Sniper Israel Tembak Mati Dua Warga Palestina di Gaza

NewsINH, Gaza – Dua warga Gaza, Palestina termasuk seorang anak, meninggal dunia pada hari Kamis (13/2/2025) kemarin di Jalur Gaza tengah di tengah perjanjian gencatan senjata di wilayah tersebut, kata seorang sumber medis.

Sumber tersebut mengatakan seorang warga sipil ditembak mati oleh penembak jitu Israel dan jenazahnya ditemukan di kamp pengungsi Bureij di kota Deir al-Balah.

Sementara itu ditempat terpisah, seorang anak juga kehilangan nyawanya ketika ranjau tidak meledak yang ditinggalkan oleh pasukan Israel meledak di kamp pengungsi Nuseirat, tambah sumber itu.

Kematian baru ini terjadi saat perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Gaza terus bertahan sejak 19 Januari, menghentikan perang genosida Israel yang telah membunuh lebih dari 48.200 orang dan membuat wilayah tersebut hancur.

Bulan lalu, Luke Irving, direktur Layanan Aksi Ranjau PBB (UNMAS) di wilayah Palestina yang diduduki, memperingatkan tentang bahaya ranjau yang belum meledak di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

Jumlah pasti orang Palestina yang tewas atau terluka akibat sisa-sisa ranjau tersebut dalam beberapa hari terakhir masih belum jelas.

Palestina Desak DK PBB Bertindak Setop Kejahatan Israel di Tepi Barat

Kementerian Luar Negeri Palestina telah meminta Dewan Keamanan PBB (DK PBB) bertindak menghentikan kejahatan penjajah Israel di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Seruan ini dilakukan menyusul serbuan Israel di Tepi Barat yang sudah berjalan beberapa pekan belakangan.

Dalam pernyataan yang dibagikan di X, kementerian tersebut mengingatkan anggota DK PBB bahwa mereka adalah pihak dalam Konvensi Jenewa dan rekomendasi dari pendapat penasihat Mahkamah Internasional baru-baru ini.

Pernyataan tersebut memberikan contoh tindakan ilegal Israel baru-baru ini, seperti pendirian sekitar 800 pos pemeriksaan militer dan gerbang besi untuk “mengendalikan pergerakan warga Palestina dan menerapkan hukuman yang lebih kolektif terhadap mereka”.

Kementerian tersebut juga mengatakan telah terjadi “peningkatan nyata dalam kejahatan penghancuran rumah” di Yerusalem dan Tepi Barat yang mengarah pada “pembersihan dan perpindahan etnis”. Sementara legalisasi pos-pos terdepan semakin mengisolasi Yerusalem dan komunitas lain dari lingkungan Palestina.

Sumber: Gazamedia
Bagikan :
Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!