NewsINH, Gaza – Memanfaatkan waktu gencatan senjata perang di Jalur Gaza, Palestina. Lembaga Kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) menyalurkan program bantuan pangan untuk ribuan warga Gaza yang berada di kamp pengungsi dikawasan Khan Younis, Gaza Bagian Selatan.
Dengan menggunakan mobil boks, relawan INH yang terdiri dari warga lokal di Gaza mengirimkan bantuan makanan siap saji untuk para korban perang di Jalur Gaza. Makanan siap saji ini dibagikan untuk ribuan pengungsi baik warga Gaza bagian Utara yang mengungsi ke selatan maupun warga Gaza Selatan yang ada di Khan Younis.
“Makanan siap saji yang kami bagikan ini bisa dikonsumsi untuk tiga orang atau sekeluarga yang terdiri dari orang tua dan anak,” kata Muhammad Husein Founder dan aktivis kemanusiaan INH, Selasa (28/11/2023).
Ia mengatakan, meski saat ini dirinya berada di tanah air atau Indonesia. Bantuan kemanusiaan khususnya makanan untuk para pengungsi terus dilakukan secara intens dengan mengandalkan tenaga relawan INH lokal yang ada di Jalur Gaza.
“Alhamdulillah, INH memiliki relawan-relawan lokal di Gaza yang sangat tangguh dan tentunya kami bisa terus secara intens mengirimkan bantuan makanan berupa makanan siap saji untuk saudara-saudara kita di Gaza,” jelasnya
Husein juga mengucapkan terimakasih kepada donatur dan para dermawan yang telah menitipkan donasinya kepada INH. Pihaknya akan terus berkomitmen dan secara amanah dan trasnparan dalam menyalurkan program donasi dari masyakat Indonesia sehingga bisa tersalurkan secara tepat dan akurat.
Israel dan kelompok Hamas Palestina resmi memperpanjang gencatan senjata selama dua hari terhitung sejak hari Selasa (28/11/2023) waktu Gaza. Perpanjangan gencatan senjata ini disebut-sebut untuk membebaskan lebih banyak sandera atau tahanan dari Gaza dan Israel.
Gencatan senjata pertama Israel dan Hamas berlangsung pada 24-27 November. Kesepakatan itu mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk, hingga pertukaran tahanan. Menyoal pertukaran tahanan, Hamas sepakat membebaskan 50 sandera Israel, dan pemerintahan Zionis sepakat melepas 150 tahanan Palestina.
Selama gencatan senjata fase pertama, Hamas melepas 39 warga Israel dan ditukar 117 tahanan Palestina. Sebagai bagian dari negosiasi Qatar, Hamas juga membebaskan sandera warga asing yakni 17 warga negara Thailand, satu warga Filipina, dan satu orang kewarganegaraan ganda Rusia-Israel. (***)