NewsINH, Amman – Angkatan Udara Yordania baru-baru ini telah meluncurkan bantuan udara terbesar sejauh ini untuk membawa pasokan medis yang mendesak ke jalur Gaza. Langkah ini berdasarkan kesepakatan yang disponsori Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan pengiriman setelah gencatan senjata berlangsung.
“Operasi tersebut melibatkan 16 penerbangan helikopter sehari yang pada awalnya, akan mengirimkan 160 ton pasokan medis penyelamat jiwa selama sepekan ke rumah sakit dan pusat medis,” ungkap pejabat militer seperti dikutip dari sindonews, Kamis (30/1/2025).
Berdasarkan perjanjian yang disponsori AS, Israel telah mengizinkan Yordania mengirimkan bantuan ke lokasi yang ditentukan di dekat perbatasan Kissufim Israel dengan Jalur Gaza yang hancur.
Satu landasan helikopter di tempat yang terletak di area pusat yang menghubungkan bagian utara dan selatan daerah kantong itu akan membantu memfasilitasi pengiriman yang lebih cepat, menurut para pejabat bantuan.
Badan-badan PBB, yang dipimpin Program Pangan Dunia, kemudian akan mengirimkannya langsung ke pusat-pusat medis dan rumah sakit.
“Lebih banyak bantuan diperlukan untuk rakyat Palestina di Gaza. Ada keadaan kehancuran yang mengerikan. Ada kondisi penderitaan yang mengerikan yang dialami rakyat Palestina,” ujar Menteri Negara Komunikasi Yordania, Mohamed Momani, kepada wartawan di pangkalan udara tempat helikopter Black Hawk lepas landas.
Selama perang 15 bulan, PBB menggambarkan operasi kemanusiaannya sebagai oportunistik, menghadapi masalah dengan operasi militer Israel, pembatasan akses oleh Israel, dan penjarahan baru-baru ini.
Sejak kesepakatan gencatan senjata, Yordania telah mengirim tujuh konvoi darat dengan 540 truk melalui koridor di Tepi Barat yang diduduki Israel ke Gaza, menurut para pejabat.
“Di koridor udara ini kami mengirimkan bantuan mendesak yang dapat rusak karena diangkut dengan truk,” papar Brigadir Jenderal Mustafa Al-Hayari.
Sekutu setia AS tersebut telah mengatur 147 konvoi yang terdiri dari 5.569 truk sejak konflik dan juga mempelopori 391 pengiriman udara oleh Angkatan Udara bersama koalisi negara-negara Barat dan Arab.
Raja Abdullah telah melobi Washington untuk mendesak Israel memperluas koridor bantuan dari Yordania agar bantuan dalam jumlah besar dapat segera disalurkan.
Raja tersebut mengatakan Israel harus disalahkan karena menunda bantuan dengan rintangan dan taktik menunda yang memperburuk keadaan kemanusiaan lebih dari 2 juta orang yang tinggal di daerah kantong tersebut.
Sumber: Sindonews