Lagi Asyik Bermain, Bocah Palestina Ditangkap Pasukan Israel di Betlehem

Lagi Asyik Bermain, Bocah Palestina Ditangkap Pasukan Israel di Betlehem

NewsINH, Betlehem – Sedang asyik-asyiknya bermain bersama teman-temanya seorang bocah Palestina di Kamp Pengungsi Aida, Betlehem Palestina di tangkap pasukan Israel. Tak jelas alasan pastinya pasukan Israel menangkap dan menahan anak dibawa umur tersebut

“Pasukan Israel malam ini menahan seorang anak Palestina berusia 13 tahun ketika dia sedang bermain dengan teman-temannya di kamp pengungsi Aida di utara Betlehem,” kata Munther Emera ayah Mohammed bocah yang ditangkap Pasukan Israel kepada kantor berita Palestina, Wafa.

Sang ayah, yang juga seorang aktivis perlawanan menjelaskan, tentara Israel menahan putranya yang berusia 13 tahun, tanpa tuduhan dan keterangan yang jelas.

Sementara itu, ditempat terpisah seorang pemukim Israel menikam relawan asing saat membantu seorang petani Palestina memanen tanaman zaitunnya di dekat Betlehem

“Pemukim Israel menyerang sukarelawan yang membantu seorang petani Palestina memanen tanaman zaitunnya di desa Kisan, sebelah timur Betlehem, mereka menikam seorang sukarelawan asing dan mematahkan kakinya,” kata Ibrahim Ibayyat pemilik tanah tersebut.

Dia mengatakan para pemukim menyerang para sukarelawan, lokal dan asing, yang datang untuk membantunya memanen tanaman zaitunnya, menikam seorang sukarelawan asing di punggung dan menyebabkan patah pada kakinya.

Para pemukim, tambahnya, mencabut lebih dari 300 pohon zaitun yang telah ditanam di tanahnya yang berukuran 90 dunum dan menyemprot pohon zaitun dengan pestisida kimia pembakar.

Kisan, merupakan daerah yang memiliki kemiripan dengan banyak desa Palestina lainnya yang terletak di dekat pemukiman ilegal Israel, berada di bawah serangan pemukim yang dibantu tentara, terutama selama musim panen zaitun, mengusir mereka dari tanah, mencuri hasil panen mereka, dan membakar, memotong, atau mencabut pohon zaitun.

Di desa Jamaeen, selatan kota Nablus, Tepi Barat utara, para pemukim hari ini menyerang pemanen zaitun, melemparkan batu ke arah mereka dan memaksa mereka meninggalkan tanah mereka, menurut Ghassan Daghlas, seorang pejabat setempat.

Relawan dari kelompok Faza’a, yang terdiri dari relawan Palestina dan asing, pergi ke banyak desa di seluruh Tepi Barat yang terletak di dekat pemukiman atau diancam oleh pemukim atau tentara untuk membantu para petani memanen buah zaitun dan melindungi mereka dari serangan pemukim. Pemukim selalu memanfaatkan petani sendirian dan menyerang mereka.

Saat ini, Palestina sedang mengalami musim panen raya zaitun atau yang sering dikenal sebagai panen tahunan nasional. Zaitun merupakan salah satu komiditi utama yang menjadi andalan warga Palestina sebagai mata pencaharian.

 

Sumber: Wafa

Pejuang Palestina Tolak “Proposal” Israel yang Berisi Tentang Stop Perlawanan

Pejuang Palestina Tolak “Proposal” Israel yang Berisi Tentang Stop Perlawanan

NewsINH, Ramallah – Pejuang Palestina di kota Nablus, Tepi Barat, yang dikenal sebagai Sarang Singa, telah menolak proposal Israel untuk meletakkan senjata mereka dan menyerahkan perlawanan mereka terhadap pendudukan Israel.

Yedioth Ahronoth melaporkan surat kabar Asharq Al-Awsat yang berbasis di London mengatakan bahwa proposal tersebut mengharuskan kelompok itu untuk meletakkan senjata mereka dan menyerahkan diri kepada Otoritas Palestina (PA) untuk mendapatkan hukuman penjara singkat dengan imbalan amnesti.

Tawaran itu, menurut surat kabar Arab, juga termasuk komitmen Israel untuk menahan diri dari menyerang atau menangkap mereka.

Lingkaran militer Israel mengkonfirmasi proposal tersebut, kata surat kabar itu dan mengklaim bahwa PA sedang berupaya untuk meneruskannya kepada para pejuang perlawanan yang didominasi anak-anak muda.

Dalam pesannya kepada Lion’s Den, PA mengatakan, Pendudukan bertekad untuk menghilangkan aktivitas Anda, untuk melenyapkan anda satu per satu. “Jadi mari kita lindungi anda dari tiraninya.” pesan dari PA

Perdana Menteri Israel Yair Lapid pada hari Senin mengadakan pertemuan dengan badan keamanan Israel yang mencakup mantan Perdana Menteri Naftali Bennett dan Menteri Pertahanan Benny Gantz. Pertemuan itu membahas tentang proposal yang berisi tentang bagaimana menghadapi pejuang Sarang Singa di kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki.

Anggota kelompok tersebut dikatakan sebagai bagian dari faksi Palestina yang ada dan mengangkat senjata mereka dan mulai melawan pendudukan sebagai akibat dari kebijakannya dan diserang oleh pemukim ilegal di Tepi Barat yang diduduki.

 

Sumber: Middleeastmonitor

Palestina Apresiasi Sikap Tegas Australia Tolak Pemindahan Ibu Kota Israel ke Yerusalem Barat

Palestina Apresiasi Sikap Tegas Australia Tolak Pemindahan Ibu Kota Israel ke Yerusalem Barat

NewsINH, Ramallah – Otoritas Palestina memuji keputusan pemerintah Australia yang secara tegas menolak atas pemindahan Ibu Kota Israel dari Tel Aiv ke Yerusalem Barat. Sikap pembatalan negeri kanguru ini pun mendapatkan kritikan keras dari pihak Israel.

“Kami menyambut baik keputusan Australia sehubungan dengan Yerusalem & seruannya untuk solusi dua negara sesuai dengan legitimasi internasional,” kata menteri urusan sipil Otoritas Palestina, Hussein al-Sheikh, dalam cuitanya di akun Twitter.

Sheikh memuji penegasan Australia bahwa masa depan kedaulatan atas Yerusalem bergantung pada solusi permanen berdasarkan legitimasi internasional.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Autralia Penny Wong mengatakan status Yerusalem harus diputuskan melalui pembicaraan damai antara Israel dan Palestina, dan bukan melalui keputusan sepihak.

“Kami tidak akan mendukung pendekatan yang merusak solusi dua negara,” katanya, seraya menambahkan jika kantor Kedubes Australia tetap berada di Tel Aviv.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Yair Lapid menggambarkan pembalikan kebijakan oleh pemerintah kiri-tengah Australia sebagai tanggapan tergesa-gesa.

“Yerusalem adalah ibu kota Israel yang abadi dan bersatu dan tidak ada yang akan mengubah itu,” kata Lapid dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantornya.

Pada tahun 2018 sebuah pemerintahan konservatif yang dipimpin oleh Scott Morrison mengikuti jejak presiden AS Donald Trump dalam menyebut Yerusalem barat sebagai ibu kota Israel.

Langkah itu menyebabkan reaksi domestik di Australia dan menyebabkan gesekan dengan negara tetangga seperti Indonesia yang merupakan negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia.

Israel merebut Yerusalem dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.

Kota ini diklaim oleh Israel dan Palestina, dan sebagian besar pemerintah asing menghindari secara resmi menyatakannya sebagai ibu kota negara baik Israel maupun Palestina.

 

Sumber: Alarabiya

Pemukim Israel Jarah Hasil Panen Zaitun Milik Petanani Palestina

Pemukim Israel Jarah Hasil Panen Zaitun Milik Petanani Palestina

NewsINH, Tulkarem – Pemukim Israel menyerang warga Palestinya yang tengah memanen atau pemetik zaitun di kota Qaffin di utara Tulkarem. Tak hanya itu, para pemukim Israel juga mencuri dan menjarah hasil panen mereka.

“Para pemukim ilegal memukuli petani saat mereka sedang memanen zaitun di daerah Wadi Salem di timur laut kota Qaffin, tindakan ini menyebabkan salah satu petani mengalami luka memar di sekujur tubuhnya,” kata Waleed Sabah Walikota Wadi Salem seperti dikutip dari kantor berita Palestina, Wafa Rabu (19/10/2022).

Menurutnya, serangan para pemukim itu dipimpin langsung oleh seorang pemukim Israel yang mengambil alih daerah itu tiga tahun lalu dan menempatkan karavan di sana untuk memelihara domba.

Sejak awal musim zaitun ini, para pemukim telah menyerang dengan todongan senjata pemetik zaitun Palestina dan mencuri hasil panen mereka. Panen zaitun adalah hari libur nasional dan sumber pendapatan utama bagi ribuan warga Palestina.

Israel harus bertanggung jawab atas penghancuran ribuan pohon zaitun di wilayah pendudukan selama bertahun-tahun, terutama disaat musim panen. Akan tetapi otoritas Israel seperti menutup mata tindakan yang dilakukan para pemukim tersebut.

Sementara itu, ditempat terpisah sejumlah warga Palestina mengalami mati lemas setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel di kota Sinjil di utara Ramallah.

Menurut aktivis lokal Ayed Ghafri, bahwa pemukim Israel menyerang warga Palestina saat mereka sedang membajak tanah mereka yang terancam disita oleh Israel. Pasukan Israel dilaporkan bergabung dalam serangan itu dan menembakkan tabung gas air mata ke arah petani, menyebabkan beberapa orang mati lemas.

“Kekerasan pemukim telah lama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga Palestina di bawah pendudukan. Pasukan keamanan Israel membiarkan tindakan ini, yang mengakibatkan korban warga Palestina mengalami cedera hingga kematian,” katanya.

Dalam beberapa kasus, mereka bahkan berfungsi sebagai pengawalan bersenjata, atau bahkan bergabung dalam serangan yang dilakukan para pemukim Israel terhadap warga Palestina.

Sumber: Wafa

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!