NewsINH, Ramallah – Sejumlah warga Palestina di kawasan pendudukan Tepi Barat menggelar aksi peringatan 18 tahun kematian pejuang ikonik sekaligus presiden Palestina Yasser Arafat. Dalam peringatan tersebut, sejumlah warga yang meneriakan kemerdekaan bagi bangsa Palestina.
Namun sayangnya, aski yang semula berjalan dengan damai itu berujung bentrokan antara sejumlah warga Palestina yang didominasi anak-anak muda dengan pasukan otoritas Israel bersenjata lengkap.
Dilansir dari Kantor Berita Palestina, Wafa, Jumat (11/11/2022). Warga Palestina yang memperingati 18 tahun kematian pemimpin ikonik Palestina Yasser Arafat bentrok dengan tentara Israel di berbagai lokasi di wilayah pendudukan.
Setelah rapat umum di Ramallah menandai kematian Arafat, puluhan pemuda pergi ke bagian utara kota di mana tentara Israel menjaga pos pemeriksaan yang dikenal sebagai DCO dan bentrok dengan tentara pun tak bisa dihindari.
Para pemuda Palestina membakar ban dan melempari tentara dengan batu sementara tentara menembakkan gas air mata dan peluru logam berlapis karet. Tidak ada korban baik jiwa maupun luka-lika dalam peristiwa tersebut.
Bentrokan serupa juga terjadi di al-Bireh, berdekatan dengan Ramallah, dekat pemukiman di mana tentara juga menembakkan tabung gas air mata ke arah para pemuda.
Di selatan Tepi Barat, tentara Israel menyerang pawai mahasiswa yang menandai kematian Arafat di kota Beit Ummar, utara Hebron.
Aktivis lokal Mohammad Awad mengatakan kepada bahwa tentara menembakkan peluru karet dan tabung gas air mata ke arah mahasiswa yang berbaris untuk memperingati mantan pemimpin Palestina yang menyebabkan puluhan kasus mati lemas.
“Tentara menutup gerbang besi yang ditempatkan di pintu masuk kota dan mencegah pergerakan orang,” katanya Mohammad Awad.
Orang-orang Palestina menyalahkan dan menuduh Israel atas kematian Arafat setelah pengepungan militer yang panjang di markas besarnya di Ramallah di mana pada saat itu Yasser Arafat tengah menderita sakit parah.
Menurut beberapa sumber, pemimpin karismatik itu meninggal lantaran diracuni, oleh karena itu jasad pemimpin yang kerap menggunakan sorban khas Palestina itu langsung diterbangkan ke sebuah rumah sakit yang berada di kota Paris, Prancis, dan tepat pada tanggal 11 November 2004 silam sang pemimpin itu pun kembali ke panguan illahi.