NewsINH, Ramallah – Kondisi kesehatan Walid Daqqa warga Palestina yang telah menjalani masa tahanan selama 38 tahun di penjara Israel kondisinya kian memprihatinkan. Bahkan, kesehatan pria berusi 61 tahun ini kesehatanya semakin memburuk.
“Kondisi kesehatan Walid Daqqa memburuk, penyakit kanker yang telah dideritanya semakin menggerogoti,” kata Amani Sarahna juru bicara Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS) seperti dikutip dari kantor berita Paletina, Wafa, Senin (3/4/2023).
Sarahna menjelaskan, kesehatan tahanan Daqqa, yang didiagnosis menderita kanker tulang belakang, sangat serius, dan tingkat pemulihannya sangat lambat. Pasalnya, pihak penjara Israel tidak memberikan keluasaan dalam penanganan medis.
“Daqqa dalam kondisi tidak stabil akibat pneumonia berat, dan baru-baru ini dirawat di rumah sakit karena menderita pusing dan penurunan hemoglobin,” tambahnya.
Daqqa adalah seorang penulis dan aktivis Palestina yang telah dipenjara oleh Israel sejak 1986 karena perlawanannya terhadap pendudukan Israel. Pada didiagnosis tahun lalu Daqqa menderita Myelofibrosis suatu bentuk penyakit langka dari kanker sumsum tulang yang mengganggu produksi sel darah normal tubuh pada manusia.
Sementara itu, Addameer sebuah kelompok hak asasi yang mendukung tahanan Palestina, mengatakan pekan lalu pria berusia 61 tahun itu sangat membutuhkan perhatian medis yang mendesak. Namun, oleh pihak sipir penjara Israel tidak kunjung memberikan izin perawatan medis yang memadai.
Kelompok itu menuduh otoritas Israel menolak Daqqa untuk pengobatan yang diresepkan dan menyerukan “pembebasan segera”.
“Jika tidak diobati, Myelofibrosis menyebabkan jaringan parut yang luas di sumsum tulang, menyebabkan anemia berat yang dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan,” jelasnya.
Pada bulan Februari, Daqqa menderita stroke yang disebabkan oleh gumpalan darah, menurut kelompok HAM tersebut. Daqqa adalah salah satu tahanan Palestina yang paling menonjol dan lama berada dalam tahanan Israel. Selama di penjara, ia telah menulis beberapa buku, termasuk buku anak-anak.
Pada 1999, Daqqa menikah saat berada di balik jeruji besi. Bersama istrinya, Sana Salameh, dia menyambut ulang tahun seorang putrinya pada tahun 2020, yang dikandung setelah spermanya diselundupkan keluar dari penjara.