Stop Perang..!!! Kehancuran di Gaza Lebih Besar dari Jerman pada Perang Dunia II

Stop Perang..!!! Kehancuran di Gaza Lebih Besar dari Jerman pada Perang Dunia II

NewsINH, Gaza – Utusan Dewan Keamanan PBB telah berbicara tentang penderitaan yang tak terbayangkan dan mendesak diakhirinya perang di Jalur Gaza, Palestina. Hal ini disampaikan oleh utusan PBB ketika mereka mengunjungi perbatasan Rafah di sisi Mesir, satu-satunya pintu masuk bantuan ke wilayah yang terkepung, Senin (11/12/2023) kemarin.

Diplomat utama Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan situasi di Gaza adalah “bencana, apokaliptik” dengan kehancuran yang secara proporsional “bahkan lebih besar” daripada yang dialami Jerman pada Perang Dunia II.

“Penderitaan manusia merupakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi komunitas internasional,” kata Borrell. “Korban warga sipil mencapai antara 60 dan 70 persen dari keseluruhan kematian” dan “85 persen populasi menjadi pengungsi internal”.

Senada denganya, perwakilan Tiongkok untuk PBB, Zhang Jun, ketika ditanya oleh wartawan pada hari Senin apakah ia mempunyai pesan kepada negara-negara yang menentang gencatan senjata di Gaza, hanya menjawab: “Cukup sudah.”

Mayoritas negara anggota PBB mendukung gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas ketika kondisi mengerikan memburuk bagi 2,3 juta penduduk Gaza.

Amerika Serikat, yang mendukung Israel, pekan lalu memveto rancangan resolusi di Dewan Keamanan yang menyerukan gencatan senjata segera ketika tank dan pasukan Israel melakukan serangan yang telah membuat sebagian besar penduduk Gaza mengungsi dan menewaskan serta melukai ribuan orang.

Selusin utusan Dewan Keamanan menghadiri perjalanan yang diselenggarakan oleh Uni Emirat Arab untuk mengunjungi Rafah, hanya beberapa hari setelah Sekretaris Jenderal Antonio Guterres memperingatkan bahwa ribuan orang di wilayah kantong Palestina yang terkepung “kelaparan”.

Setelah terbang ke kota Al-Arish, Mesir, mereka diberi pengarahan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengenai kondisi di Gaza sebelum menuju Rafah yang berjarak 48 km (30 mil).

“Kenyataannya bahkan lebih buruk daripada apa yang bisa diungkapkan dengan kata-kata,” kata Duta Besar Ekuador untuk PBB, Jose De La Gasca, kepada wartawan setelah pengarahan UNRWA.

Sementara itu, delegasi atau perwakilan adidaya AS dan Prancis tidak berpartisipasi dalam perjalanan tersebut.

Duta Besar UEA Lana Nusseibeh mengatakan para utusan tersebut diberitahu bahwa warga Gaza sedang sekarat karena kekurangan gizi, sistem medis yang runtuh, dan kekurangan air dan makanan, ditambah lagi dengan konflik yang sebenarnya.

Israel telah membombardir Gaza dari udara, laut dan darat memberlakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat sejak 7 Oktober, merenggut korban jiwa lebih dari 18.000 orang dan melukai lebih dari 49.500 orang. Pasukan Israel melancarkan serangan setelah Hamas melakukan serangan di Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menawan 240 orang, menurut pihak berwenang Israel.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra mengatakan pada hari Senin bahwa setidaknya 208 jenazah warga Palestina telah tiba di beberapa rumah sakit di Gaza dalam beberapa jam sebelumnya.

Setidaknya 416 orang terluka dalam jangka waktu yang sama, katanya, sementara “sejumlah besar” korban masih berada di bawah reruntuhan ketika pasukan Israel memblokir ambulans untuk mencapai daerah-daerah tersebut.

 

Sumber : Aljazeera

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!