatakan telah memasuki kota Wadi Bruqin di mana “tiga buronan yang diduga terlibat dalam kegiatan teroris ditangkap”.

“Selama operasi, tersangka bersenjata menembak pasukan keamanan, yang membalas dengan tembakan langsung,” kata tentara dalam sebuah pernyataan.

Mantan Perdana Menteri Israel Yair Lapid memuji penggerebekan itu sebagai kelanjutan langsung dari kebijakan tanpa kompromi kami dalam perang melawan terorisme. Pihaknya menuduh bahwa kedua warga Palestina yang tewas pada hari Selasa kemarin diduga telah merencanakan dan melakukan serangan di wilayah Israel.

 

Sumber: AFP/CNNIndonesia

Remaja Palestina Terluka Akibat Diserang Pemukim Israel di Hebron

Remaja Palestina Terluka Akibat Diserang Pemukim Israel di Hebron

NewsINH, Hebron – Seorang remaja Palestina berusia 17 tahun mengalami luka-luka disekujur tubuhnya setelah dikroyok sejumlah pemukim Israel di Kota Hebron, Tepi Barat.

“Seorang bocah lelaki Palestina berusia 17 tahun terluka ketika pemukim Israel menyerang kota Hebron, Tepi Barat selatan,” tulis laporan koresponden Wafa, Jum’at (2/11/2022)

Dia mengatakan bahwa para pemukim menahan bocah itu, Wadi Sadr, di Jalan al-Shalaleh di pusat kota dan menyerangnya menggunakan batang logam yang menyebabkan memar di sekujur tubuhnya sebelum keluarganya dapat menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit.

Masih di kota Hebron, kekejaman pendudukan Israel juga tak hanya memukul bahkan membunuh warga. Akan tetapi pendudukan Israel di Palestina juga kerap merusak dan menghancurkan rumah-rumah milik warga Palestina seperti dua rumah milik warga Palestina yang berada di desa Ramadin, di selatan Hebron di Tepi Barat selatan.

Zaidan Zagharneh, seorang warga Palestina setempat, mengatakan bahwa buldoser Israel dikawal tentara dan polisi Israel menyerbu desa tersebut dan mulai merobohkan dua rumah yang sedang dibangun milik kedua putranya, Salah dan Izz al-Din.

Dia mengatakan pembongkaran terjadi dengan dalih tidak memiliki izin konstruksi, yang tidak dapat diperoleh warga Palestina di Area C Tepi Barat yang diduduki sebagai akibat dari kebijakan perencanaan dan konstruksi Israel yang dinilai sangat rasis dan melanggar hak asasi manusia.

 

Sumber: Wafa

Jubir Kepresidenan Palestina Kutuk Pembunuhan 3 Pemuda Palestina

Jubir Kepresidenan Palestina Kutuk Pembunuhan 3 Pemuda Palestina

NewsINH, Ramallah – Juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh mengutuk kejahatan Israel yang membunuh 3 pemuda, termasuk dua saudara kandung, di Kufr Ein, dekat Ramallah, dan kota Beit Ummar, utara Hebron.

Ia menekankan bahwa pembunuhan warga Palestina setiap hari adalah deklarasi perang dan pasti akan menghancurkan segalanya. Kepada radio resmi Voice of Palestine, Abu Rudeineh mengatakan bahwa pemerintah Israel memikul tanggung jawab penuh atas kejahatan ini dan harus bertanggung jawab atas mereka.

Ia mencatat bahwa pemerintah sayap kanan saat ini dan berikutnya telah menyatakan perang setiap hari terhadap rakyat Palestina.

“Pemerintah Amerika juga memikul tanggung jawab besar atas kejahatan berkelanjutan otoritas pendudukan Israel terhadap rakyat kami, karena mereka adalah satu-satunya penjaga negara pendudukan di dunia, memasoknya dengan senjata dan uang, dan di forum internasional. Itu (AS) harus mempertimbangkan kembali posisinya,” katanya seperti dikutip dari kantor berita Palestina, Wafa, Rabu (30/11/2022).

Abu Rudeineh menekankan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) harus mengambil sikap serius yang akan mencegah Israel melanjutkan kejahatannya yang mengguncang seluruh wilayah dan dapat menghancurkan segalanya.

Dia menunjukkan bahwa kepemimpinan Palestina mampu mengambil keputusan yang melindungi kepentingan rakyat Palestina. Abu Rudeineh mengatakan bahwa perang Israel melawan rakyat Palestina tidak akan mengalahkan mereka atau membuat mereka menyerah. Baca: Palestina Peringatkan Dampak Kesepakatan Koalisi antara Netanyahu dan Ben-Gvir “Israel harus menyadari bahwa (negara) itu terisolasi,” kata Abu Rudeineh.

Abu Ruudeineh lantas menyerukan kepada pemerintah AS untuk mempertimbangkan kembali kebijakannya karena berdiri sendiri sebagai pelindung tindakan Israel dan tidak mengambil posisi serius, melainkan puas hanya dengan membuat janji dan tidak mengimplementasikan apa pun. “Harus lebih serius jika menginginkan keamanan dan stabilitas di seluruh kawasan,” pungkasnya.

 

Sumber : Sindonews/Wafa

 

Warga Palestina Bentrok dengan Tentara Israel di Hebron dan Ramallah

Warga Palestina Bentrok dengan Tentara Israel di Hebron dan Ramallah

NewsINH, Hebron – Warga Palestina di kota Hebron, Tepi Barar selatan dan di desa al-Mughayyer timur laut Rammallah bentrok dengan tentara Israel, beruntung tak ada korban jiwa dari pihak Palestina sementara tentara Isreal menahan seorang anak-anak berusia 10 tahun.

Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Kamis (1/12/2022) bahwa warga Palestina melempari tentara dengan batu setelah mereka menerobos bagian kota yang dikuasai Palestina di daerah Bab al-Zawiyeh dan pasukan Israel membalasnya dengan menembakkan tabung gas air mata, granat suara, dan peluru logam berlapis karet ke orang-orang dan toko-toko di daerah tersebut. .

“Alhamdulillah tidak ada laporan cedera yang kami terima,” tulis laporan tersebut.

Sementara itu, di desa al-Mughayyer di Ramallah, bentrokan pecah setelah ribuan warga Palestina mengantarkan pemakaman Raed Naasan, yang ditembak dan dibunuh kemarin oleh tembakan tentara Israel, menurut kepala dewan desa Ayman Abu Eliya.

Dia mengatakan bahwa tentara menahan dua anak, berusia 8 dan 10 tahun, di sebuah jip tentara selama beberapa jam menggunakan mereka sebagai perisai untuk menghentikan aksi perlawanan warga.

Sebelumnya, Presiden Mahmoud Abbas telah menelepon ayah Raed Naasan, Ghassan, untuk menyampaikan belasungkawa dan dukungannya bagi keluarga yang ditinggalkan atas kematian Raed Naasan.

 

Sumber: Wafa

ActionAid International Komitmen Dukung Kemerdekaan Palestina

ActionAid International Komitmen Dukung Kemerdekaan Palestina

NewsINH, Johannesburg – Memperingati Hari Solidaritas Internasional dengan rakyat Palestina, ActionAid International bersama dengan organisasi internasional dan hak asasi manusia di seluruh dunia kembali menekankan komitmenya untuk mendukung hak-hak rakyat Palestina dalam mencapai kemerdekaan.

Pada kesempatan ini, ActionAid International mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Palestina dan terus mendukung hak rakyat Palestina atas penentuan nasib sendiri, kebebasan, keadilan, dan kemerdekaan. ActionAid meminta komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghentikan pelanggaran yang semakin meningkat terhadap hak-hak tersebut.

ActionAid mengingatkan negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa mereka memiliki kewajiban moral dan hukum untuk melaksanakan pengakuan Palestina sebagai negara merdeka dan mengakhiri pendudukan.

“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memecah kesunyian tentang penderitaan dan penindasan yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina,” katanya, seperti dilansir dari kantor berita Palestina Wafa, Kamis (1/12/2022)

Direktur negara ActionAid Palestine, Ibrahim Ibraigheth mengatakan solidaritas internasional pada dasarnya diperlukan karena berlanjutnya ketidakadilan dan penindasan yang dipraktikkan terhadap rakyat Palestina oleh pendudukan ilegal Israel. Hak asasi manusia Palestina yang dijamin dalam hukum internasional sebagai hak untuk hidup, perumahan, martabat, kebebasan, pergerakan, pendidikan, dan hak-hak lainnya ditolak setiap hari di bawah kesunyian komunitas internasional.

Tahun 2022 telah menjadi tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki sejak 2015. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, pasukan pendudukan Israel sejauh ini telah membunuh lebih dari 200 warga Palestina- 51 dari jumlah itu adalah anak-anak, mayoritas ditembak oleh Israel. Pasukan atau pemukim bersenjata di Tepi Barat yang diduduki pada saat yang sama, pada Agustus 2022 Israel melancarkan agresi lagi terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, di mana 49 warga Palestina, termasuk 17 anak-anak, tewas, dan 335 lainnya luka-luka.

Tahun ini juga menyaksikan kesinambungan kebijakan Israel tentang perluasan permukiman ilegal, penghancuran rumah, pemindahan paksa secara sistematis, pembatasan pergerakan, dan penyitaan tanah. Kebijakan ini mencuri lebih banyak tanah Palestina dan sumber daya alam, kata ActionAid.

“Warga Palestina di Wilayah Pendudukan Palestina (OPT) juga ditolak untuk mengatasi dampak krisis iklim dengan menghalangi mereka menikmati hak-hak lingkungan mereka,” jelas mereka.

Sementara itu, 2,1 juta warga Palestina tinggal di penjara terbuka di Jalur Gaza di bawah blokade yang telah diberlakukan secara ilegal selama lebih dari 15 tahun merampas hak asasi manusia dan menyebabkan krisis kemanusiaan dan lingkungan, serta kekurangan air dan listrik. Hanya 4% air yang layak untuk digunakan manusia.

Orang-orang Palestina juga kehilangan salah satu jurnalis ikonik dan inspiratif mereka, Shireen Abu Akleh, seorang koresponden Al-Jazeera yang dibunuh oleh tentara Israel pada bulan Mei saat dia sedang melakukan tugas medianya, dan pembawa peti matinya dipukuli oleh polisi Israel. Selain itu, Israel terus menyerang ruang sipil dan politik Palestina dengan menunjuk enam LSM Palestina sebagai organisasi teroris termasuk Dukungan Tahanan Addameer dan Asosiasi Hak Asasi Manusia, Al-Haq, Pusat Penelitian dan Pengembangan Bisan, Pertahanan untuk Anak Internasional – Palestina, Persatuan Komite Kerja Pertanian dan Persatuan Wanita Palestina.

Pelanggaran yang dilakukan oleh Israel ini mendorong organisasi hak asasi manusia terkemuka seperti B’tselem, Human Rights Watch, dan Amnesty International untuk menganggapnya sebagai kejahatan apartheid terhadap rakyat Palestina.

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) mendeklarasikan pada tahun 1977 tanggal 29 November, hari di tahun 1947 UNGA memilih untuk membagi Palestina menjadi negara Arab dan Yahudi yang mengarah ke Nakba Palestina, atau malapetaka, yang masih berlangsung, sebagai Hari Internasional untuk Solidaritas untuk Rakyat Palestina.

 

Sumber: Wafa

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!