-
NewsINH, Spanyol – Militer Spanyol telah menyiapkan kamar jenazah yang dapat menyemayamkan 400 korban tewas akibat banjir dahsyat di Valencia. Kepala Unit Darurat Militer Spanyol (UME) Francisco Javier Marcos pada Senin (4/11/2024? kemarin mengatakan bahwa semula pihaknya menyiapkan kamar jenazah untuk 100 jasad, tetapi kemudian menyadari kemungkinan tidak akan cukup. Jumlah korban tewas resmi terbaru akibat bencana alam terburuk dalam sejarah modern Spanyol mencapai 217 orang, sementara pihak berwenang belum memberikan angka pasti untuk jumlah orang yang hilang. “Saya tidak ingin berbicara kasar… kondisi jenazah-jenazah itu tidak normal, Anda bisa bayangkan, karena mereka tenggelam,” kata Marcos. “Jadi, mereka memerlukan ruang yang layak.”Pada Senin malam, enam hari setelah bencana alam tersebut terjadi, 7.800 personel militer dikerahkan ke daerah-daerah terdampak. Menurut Marcos, prioritas utama militer adalah terus mencari dan menyelamatkan orang-orang yang hilang, kemudian mencari jenazah korban. “Percayalah, situasi ini sangat sulit,” katanya dengan ekspresi yang tampak emosional. Dia lalu menyebut kawasan parkir bawah tanah di sebuah pusat perbelanjaan besar di salah satu daerah paling terdampak. “Kami sedang memeriksa tempat parkir tersebut, tetapi ada jutaan liter air (di sana),” kata Marcos, seraya menambahkan bahwa mereka juga bekerja di puluhan tempat parkir bawah tanah lainnya. Sebelumnya, pihak berwenang mengatakan telah memeriksa 50 mobil di tempat parkir pusat perbelanjaan itu tanpa menemukan korban. Militer juga membantu membersihkan jalan-jalan yang dipenuhi sekitar 100.000 mobil, memberikan bantuan, dan memeriksa kebersihan di area yang berisiko penyakit atau air minum yang tercemar. Marcos menggelar jumpa pers untuk menjelaskan tindakan militer setelah dikritik karena gagal memberi peringatan sebelum bencana terjadi dan respons yang lambat. “Situasinya sangat kompleks sehingga kami memerlukan dua hal: disiplin dan kesabaran,” katanya. Dia mengaku ikut merasakan sakit yang dialami para korban, “Namun, harap dipahami, kami melakukan apa pun yang bisa kami lakukan.” Marcos menjelaskan bahwa secara hukum, militer tidak bisa bertindak hingga ada perintah dari pemerintah wilayah Valencia. Dia mengatakan bahwa pada hari kejadian, pihaknya sudah memantau situasi cuaca. “Ketika saya melihat apa yang bisa terjadi … saya segera memerintahkan semua tentara di pangkalan terdekat untuk bersiap … begitu pemerintah Valencia memberi lampu hijau, kami tiba dalam hitungan menit,” kata Marcos. Dia juga mengatakan bahwa dirinya yakin prosedur yang dijalankan oleh militer sudah benar. Presiden Valencia Carlos Mazon membela pemerintah dalam penanganan bencana itu, tetapi menyalahkan UME dan badan hidrografi Spanyol atas keterlambatan mereka bertindak. Sumber: Anadolu/Antara
-
NewsINH, Gaza – Militer Israel telah mengebom sebuah tenda di dekat Sekolah al-Mazra’a, sebelah timur Deir el-Balah di Gaza tengah, membuat sedikitnya empat orang syahid, kantor berita Wafa melaporkan. Wafa juga mengonfirmasi setidaknya empat orang syahid dalam serangan di kamp pengungsi Nuseirat. Sebelumnya, kami melaporkan bahwa tim pertahanan sipil Gaza telah menemukan empat jenazah dari bawah reruntuhan rumah keluarga Hamada. selain itu, dua jurnalis dibunuh dalam serangan hari ini di Gaza, setelah ratusan jurnalis menjadi target serangan Israel dalam perang yang memasuki bulan kesepuluh ini.
-
NewsINH, Gaza – Menyusul langkah negara-negara Eropa dalam mengakui kemerdekaan Palestina, kini Armenia menyusul dengan langkah yang sama. Armenia telah secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara, membuat Israel memanggil duta besar Armenia karena hal itu. Pengakuan dilakukan pada Jumat, di mana Menteri Luar Negeri Armenia mengutuk tindakan yang Israel lakukan di Jalur Gaza sampai hari ini, juga langkah Hamas mengambil sandera. “Armenia menyesalkan penggunaan infrastruktur sipil sebagai tameng selama konflik bersenjata dan kekerasan terhadap penduduk sipil,” kata kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa negara tersebut bergabung dengan komunitas internasional dalam menuntut pembebasan para tawanan. Lebih dari 37.400 orang telah syahid dalam agresi Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini di mana mayoritas korban adalah anak-anak dan wanita. Selain itu, hampir 100ribu mengalami luka-luka. Tak lama setelah bekas republik Soviet tersebut mengumumkan pengakuan tersebut, Kementerian Luar Negeri Israel memanggil duta besar Armenia. Pada Mei, Spanyol secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara, bergabung dengan Irlandia, Norwegia, dan 143 negara lainnya yang mengakui status negara Palestina. Berbicara di Madrid, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan pengakuan negara Palestina merupakan pesan penting untuk menolak standar ganda. Hussein al-Sheikh, pejabat senior Otoritas Palestina, menyambut baik langkah tersebut. “Ini adalah kemenangan atas hak, keadilan, legitimasi, dan perjuangan rakyat Palestina untuk pembebasan dan kemerdekaan,” ujarnya di media sosial. Sumber: Al Jazeera
-
NewsINH, Marrakesh, Maroko – Beberapa ratus penduduk Ijjoukak, salah satu desa yang terdampak gempa dahsyat di Maroko harus menunggu tiga hari untuk diselamatkan setelah gempa bumi melanda pegunungan Atlas pada hari Jumat (8/9/2023) yang lalu. Saat itu, Henya Bilau sudah meninggal dunia. Sembilan anggota keluarga besarnya meninggal dunia pada malam yang sama. Terletak sekitar dua setengah jam perjalanan di luar kota wisata Marrakesh yang berkembang pesat, desa Ijjoukak yang miskin di lereng bukit tidak mempunyai peluang besar untuk menghadapi gempa berkekuatan 6,8 skala Richter. Perkiraannya bervariasi, namun antara 80 dan 100 penduduk – sekitar setengah dari populasi – diyakini telah terbunuh. Yang lainnya meninggal saat menunggu bantuan. Sementara itu, penduduk desa tidak punya pilihan selain menggali reruntuhan dan mengeluarkan mayat teman, kerabat, dan tetangga mereka. “Tembok itu runtuh menimpa Henya,” jelas sang bibi, Saida Ben Nasser. “Anak-anak dilempar keluar.” Kini mereka, seperti ratusan orang lainnya, menunggu di luar Rumah Sakit Universitas di Marrakesh hingga ibu dan bibi Henya diperbolehkan pulang. Diharapkan mereka dapat membantu menjaga anak-anak tersebut. Setelah sekian lama, suami Henya, Omar, memperkenalkan dirinya. Dia berdiri di kejauhan, menyaksikan percakapan itu berlangsung. Omar sedang pergi, bekerja di bidang konstruksi di Casablanca, ketika gempa terjadi. Dengan suara tipis dan lantang, dia menjelaskan bahwa dia tidak tahu apa yang akan dia lakukan. Rumahnya hancur, katanya. Mereka tidak punya tempat tujuan. Sementara itu, di seluruh Maroko, masyarakat melakukan segala yang mereka bisa untuk membantu. Selain mobil-mobil yang membawa pertolongan pertama menuju pegunungan, terdapat antrean orang yang menunggu berjam-jam untuk mendonorkan darahnya. Banyak yang ditolak, jelas kepala klinik, Dr Samia el-Fezzani. Mereka sudah mempunyai lebih dari yang bisa mereka proses. “Sumbangan meningkat tiga kali lipat setelah gempa bumi,” katanya. “Kami hanya bisa menyimpannya [darah] selama 42 jam, jadi kami perlu mengatur pasokannya.” Relawan juga hadir di antara stafnya, mengurus semuanya mulai dari pendaftaran hingga mengelola ratusan orang yang duduk di area yang meluap di pusat tersebut, serta ruangan-ruangan yang penuh sesak di dalamnya. Houda al-Bass, seorang pekerja kantoran berusia 23 tahun, terbaring di kursi, mengeluarkan darah dari lengannya. Ada batasan ketatnya, harus melewati lebih dari sebulan di antara donasi. Namun Houda sudah menyumbang lima kali sejak gempa terjadi. “Bos saya tidak memberi saya waktu istirahat, saya tidak peduli,” katanya. “Saya kenal banyak orang dari pegunungan… Setidaknya hanya itu yang bisa saya lakukan. Saya tidak bisa menyumbangkan uang saya, saya tidak bisa menyumbangkan waktu saya. Hanya darahku yang bisa kuberikan.” Dr el-Fezzani berharap bencana ini menjadi titik balik bagi warga desa. Dia patriotik dan masih bersemangat setelah difilmkan bersama Raja Maroko Mohammed VI. Masa depan utopis yang dipetakannya mencakup kota-kota dan jalan-jalan baru bagi masyarakat yang sebagian besar masih tradisional dan belum menerima investasi seperti yang dimiliki kota-kota besar di Maroko. Ditanya apakah masa depan baru ini punya ruang untuk masa lalu, dia mengangguk. “Tradisinya sangat kuat,” katanya, “Tradisi ini tidak akan hilang.” Bantuan semakin banyak berdatangan di desa-desa pegunungan yang terpencil, namun beberapa daerah yang terkena dampak paling parah masih berada di luar jangkauan tim penyelamat, sehingga menyebabkan terhambatnya bantuan dan, di beberapa lokasi, kelangkaan dan kebencian. Namun, sejak kunjungan Mohammed VI pada hari Selasa, peningkatan bantuan mulai terlihat. Semakin banyak truk tentara yang mengantri dalam kemacetan lalu lintas yang tak ada habisnya telah menentukan sebagian besar upaya bantuan, sementara jumlah kamp sementara dan klinik darurat telah meningkat sejak intervensi kerajaan. Ketika ditanya mengapa intervensi tersebut diperlukan untuk memberikan bantuan dalam jumlah yang dibutuhkan, kebanyakan orang terdiam. Namun demikian, di seberang pegunungan, jenazah masih tergeletak di reruntuhan, sementara penduduk desa setempat – dan pasukan penyelamat domestik dan internasional – kesulitan untuk mencapai mereka. Anjing-anjing, yang dilatih untuk mendeteksi makhluk hidup, menjadi semakin pendiam. Mohammed Ait Alla, 31, beruntung. Dia dan istrinya yang sedang hamil tua, Nayima, dari dusun kecil Sidi Rahal, lolos dari dampak terburuk. “Saya mendengar gempa sebelum saya merasakannya,” katanya, menggambarkan gemuruh rendah yang mendahului kehancuran tersebut. “Lampu padam dan saya mendengar orang-orang berlarian. Kami juga mencoba lari.” Akhirnya, ambulans tiba, namun hanya mampu membawa mereka ke desa berikutnya, di mana penduduk desa lainnya mengantar Mohammed dan Nayima ke Marrakesh. Dia melahirkan seorang anak laki-laki tak lama kemudian. Dia dipanggil Rayan. Sumber: Aljazeera
-
NewsINH, Palestina – Bulan Suci Ramadhan kerap kali dijadikan momentum penyerangan militer Israel terhadap warga Palestina. Kali ini, para pemukim ilegal akan menambah kekhawatiran tersebut menyusul memanasnya kondisi di Palestina akhir-akhir ini. Pendudukan Israel dilaporkan melatih sekelompok pemukim Israel dalam persiapan menghadapi kemungkinan ketegangan selama bulan suci Ramadhan. Latihan ini didukung oleh Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir yang berideologi ultranasionalis. Sumber media Israel melaporkan, dalam beberapa bulan terakhir pasukan Israel melatih dan membiayai satu batalyon pemukim Israel dari kota Lod. Dilansir di Days of Palestine, Selasa (7/3), batalyon tersebut akan berfungsi sebagai pasukan khusus. Hal ini merupakan bagian dari persiapan pendudukan Israel, untuk kemungkinan ketegangan selama bulan Ramadhan. Sebuah saluran berita resmi Israel menyatakan batalion tersebut mencakup puluhan pemukim Israel,yang melakukan dinas militer sebagai tentara dalam pasukan pendudukan Israel. Tidak hanya itu, mereka juga menyebut anggota pasukan khusus ini menjalani pelatihan selama beberapa bulan terakhir. Kota Lod Palestina yang diduduki yang dihuni oleh sekitar 33.000 orang Arab Palestina menjadi saksi bentrokan besar antara warga Palestina dan pemukim Israel pada Mei 2021. Saat itu, pasukan militer Israel menangkap lebih dari 300 orang Palestina. Selama periode yang sama, pemukim Israel membunuh pemuda Palestina Musa Hassouna. Sementara, Itamar Ben-Gvir memerintahkan polisi untuk melanjutkan penghancuran rumah-rumah Palestina di wilayah pendudukan Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadhan. Israel tidak melakukan penghancuran rumah selama Ramadhan dalam beberapa tahun terakhir untuk menghindari ketegangan dengan Palestina. Sementara itu, surat kabar Israel Yedioth Ahronoth pada Senin (6/3) melaporkan, polisi Israel memperingatkan Ben-Gvir bahwa, situasi saat Ramadhan bisa sangat tidak stabil karena meningkatnya ketegangan di wilayah pendudukan Tepi Barat. Namun, menurut jaringan siaran publik Israel, KAN, Ben-Gvir telah memberikan perintah untuk membatalkan keputusan untuk tidak meningkatkan eskalasi selama Ramadhan. Ben-Gvir meminta polisi mengikuti arahannya meskipun ada risiko keamanan yang meningkat. Ben-Gvir yang memiliki ideologi sayap kanan radikal berulang kali menyerukan pemindahan warga Palestina. Dia juga telah beberapa kali bergabung dengan pemukim Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur. Sementara warga Palestina melihat kebijakan penghancuran Israel sebagai upaya untuk mengusir mereka dari Yerusalem Timur dan memperkuat pendudukan Israel atas kota itu. Otoritas Israel menganggap rumah-rumah warga Palestin dibangun secara ilegal dan tanpa izin. Tapi di sisi lain, otoritas Israel tidak pernah menerbitkan izin bangunan bagi warga Palestina, kendati sudah ada pengajuan. Berbicara di konferensi tahunan Institute for National Security Studies minggu lalu, Komandan Operasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Mayjen Oded Bassiuk memperingatkan, dia tidak dapat menjanjikan bahwa pergerakan Palestina tidak akan meningkat menjelang bulan Ramadhan, yang akan dimulai pada 22 Maret dan berakhir pada 20 April. Sebelumnya pada Februari, Kepala Polisi Israel, Kobi Shabtai memperingatkan, pasukan polisi mengalami kekurangan tenaga yang parah. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menanggapi kekerasan selama Ramadhan. Pada Senin (6/3) sore, Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk pernyataan Ben-Gvir. Palestina memperingatkan, Ben-Gvir akan membuat kawasan Yerusalem Timur menjadi kacau. “Kami mengutuk pernyataan fasis Ben-Gvir. Kata-kata menteri kolonialis dan rasis memicu eskalasi, sehubungan dengan bualannya tentang penghancuran rumah warga Palestina di Yerusalem selama bulan suci Ramadhan,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Palestina, dilaporkan Jerusalem Post. Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan, pernyataan Ben-Gvir dimaksudkan untuk menyulut ketegangan wilayah Yerusalem Timur dengan latar belakang upaya Yudaisasi Yerusalem, kejahatan pembersihan etnis dan tindakan deportasi paksa, yang mempengaruhi semua aspek kehidupan warga di Yerusalem. “Kementerian menganggap pemerintah Israel, yang dipimpin oleh (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu, memikul tanggung jawab penuh dan langsung atas kejahatan yang sedang berlangsung di Yerusalem,” bunyi pernyataan itu. Dalam beberapa pekan terakhir, Ben-Gvir telah mendorong tindakan keras di lingkungan Yerusalem Timur sebagai bagian dari “perang melawan teror”. Dia menjuluki rencana yang itu sebagai “Defensive Shield Two”. Orang-orang terdekat Netanyahu mengatakan, Ben-Gvir tidak memiliki wewenang untuk memberlakukan rencana tersebut. Namun Ben-Gvir bersikeras telah menyatakan keinginannya untuk melanjutkan proyek ini. Menurut orang-orang yang dekat dengan Ben-Gvir, dia telah menginstruksikan Shabtai, serta Komandan Distrik Yerusalem, Doron Turgeman untuk mengambil langkah-langkah menumpas teror di Yerusalem Timur. Termasuk penahanan dan penangkapan terhadap 150 tersangka teror yang sudah diketahui oleh badan intelijen Israel, Shin Bet, dan penghancuran rumah yang “dibangun secara ilegal” di Yerusalem timur. Pada Senin, tiga rumah milik warga Arab di lingkungan Wadi Joz di Yerusalem timur dihancurkan oleh pemerintah setempat. Menurut kantor berita Wafa, bangunan itu milik keluarga Totah. Keluarga Palestina tersebut berusaha untuk mendapatkan izin pembangunan rumah tetapi tidak disetujui. Sumber: Republika #Donasi Palestina