Polisi Maroko Tangkap 32 Imigran yang Hendak Berlayar ke Spanyol

Polisi Maroko Tangkap 32 Imigran yang Hendak Berlayar ke Spanyol

NewsINH, Rabat – Petugas keamanan Maroko menangkap 32 migran yang hendak berlayar menuju ke daratan benua biru yakni Spanyol. Umunya, imigran yang diamankan Polisi Maroko itu merupakan warga negara di kawasan Afrika termasuk 6 orang dari negara Maroko sendiri yang dikenal sebagai negeri “matahari tenggelam”.

“Kami telah menangkap 32 migran ketika mereka mencoba berlayar ke Spanyol, termasuk enam orang Maroko dan 26 dari negara Afrika lainnya ke selatan,” kata dinas keamanan DGSN.

Menurutnya, kelompok itu ditangkap di pantai dengan perahu karet di dekat kota selatan Tantan, yang terletak sekitar 100 kilometer (60 mil) dari Kepulauan Canary Spanyol.

Setidaknya 11.500 migran melakukan perjalanan ke Kepulauan Canary tahun ini, menurut  pihak Spanyol.

Caminando Fronteras, sebuah kelompok Spanyol yang membantu kapal migran yang bermasalah di laut dan keluarga yang mencari kerabat yang hilang, mengatakan 978 orang tewas saat mencoba mencapa daratan Spanyol sepanjang tahun ini.

Polisi Maroko telah menangkap puluhan migran serta beberapa penyelundupan manusia sejak Juni, ketika sekitar 2.000 orang yang sebagian besar warga negara Sudan mencoba memasuki daerah kantong Melilla di Spanyol.

Kelompok hak asasi manusia menuduh pihak berwenang Spanyol dan Maroko menggunakan kekuatan yang berlebihan. Setidaknya 23 orang tewas dalam upaya pencarian suaka, jumlah korban jiwa ini terburuk dalam beberapa tahun dari percobaan penyeberangan tersebut.

Daerah Melilla dan Ceuta Spanyol telah lama menjadi magnet bagi orang-orang yang melarikan diri dari kekerasan dan kemiskinan di seluruh Afrika dengan harapan menemukan kehidupan yang lebih baik di Eropa.

Sementara itu, menurut kelompok hak asasi AMDH Morroco, sekitar 80 migran dari berbagai negara dijatuhi hukuman penjara minggu ini mulai dari dua hingga empat bulan penjara karena memasuki kerajaan Afrika Utara secara ilegal.

 

Sumber: Alarabiya

 

Ratusan Orang Tewas dalam Bentrokan Antar Suku di Darfur Sudan

Ratusan Orang Tewas dalam Bentrokan Antar Suku di Darfur Sudan

News INH, Cairo – Bentrokan antar suku di Darfur Sudan, Afrika Utara meninggalkan luka yang mendalam. Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan tetua adat setempat mencatat jumlah korban tewas bentrokan antar suku telah mencapai 100 orang lebih. Ini merupakan kekerasan terbaru di daerah bekas medan perang.

Koordinator UNHCR, Toby Harward mengatakan, perang pecah antara suku-suku Arab dan Afrika di Kota Kulubus, Provinsi Darfur Barat. Milisi Arab setempat kemudian menyerang sejumlah desa, memaksa ratusan orang mengungsi.

Ketua suku di kota itu, Abkar al-Toum mengatakan, 62 jenazah ditemukan dalam keadaan terbakar setelah milisi Arab membakar lebih dari 20 desa. Ia mengatakan, masih banyak orang yang belum terhitung.

Ia mengklaim pelaku serangan merebut sumber air sehingga membuat situasi kemanusiaan memburuk di daerah itu. Al-Toum tidak menjelaskan lebih lanjut. Harward meminta pasukan netral bergabung untuk melindungi warga sipil di daerah tersebut.

“Bila tidak ada intervensi atau mediasi, dan kekerasan dibiarkan berlanjut, petani tidak dapat memanen dan musim panen akan gagal,” kata Harward di Twitter.

Radio Dabanga melaporkan kekerasan mencapai Provinsi Darfur Selatan. Dua desa dilaporkan mengalami kerusakan parsial.

Utusan PBB untuk Sudan, Volker Perthes mengatakan, ia kembali terkejut dengan bentrokan di Kulbus tersebut.

“Siklus kekerasan di Darfur tidak dapat diterima dan menunjukkan akar masalahnya harus diatasi,” kata Volker dalam cuitanya di media sosial.

 

Sumber: Republika

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!