NewsINH, Gaza – Otoritas Israel membuka kembali jalur penyeberangan komersial di kawasan Karm Abu Salem (Kerem Shalom), Senin (8/8/2022) kemarin. Langkah ini setelah kedua belah pihak yakni Militer Israel dan Kelompok Jihad Islam Palestina menempuh kesepakatan untuk gencatan senjata di Jalur Gaza.
Gencatan senjata yang dimediasi pemerintah Mesir pada peristiwa agresi Israel selama tiga hari terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung tadi menemukan titik sepakat kedua belah pihak dan berlaku sejak kemarin malam waktu setempat.
Menurut koresponden kantor berita Pelestina Wafa, beberapa truk mengangkut bahan bakar ke Jalur Gaza setelah tujuh hari penutupan jalur penyebrangan secara paksa oleh pihak Israel.
Menurut laporan itu, lebih banyak truk berisi makanan, bantuan kemanusiaan dan peralatan medis yang akan melintas dan masuk untuk memberikan bantuan terhadap korban perang selama tiga hari. Diperkirakan bantuan akan kembali masuk ke Gaza hari ini.
Israel memperketat pengepungannya di Jalur Gaza selama tiga hari terakhir, setelah menangkap pemimpin Jihad Islam Bassam Al-Saadi dalam serangan di Tepi Barat yang diduduki pada 1 Agustus.
Dua penyeberangan dari Israel ke Gaza, termasuk penyeberangan Erez, ditutup selama empat hari sebelum pemboman Israel di Jalur Gaza antara Jumat dan Minggu.
Selama serangan udata kemarin, tercatat 44 warga sipil Palestina yang tak berdosa itu tewas, termasuk 15 anak-anak dan empat wanita, kata Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza. Ia menambahkan bahwa 360 lainnya terluka.
Dari data penduduk sekitar 2,3 juta warga Palestina tinggal di Jalur Gaza yang sempit. Mereka sebagian besar tidak dapat pergi untuk mencari pekerjaan di luar negeri, lantaran aksi blokade atau pengepungan selama 15 tahun oleh Israel. Selain itu, negara pendudukan telah meluncurkan empat serangan militer besar-besaran terhadap sebagian besar penduduk sipil sejak 2008. Gaza juga berbatasan dengan Mesir, yang memberlakukan pembatasan sendiri pada perjalanan melalui penyeberangan Rafah.
Sumber: Middleeastmonitor/Wafa