NewsINH, Bogor – Musim kemarau yang berkepanjangan yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia berdampak terhadap krisis air bersih, salah satunya di Desa Sukasirna, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Meski wilayah tersebut tergolong subur tananhnya. Namun, saat musim kemarau tiba mereka kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
Guna memenuhi kebutuhan air bersih, lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian atau INH, Jumat (11/8/2023) mendistribusikan air bersih ke titik penampungan atau tandon dan rumah-rumah warga secara langsung.
Supriyanto, Koordinator Nasional Sahabat Relawan INH (Share INH) mengatakan, bahwa kebutuhan air bersih diwilayah ini sangat besar, karena rata-rata penduduk di satu RT mencapai 200 Kepala Keluarga (KK), pada saat musim kemarau seperti ini mereka hanya mengandalkan air bersih dari bantuan dari para donatur. Pasalnya, semua sumur-umur milik warga sudah mulai mengering dan airnya tidak layak konsumsi.
“Alhamdulillah untuk hari ini kami menyalurkan air bersih satu tengki dengan volume air sebanyak 8 ribu liter, air ini kami droping ke bak penampungan atau tandon dan akan digunakan warga masyrakat yang membutuhkan,” jelas Supri.
Sebelum melakukan pendistribusian air bersih, Tim INH sudah melakukan survei terlebih dahulu, dan desa di Sukasirna, Kecamatan Jonggol ini layak untuk mendapatkan bantuan air bersih.
“Program ini merupakan realisasi dari program bencana nasional, termasuk krisis air bersih dampak dari musim kemarau yang berkepanjangan,” jelas Supri.
Tak hanya satu tangki, Rencananya Tim INH juga akan membagikan air bersih di lokasi lainya yang terkena dampak dari kemarau.
“Insya Allah kami akan lakukan penyaluran air bersih lagi di kantong-kantong padat penduduk, Air bersih merupakan sumber dari kehidupan,” katanya.
Manager Program INH, Ibnu Hafidz menucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut mensukseskan program air bersih tersebut. Program ini, kata Ibnu masih terus berjalan mengingat musim kemarau di Indonesia masih melanda. Diperkirakan, puncak dari musim kemarau ini terjadi pada bulan Agustus hingga September mendatang.
“Semoga program air bersih ini mendapat respon positif dari para donatur, sehingga banyak lagi penerima manfaat yang bisa dijangkau,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sukasirna, Iwan Setiawan mengaku terimakasih kepada INH yang telah ikut serta dalam meringankan beban warganya. Menurutnya, ada beberapa RW di wilayahnya memang sangat terdampak dari musim kemarau tahun ini. Pasalnya, di lokasi tersebut sumber air sangat sulit terutama disaat musim panas.
“Ada dua yang menjadi waktur utama warga kesulitan air bersih, yang pertama karena faktor kemarau dan yang kedua rusaknya bendungan irigasi sungai Cipamingkis” jelanya.
Tim Media