-
NewsINH, Lebanon – Seorang anggota pasukan perdamaian PBB terluka akibat baku tembak yang berlangsung semalaman di Kota Naqoura, Lebanon selatan. Hal itu diungkapkan secara resmi melalui pernyataan markas misi, Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), pada Sabtu (12/10/2024) kemarin. “Semalam, seorang pasukan perdamaian di markas UNIFIL di Naqoura terkena tembakan akibat aktivitas militer yang sedang berlangsung di dekatnya. Ia telah menjalani operasi di rumah sakit kami di Naqoura untuk mengangkat peluru dan saat ini dalam kondisi stabil,” tulis UNIFIL di X. Asal usul tembakan tersebut masih belum diketahui, tambah pasukan PBB itu. Pada malam yang sama, ledakan dari penembakan di dekatnya merusak bangunan UNIFIL di Desa Ramyah. Pasukan PBB meminta semua pihak dalam konflik Israel-Hizbullah untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel PBB, termasuk dengan menghindari aktivitas pertempuran di dekat posisi UNIFIL. Sebelumnya pada Kamis (10/10/2024), UNIFIL menyatakan sebuah tank Israel menembakkan senjata ke arah menara pengamatan di Naqoura. Tembakan langsung tersebut menyebabkan dua anggota pasukan perdamaian jatuh dan mengalami cedera. Selanjutnya, dua anggota pasukan perdamaian lainnya juga terluka pada Jumat (11/10/2024) akibat dua ledakan di dekat menara pengamatan di Naqoura. Dua anggota tersebut diketahui merupakan personel TNI. Pada 1 Oktober, Israel meluncurkan operasi darat melawan Hizbullah di selatan Lebanon, sambil terus melakukan serangan udara dan roket terhadap gerakan Lebanon tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa pasukan perdamaian UNIFIL telah berulang kali menjadi sasaran tembakan selama konflik berlangsung. Sumber: Republika
-
NewsINH, Beirut – Sejumlah rumah sakit di seluruh Lebanon kewalahan merawat hampir 3.000 pasien setelah ledakan massal pager atau alat komunikasi penyeranta pada Selasa (17/9/2024) waktu setempat. Diilansir dari Al Jazeera pada Rabu 18 September 2024, di salah satu rumah sakit di pinggiran selatan Beirut, terlihat orang-orang dirawat di tempat parkir dengan kasur tipis, dengan sarung tangan medis di tanah dan tandu ambulans berlumuran darah. Di Rumah Sakit Mount Lebanon di luar Beirut, seorang reporter Reuters melihat sepeda motor bergegas menuju ruang gawat darurat dan orang-orang dengan tangan berlumuran darah menjerit kesakitan. Di Lebanon selatan, kepala rumah sakit umum Nabatieh, Hassan Wazni, mengatakan kepada Reuters bahwa sekitar 40 orang yang terluka dirawat di fasilitasnya. Luka tersebut meliputi luka pada wajah, mata, dan anggota badan. Setidaknya sembilan orang tewas, termasuk seorang anak perempuan berusia delapan tahun, dan 2.750 orang terluka dalam ledakan simultan pager genggam yang digunakan oleh anggota Hizbullah di Lebanon dan Suriah. Perangkat komunikasi tersebut tampaknya diperoleh setelah Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok Lebanon tersebut, memerintahkan anggotanya pada Februari untuk berhenti menggunakan telepon seluler, dan memperingatkan bahwa mereka dapat dilacak oleh intelijen Israel. Militer Israel menyelipkan bahan peledak di sejumlah pager buatan Taiwan untuk melakukan serangan massal pada Selasa terhadap anggota Hizbullah di Lebanon. Hal ini diungkapkan para pejabat Amerika Serikat yang mendapat penjelasan tentang serangan Israel di Lebanon tersebut, The New York Times melaporkan. Hizbullah mengatakan pihaknya menganggap Israel “bertanggung jawab penuh” atas ledakan mematikan tersebut dan berjanji bahwa “musuh yang berbahaya dan kriminal pasti akan dihukum atas tindakan agresif ini”. Belum ada komentar resmi dari Israel, namun Israel mendesak warganya untuk berhati-hati setelah Hizbullah menjanjikan pembalasan. Pager atau penyeranta, yang sering digunakan oleh warga sipil dan petugas kesehatan untuk berkomunikasi, adalah perangkat nirkabel kecil bertenaga baterai yang menerima pesan teks, audio, dan sinyal visual. Menurut media Israel Walla, operasi serangan pager di Lebanon adalah upaya “menetralkan sebagian besar sistem komando dan kendali militer Hizbullah.” Kementerian Kesehatan Lebanon sebelumnya mendesak semua warga negara yang memiliki perangkat komunikasi penyeranta untuk segera membuangnya. Ledakan massal itu terjadi di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel dengan latar belakang serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Dalam perang teknologi baru yang ‘gila’, ribuan pager atau alat penyeranta meledak di seluruh Lebanon pada Selasa. Serangan ini, menewaskan sembilan orang dan melukai hampir 3.000 orang di Lebanon, termasuk pejuang dan petugas medis, serta Duta Besar Iran untuk Beirut. Sumber senior keamanan Lebanon dan sumber lain mengatakan kepada Reuters pada Rabu 18 September 2024 bahwa agen mata-mata Israel, Mossad, menanam sejumlah kecil bahan peledak di dalam 5.000 pager buatan Taiwan yang dipesan oleh Hizbullah beberapa bulan lalu. Berbagai media melaporkan bahwa ribuan pager meledak setelah menerima “pesan rahasia”. Jika klaim tersebut benar, maka ini akan menjadi peperangan paling canggih melawan kelompok Hizbullah. Seorang pejabat Hizbullah, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa peledakan pager tersebut adalah “pelanggaran keamanan terbesar” yang dialami kelompok tersebut dalam hampir satu tahun perang dengan Israel. Hizbullah menyalahkan Israel atas ledakan pager tersebut dan berjanji bahwa mereka akan mendapatkan ‘hukuman yang adil’, menurut sebuah pernyataan yang dirilis oleh kelompok militan tersebut pada Selasa. Belum ada komentar langsung dari militer Israel mengenai ledakan tersebut. Dilaporkan juga bahwa pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah terluka dalam serangkaian ledakan pager, namun sumber senior membantah laporan tersebut. Beberapa sumber mengatakan kepada Reuters bahwa rencana pemasangan bahan peledak di pager buatan Taiwan telah dibuat selama beberapa bulan. Sumber keamanan senior mengatakan Hizbullah telah memesan 5.000 pager yang dibuat oleh Gold Apollo yang berbasis di Taiwan, yang menurut beberapa sumber dibawa ke negara itu pada musim semi. Sumber senior keamanan Lebanon mengidentifikasi foto model pager, AP924, yang seperti pager lainnya secara nirkabel menerima dan menampilkan pesan teks tetapi tidak dapat melakukan panggilan telepon. Mereka digunakan oleh kelompok Hizbullah untuk melindungi komunikasi mereka agar tidak disadap oleh pasukan militer Israel, dua sumber yang mengetahui operasi kelompok tersebut mengatakan kepada Reuters tahun ini. “Mossad menyuntikkan papan ke dalam perangkat yang berisi bahan peledak dan menerima kode. Sangat sulit untuk mendeteksinya melalui cara apa pun. Bahkan dengan perangkat atau pemindai apa pun,” kata sumber tersebut. Sumber tersebut mengatakan 3.000 pager meledak ketika pesan berkode dikirimkan kepada mereka, sekaligus mengaktifkan bahan peledak. Sumber keamanan lain mengatakan kepada Reuters bahwa hingga tiga gram bahan peledak disembunyikan di halaman baru dan “tidak terdeteksi” oleh Hizbullah selama berbulan-bulan. “Ini akan menjadi kegagalan kontra-intelijen terbesar yang dialami Hizbullah dalam beberapa dekade,” kata Jonathan Panikoff, mantan wakil perwira intelijen nasional AS untuk Timur Tengah. Pelanggaran Keamanan Terbesar Tanpa berkomentar langsung mengenai ledakan di Lebanon, juru bicara militer Israel mengatakan kepala staf, Mayor Jenderal Herzi Halevi, telah bertemu dengan perwira senior pada Selasa malam untuk menilai situasi. Tidak ada perubahan kebijakan yang diumumkan namun “kewaspadaan harus terus dijaga”, katanya. Hizbullah sebelumnya mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan mengenai kematian setidaknya dua anggotanya dalam ledakan tersebut dan mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebabnya. Foto dan video dari pinggiran selatan Beirut yang beredar di media sosial dan media lokal menunjukkan orang-orang tergeletak di trotoar dengan luka di tangan atau di dekat saku celana. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah sebelumnya memperingatkan anggota kelompoknya untuk tidak membawa ponsel, dengan mengatakan bahwa ponsel dapat digunakan oleh Israel untuk melacak pergerakan mereka dan melakukan serangan yang ditargetkan. Elijah Magnier, seorang analis militer dan politik, menjelaskan bagaimana pager yang digunakan dalam serangan terhadap anggota Hizbullah dibobol. “Ada bahan peledak – sejenis PETN – yang tertanam di dalam sirkuit elektronik pager, menunjukkan keahlian teknis tingkat lanjut dan keterlibatan badan intelijen tingkat negara,” kata Magnier kepada Al Jazeera dari Brussels. “Pengiriman sedang dalam perjalanan, tidak langsung ke Lebanon, karena Lebanon dilarang menerima perangkat semacam ini, dan berhenti di pelabuhan terdekat selama tiga bulan. Dan menurut penyelidikan Hizbullah, itu adalah waktu yang cukup bagi Israel untuk menanam bahan peledak yang sangat mudah meledak.” Magnier pun menjelaskan bagaimana ledakan itu terjadi. “Cara Israel melakukannya adalah dengan mengirimkan pesan ke pager ini. Dan pada pesan tersebut, ada kesalahan. Kesalahan tiga kali. …
-
NewsINH, Gaza – Kantor Hak Asasi Manusia PBB hari ini menerbitkan laporan mengenai penahanan sewenang-wenang, berkepanjangan, dan tanpa komunikasi oleh otoritas Israel, berdampak pada ribuan warga Palestina sejak Oktober 2023. Laporan ini juga mencakup tindakan penyiksaan dan bentuk-bentuk perlakuan kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat lainnya, termasuk pelecehan seksual terhadap perempuan dan laki-laki, lapor PBB dalam laman situsnya. Sejak 7 Oktober, ribuan warga Palestina – termasuk staf medis, pasien dan penduduk yang melarikan diri dari konflik, serta para pejuang yang ditangkap – telah dibawa dari Gaza ke Israel, biasanya dalam keadaan dibelenggu dan ditutup matanya. Ribuan lainnya telah ditahan di Tepi Barat dan Israel. Mereka umumnya ditahan secara rahasia, tanpa diberikan alasan penahanan, akses terhadap pengacara atau peninjauan kembali yang efektif, kata laporan tersebut. Setidaknya 53 tawanan Palestina diketahui syahid di fasilitas dan penjara militer Israel sejak serangan 7 Oktober. Jumlah laki-laki, perempuan, anak-anak, dokter, jurnalis dan pembela hak asasi manusia yang ditahan dalam jumlah yang sangat besar sejak tanggal 7 Oktober, sebagian besar dari mereka tanpa dakwaan atau diadili dan ditahan dalam kondisi yang mengenaskan, disertai dengan laporan penganiayaan dan penyiksaan serta pelanggaran terhadap jaminan proses hukum. Hal ini menurut PBB menimbulkan kekhawatiran serius mengenai kesewenang-wenangan dan sifat hukuman yang mendasar dari penangkapan dan penahanan tersebut, kata Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Türk.
-
NewsINH, Gaza – Komunitas internasional seiya sekata melancarkan tekanan terhadap Israel agar tak menggelar serangan ke Rafah yang dipenuhi pengungsi. Kendati demikian, sejauh ini pemerintah Israel agaknya masih menutup telinga atas seruan tersebut. Jerman, sekutu paling gigih Israel juga melayangkan tekanan tersebut. Mereka mendesak Israel tak melakukan serangan terbuka ke Rafah setelah mendapat laporan bahwa tank-tank Israel mulai dikerahkan. “Saya memperingatkan terhadap serangan besar-besaran di Rafah,” kata Menteri Luar Negeri Jermab Annalena Baerbock dalam unggahannya di X. “Satu juta orang tidak bisa hilang begitu saja. Mereka membutuhkan perlindungan. Mereka membutuhkan lebih banyak bantuan kemanusiaan segera… penyeberangan perbatasan Rafah dan Kerem Shalom [Karem Abu Salem] harus segera dibuka kembali.” Sementara AS menekankan perlunya Israel menyepakati kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata yang sudah diaepakati Hamas. Departemen Luar Negeri AS hanya mengatakan bahwa mereka telah menyatakan pandangannya mengenai invasi darat besar-besaran di wilayah tersebut dengan jelas bagi Israel. “Kami terus percaya bahwa kesepakatan penyanderaan adalah demi kepentingan terbaik rakyat Israel dan Palestina; hal ini akan segera menghasilkan gencatan senjata dan memungkinkan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza,” kata seorang juru bicara kepada kantor berita Reuters. Dalam pidatonya, Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak sekutu Israel untuk menekan kepemimpinannya agar menghentikan perang di Gaza. “Saya menghimbau kepada semua pihak yang mempunyai pengaruh terhadap Israel untuk melakukan segala daya mereka untuk membantu mencegah tragedi yang lebih besar lagi. Komunitas internasional mempunyai tanggung jawab bersama untuk mendorong gencatan senjata kemanusiaan, pembebasan semua sandera tanpa syarat, dan peningkatan besar-besaran bantuan untuk menyelamatkan nyawa,” katanya. “Sudah waktunya bagi para pihak untuk mengambil kesempatan dan mengamankan kesepakatan (gencatan senjata) demi kepentingan rakyat mereka sendiri.” Israel mempunyai kewajiban yang ketat berdasarkan hukum humaniter internasional untuk menjamin keselamatan warga sipil di Gaza, kata juru bicara kantor hak asasi manusia PBB. Komentar tersebut muncul beberapa jam setelah pasukan Israel merebut perbatasan Rafah dengan Mesir dalam serangan terhadap kota di selatan tersebut. Ravina Shamdasani mengatakan, menurut hukum internasional, Israel harus memastikan warga sipil memiliki akses terhadap perawatan medis, makanan yang cukup, air bersih dan sanitasi. “Kegagalan untuk memenuhi kewajiban ini bisa berarti pengungsian paksa, yang merupakan kejahatan perang,” kata Shamdasani dilansir Aljazirah. “Ada indikasi kuat bahwa ini (serangan Rafah) dilakukan dengan melanggar hukum kemanusiaan internasional.” Sejauh ini, gelombang serangan Israel sejak Senin malam di Rafah telah menewaskan sedikitnya 23 orang, termasuk enam wanita dan lima anak-anak, menurut catatan rumah sakit yang dikutip oleh kantor berita Reuters. Seorang pria di Rafah, Mohamed Abu Amra, kehilangan lima kerabat dekatnya dalam serangan yang meratakan rumahnya. “Kami tidak melakukan apa pun… kami tidak puny Hamas,” kata Abu Amra, yang istrinya, dua saudara laki-lakinya, saudara perempuannya, dan keponakannya semuanya syahid. “Kami melihat api melahap kami. Rumah itu terbalik.” Rafah yang berbatasan dengan Mesir merupakan tempat berlindung terakhir warga Gaza yang sudah tujuh bulan dibombardir Israel. Sekitar 1,2 juta orang mengungsi di wilayah yang sebelumnya hanya ditinggali sekitar 200 ribu orang itu. Tak hanya melakukan serangan militer, Israel juga telah menguasai perlintasan dengan Mesir, tempat masuknya bantuan kemanusiaan. Mereka mencegah bantuan tersebut masuk ke Gaza, hal yang akan menambah parah krisis kemanusiaan di Gaza. Hingga berita ini dituliskan, belum ada tanda-tanda Israel akan menyepakati gencatan senjata. Sebaliknya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang sedang diselidiki ICC sebagai penjahat perang, menekankan niatnya menyerang Rafah untuk menghabisi Hamas. Sumber: Reuters/Republika
-
NewsINH, Gaza – Masya Allah, peristiwa luar bias terjadi di Jalur Gaza, Palestina. Ada seorang bayi perempuan lahir dari rahim sang Ibu yang telah meninggal dunia. Ini semata mata merupakan kuasa dan kebesaran dari Allah Subhanahu wa ta’ala Dikutip adari republika, Senin (22/4/2024) Pejabat kesehatan Palestina mengatakan seorang bayi perempuan berhasil dilahirkan dengan selamat dari seorang ibu yang meninggal dunia bersama suami dan putrinya dalam serangan Israel ke Kota Rafah. Sebanyak 19 orang meninggal dalam serangan brutal tersebut. Pejabat kesehatan mengatakan korban tewas dalam serangan pada dua rumah itu termasuk 13 anak dari satu keluarga. Bayi itu lahir dengan berat 1,4 kilogram dan dilahirkan melalui proses sesar. Dokter yang merawatnya Mohammed Salama mengatakan kondisi bayi dalam keadaan stabil dan terus membaik. Ibunya, Sabreen Al-Sakani hamil 30 minggu. Pita yang direkatkan di dada bayi yang ditempatkan di inkubator di rumah sakit Rafah bersama bayi lainnya itu bertuliskan: “Bayi dari syahid Sabreen Al-Sakani.” Pamannya Rami Al-Sheikh mengatakan kakak bayi itu, Malak yang tewas dalam serangan tersebut ingin menamakan adiknya Rouh yang artinya jiwa dalam bahasa Arab. “Gadis kecil Malak bahagia adiknya tiba di dunia,” kata Al-Sheik. Salama mengatakan bayi itu akan berada di rumah sakit selama tiga sampai empat pekan. “Setelah itu kami akan melihat kepergiannya, dan ke mana anak ini akan pergi, ke keluarganya, ke bibi atau ke paman atau kakek-neneknya, Ini tragedi terbesar, bahkan bila anak ini selamat, ia lahir yatim-piatu,” kata dokter itu. Pejabat kesehatan Palestina mengatakan 13 anak tewas dalam serangan ke rumah kedua milik keluarga Abdel Aal. Dua perempuan juga tewas dalam serangan tersebut. Ditanya tentang korban jiwa di Rafah, juru bicara militer Israel mengatakan berbagai target milisi diserang di Gaza termasuk kompleks militer, pos peluncuran dan orang-orang bersenjata. “Apakah anda melihat satu pria pada semua yang tewas ini?” kata seorang pria yang anggota keluarga tewas dalam serangan itu, Saqr Abdel Aal, di samping jenazah yang ditutup kain kafan putih. “Semuanya perempuan dan anak-anak, seluruh identitas saya dihapus, bersama istri saya, anak-anak dan semuanya,” katanya. Mohammad al-Behairi mengatakan putri dan cucunya masih di bawah reruntuhan. “Merasa sedih, depresi, kami tidak memiliki apa-apa lagi untuk ditangisi, perasaan apa yang harus kami miliki? Ketika anda kehilangan anak-anak anda, ketika anda kehilangan orang-orang tercinta, bagaimana rasanya?” katanya. Lebih dari setengah 2,3 juta populasi Gaza berdesak-desakan di Gaza. Mencari perlindungan dari serangan-serangan Israel yang menghancurkan sebagian besar kantong pemukiman itu selama enam bulan terakhir. Israel mengancam akan menggelar serangan darat ke Rafah. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim pejuang Hamas harus ditumpas untuk memastikan kemenangan Israel di Gaza. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak Israel tidak menggelar serangan skala besar ke Rafah untuk menghindari korban jiwa sipil lebih banyak. Kementerian kesehatan Palestina mengatakan sudah lebih dari 34 ribu orang tewas dalam serangan Israel. Kementerian mengatakan dalam 24 jam terakhir Israel membunuh 48 orang Palestina dan melukai 79 orang lainnya di seluruh Jalur Gaza. Badan Kedaruratan Sipil Palestina mengatakan timnya menemukan 60 jenazah dari Rumah Sakit Nasser di Khan Younis di selatan Jalur Gaza. Jenazah-jenazah itu ditemukan beberapa pekan setelah pasukan Israel mundur dari kompleks medis tersebut. Total jumlah jenazah yang berhasil digali dari halaman rumah sakit itu sejak 12 April lalu menjadi 210 jenazah. Dalam pernyataannya badan kedaruratan mengatakan masih sekitar 2.000 orang hilang di bawah reruntuhan di Khan Younis dan 1.000 orang di daerah Jalur Gaza tengah. Mereka tidak bisa mengevakuasi jenazah-jenazah itu karena kekurangan alat dan mesin berat untuk memindahkan reruntuhan. Militer Israel belum memberikan komentar. Di Tepi Barat, Israel mengatakan tentara mereka melepaskan tembakan ke tiga orang Palestina yang menyerang mereka. Kementerian kesehatan Palestina mengatakan tiga orang itu tewas. Sumber: Reuters/Republika