NewsINH, Ramallah – Ribuan tahanan Palestina yang menjalani masa tahanan dalam penjara Israel mengancam akan melakukan mogok makan secara serantak untuk menuntut pembebasan salah seorang tahanan bernama Walid Daqqa yang sedang mengalami sakit Walid Daqqa namun justru ditahan dalam sel isolasi Israel.
Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Senin (15/5/2023). Komite Darurat Tertinggi untuk Gerakan Tahanan Palestina, badan perwakilan tertinggi tahanan politik Palestina di penjara-penjara Israel, mengatakan gerakan protes satu hari itu adalah bagian dari tindakan berkelanjutan para tahanan Palestina untuk mencapai hak-hak mereka, termasuk mengakhiri kebijakan sewenang-wenang otoritas Israel.
“Ini adalah protes kami dalam menolak penahanan administratif yang memungkinkan Israel untuk menahan warga Palestina di penjara tanpa batas waktu tanpa tuduhan atau pengadilan,” jelasnya.
Komite meminta semua orang bebas di dunia untuk melayangkan protes dan perjuangan untuk membebaskan tahanan Palestina Walid Daqqa yang saat ini tengah menghadapi risiko kematian.
Daqqa adalah seorang penulis dan aktivis Palestina yang telah dipenjara oleh Israel sejak 1986 karena perlawanannya terhadap pendudukan Israel.
Dia telah didiagnosis menderita Myelofibrosis suatu bentuk penyakit langka dari kanker sumsum tulang yang mengganggu produksi sel darah normal tubuh.
Jika tidak diobati, Myelofibrosis menyebabkan jaringan parut yang luas di sumsum tulang, menyebabkan anemia berat yang dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan.
Daqqa adalah salah satu tahanan Palestina yang paling menonjol dan lama berada dalam tahanan Israel. Selama di penjara, ia telah menulis beberapa buku, termasuk buku anak-anak.