WFP Ungkap Darurat Pangan dan Kelaparan Besar-besaran di Gaza

WFP Ungkap Darurat Pangan dan Kelaparan Besar-besaran di Gaza

NewsINH, Gaza – Direktur Eksekutif Organisasi Pangan Dunia (WFP) Cindy McCain mengatakan saat ini Gaza utara dicengkram “kelaparan besar-besaran.” Hal ini ia sampaikan dalam wawancara di program Meet the Press stasiun televisi Amerika Serikat (AS), NBC.

“Ini horor, terjadi kelaparan, kelaparan besar-besaran di utara dan bergerak ke arah selatan,” kata McCain, seperti dikutip dari Aljazirah, Sabtu (4/5/2024).

Dalam wawancara yang akan ditayangkan pada Ahad (6/5/2024) McCain mengatakan gencatan senjata dan peningkatan signifikan aliran bantuan jalur darat dan laut sangat penting untuk menahan bencana kemanusiaan yang dapat terjadi terhadap 2,3 juta populasi Gaza.

Setelah kantong pemukiman itu dihujani serangan Israel dari udara, darat dan laut yang menewaskan 34 ribu orang lebih dan melukai 77.867 orang lainnya.

Sementara itu puluhan anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat mengirimkan surat ke Presiden Joe Biden. Mereka mengatakan pembatasan bantuan kemanusiaan yang diberlakukan Israel di Gaza “perlu dipertanyakan” apakah sesuai dengan undang-undang AS.

Sebanyak 86 anggota House of Representative mengatakan mereka yakin sudah cukup bukti Israel gagal mematuhi syarat Undang-undang Bantuan Asing AS yang mewajibkan penerima bantuan militer AS menjunjung hukum humaniter internasional dan mengizinkan bantuan mengalir dengan bebas.

“Kami berharap pemerintah memastikan kepatuhan (Israel) pada undang-undang yang berlaku dan mengambil semua langkah yang mungkin dilakukan untuk mencegah bencana kemanusiaan lebih lanjut di Gaza,” kata anggota Kongres dalam suratnya.

Pada Februari lalu Biden mengeluarkan memorandum keamanan nasional yang mewajibkan penerima bantuan militer AS untuk mematuhi hukum humaniter internasional.

Bulan lalu setidaknya empat biro Departemen Luar Negeri AS memberi tahu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken klaim Israel mereka mematuhi hukum kemanusiaan internasional di Gaza “tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diandalkan”.

 

Sumber: Republika

Darurat Pangan Landa Jutaan Warga Chad Afrika Tengah Utara

Darurat Pangan Landa Jutaan Warga Chad Afrika Tengah Utara

News INH, N’djamena – Krisis pangan di belahan benua hitam atau Afrika tak hanya terjadi di kawasan Afrika Timur seperti Somalia. Negara Chad yang terletak di kawasan Afrika Tengah Utara juga tengah dilanda darurat pangan.

Negara miskin yang dikurung daratan itu mendesak masyarakat internasional untuk membantu atasi angka kematian akibat kelaparan yang tak berujung. Permohonan bantuan datang sebelum pertemuan antara kepala Uni Afrika dan presiden Rusia untuk membahas pasokan biji-bijian setelah invasi Moskow ke Ukraina.

“Menyusul memburuknya situasi pangan dan gizi secara terus-menerus tahun ini dan dengan mempertimbangkan meningkatnya risiko terhadap populasi jika tidak ada bantuan kemanusiaan diberikan, dekrit ini menyatakan darurat pangan,” bunyi dokumen yang ditandatangani oleh kepala junta militer yang memerintah negara itu.

“Pemerintah meminta semua aktor nasional dan mitra internasional untuk membantu masyarakat,” kata dekrit itu seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (3/6/2022).

PBB telah memperingatkan bahwa 5,5 juta orang di Chad – lebih dari sepertiga populasi – akan membutuhkan bantuan kemanusiaan tahun ini.

Program Pangan Dunia pada bulan Maret memperkirakan bahwa 2,1 juta orang Chad akan “sangat rawan pangan” selama musim paceklik yang dimulai pada bulan Juni. Invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi Barat terhadap Moskow telah mengganggu pengiriman gandum serta komoditas lainnya dari kedua negara, memicu kekhawatiran tentang risiko kelaparan di seluruh dunia. Sekedar informasi, sekitar 30 persen pasokan gandum dunia berasal dari Ukraina dan Rusia.

Harga pangan di Afrika sendiri telah melampaui harga setelah Arab Spring 2011 dan kerusuhan pangan 2008. Pada hari Jumat, Presiden Rusia Vladimir Putin akan menerima Presiden Senegal Macky Sall, yang memimpin Uni Afrika, untuk membahas pembebasan stok sereal dan pupuk, penyumbatan yang secara khusus mempengaruhi negara-negara Afrika, kata kantor kepresidenan Senegal.

PBB mengatakan Chad adalah negara termiskin ketiga di planet ini. Pada tahun 2021, negara itu duduk di peringkat 113 dari 116 negara pada “Indeks Kelaparan Global” – alat peer-review yang disusun oleh LSM Eropa. Sebuah junta yang dipimpin oleh Jenderal Mahamat Idriss Deby Itno telah memerintah Chad sejak tahun lalu, setelah ayahnya, Idriss Deby Itno, tewas dalam pertempuran.

 

Sumber: Sindonews

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!