NewsINH, Hebron – Tak hanya masjid Al Aqsha masjid suci ketiga bagi umat muslim yang di tutup otoritas pendudukan Israel selama perayaan tahun baru umat Yahudi. Tentara Israel juga menutup segala aktivitas peribadahan umat islam di Masjid Ibrahimi yang terletak di Kota Hebron, Tepi Barat, Palestina
“Tentara Israel mencegah azan dari Masjid dan melarang jamaah Muslim,” kata Direktur Masjid Ibrahimi, Ghassan Al-Rajabi, dilansir Middleeastmonitor, Rabu (28/9/2022).
Al-Rajabi mengatakan, selama perayaan Tahun Baru Yahudi pemukim Israel diizinkan untuk beribadah di dalam kompleks masjid. Masjid Ibrahimi dihormati oleh Muslim dan Yahudi. Kompleks Masjid Ibrahimi diyakini sebagai tempat pemakaman Nabi Ibrahim, Nabi Ishak dan Nabi Yakub yang merupakan datuk bagi umat Islam, Nasrani maupun Yahudi.
Pada 2014 terjadi pembantaian terhadap 29 jamaah Palestina di dalam Masjid Ibrahimi oleh pemukim ekstremis Yahudi, Baruch Goldstein. Sejak peristiwa itu berwenang Israel membagi kompleks Masjid antara jamaah Muslim dan Yahudi. Komite Warisan Dunia UNESCO pada Juli 2017 memutuskan untuk memasukkan Masjid Ibrahimi dan Kota Tua Hebron dalam Daftar Warisan Dunia.
Israel juga akan menutup wilayah pendudukan Tepi Barat dan Jalur Gaza selama tiga hari raya besar Yahudi. Hari raya keagamaan itu akan berlangsung selama hampir satu bulan.
Warga Palestina tidak akan diizinkan meninggalkan Tepi Barat atau Jalur Gaza selama tahun baru Yahudi, Rosh Hashana, yang jatuh pada akhir September. Larangan juga berlaku selama liburan hari raya Yom Kippur dan Sukkot pada Oktober.
“Selama penutupan, perjalanan hanya akan diizinkan dalam kasus kemanusiaan, medis, dan perjalanan luar biasa,” kata militer Israel dilansir Alarabiya.
Israel secara teratur memberlakukan penutupan tesebut selama liburan hari raya Yahudi. Penutupan itu dilakukan untuk menghindari meningkatnya ketegangan setelah serangkaian serangan mematikan terhadap warga Israel sejak Maret.
Sejak itu, tentara Israel telah meningkatkan operasi di Tepi Barat, terutama di wilayah Nablus dan Jenin yang menjadi markas kelompok bersenjata Palestina. Militer Israel mengatakan, operasi tersebut bertujuan untuk menangkap orang-orang yang diduga terlibat dengan terorisme. Operasi militer Israel sering diwarnai bentrokan dengan pejuang atau warga. Bentrokan menyebabkan warga Palestina, termasuk anggota kelompok bersenjata tewas.
Sumber: Republika/Middleeasmonitor