PM Palestina Tuding Israel akan Mengubah Masjid Al-Aqsa jadi Kuil Yahudi

PM Palestina Tuding Israel akan Mengubah Masjid Al-Aqsa jadi Kuil Yahudi

NewsINH, Ramallah – Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menuding kunjungan pejabat sayap kanan Israel ke situs suci di kota tua Al Quds atau Yerusalem yang diperebutkan pada awal pekan ini sebagai upaya untuk mengubah masjid Al Aqsa “menjadi kuil Yahudi.”

Di depan kabinetnya, Shtayyeh juga meminta warga Palestina untuk bersiap menghadapi gelombang serbuan kaum yahudi Israel ke Masjid al-Aqsa setelah Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir melakukan tur keliling kompleks masjid.

Sementara itu, pihak Israel menyangkal memiliki rencana itu, Ben-Gvir pernah menganjurkan untuk mengakhiri larangan doa bagi umat Yahudi di situs tersebut, tetapi setelah bergabung dalam kabinet baru Israel yang dipimpin oleh Benyamin Netanyahu, Ia justru melanggar komitmennya pada masalah tersebut. Pasalnya, beberapa anggota lain dari partai Kekuatan Yahudinya masih menganjurkan langkah seperti itu.

Bangkitnya Ben-Gvir dalam pemerintahan Netanyahu, salah satu sayap paling kanan dalam sejarah Israel, telah memperdalam kemarahan bagi bangsa Palestina atas upaya mereka yang telah lama gagal untuk mengamankan sebuah negara.

Beberapa jam sebelum kunjungan itu, pasukan Israel menembak mati seorang remaja Palestina dalam bentrokan di dekat Bethlehem, kata pejabat medis dan saksi mata, yang terbaru dalam jumlah korban tewas yang terus bertambah di Tepi Barat.

Tentara Israel mengatakan pasukan menembaki warga Palestina yang melemparkan bahan peledak improvisasi, batu dan bom molotov ke arah mereka.

Seorang juru bicara Hamas, sebuah kelompok Palestina yang menolak koeksistensi dengan Israel dan yang mengontrol wilayah jalur Gaza, mengatakan tentang kunjungan Ben-Gvir.

“Kelanjutan dari perilaku ini akan membawa semua pihak lebih dekat ke bentrokan besar.” tegasnya.

 

Sumber: Al-Arabiya

#Donasi Palestina

Israel Tolak Pengiriman Al-Quran ke Masjid Al-Aqsha dari Kerajaan Yordania

Israel Tolak Pengiriman Al-Quran ke Masjid Al-Aqsha dari Kerajaan Yordania

NewsINH, Al-Quds – Perdana Menteri Israel Yair Lapid menolak permintaan Raja Abdullah II dari Yordania untuk mengirimkan salinan Al-Quran ke Masjid al-Aqsa.

“Dalam pertemuan dengan Lapid di Ibu Kota Yordania, Amman, Raja Abdullah meminta agar Yordania diizinkan mengirim salinan Al-Quran ke Masjid Al-Aqsa, tetapi permintaan itu ditolak,” menurut stasiun televisi Israel Kan 11, seperti dikutip dari Al Araby, Jumat (29/7/2022) kemarin.

Raja Abdullah II sebelumnya telah mengajukan permintaan yang sama kepada pendahulu Lapid, Naftali Bennet, tetapi juga ditolak.

“Dia secara konsisten telah membuat permintaan yang sama kepada pejabat Isreal yang mengunjungi Amman, termasuk selama pertemuan dengan Presiden Israel Issac Herzog,” kata laporan Kan.

Yordania, di mana keluarga Hashemite yang berkuasa memiliki perwalian atas situs-situs Muslim dan Kristen di Yerusalem, mengatakan bahwa sejak tahun 2000 Israel telah merusak otoritas kerajaan. Amman juga menuduh Israel mengabaikan tradisi berabad-abad di mana non-Muslim tidak beribadah di kompleks masjid.

Pada bulan April, Yordania mengintensifkan upaya untuk mendorong Israel menghormati status quo bersejarah di masjid al-Aqsa Yerusalem dan menghindari konfrontasi kekerasan yang dapat mengancam konflik yang lebih luas.

Israel telah membantah tuduhan Yordania dan negara-negara Arab lainnya bahwa mereka mencoba melanggar batas situs suci Muslim di Kota Tua Yerusalem, yang didudukinya dalam Perang Arab-Israel 1967.

Israel juga mengatakan sedang memberlakukan larangan lama Yahudi berdoa di kompleks tersebut, meskipun ekstremis Yahudi secara teratur menyerbu pekarangan al-Aqsa dan melakukan ritual keagamaan yang provokatif di bawah perlindungan pasukan Israel.

 

Sumber: Sindonews

Ratusan Ribu Umat Muslim Sholat Idul Adha di Masjid Al Aqsha Palestina

Ratusan Ribu Umat Muslim Sholat Idul Adha di Masjid Al Aqsha Palestina

NewsINH, Al Quds – Ratusan ribu umat muslim di Palestina membajiri komplek Masjidil Aqsha di Kota Tua Al-Quds, Palestina untuk melaksanakan Sholat Idul Adha 1443 hijriyah yang jatuh pada hari Sabtu (9/7/2022) kemarin. Dalam pelaksanaan sholat Ied ini mendapatkan pengawalan ketat dari polisi dan tentara Isarel.

Idul Adha dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban, merupakan hari kedua dari dua hari raya Islam yang dirayakan secara global. Momen ini bertepatan dengan haji tahunan (ziarah) ke Mekah di Arab Saudi.

Dilansir dari kantor berirta Palestina WAFA, para jamaah berangkat pada dini hari ke komplek masjid untuk menghadiri sholat idul Adha, Hari Raya Kurban yang dimulai saat matahari terbenam pada 9 Juli, dan berlangsung selama empat hari untuk memperingati Nabi Ibrahim yang rela mengorban putranya dalam ketaatan kepada Allah.

Setelah akses ke kompleks masjid ditolak oleh otoritas pendudukan Israel, sejumlah warga Yerusalem melakukan salat Idul Fitri di sekitar Bab al-Asbat.

Sebelum shalat digelar, polisi dari otoritas penjajah Israel membuat lusinan penghalang jalan, melakukan pencarian dan pemeriksaan ekstensif terhadap warga Palestina dan kartu identitas mereka. Para penjajah itu mencegah banyak dari jamaah mencapai tempat suci.

Kompleks Masjid Al Aqsha juga dikenal sebagai Al-Haram Al-Sharif, menampung Kubah Batu dan Masjid Al-Aqsa di samping beberapa tempat ibadah lainnya. Terletak di Yerusalem Timur, bagian dari wilayah Palestina yang diakui secara internasional yang telah diduduki oleh militer Israel sejak 1967.

Sebelumnya, penjajah Israel juga dilaporkan sering mencegah umat Islam hingga Kristen untuk memasuki Kota Yerussalem. Seperti peristiwa pasukan Israel yang menghalangi umat Kristen Palestina merayakan Sabtu Suci di Gereja Kebangkitan, sesuai kalender Kristen Ortodoks.

Pasukan Israel menempatkan barikade dan mengatakan kepada jamaah untuk mengakses Kota Tua melalui rute yang berbeda jika ingin mendapatkan akses ke gereja.

 

Sumber: Wafa/Berbagaisumber

Lucu Tapi Nyata, Penjaga Al Aqsa Tak Bebas Masuk Komplek Masjid

Lucu Tapi Nyata, Penjaga Al Aqsa Tak Bebas Masuk Komplek Masjid

NewsINH, Al-Quds – Lucu tapi nyata, itulah kira-kira gambaran kehidupan warga Palestina di kota tua Al-Quds. Polisi Israel melarang seorang penjaga Masjid Al Aqsa memasuki kompleks rumah ibadah tersebut di Kota Tua selama satu pekan sejak, Kamis (30/6/2022) kemari. Mereka bahkan menangkap penjaga situs suci umat Islam tersebut.

Dilansir dari Wafa News, Kamis (30/6/2022), polisi Israel menangkap Sang Penjaga, Isam Najib, pada pagi hari dan memerintahkannya untuk tidak memasuki kompleks, tempat dia bekerja selama satu pekan. Najib lalu dibebaskan setelah beberapa jam.

Penjaga Al Aqsa lain, yang diidentifikasi sebagai Arafat Najib, juga dipanggil untuk diinterogasi. Sementara itu, Direktur Relawan untuk Harapan, sebuah organisasi di lingkungan Beit Hanina yang diduduki Yerusalem, Silvia Abu Laban, dipanggil untuk menghadap intelijen Israel untuk diinterogasi.

Untuk diketahui, Abu Labban sebelumnya pernah ditahan dan diinterogasi berkali-kali oleh Israel.

Yordania selama ini bertanggung jawab atas Kompleks Masjid Al Aqsa dan Wakaf Yerusalem dan stafnya dianggap sebagai pegawai pemerintah Yordania.

Penjaga Masjid sering dilarang memasuki kompleks untuk melakukan tugas mereka dengan mencegah orang-orang Yahudi fanatik melanggar persyaratan kunjungan non-Muslim ke tempat suci yang termasuk mengadakan ritual keagamaan Yahudi.

Orang-orang Yahudi radikal selama ini selalu berusaha untuk melakukan ritual keagamaan dengan dibantu polisi Israel bersama mereka. Polisi mendorong penjaga Al Aqsa untuk campur tangan untuk menghentikan mereka, tapi Polisi akhirnya justru menangkap para penjaga.

Sementara itu, secara terpisah Pengadilan Magistrat Israel di Yerusalem memerintahkan organisasi pemukim Yahudi, Ateret Cohanim untuk mengosongkan Hotel Little Petra, yang terletak di Omar Ibn Al Khattab Square pada 3 Juli. Arab48 melaporkan, perintah ini diputuskan

setelah misi Uni Eropa menyuarakan keprihatinan atas pengambilalihan properti Ortodoks Yunani oleh Ateret Cohanim di Kota Tua, wilayah pendudukan Yerusalem Timur.

Para pemimpin Gereja Ortodoks Yunani Palestina mengecam pengambilalihan properti gereja di Yerusalem Timur oleh ekstremis Israel secara ilegal. Para pemimpin Gereja Ortodoks menyoroti ancaman kepunahan sebagai akibat dari tindakan kelompok radikal Israel.

Organisasi Ateret Cohanim memiliki tujuan untuk menciptakan mayoritas Yahudi di Kota Tua dan lingkungan Arab di Yerusalem Timur. Mereka berupaya membentuk Yahudisasi di Yerusalem Timur untuk mencapai supremasi Yahudi, yang merupakan bentuk pembersihan etnis. Organisasi tersebut membeli properti melalui perusahaan, kemudian memindahkan pemukim Yahudi.

Hukum Israel mengizinkan warga Yahudi untuk “merebut kembali” properti yang dimiliki orang Yahudi di Yerusalem Timur sebelum pembentukan negara Israel pada 1948.

Tetapi warga Arab Palestina tidak memiliki hak untuk melakukan proses yang sama. Kelompok hak asasi mengatakan, praktik ini sebagai contoh praktik apartheid yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.

 

Sumber: Wafa/Republika

Penggalian Al-Aqsha, Upaya Israel untuk Memaksakan Realita Baru

Penggalian Al-Aqsha, Upaya Israel untuk Memaksakan Realita Baru

Sumber: gazamedia

Astaghfirullah, PM Palestina: Israel Ingin Ubah Masjid Al-Aqsha Jadi Sinagog

Astaghfirullah, PM Palestina: Israel Ingin Ubah Masjid Al-Aqsha Jadi Sinagog

News INH, Ramallah – Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menuduh Israel berusaha mengubah kompleks Masjid Al-Aqsa yang merupakan tempat suci ketiga bagi umat Islam di Yerusalem Timur menjadi sebuah sinagog atau tempat peribadatan umat Yahudi.

Hal ini disampaikan oleh Shtayyeh saat menjadi pembicara pada acara peringatan peristiwa Palestina tentang status historis Masjid Al-Aqsa di kota Al-Bireh, Tepi Barat, Rabu (8/6/2022) waktu setempat.

Shtayyeh mengatakan 55 tahun penggalian Israel di Yerusalem gagal menemukan jejak kuil Yahudi.

Dia mengatakan Palestina berusaha untuk mempertahankan status quo-nya di Yerusalem yang berlaku sejak pemerintahan Ottoman di Palestina.

Perdana Menteri Palestina berterima kasih kepada “semua orang yang membantu Palestina,” terutama pihak kerajaan Yordania dan pemerintah Turki atas “tanggung jawab kolektif” mereka terhadap keberadaan Yerusalem.

Masjid Al-Aqsa adalah situs suci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang-orang Yahudi menyebut daerah itu “Gunung Kuil”, mengklaim bahwa itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.

Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Negara ini mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Sumber:Anadolu

 

Serdadu Israel Tembak Mati Remaja Palestina, 85 Orang Lainya Terluka

Serdadu Israel Tembak Mati Remaja Palestina, 85 Orang Lainya Terluka

News INH, Tepi Barat – Zaid Jaber Ghoneim salah seorang remaja berkebangsaaan Palestina  berusia 15 tahun syahid ditembak mati serdadu Zionis Israel selama konfrontasi di daerah Umm Rakba, Kota Al-Khader, Selatan kota Betlehem, Jumat (27/5/2002) hal ini dilaporkan oleh Kementrian Kesehatan Palestina.

Sementara itu, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan bahwa 85 warga Palestina terluka dalam tindakan keras Israel terhadap pengunjuk rasa di Tepi Barat yang diduduki.

Ghoneim terluka oleh tembakan langsung di punggung dan leher. Ia dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis sebelum diumumkan meninggal.

Saksi mata mengatakan Ghoneim tiba-tiba melihat pasukan pendudukan Israel di desa dan mencoba bersembunyi di garasi. Saksi mata melaporkan bahwa Ghoneim ditembak oleh tentara Israel yang menembakkan peluru tajam ke arahnya, membunuhnya dengan darah dingin seperti dikutip dari Middle East Monitor, Minggu (29/5/2022).

Menurut PRCS, pasukan pendudukan Israel melukai 26 pengunjuk rasa Palestina di desa Beita, selatan Nablus. PRCS juga melaporkan bahwa 38 warga Palestina terluka oleh tembakan Israel dan bubuk merica di lingkungan Huwwarah, selatan Nablus.

Di Huwwarah, kata PRCS, pasukan pendudukan Israel melemparkan tabung gas air mata langsung ke ambulans yang beroperasi di daerah di mana warga Palestina terluka.

PRCS juga melaporkan 21 warga Palestina terluka dalam tindakan keras Israel terhadap aksi protes warga Palestina di desa Beit Dajan, di kota Nablus. Pasukan pendudukan dan pemukim Israel terus menyerang warga Palestina, mencuri tanah dan menyerang properti mereka di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur.

 

Sumber: https://gazamedia.net/lagi-pasukan-zionist-bunuh-seorang-remaja-palestina-di-betlehem/

Pertahankan Masjid Al-Aqsa, Warga Palestina dan Israel Terlibat Bentrok

Pertahankan Masjid Al-Aqsa, Warga Palestina dan Israel Terlibat Bentrok

News INH, Al-Quds – Polisi Israel kembali terlibat bentrok dengan warga Palestina yang bersembunyi dalam masjid al-Aqsa, kota tua Al-Quds, Palestina, pada Minggu (29/5/2022) kemarin waktu setempat, ketika ratusan orang Yahudi mengunjungi kompleks suci itu jelang pawai nasionalis Yahudi yang kontroversial melalui Kota Tua.

Prosesi tahunan Yerusalem merayakan penaklukan Israel atas Kota Tua dalam perang Timur Tengah 1967 dan menarik ribuan sorak-sorai, nyanyian dari para peserta di jalan-jalan berbatu yang sempit. Faksi-faksi di Palestina telah memperingatkan bahwa parade pengibaran bendera melalui kawasan Muslim di kota itu dapat memicu kembali konflik mereka yang telah berlangsung puluhan tahun dengan Israel pada saat ketegangan meningkat.

Beberapa jam sebelum prosesi akan dimulai, polisi mengunci beberapa warga Palestina di dalam sebuah masjid di kompleks al-Aqsa ketika pengunjung Yahudi tiba untuk tur harian di kompleks tersebut, yang dihormati oleh Muslim dan Yahudi.

Warga Palestina melemparkan batu dan menembakkan kembang api ke arah polisi, yang dibalas dengan granat kejut. Di antara para pengunjung Yahudi ada sekitar selusin pria muda, mengenakan pakaian religius, yang tersenyum, bernyanyi, dan bertepuk tangan ke arah para pengunjuk rasa. Saat kerumunan bertambah, orang Yahudi lainnya mengangkat bendera Israel dan menyanyikan lagu kebangsaan.

Hamas, yang memerintah di Jalur Gaza, mengutuk video yang diposting online yang menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi telah berdoa di situs tersebut, yang melanggar larangan yang sudah lama ada.

“Pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas semua kebijakan yang tidak bertanggung jawab ini dan konsekuensi berikutnya,” kata pejabat senior Hamas Bassem Naim kepada Reuters seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (29/5/2022).

Dalam beberapa tahun terakhir Hamas telah menempatkan dirinya sebagai pembela umat Muslim Yerusalem. Setelah berminggu-minggu konfrontasi tahun lalu atas pengusiran warga Palestina di kota itu, Hamas menembakkan roket ke Israel selama pawai, memicu perang 11 hari yang menewaskan sedikitnya 250 warga Palestina di Gaza dan 13 orang di Israel.

Perdana Menteri Naftali Bennett mengkonfirmasi pada hari Minggu bahwa pawai akan berjalan sesuai rencana. “Mengibarkan bendera Israel di ibu kota Israel sangat dapat diterima,” katanya.

“Saya meminta para peserta merayakannya secara bertanggung jawab dan bermartabat,” imbuhnya.

Israel melihat seluruh Yerusalem sebagai ibu kota abadi dan tak terpisahkan, sementara Palestina menginginkan bagian timur kota itu sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Barat, melihat semuanya telah diduduki oleh Israel modern.

Warga Palestina memandang pawai hari Minggu sebagai unjuk kekuatan Israel dan bagian dari kampanye yang lebih luas untuk meningkatkan kehadiran Yahudi di seluruh kota.

Bentrokan berulang terjadi antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks masjid al-Aqsa pada bulan April, selama bulan suci Ramadhan. Umat Islam marah dengan meningkatnya jumlah pengunjung Yahudi ke kompleks masjid.

Dua minggu lalu, pemakaman jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh, yang terbunuh dalam serangan tentara Israel di Tepi Barat, berubah menjadi kekacauan ketika polisi menyerang para pelayat dan mencabut bendera Palestina.

Masjid al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam. Itu juga dihormati oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount – sisa dari dua kuil kuno kepercayaan mereka. Prosesi hari Minggu akan mencapai puncaknya di Tembok Barat, sebuah situs doa Yahudi yang terletak di bawah masjid al-Aqsa.

 

Sumber: Sindonews

 

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!