PBB Desak Dunia Bertindak untuk Hak dan Perdamaian Palestina

PBB Desak Dunia Bertindak untuk Hak dan Perdamaian Palestina

NewsINH, Palestina – Komite PBB untuk Pelaksanaan Hak-Hak Asasi Palestina mengadakan pertemuan khusus pada Selasa (26/11/2024) untuk memperingati Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina. Hari tersebut jatuh pada Jumat (29/11/2024) besok.

“Kita kembali berkumpul untuk memperingati Hari Solidaritas Internasional dengan rakyat Palestina, bukan hanya sebagai peringatan, tetapi juga pengingat mendalam akan janji-janji yang belum terpenuhi, hak-hak yang diingkari, dan ketidakadilan historis,” ujar ketua Komite, Cheikh Niang.

Niang, yang juga merupakan duta besar Senegal untuk PBB, menyoroti peringatan tahun ini yang berlangsung di tengah penderitaan serta tragedi yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Hak-hak asasi rakyat Palestina tetap belum terwujud, termasuk hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, sebuah hak yang seharusnya dimiliki oleh semua orang di dunia,” katanya.

“Kami mendesak masyarakat internasional untuk segera mengambil tindakan tegas menghentikan pendudukan Israel, memastikan akuntabilitas bagi pelaku, memberikan keadilan bagi para korban, dan menegakkan hak-hak rakyat Palestina yang sudah terlalu lama diabaikan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Umum PBB Philemon Yang mengatakan konflik Israel-Palestina tidak dapat diselesaikan melalui kekerasan, pendudukan yang tiada akhir, atau pencaplokan wilayah.

“Konflik Israel-Palestina hanya akan berakhir ketika rakyat Israel maupun Palestina dapat hidup berdampingan dalam negara masing-masing yang merdeka, secara damai, aman, dan bermartabat,” kata Yang.

“Kita harus memulihkan harapan, memberikan kepercayaan kepada rakyat Palestina bahwa masa depan yang lebih baik mungkin tercapai, dan memperkuat keyakinan mereka pada PBB dan komitmennya”. “Kita dapat memulai langkah ini hari ini dengan menyerukan gencatan senjata, pengembalian segera para sandera, serta memulai negosiasi menuju perdamaian yang panjang dan abadi,” katanya menambahkan.

Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward menegaskan bahwa solusi yang menyeluruh dan berkelanjutan sesuai dengan hukum internasional serta resolusi-resolusi relevan PBB hanya dapat dicapai melalui cara damai.

“Komunitas internasional perlu menggandakan upaya untuk mendukung gencatan senjata, membebaskan semua sandera, segera mengambil tindakan untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang sangat buruk, dan bekerja menuju terwujudnya solusi dua negara,” kata Woodward.

“Kami menegaskan kembali komitmen yang tak tergoyahkan pada solusi dua negara, dan pentingnya langkah-langkah segera untuk menghidupkan kembali jalur politik menuju realisasinya,” ujarnya.

Amina Mohammed, wakil Sekretaris Jenderal PBB, menyampaikan pesan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres, yang menegaskan solidaritas komunitas internasional pada martabat, hak, keadilan, dan penentuan nasib sendiri rakyat Palestina.

“Peringatan tahun ini terasa sangat menyakitkan, karena tujuan-tujuan mendasar tersebut tampak lebih jauh dari sebelumnya,” kata Mohammed.

Seruan intervensi oleh internasional

Ia menambahkan bahwa tidak ada yang dapat membenarkan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel, namun juga tidak ada yang dapat membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina.

“Namun, lebih dari setahun kemudian, Gaza berada dalam kehancuran. Lebih dari 44.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dilaporkan meninggal, dan krisis kemanusiaan memburuk setiap harinya,” ujar Mohammed. Ia menyebut situasi tersebut “mengerikan” dan “tidak dapat dimaafkan.”

Riyad Mansour, duta besar Palestina untuk PBB, membacakan pesan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang menyerukan intervensi internasional segera untuk menghentikan tragedi di Gaza yang terjadi di hadapan dunia.

“Komunitas internasional telah mendeklarasikan hari ini sebagai dukungan terhadap hak-hak rakyat kami, terutama hak untuk menentukan nasib sendiri dan kemerdekaan negara mereka”. “Ini membutuhkan langkah nyata untuk menghadapi ancaman terhadap jutaan nyawa serta kemungkinan mencapai perdamaian yang adil dan menyeluruh berdasarkan legitimasi internasional,” kata Abbas.

Abbas juga menyerukan agar keanggotaan Israel di PBB ditangguhkan karena Israel menolak mematuhi hukum internasional dan menjalankan kewajiban-kewajibannya, serta karena terus melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina.

“Pada saat yang sama, penting untuk menolak rencana Israel memisahkan Gaza dari Tepi Barat, termasuk Yerusalem, untuk melemahkan tanggung jawab Negara Palestina,” ujarnya.

Abbas menegaskan Israel harus menghentikan pembangunan permukiman dan pendudukan, pembunuhan, terorisme pemukim, serangan ke situs-situs suci, upaya mengubah status quo hukum, penggerebekan kota-kota, serta pembunuhan dan penangkapan sewenang-wenang di Palestina.

“Sekali lagi, saya tegaskan bahwa pendudukan akan berakhir, dan hak-hak rakyat Palestina akan menang, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan,” ujarnya.

Majelis Umum PBB pada 1977 menetapkan 29 November sebagai Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina. Hari itu pada 1947, Majelis Umum mengesahkan resolusi tentang pembagian Palestina menjadi dua negara, yaitu satu Arab dan satu Yahudi.

 

Sumber: Republika

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Halaman 2 / 3

Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward menegaskan bahwa solusi yang menyeluruh dan berkelanjutan sesuai dengan hukum internasional serta resolusi-resolusi relevan PBB hanya dapat dicapai melalui cara damai.

 

“Komunitas internasional perlu menggandakan upaya untuk mendukung gencatan senjata, membebaskan semua sandera, segera mengambil tindakan untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang sangat buruk, dan bekerja menuju terwujudnya solusi dua negara,” kata Woodward.

 

“Kami menegaskan kembali komitmen yang tak tergoyahkan pada solusi dua negara, dan pentingnya langkah-langkah segera untuk menghidupkan kembali jalur politik menuju realisasinya,” ujarnya.

 

Amina Mohammed, wakil Sekretaris Jenderal PBB, menyampaikan pesan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres, yang menegaskan solidaritas komunitas internasional pada martabat, hak, keadilan, dan penentuan nasib sendiri rakyat Palestina.

 

“Peringatan tahun ini terasa sangat menyakitkan, karena tujuan-tujuan mendasar tersebut tampak lebih jauh dari sebelumnya,” kata Mohammed.

 

Seruan intervensi oleh internasional

 

Ia menambahkan bahwa tidak ada yang dapat membenarkan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel, namun juga tidak ada yang dapat membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina.

 

“Namun, lebih dari setahun kemudian, Gaza berada dalam kehancuran. Lebih dari 44.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dilaporkan meninggal, dan krisis kemanusiaan  memburuk setiap harinya,” ujar Mohammed.  Ia menyebut situasi tersebut  “mengerikan” dan “tidak dapat dimaafkan.”

 

Riyad Mansour, duta besar Palestina untuk PBB, membacakan pesan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang menyerukan intervensi internasional segera untuk menghentikan tragedi di Gaza yang terjadi di hadapan dunia.

 

 

 

Halaman 3 / 3

“Komunitas internasional telah mendeklarasikan hari ini sebagai dukungan terhadap hak-hak rakyat kami, terutama hak untuk menentukan nasib sendiri dan kemerdekaan negara mereka”. “Ini membutuhkan langkah nyata untuk menghadapi ancaman terhadap jutaan nyawa serta kemungkinan mencapai perdamaian yang adil dan menyeluruh berdasarkan legitimasi internasional,” kata Abbas.

 

Abbas juga menyerukan agar keanggotaan Israel di PBB ditangguhkan karena Israel menolak mematuhi hukum internasional dan menjalankan kewajiban-kewajibannya, serta karena terus melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina.

 

“Pada saat yang sama, penting untuk menolak rencana Israel memisahkan Gaza dari Tepi Barat, termasuk Yerusalem, untuk melemahkan tanggung jawab Negara Palestina,” ujarnya.

 

Abbas menegaskan Israel harus menghentikan pembangunan permukiman dan pendudukan, pembunuhan, terorisme pemukim, serangan ke situs-situs suci, upaya mengubah status quo hukum, penggerebekan kota-kota, serta pembunuhan dan penangkapan sewenang-wenang di Palestina.

 

“Sekali lagi, saya tegaskan bahwa pendudukan akan berakhir, dan hak-hak rakyat Palestina akan menang, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan,” ujarnya.

 

Majelis Umum PBB pada 1977 menetapkan 29 November sebagai Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina. Hari itu pada 1947, Majelis Umum mengesahkan resolusi tentang pembagian Palestina menjadi dua negara, yaitu satu Arab dan satu Yahudi.

Pasukan Israel Serang Kota Jenin, 3 Warga Palestina Terluka

Pasukan Israel Serang Kota Jenin, 3 Warga Palestina Terluka

NewsINH, Jenin – Kementrian Kesehatan Palestina mengatakan tiga warga Palestina mengalami luka-luka akibat serangan tentara Israel di Kota Jenin, Tepi Barat bagian utara. Bahkan satu diantaranya mengalami kritis akibat terkena tembakan dibagian perut.

“Tiga warga Palestina terluka hari ini dalam serangan tentara Israel di kota Jenin, Tepi Barat utara, satu korban diantara ditembak di perut dan dirawat di rumah sakit di Jenin dan dua lainnya ditembak di ekstremitas,” kata Kementrian Kesehatan Palestina seperti dikutip dari kantor berita Palestina, Wafa, Selasa (16/5/2023).

Sebelumnya seorang pemuda Palestina juga ditembak dan terluka di paha saat serangan tentara di kamp pengungsi Aqbat Jabr di Jericho, sebelah timur Tepi Barat dan segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Sementara itu, pasukan Israel menembak dan membunuh seorang pria Palestina dalam serangan di Kota Nablus pada Senin (15/5/2023) kemarin waktu setempat. Kelompok Jihad Islam militan mengeklaim orang yang tewas itu adalah anggotanya dan mengidentifikasi korban sebagai Saleh Sabra yang berusia 22 tahun.

Militer Israel mengatakan, para tersangka melemparkan batu, bahan peledak, dan menembaki pasukannya di Nablus. Para prajurit kemudian menembak para tersangka.

Militer Israel menambahkan, pasukannya berada di Nablus untuk mempersiapkan kemungkinan penghancuran rumah seorang warga Palestina yang diduga membunuh dua bersaudara dari permukiman Yahudi di dekat Desa Huwara pada 26 Februari.

Serangan pada Senin terjadi di dekat sebuah kamp pengungsi di wilayah pendudukan Tepi Barat. Serangan ini memicu konfrontasi antara Israel dengan para pejuang Palestina.

Israel mengatakan, kebijakannya untuk menghancurkan rumah para pelaku serangan memperkuat pencegahan dan berkontribusi pada keamanan. Orang-orang Palestina dan kelompok hak asasi mengkritik praktik tersebut sebagai bentuk hukuman kolektif yang merugikan keluarga yang tidak bersalah.

Serangan Nablus terjadi setelah gencatan senjata yang dimediasi Mesir mengakhiri pertempuran lima hari antara Israel dan Jihad Islam di Gaza yang menewaskan 34 warga Palestina.

Kekerasan Israel-Palestina telah meningkat selama berbulan-bulan. Serangan militer Israel dan kekerasan pemukim terhadap warga Palestina kerap terjadi di Tepi Barat. Sejak Januari, lebih dari 140 warga Palestina dan sedikitnya 19 warga Israel dan warga asing tewas di Tepi Barat dan Israel.

Israel merebut Gaza dan Tepi Barat, yaitu wilayah yang diinginkan warga Palestina untuk negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dalam perang 1967. Pasukan dan pemukim Israel menarik diri dari Gaza pada 2005. Sementara pembicaraan perdamaian telah dibekukan sejak 2014.

 

Sumber: Wafa/Republika

#DonasiPalestina

Israel Tangkap Dua Warga Palestina dari Komunitas Alzoyedeen di Tepi Barat

Israel Tangkap Dua Warga Palestina dari Komunitas Alzoyedeen di Tepi Barat

NewsINH, Hebron – Pasukan keamanan Israel kembali melakukan aksi penangkapan terhadap dua warga Palestina di komunitas Alzoyedeen, sebelah timur kota Yatta di distrik Hebron Tepi Barat bagian selatan.

Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Kamis (4/5/2023). Bahwa tentara Israel yang membawa senjata lengkap dan langsung menangkap dua orang warga sipil Palestina, termasuk juru kamera kantor berita Wafa, Mashhour Wihwah dari komunitas Tepi Barat selatan.

Menurut keterangan koresponden kantor berita tersebut, tentara yang terkenal kejam memborgol Wahwah dan memasukkannya ke dalam kendaraan militer saat dia berusaha untuk menghalau serangan pemukim Israel, yang terus melakukan teror dan amukan terhadap masyarakat, yang meliputi bangsa Arab As-Saray’a, An-Najada, Al -Hathalin, dan Ad-Deerat, sebagai sarana untuk mengusir mereka dan merampas tanah mereka untuk memberi ruang bagi pembangunan pemukiman kolonial.

Sebelumnya pada hari Rabu (3/5/2023) kemarin, tentara Israel juga menahan tiga penggembala Palestina saat mereka sedang menggembalakan ternak mereka dan menahan beberapa waktu termasuk beberapa aktivis solidaritas internasional di komunitas tersebut.

Pada Mei 2022, pengadilan tinggi Israel memberi lampu hijau kepada tentara untuk secara paksa mengusir sekitar 1.300 warga Palestina yang tinggal di dua belas desa atau dusun yang membentuk wilayah Masafer Yatta, yang sangat bergantung pada peternakan sebagai sumber mata pencaharian utama, menandai salah satu yang terbesar. pengusiran yang dilakukan oleh Negara Israel dalam beberapa dekade terakhir.

Terletak di Area C Tepi Barat, di bawah kendali penuh administrasi dan militer Israel, daerah tersebut telah berulang kali menjadi sasaran pelanggaran Israel oleh para pemukim dan tentara yang menargetkan sumber utama kehidupan mereka seperti poeternakan dan pertanian.

“Itu telah ditetapkan sebagai zona militer tertutup Israel untuk pelatihan sejak 1980-an dan karenanya disebut sebagai Zona Penembakan 918,” jelasnya.

Pelanggaran Israel terhadap daerah tersebut termasuk penghancuran kandang ternak, rumah dan bangunan tempat tinggal. Penerbitan izin konstruksi oleh Israel untuk warga lokal Palestina di daerah tersebut tidak ada sebagai dalih aksi pengusiran secara paksa untuk memperluas wilayah Israel diatas tanah Palestina.

Sumber: Wafa

#DonasiPalestina

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!