Menlu RI Pastikan Indonesia Dukung UNRWA dan Mandatnya untuk Palestina

Menlu RI Pastikan Indonesia Dukung UNRWA dan Mandatnya untuk Palestina

NewsINH, Jakarta – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Komisioner Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini, di sela-sela High Level Week (HLW) Sidang Umum PBB ke-79 pada Minggu, (22/09/2024) kemarin seperti dikutip dari tempo.co.

Rapat itu membahas perkembangan kemanusiaan yang semakin memburuk di Palestina, serta bantuan kemanusiaan Indonesia melalui UNRWA.

Dalam pertemuan, Lazzarini berterima kasih kepada Indonesia karena selalu berada di garda terdepan dalam membela Palestina. Dia menyebut kondisi UNRWA saat ini sedang mengalami tekanan finansial karena banyak negara yang membekukan pendanaannya ke UNRWA serta adanya kampanye negatif di media yang menuduh UNRWA sebagai organisasi teroris.

“Hingga saat ini, lebih dari 250 relawan kemanusiaan, termasuk staf kemanusiaan UNRWA terbunuh dan sekitar dua pertiga gedung UNRWA mengalami kerusakan di Gaza,” tambah Lazzarini.

Menanggapi hal tersebut, Retno menegaskan dukungan Indonesia terhadap mandat UNRWA dalam penanganan pengungsi Palestina. Tidak hanya terhadap pengungsi, posisi UNRWA juga strategis dalam pemulihan Palestina pasca konflik. Retno juga tegaskan pentingnya pelindungan terhadap relawan kemanusiaan dan komitmen penuh Indonesia untuk terus memperkuat mandat UNRWA.

“Pagi ini (22 September 2024), saya hadir di pertemuan Core Group Menteri Luar Negeri OKI untuk mendorong pemanfaatan Majelis Umum PBB untuk menggalang dukungan dalam upaya memperbaiki situasi di Palestina, termasuk melalui UNRWA”, ungkap Retno.

Sebagai bentuk dukungan, Indonesia telah meningkatkan bantuan pendanaan kepada UNWRA tiga kali lipat pada 2023, dan pada tahun ini, kembali melipatgandakan kontribusinya hingga mencapai USD 1,2 juta (Rp18 miliar). Di samping itu, Indonesia juga terus mendorong pendanaan inovatif untuk memperkuat UNRWA, di antaranya dengan menjajaki kerja sama dengan Badan Zakat Indonesia (Baznas) untuk penambahan penyaluran bantuan ke UNWRA. Sejak November 2023, Baznas telah mendistribusikan sekitar USD 3,3 juta (Rp50 miliar) untuk masyarakat Palestina.

Indonesia adalah bagian dari “Core Group of Friends of UNRWA” di PBB dan turut mendukung UNRWA Shared Commitment Initiative. Adapun fokusnya memperkuat mandat UNRWA untuk masyarakat Palestina.

 

Sumber: Tempo

Israel Serang Zona Aman di Al Mawasi Gaza, 40 Warga Meninggal Dunia

Israel Serang Zona Aman di Al Mawasi Gaza, 40 Warga Meninggal Dunia

NewsINH, Gaza – Sedikitnya 40 orang tewas dan 60 terluka akibat serangan udara Israel di zona aman wilayah Al Mawasi, Khan Yunis, di bagian selatan Jalur Gaza pada Selasa 10 September 2024. Hal ini dilaporkan stasiun televisi Palestina, Al-Aqsa TV, yang mengutip pejabat pemerintah Gaza.

Menurut kepala departemen logistik Pertahanan Sipil Gaza, sebanyak 20 tenda yang digunakan pengungsi hancur akibat serangan tersebut.

Stasiun televisi tersebut juga melaporkan bahwa operasi pencarian dan penyelamatan di lokasi serangan masih berlangsung “dalam kondisi sulit.”

Daerah pesisir al-Mawasi telah dipenuhi tenda pengungsi sejak banyak warga Palestina melarikan diri ke sana ketika tentara Israel menetapkannya sebagai “zona aman” selama invasi darat ke kota-kota terdekat, Rafah dan Khan Younis.

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa pesawat Israel menyerang “pusat komando dan kontrol” dari gerakan Hamas Palestina.

“Atas arahan intelijen IDF dan ISA, Angkatan Udara Israel menyerang teroris Hamas yang beroperasi di dalam pusat komando dan kontrol yang tersembunyi di dalam Area Kemanusiaan di Khan Yunis,” kata IDF di Telegram.

“Sebelum serangan, berbagai langkah telah diambil untuk mengurangi risiko terhadap warga sipil, termasuk penggunaan amunisi presisi, pengawasan udara, dan metode tambahan lainnya, ” tulis IDF.

Hamas membantah klaim militer Israel bahwa mereka menjadi tuan rumah pusat komando di zona aman, menyusul serangan terhadap al-Mawasi.

“Ini jelas merupakan kebohongan yang bertujuan untuk membenarkan kejahatan buruk ini. Hamas telah beberapa kali menyangkal bahwa ada anggotanya yang berkumpul di tempat berkumpul sipil atau menggunakan tempat-tempat tersebut untuk tujuan militer,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Tim penyelamat yang mencari korban selamat di al-Mawasi mengatakan rudal Israel meninggalkan lubang sedalam 9 meter, Al Jazeera Arab melaporkan, mengutip sumber-sumber lokal.

Para saksi menggambarkan pemandangan kacau di kawasan itu, dengan api yang berkobar dan pesawat pengintai Israel berputar-putar di atasnya.

Serangan itu terjadi di dekat rumah sakit lapangan yang dikelola oleh badan amal Inggris UK-Med, di pintu masuk al-Mawasi.

Pada 7 Oktober 2023, Israel menjadi sasaran serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Jalur Gaza. Selain itu, para pejuang dari gerakan Hamas Palestina menyusup ke wilayah perbatasan, menembaki militer dan warga sipil serta mengambil sandera.

Serangan balas dendam Israel sejak saat itu menewaskan sekitar 41.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Serangan Israel juga menghancurkan 85 persen wilayah Gaza, melukai lebih dari 90 ribu orang dan membuat krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

 

Sumber: Aljazeera/Tempo

Turki dan Mesir Serukan Pengakuan Internasional Lebih Luas atas Palestina

Turki dan Mesir Serukan Pengakuan Internasional Lebih Luas atas Palestina

NewsINH, Ankara – Turki dan Mesir pada Rabu, 4 September 2024, menyerukan pengakuan internasional yang lebih luas atas kedaulatan negara Palestina. Seruan itu tertuang dalam sebuah deklarasi bersama setelah pertemuan pertama Dewan Kerjasama Strategis Tingkat Tinggi Turki-Mesir.

Ankara dan Kairo menegaskan kembali dukungan kuat mereka untuk mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina. Kedua negara juga menekankan dukungan atas hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, berdasarkan perbatasan tahun 1967.

Kedua negara menggarisbawahi komitmen untuk melindungi hak pengungsi Palestina kembali ke tanah air mereka. Deklarasi tersebut menegaskan pentingnya mendukung kedaulatan dan stabilitas Irak, serta menyoroti dukungan Turki dan Mesir terhadap upaya pembangunan dan rekonstruksi Irak.

Deklarasi ini juga menyatakan kedua negara menegaskan kembali komitmen mereka mendukung proses politik yang dipimpin dan dimiliki oleh rakyat Libya, di bawah fasilitasi PBB, dengan tujuan menjaga keamanan, stabilitas, integritas teritorial, dan persatuan politik Libya.

Turki dan Mesir menilai pentingnya mencapai perdamaian, keamanan, stabilitas di Tanduk Afrika serta mendorong terjalinnya hubungan bertetangga yang baik, persahabatan, menghormati integritas teritorial dan kedaulatan masing-masing negara di Tanduk Afrika.

Sedangkan menyoroti kekhawatiran atas konflik yang sedang berlangsung di Sudan yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang menghancurkan di seluruh negeri dan kawasan tersebut, Turki dan Mesir menyambut baik upaya penyelesaian krisis ini secara damai dan mendukung inisiatif diplomatik bersama dalam hal ini, demikian isi deklarasi tersebut.

Tak hanya itu, kedua negara juga mengulangi komitmen bersama mereka untuk menemukan solusi yang abadi dan komprehensif terhadap konflik di Suriah. Mesir dan Turki sama-sama menekankan pentingnya kedaulatan dan integritas teritorial Suriah sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254. Deklarasi bersama ini menekankan pentingnya memerangi segala bentuk dan manifestasi terorisme.

 

Sumber : Anadolu-OANA

Kolonial dan Rasis, Palestina Kecam Israel Hapus Peta Tepi Barat

Kolonial dan Rasis, Palestina Kecam Israel Hapus Peta Tepi Barat

NewsINH, Ramallah – Otoritas Palestina mengecam keras pemimpin Israel Benjamin Netanyahu karena menggunakan peta yang menghapus Tepi Barat.

“Peta Netanyahu mengungkap kebenaran agenda kolonial dan rasis dari pemerintah sayap kanan ekstremis,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari anadolu, Rabu (4/9/2024).

Pemimpin Israel itu tampak berdiri di depan peta digital seukuran dinding pada Senin (2/9) yang menghapus Tepi Barat. Palestina mengecam tindakan itu sebagai aneksasi eksplisit wilayah yang diduduki oleh Tel Aviv.

“Netanyahu terus dan berulang kali menggunakan peta yang mencakup Tepi Barat sebagai bagian dari negara pendudukan, sebagai pengakuan yang jelas dan eksplisit atas kejahatan kolonial rasis ini, dan mengabaikan legitimasi internasional dan resolusinya, keinginan internasional untuk perdamaian, dan perjanjian yang ditandatangani,” kata kementerian tersebut.

“Perilaku ini merupakan tantangan terang-terangan bagi upaya internasional untuk menghentikan perang pemusnahan dan pemindahan dan menghidupkan kembali proses perdamaian berdasarkan solusi dua negara,” tambahnya.

Kementerian Luar Negeri menekankan bahwa penggunaan peta yang menghapus Tepi Barat oleh Netanyahu mencerminkan “kebijakan kolonial ekspansionis rasisnya yang dipraktikkan di secara nyata di hadapan dunia.”

“Kami memandang dengan sangat prihatin pelanggaran hukum internasional yang mencolok ini, terutama karena pendudukan tersebut melakukan kejahatan paling kejam terhadap rakyat kami, dalam perwujudan praktis dari upaya untuk menyangkal keberadaan Palestina dan hak-hak nasional mereka yang adil dan sah,” tambahnya.

Ketegangan meningkat di seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki di tengah serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 40.800 orang, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.

Setidaknya 670 orang telah tewas dan lebih dari 5.600 lainnya terluka oleh tembakan Israel di Tepi Barat, menurut data Palestina.

Dalam “landmark opinion” (pendapat penting) pada 19 Juli, Mahkamah Internasional menyatakan pendudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina adalah tindakan yang melanggar hukum dan menuntut evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

 

Sumber: Anadolu

Indonesia Kutuk Serang Biadab Israel ke Sekolah di Gaza

Indonesia Kutuk Serang Biadab Israel ke Sekolah di Gaza

NewsINH, Gaza – Indonesia mengutuk keras serangan biadab Israel terhadap sekolah al-Jaouni, Gaza Tengah yang dioperasikan oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

“Indonesia kutuk keras serangan biadab Israel terhadap sekolah al-Jaouni di kamp pengungsi Nuseirat yang dioperasikan UNRWA di Gaza Tengah (6/7),” kata Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia melalui pernyataan di X, Senin.

Kemlu menegaskan bahwa Israel terus melakukan kekejaman serta pelanggaran hukum internasional dan berakibat pada jumlah korban jiwa sipil yang terus bertambah.

Kemlu menyoroti sikap dari Dewan Keamanan PBB dan negara-negara pendukung Israel karena tidak kunjung mengambil sikap tegas kepada Israel yang telah membunuh lebih dari 38.000 warga Palestina dan serta lebih dari 87.000 lainnya terluka.

“Apakah seluruh kekejian seperti ini masih belum cukup juga bagi DK PBB dan negara-negara pendukung Israel untuk mengambil tindakan tegas terhadap Israel?” ucapnya.

Kementerian Kesehatan Gaza sebelumnya menyatakan bahwa pasukan Israel melakukan pembantaian di sebuah sekolah di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah.

Aksi biadab militer Zionis itu menewaskan sebanyak 16 warga sipil Palestina dan melukai 50 lainnya.

Kelompok perjuangan Palestina Hamas mengatakan serangan tersebut merupakan bagian dari genosida yang sedang dilakukan tentara teroris Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Hamas menuntut masyarakat internasional dan PBB agar mengambil tindakan segera guna menghentikan kekerasan Israel dan kejahatan perang yang terus dilakukannya serta mengambil langkah efektif untuk mencegah mesin pembunuh Zionis melanjutkan kejahatannya terhadap warga tak berdaya di Gaza.

Sementara itu, kantor media pemerintah Gaza menyatakan Israel telah menyerang 17 sekolah dan sarana penampungan pengungsi di dalam kamp sejak Tel Aviv melancarkan invasi militer ke Jalur Gaza dengan dukungan penuh Amerika Serikat pada 7 Oktober 2023.

Warga Palestina telah menggunakan gedung-gedung sekolah sebagai tempat berlindung setelah rumah-rumah dan wilayah permukiman mereka hancur lebur akibat serangan udara dan darat Israel.

 

Sumber: Gazamedia

Sumbang 200 Juta, Jazuli Juwaini Ikut “Saweran” Bangun Kampung Indonesia di Gaza

Sumbang 200 Juta, Jazuli Juwaini Ikut “Saweran” Bangun Kampung Indonesia di Gaza

NewsINH, Jakarta –  Krisis kemanusiaan di Gaza semakin mengkhawatirkan di mana jutaan warga Palestina telantar akibat konflik yang tak kunjung berakhir. Sejumlah lembaga kemanusiaan diberbagai dunia pun terus menggalang kekuatan untuk mengatasi krisis tersebut, termasuk lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian atau INH yang berbasis di Indonesia.

INH menjadi salah satu lembaga kemanusiaan yang menggagas program”Bangun Gaza Kembali” dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat dalam merealisasikan program tersebut. Pasalnya, pembangunan atau rehabilitasi Gaza yang hancur akibat serangan zionis Israel itu membutuhkan banyak tenaga dan biaya tidak bisa dipikul secara sendiri-sendiri alias “saweran”.

“Alhamdulillah hari ini kami sangat berterimakasih kepada Bapak Jazuli Juwaini Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS)  yang telah mendukung dan membantu kami untuk mensuksesnya program Bangun Gaza Kembali baik secara materi maupun dukungan lainya,” kata Suprianto Koordinator Nasional Sahabat Relawan INH (Share-INH) di Komplek Parlemen, Senanyan, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2024).

Menurutnya, bantuan uang tunai sebesar Rp 200 juta yang diberikan secara langsung oleh Jazuli Juwaini merupakan bantuan sosial kemanusiaan secara pribadi yang dititipkan ke INH untuk membantu saudara-saudara kita di Gaza, Palestina yang saat ini hidup dalam bayang-bayang kelaparan dan tak memiliki tempat tinggal yang layak.

“Amanah ini akan kami sampaikan kepada saudara kita di Palestina, khusunya mereka yang ada di Jalur Gaza kami juga terus melakukan penggalangan dana untuk merelasisasikan terwujudnya program “Bagun Gaza Kembali”,” jelasnya.

Sementara itu, Jazuli Juwaini mengapresiasi langka INH yang telah berfikir lebih cepat dalam membantu pemulihan Gaza, meski konflik diwilayah tersebut belum memiliki titik terang kapan akan berakhir.

Menurutnya, krisis kemanusiaan di Jalur Gaza sudah sangat memprihatinkan, bahkan jumlah orang yang telantar di Jalur Gaza kini mencapai angka mencengangkan, yaitu 1,9 juta jiwa.

“Lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi, mencari perlindungan di tempat-tempat yang masih aman, meninggalkan kehidupan mereka yang hancur oleh kekerasan perang. Penderitaan warga Gaza sudah saatnya dihentikan, kemerdekaan bangsa Palestina harus di wujudkan,” tegasnya.

Anggota dewan empat periode ini, mengajak kepada semua lapisan masyarakat agar kembali menengok kondisi Gaza yang belum terbebas dari penderitaan dan cengraman zionis Israel. Konflik Israel-Palestina harus disudahi.

“Ini jelas penjajahan di abad modern, Palestina-Israel tidak semata-mata konflik agama tetapi ini persoalan kemanusiaan yang sudah sangat akut dan harus dihentikan,” tegasnya.

Ia menyoroti penderitaan yang mendalam bagi warga sipil Palestina, yang kehidupan rumah tangganya hancur dan masa depan mereka hanyut dalam ketidakpastian.

“Perang tidak hanya menciptakan krisis kemanusiaan yang mendalam. Ini telah melepaskan pusaran penderitaan manusia,” pungkasnya.  (red)

RI Apresiasi Negara Eropa Akui Kedaulatan Palestina

RI Apresiasi Negara Eropa Akui Kedaulatan Palestina

NewsINH, Jakarta – Pemerintah Republik Indonesia mengapresiasi langkah negara-negara Eropa yang mengakui kedaulatan Palestina. Demikian pernyataan Juru Bicara II Kementerian Luar Negeri Rolliansyah Soemirat, Rabu (3/7/2024) di Jakarta, seperti dilaporkan situs RRI.com.

“Terakhir, kita mengetahui adanya Norwegia, Spanyol, dan Irlandia saat pertemuan Uni Eropa di Brussels bulan lalu. Dilanjutkan dengan Slovenia, kemudian Armenia,” kata Soemirat.

Katanya, dukungan dari  negara-negara Eropa menunjukan, semakin banyak negara yang memutuskan berada pada sisi sejarah yang benar. Negara-negara itu ingin memberikan dukungan moral dan politis terhadap perjuangan bangsa Palestina.

“Masyarakat internasional perlu menjaga momentum ini. Bahwa, penghargaan terhadap hukum internasional yang ada, juga harus berlaku dalam kasus di Gaza,” ucapnya.

Soemirat memastikan komitmen Indonesia mendukung perjuangan bangsa Palestina akan terus dilakukan. Menurutnya, hal itu akan terus diupayakan Indonesia melalui Menteri Luar Negeri dengan mengikutsertakan bersama masyarakat internasional.

“Ini juga akan terus dilakukan Ibu Menlu, baik dalam kapasitas nasional Indonesia dan juga sebagai salah satu negara dari 8 negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam). Yang diberi mandat khusus melakukan keikutsertaan masyarakat internasional terkait upaya memperoleh dukungan terhadap rakyat Palestina sebesar-besarnya,” kata Soemirat menjelaskan.

“Ini akan diteruskan Ibu Menlu dalam bentuk keikutsertaan dalam bentuk pertemuan dengan negara-negara lain. Dalam jangka waktu beberapa bulan ke depan.”

 

Sumber: Gazamedia

Innalillahi, 37 Anak Gaza Meninggal Akibat Kelaparan

Innalillahi, 37 Anak Gaza Meninggal Akibat Kelaparan

NewsINH, Gaza – Kelaparan akut terus menghantui Jalur Gaza seiring blokade militer Israel yang masih terus diberlakukan. Seorang anak Palestina berusia 13 tahun dilaporkan meninggal karena kelaparan di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah di tengah penutupan perbatasan Rafah.

Kantor berita WAFA melansir, kematian tersebut membuat jumlah korban jiwa akibat kekurangan gizi dan dehidrasi meningkat menjadi 37 orang di Jalur Gaza. Menurut sumber-sumber lokal, situasi kesehatan di Jalur Gaza kian parah dengan perluasan operasi militer penjajah Israel di kota Rafah ke arah barat, di mana semua rumah sakit tidak dapat beroperasi.

Abdelqader Al-Sarhi, nama bocah 13 tahun itu meninggal pada Sabtu pagi ini di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, Gaza tengah. Selain kekurangan gizi, ia juga meninggal karena kurangnya perawatan medis di tengah penutupan perbatasan Rafah.

Penjajah Israel terus menutup penyeberangan Rafah selama 26 hari, di tengah peringatan akan memburuknya situasi kemanusiaan akibat kurangnya aliran pasokan penyelamat jiwa kepada warga di berbagai wilayah, terutama di wilayah Jalur Gaza bagian utara.

Jalur Gaza, khususnya wilayah utara, sedang bergulat dengan kekurangan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar. Bahkan bantuan yang mencapai wilayah selatan Gaza tidak mencukupi, terutama dengan adanya pengungsian lebih dari 1,3 juta orang dari Gaza utara ke selatan, terutama ke Rafah.

Pasukan pendudukan Israel tidak hanya mencegah masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza utara tetapi juga dengan sengaja menargetkan warga saat mereka menunggu datangnya pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan. Hal ini mengakibatkan pembunuhan tragis terhadap ratusan warga sipil dan melukai lebih banyak lagi.

Alexandra Saieh, kepala kebijakan dan advokasi kemanusiaan di Save the Children, mengatakan kepada Aljazirah bahwa “Gaza sedang menyaksikan tingkat malnutrisi terburuk, khususnya malnutrisi anak, di seluruh dunia saat ini”.

Saieh mengatakan bahwa jumlah kematian anak akibat kekurangan gizi yang dilaporkan hanyalah “puncak gunung es” karena hanya mewakili anak-anak yang mampu “mencapai titik medis” yang mana kematian mereka dicatat.

“Anak-anak di Gaza kelaparan, mereka tidak mendapatkan air bersih, mereka tidak mendapatkan bantuan medis yang memadai dan ini semua dipicu oleh terhambatnya bantuan kemanusiaan secara sistematis,” katanya, seraya menyebutkan bahwa pusat stabilisasi malnutrisi di Tal as-Sultan, di Rafah barat, harus ditutup dalam sepekan terakhir.

“Pada Maret lalu, PBB memperingatkan akan terjadinya kelaparan. Dan kami – sebagai organisasi kemanusiaan – belum diberi akses untuk mencegah kelaparan tersebut sehingga kami memperkirakan situasinya akan menjadi lebih buruk,” katanya. “Dan di wilayah selatan, kami khawatir bahwa kondisi seperti kelaparan yang kita lihat di Gaza utara awal tahun ini sedang terjadi, dan mungkin sudah terjadi, di Gaza selatan.”

Rumah sakit terakhir yang berfungsi di Rafah, Rumah Sakit al-Helal al-Emirati, tidak berfungsi setelah dievakuasi pada 30 Mei, menurut kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di wilayah pendudukan Palestina. Dua rumah sakit utama lainnya di Rafah, Rumah Sakit Khusus al-Najjar dan Kuwait, berhenti berfungsi masing-masing pada tanggal 7 Mei dan 28 Mei, kata organisasi tersebut.

“Hampir tidak ada layanan kesehatan yang tersedia di kota Rafah. Hanya satu rumah sakit lapangan yang masih berfungsi sebagian, namun saat ini tidak dapat diakses karena adanya permusuhan di sekitarnya dan hanya dapat memberikan layanan dasar kepada pasien di dalamnya.

Dua rumah sakit lapangan berfungsi di wilayah pesisir Rafah (al-Mawasi) tetapi mereka sangat kewalahan mengingat besarnya kebutuhan,” kata WHO dalam sebuah postingan di X.

Organisasi tersebut mendesak gencatan senjata untuk memulihkan rumah sakit di sana. “Dengan meningkatnya serangan akibat operasi militer yang sedang berlangsung, kurangnya layanan kesehatan akan menyebabkan peningkatan kematian dan penderitaan yang tidak perlu.”

Juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan anak-anak di Gaza kelaparan karena masih adanya hambatan terhadap akses bantuan.

“Kami terus menegaskan bahwa kewajiban pemerintah Israel berdasarkan hukum untuk memfasilitasi pengiriman bantuan tidak berhenti di perbatasan, tidak berhenti ketika Anda turun hanya beberapa meter melintasi perbatasan,” kata Jens Laerke.

“Bantuan yang masuk tidak sampai ke masyarakat. Menurut saya, mereka tentu saja tidak mendapatkan jumlah yang sangat mereka perlukan untuk mencegah kelaparan, untuk mencegah segala jenis kengerian yang kita lihat.”

Setidaknya 36.379 warga Palestina telah syahid dan 82.407 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan di Gaza. Kementerian menambahkan bahwa 95 orang tewas dan 350 orang terluka dalam periode pelaporan 24 jam terakhir.

 

Sumber: WAFA/Republika

Sanitasi Buruk, Ratusan Ribu Ibu Hamil di Gaza Terancam Kesehatanya

Sanitasi Buruk, Ratusan Ribu Ibu Hamil di Gaza Terancam Kesehatanya

NewsINH, Gaza – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) melalui unggahan di platform X mengungkapkan lebih dari 150 ribu ibu hamil menghadapi kondisi sanitasi yang buruk dan bahaya kesehatan di tengah agresi Israel di Jalur Gaza dan pengungsian paksa.

“Tidak ada anak di dunia yang menderita seperti ini. Kami butuh gencatan senjata sekarang,” tulis UNRWA dilansir laman kantor berita Palestina WAFA.

Badan Bantuan PBB itu memperingatkan tingkat keputusasaan kembali terjadi di Gaza. Menurut UNICEF, sebanyak 95 persen ibu hamil dan menyusui menghadapi krisis pangan yang parah di Jalur Gaza, di mana perang masih berlangsung.

Sementara itu, Dana Penduduk PBB (UNFPA) baru saja melaporkan bahwa 62 paket bantuan berisi bahan-bahan untuk persalinan masih menunggu izin masuk melalui penyeberangan Rafah. Jumlah korban meninggal akibat agresi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah bertambah menjadi 35.091 orang, dengan lebih dari 78.827 orang lainnya terluka.

Sementara itu, lembaga PBB yang menangani anak-anak (Unicef) mengatakan pembunuhan anak-anak Palestina oleh Israel Harus Dihentikan

“Sebagai orang yang pernah berada di lapangan dan menghabiskan banyak waktu di rumah sakit di Gaza, termasuk Rafah, saya melihat dampak pertempuran ini pada jenazah anak-anak dan itu sangat mengerikan,” kata juru bicara Dana Anak-anak PBB (Unicef) Tess Ingram di stasiun televisi ABC, seperti dikutip Aljazirah, Senin (13/5/2024) kemarin.

“Saya melihat anak perempuan berusia sembilan tahun mempertahankan nyawanya di ranjang rumah sakit di Rafah dengan luka ledakan di sisi tubuhnya, dan ketika saya bertemu dengannya, ia sudah seperti itu selama 16 hari karena karena tidak ada kemampuan medis di Gaza untuk mengobati luka-lukanya.”

“Kami harus melihat diakhirinya pertempuran dan pembunuhan tanpa pandang bulu pada warga sipil terutama anak-anak,” tambahnya.

Unicef terus mendesak para pemimpin dunia dalam setiap kesempatan untuk membuka akses kemanusiaan ke seluruh Gaza. Untuk menanggapi situasi yang dihadapi anak-anak di Israel dan Negara Palestina, Unicef menyerukan

Sejak awal perang Unicef meminta akses kemanusiaan yang aman dan tidak terbatas ke dan di dalam Jalur Gaza untuk menjangkau populasi yang terkena dampak perang di mana pun mereka berada, termasuk di bagian utara.

Unicef juga meminta semua akses penyeberangan harus dibuka, termasuk untuk mendapatkan bahan bakar dan material yang cukup untuk menjalankan dan merehabilitasi infrastruktur penting dan pasokan komersial.

Unicef juga meminta pergerakan yang aman bagi pekerja kemanusiaan dan pasokan di seluruh Jalur Gaza harus dijamin dan jaringan telekomunikasi yang dapat diandalkan harus tersedia untuk mengkoordinasikan upaya-upaya respons.

Unicef juga mendesak sandera-sandera Israel yang ditawan Hamas segera dibebaskan tanpa syarat dan diakhirinya pelanggaran berat terhadap semua anak, termasuk pembunuhan dan pelecehan terhadap anak-anak.

Unicef mendesak pihak yang berperang menghormati dan melindungi infrastruktur sipil seperti tempat penampungan dan sekolah, serta fasilitas kesehatan, listrik, air, sanitasi, dan telekomunikasi, untuk mencegah hilangnya nyawa warga sipil dan anak-anak, merebaknya wabah penyakit, dan untuk memberikan perawatan kepada yang sakit dan terluka. Uncief meminta semua pihak yang terlibat dalam konflik harus menghormati hukum kemanusiaan internasional.

Unicef mendesak kasus-kasus medis di Gaza mendapatkan mengakses layanan kesehatan atau diizinkan untuk pergi, dan untuk anak-anak yang terluka atau sakit yang dievakuasi untuk didampingi anggota keluarga.

Unicef meminta perlindungan yang berkelanjutan bagi anak-anak dan keluarga mereka jika mereka tidak dapat atau tidak mau pindah mengikuti perintah evakuasi.

“Warga harus diizinkan untuk bergerak secara bebas ke daerah yang lebih aman, tetapi mereka tidak boleh dipaksa untuk melakukannya,” kata Unicef dalam pernyataan yang dirilis di situs resminya.

Lebih dari 15 ribu anak terbunuh di Jalur Gaza sejak awal operasi militer Israel pada 7 Oktober 2023, demikian menurut pernyataan otoritas di daerah kantong Palestina itu.

“15.002 anak meninggal (di Jalur Gaza)… 17 ribu anak hidup tanpa orang tua,” tulis pernyataan yang dipublikasikan kantor pers otoritas Gaza pada Rabu (8/5/2024).

Pada 7 Oktober 2023, kelompok perlawanan Palestina Hamas meluncurkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel dan menerobos perbatasan serta menyerang permukiman sipil dan basis militer.

Akibatnya, hampir 1.200 warga Israel tewas dan sekitar 240 orang lainnya disandera selama serangan berlangsung.

Israel lantas melakukan serangan balasan, memerintahkan pengepungan total terhadap Gaza dan mulai melakukan invasi darat dengan tujuan melenyapkan petempur Hamas dan menyelamatkan para sandera.

Sejauh ini, lebih dari 35 ribu warga Palestina terbunuh dalam serangan yang dilakukan militer Israel di Gaza, menurut otoritas setempat. Sementara itu, lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan Hamas di Gaza.

Pada Senin pasukan Israel memulai operasi militer di wilayah timur Kota Rafah dan mengambilalih wilayah Gaza di perbatasan Rafah dengan Mesir.

Keputusan untuk menyerang Kota Rafah diambil meski Hamas menyetujui syarat perjanjian gencatan senjata yang diusulkan Mesir dan Qatar. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut perjanjian tersebut tidak dapat diterima. Saat ini lebih dari 1 juta orang diyakini mengungsi di Kota Rafah.

 

Sumber: Wafa/Aljazair/Republika

Genosida Israel di Gaza Telah Membunuh 31 Petugas Kemanusiaan

Genosida Israel di Gaza Telah Membunuh 31 Petugas Kemanusiaan

NewsINH, Gaza – Israel telah membunuh atau melukai sedikitnya 31 pekerja kemanusiaan di Gaza sejak Oktober dalam setidaknya delapan serangan yang mengabaikan koordinat posisi mereka, kata Human Rights Watch (HRW), Selasa, (14/5/2024).

“Pasukan Israel telah melakukan setidaknya delapan serangan terhadap konvoi dan lokasi pekerja bantuan di Gaza sejak Oktober 2023,” kata lembaga swadaya masyarakat asal AS yang mengawasi penegakan hak asasi manusia itu. Israel tetap melakukan serangan, “meskipun kelompok bantuan telah memberikan koordinat mereka kepada otoritas Israel untuk memastikan perlindungan mereka,” kata HRW dikutip Anadolu.

HRW mengungkapkan, pihak berwenang Israel tidak mengeluarkan peringatan terlebih dahulu kepada organisasi kemanusiaan yang berada di lapangan sebelum serangan-serangan tersebut. Sehingga menewaskan atau melukai sedikitnya 31 pekerja kemanusiaan dan orang-orang yang bersama mereka.

Delapan insiden tersebut antara lain penyerangan terhadap konvoi World Central Kitchen pada 1 April, konvoi Doctor Without Borders (MSF) pada November 18, wisma UNRW pada 9 Desember, dan tempat perlindungan MSF pada 8 Januari 2024. Kemudian wisma Komite Penyelamatan Internasional dan Bantuan Medis juga diserang pada 18 Januari, disusul penyerangan terhadap konvoi UNRWA pada 5 Februari, wisma MSF pada 20 Februari, dan rumah yang menampung karyawan Organisasi Bantuan Pengungsi Timur Dekat Amerika pada 8 Maret.

“Bahkan jika ada sasaran militer di sekitar lokasi serangan, insiden ini menyoroti kegagalan Israel dalam melindungi pekerja bantuan dan operasi kemanusiaan,” kata HRW. HRW merinci sedikitnya 15 orang terbunuh dan 16 terluka dalam delapan serangan Israel tersebut.

“Para pekerja kemanusiaan juga tidak dapat meninggalkan Gaza sejak penutupan perbatasan Rafah pada 7 Mei,” kata mereka. Badan pengawas itu juga mendapati Israel menggunakan kelaparan sebagai metode peperangan di Gaza.

“Otoritas Israel dengan sengaja memblokir pengiriman air, makanan, dan bahan bakar, dengan sengaja menghalangi bantuan kemanusiaan. “Dengan terang-terangan menghancurkan kawasan pertanian, dan merampas barang-barang milik penduduk sipil yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup mereka,” kata HRW.

“Anak-anak di Gaza sekarat akibat komplikasi yang berkaitan dengan kelaparan,” kata HRW. HRW menyampaikan mereka telah meminta informasi spesifik dari Israel mengenai delapan serangan tersebut melalui surat yang dikirim pada 1 Mei 2024, namun belum menerima tanggapan.

HRW mendesak Israel untuk mempublikasikan temuan-temuan penyelidikan atas serangan-serangan yang telah membunuh dan melukai para pekerja kemanusiaan tersebut, dan tak terkecuali serangan-serangan lain yang menyebabkan korban sipil. Selain itu, kelompok ahli internasional yang diakui harus melakukan tinjauan independen terhadap proses dekonfliksi kemanusiaan.

“Israel harus memberi para ahli ini akses penuh terhadap prosesnya, termasuk koordinasi dan komunikasi yang terjadi sebelum, selama, dan setelah serangan tersebut serta informasi mengenai dugaan sasaran militer di sekitarnya dan tindakan pencegahan apapun yang diambil untuk mengurangi dampak buruknya,” kata HRW.

Israel telah melancarkan serangan militer di Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Lebih dari 35.000 warga Palestina terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 78.700 lainnya terluka akibat kehancuran massal di Gaza.

Lebih dari tujuh bulan sejak perang Israel meletus, sebagian besar wilayah Gaza hancur, memaksa 85 persen penduduk wilayah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan, demikian catatan PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkan Tel Aviv untuk memastikan bahwa pasukannya tidak melakukan pembantaian massal itu dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Sumber: Antara/Anadolu/Republika

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!