-
NewsINH, Washington – Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, mengecam terus dikucurkannya dana dari pemerintah Amerika Serikat untuk militer Israel. Hal ini menurutnya, membuat AS terlibat mendanai genosida yang tengah dilakukan Israel di Jalur Gaza. Menurutnya, “pendanaan AS untuk genosida Israel” “meningkat” karena tentara Israel “menggunakan bom yang semakin mematikan.” Komentarnya muncul setelah pembantaian terbaru yang dilakukan Israel terhadap keluarga pengungsi yang berlindung di Sekolah Tabi’in dan masjid di dalamnya di Kota Gaza pada Sabtu. Pemboman itu menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai beberapa lainnya. “Bom yang digunakan kemarin dalam pembantaian #AlTabinSchool mengiris tubuh hingga tidak dapat dikenali lagi,” tulis Albanese pada X. “Mereka sekarang diidentifikasi berdasarkan beratnya: 70 kg tas = 1 orang dewasa,” ia menambahkan. CNN mengkonfirmasi bahwa bom berdiameter kecil GBU-39 digunakan dalam serangan itu, mengutip mantan teknisi penjinak bom Angkatan Darat AS. Sebelumnya, Direktur Jenderal kantor media pemerintah Gaza, Ismail Al-Thawabta, mengatakan bahwa militer Israel mengebom masjid di sekolah tersebut, yang menampung para pengungsi, dengan tiga rudal, masing-masing berisi 900 kilogram bahan peledak. Ledakan itu mengenai 250 jamaah shalat subuh dan membuat syahid sekitar 100 diantaranya. Koresponden Aljazirah di Gaza, Anas al-Sharif, menggambarkan kejadian itu sebagai bencana besar. Jenazah para syuhada terbakar dan berserakan di area shalat dan halaman sekolah akibat kekuatan pemboman. Bersamaan dengan pemboman itu, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa Gedung Putih akan memberi Israel 3,5 miliar dolar AS pada Israel untuk membeli senjata dan peralatan militer Amerika. Mengutip beberapa pejabat, CNN pertama kali melaporkan bahwa dana tersebut berasal dari rancangan undang-undang pendanaan tambahan untuk Israel senilai 14,1 miliar dolar AS yang disahkan Kongres AS pada bulan April. Ironisnya, laporan soal aliran dana Israel itu di tengah pernyataan Wakil Presiden AS Kamal Haris, kandidat presiden pada pemilu tahun ini, yang mendesak gencatan senjata. “Sekali lagi, terlalu banyak warga sipil yang terbunuh. Maksud saya, Israel punya hak untuk memburu teroris Hamas. Namun seperti yang telah saya katakan berkali-kali, saya yakin mereka juga mempunyai tanggung jawab penting untuk menghindari jatuhnya korban sipil,” kata Harris, kemarin. Rudal-rudal AS berulang kali terbukti digunakan Israel untuk melakukan pembantaian massal di Gaza. Pada Mei 2024, militer Israel menggunakan bom buatan AS dalam serangan udara mematikan di kompleks sekolah PBB di Gaza. Hal ini menurut pejabat dan mantan pejabat pertahanan AS yang menganalisis gambar sisa-sisa bom yang didokumentasikan oleh NPR di lokasi tersebut. Amunisi yang digunakan adalah bom berdiameter kecil GBU-39, menurut seorang pejabat Pentagon dan mantan pejabat Angkatan Udara AS Ini adalah jenis bom yang sama, menurut The New York Times, yang digunakan Israel dalam serangan udara bulan lalu yang menewaskan puluhan warga sipil yang mengungsi di sebuah kamp tenda di Nuseirat, kota Rafah di Gaza selatan. Pada 15 Juli 2024, setidaknya 22 warga Palestina syahid dan 100 lainnya luka-luka dalam serangan di sebuah sekolah yang dikelola PBB di Gaza tengah yang digunakan sebagai tempat perlindungan bagi para pengungsi. Para saksi mata mengatakan kepada BBC Arab bahwa tidak ada pejuang bersenjata di sana dan anak-anak termasuk di antara korban. Bom GBU-39 kembali terbukti digunakan dalam serangan itu. Sebelumnya, pada 13 Juli 2014 serangan udara Israel terhadap kamp al-Mawasi di Gaza selatan telah menewaskan sedikitnya 90 orang dan melukai 300 lainnya. Serangan pada hari Sabtu di “zona aman” yang ditetapkan Israel, terletak di sebelah barat Khan Younis di Gaza selatan, melibatkan jet tempur dan drone, menurut para saksi. Serpihan rudal AS GBU-39 kembali ditemukan di lokasi penyerangan. Pada 9 Juli 2024, IDF mengebom sekolah Al-Awda di Abasan al-Kabira dekat kota Khan Younis, di Jalur Gaza, Palestina. Gedung yang dikelola UNRWA yang telah diubah menjadi tempat penampungan pengungsi, menampung pengungsi dari invasi Israel. Setidaknya 31 warga Palestina syahid dalam serangan itu sementara lebih dari 53 orang terluka; sebagian besar korbannya adalah wanita dan anak-anak. Banyak dari korban adalah pengungsi dari Rafah setelah serangan Israel di Rafah. Serangan tersebut merupakan serangan keempat terhadap sekolah Palestina yang dilakukan oleh IDF selama empat hari sebelumnya. Pakar senjata mengidentifikasi pecahan serangan itu sebagai bom GBU-39 seberat 250 pon. Serangan Israel ke masjid dan sekolah Al-Tabi’in pada Sabtu lalu juga disebut menggunakan rudal buatan Amerika Serikat. Seratus jamaah shalat subuh syahid dalam serangan brutal tersebut. Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat telah membuat pernyataan yang jarang dalam mengutuk AS pada serangan itu. Juru bicara presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, mendesak AS – sekutu diplomatik dan pemasok senjata terpenting Israel – untuk “mengakhiri dukungan buta yang mengarah pada pembunuhan ribuan warga sipil tak berdosa, termasuk anak-anak, wanita, dan orang-orang yang tidak bersalah dan orang tua”. Beberapa kelompok hak asasi manusia dan mantan pejabat Departemen Luar Negeri telah mendesak pemerintahan Biden untuk menunda pengiriman senjata ke Israel, dengan alasan pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia. Dua belas mantan pejabat AS, termasuk mantan pejabat Departemen Luar Negeri Josh Paul, Annelle Sheline, Stacy Gilbert dan Hala Rharrit, mengatakan dalam sebuah pernyataan bulan lalu bahwa “kedok diplomatik Amerika, dan aliran senjata yang terus menerus ke Israel telah memastikan keterlibatan kami yang tidak dapat disangkal dalam pembunuhan tersebut. dan kelaparan yang memaksa penduduk Palestina yang terkepung di Gaza.” Awal bulan ini, sekelompok 38 pakar hak asasi manusia independen meminta negara-negara anggota PBB untuk memberlakukan embargo senjata dan menargetkan sanksi terhadap Israel menyusul keputusan penting Mahkamah Internasional (ICJ) baru-baru ini. Para ahli menyerukan embargo senjata, diakhirinya semua iklan komersial yang dapat merugikan Palestina, dan menargetkan sanksi, termasuk pembekuan aset, terhadap individu dan entitas Israel yang terlibat dalam pendudukan ilegal, segregasi rasial, dan kebijakan apartheid. Pada Juni, kelompok yang terdiri dari 30 ahli, termasuk beberapa Pelapor Khusus PBB, menegaskan kembali tuntutan mereka untuk segera menghentikan pengiriman senjata dan amunisi ke Israel. “Sejalan dengan seruan baru-baru ini dari Dewan Hak Asasi Manusia dan para ahli independen PBB kepada negara-negara untuk menghentikan penjualan, transfer, dan pengalihan senjata, amunisi, dan peralatan militer lainnya ke Israel, produsen senjata memasok Israel,” kata para ahli tersebut. Sebuah laporan yang telah lama ditunggu-tunggu pada bulan Mei mengatakan “menilai secara masuk akal” bahwa Israel menggunakan senjata buatan AS dengan cara yang tidak sejalan dengan hukum kemanusiaan internasional, Anadolu melaporkan. Sumber: Republika
-
NewsINH, Bogor – Bulan ramadan merupakan bulan penuh berkah dimana setiap kaum muslim saling berlomba-lomba untuk mencari kebaikan. Tak terkecuali Sahabat Relawan Internasional Networking for Humanitarian (Share INH). Sejak awal ramadan yang jatuh pada tanggal 12 Maret 2024 relawan dibawa binaan INH melakukan pembagian takjil berbuka puasa dan sedekah sahur setiap harinya. “Alhamdulillah sejak awal ramadan ditetapkan kami sahabat relawan INH memiliki program berbagi sesama yaitu membagikan takjil untuk masyarakat umum dan sedekah sahur yang kami bagikan untuk saudara-saudara khusunya para pekerja malam seperti sekuriti dan warga yang kami jumpai di jalanan,” kata Supriyanto Koordinator Nasional Share INH, Kamis (14/3/2024). Momentum puasa ramadan 1445 hijriah ini, kata Supri sangat disayangkan jika tidak diisi dengan tidakan dan perbuatan yang tidak positif. Oleh karena itu, sebagai relawan kemanusiaan pihaknya berkomitmen akan membagikan takjil dan sedekah sahur bagi saudara-saudara muslim yang melaksanakan ibadah puasa. “Mudah-mudahan kegiatan ini bisa terus istiqomah hingga menjelang hari raya nanti,” harapnya. Setiap harinya, ia dan angota Share INH Jabodetabek berheliling disekitaran wilayah Ciluengsi-Bogor. Menu yang disajikan setiap harinya juga beragam agar para penerima manfaat tidak merasa bosan dalam menerima sedekah tersebut. “Untuk pembagian takjil biasanya kami mulai beroperasi pada pukul 16.30 WIB berkeliling dengan membawa makanan takjil seadanya, sementara untuk sedekah sahur biasanya baru dimulai sekitar pukul 03.00 WIB dini hari dengan membawa puluhan nasi bungkus,” jelasnya. Supri juga menginstruksikan kepada sahabat-sahabat relawan yang tergabung dalam Share INH di daerah juga agar melakukan tindakan serupa. Pasalnya, kegiatan positif di bulan ramadan ini Insya Allah ganjaranya berlipat ganda. Oleh karena itu, ia berpesan jangan poernah bosan menjadi orang baik dan bermanfaat. “Disebutkan juga dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Iman Ahmad bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia”. Adapun kalau kita ingin bermanfaat, maka kita harus “memiliki sesuatu” yang bermanfaat dan “memberikan sesuatu” kepada orang lain.,” pungkasnya. (***)
-
NewsINH, Jakarta – Lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) menyalurkan infak kemanusiaan untuk Palestina Rp1 miliar melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI. Penyaluran infak kemanusiaan untuk Palestina diserahkan langsung oleh Founder INH, Muhammad Husein dan diterima Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad MA., didampingi Pimpinan BAZNAS di Gedung BAZNAS RI, Jakarta, Senin (20/11/2023). Turut hadir pula dari INH antara lain, Presiden Direktur INH, Luqmanul Hakim, Manager Fundraising, Andriono, Koordinator Nasional Relawan INH, Suprianto. “Terima kasih mas Husein dan INH yang telah menyalurkan bantuan melalui BAZNAS. Mas Husein tau betul bagaimana kondisi saudara-saudara di Gaza, bagaimana WNI yang belum ketemu, dan bagaimana RS Indonesia di Gaza sudah dikepung Israel. Apa yang kita lakukan kecuali berdoa dan terus membantu,” kata Kiai Noor Achmad. Kiai Noor mengatakan, pengalaman Muhammad Husein di Gaza Palestina penting dijadikan barometer menyalurkan bantuan ke wilayah terkepung itu. Menurutnya, Muhammad Husein memiliki pengalaman yang tidak dimiliki oleh orang lain. “Tadi kita diperlihatkan oleh mas Husein sebuah video sebelum meninggalkan Gaza, dan itu diperlihatkan luluh lantak. Gaza utara sudah tak tersisa, yang bisa dihuni sekarang ini hanya Gaza selatan, itu kalau selamat. Kalau tidak ada aneksasi Israel ke Gaza selatan,” kata Kiai Noor. Kiai Noor mengapresiasi persatuan yang ditunjukkan umat Islam. Katanya, umat Islam di seluruh dunia memperlihatkan persatuan untuk membantu perjuangan bangsa Palestina dari berbagai sektor, tak terkecuali di Indonesia. “Hari ini dan hari-hari kemarin, umat Islam di seluruh dunia memperlihatkan persatuan. Tidak ada lain kecuali Palestina harus merdeka. Tidak ada lain kecuali Gaza harus dibantu. Saudara-saudara kita di Gaza harus diselamatkan,” kata Kiai Noor. Kiai Noor berencana menjadikan lembaga INH sebagai partner BAZNAS untuk membantu rakyat Gaza Palestina, terutama terkait dengan persoalan rekonstruksi atau recovery. “Jadi nanti mana yang dibutuhkan, apakah ada yang perlu dibangun masjid atau rumah sakit kembali, nah itu mas Husein yang tau persis apa kebutuhan masyarakat di sana,” tuturnya. Sementara itu, Founder INH, Muhammad Husein menyampaikan terima kasih kepada BAZNAS dan para donatur masyarakat Indonesia yang telah peduli terhadap Palestina. “Terima kasih kepada para donatur masyarakat Indonesia yang telah menyalurkan infak untuk Palestina. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada BAZNAS yang turut membantu menyalurkan infak dari donatur di Indonesia untuk masyarakat Gaza Palestina,” kata Husein. Menurut Husein, menyalurkan bantuan ke Gaza Palestina sangatlah sulit tanpa ada kolaborasi dan sinergisitas dari berbagai sektor. Karenanya, kata dia, INH menyambut baik upaya kerja sama yang akan dibangun dengan BAZNAS. “Bantuan yang bisa masuk ke Gaza adalah bantuan yang bekerja sama dengan Komite Palang Merah Internasional (ICRC). Kami tidak punya akses langsung, tapi BAZNAS kerja sama dengan ICRC. Jadi kami rasa ini sinergi yang sangat penting sekali,” katanya. Husein menjelaskan, saat ini yang dibutuhkan rakyat Gaza Palestina adalah bahan bakar untuk mengoperasikan generator dan ambulans di rumah sakit. Katanya, kebutuhan tersebut sangat mendesak. “Lalu, kebutuhan medis dan obat-obatan karena banyak sekali korban yang tidak dirawat dengan baik, dan tenda-tenda untuk warga, serta logistik dan minuman. Ini merupakan kebutuhan sangat mendasar dan vital,” tandasnya. (***)
-
NewsINH, Gaza – Tak ada pasokan dan stok bahan bakar di wilayah Jalur Gaza akibat pengepungan militer zionis Israel mengakibatkan jaringan telekomunikasi dan internet di wilayah tersebut mati total. Dua perusahaan telekomunikasi utama di Gaza, Paltel dan Jawwal, memperingatkan akan ada pemadaman layanan telekomunikasi total dalam beberapa jam mendatang. Pemadaman layanan ini karena kekurangan bahan bakar di tengah pengepungan Israel di Jalur Gaza. “Pusat data utama dan sakelar di Jalur Gaza secara bertahap ditutup karena penipisan bahan bakar,” kata Paltel dan Jawwal dalam pernyataan bersama pada Rabu (15/11/2023) kemarin seperti dikutip dari kantor berita Turki Anadolu Agency. Kedua perusahaan telekomunikasi ini mengatakan semua generator yang mengoperasikan elemen jaringan di Gaza telah berhenti, dan elemen jaringan dasar sekarang bergantung pada suplai listrik dari baterai. “Hitung mundur telah dimulai untuk penghentian semua layanan komunikasi dan internet di Jalur Gaza,” kata CEO otoritas regulator telekomunikasi Palestina Laith Daraghmeh, dalam sebuah pernyataannya. Dia mengatakan pembicaraan sedang berlangsung dengan lembaga-lembaga internasional untuk memastikan masuknya bahan bakar yang diperlukan untuk operasi layanan telekomunikasi. Pada hari Ahad, Menteri Komunikasi Palestina Yitzhak Sidr memperingatkan bahwa semua layanan komunikasi dan internet akan berhenti di Jalur Gaza pada hari Kamis karena bahan bakar habis. Israel memutuskan pengiriman bahan bakar ke Jalur Gaza sebagai bagian dari “blokade total” di wilayah itu setelah pejuang Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut otoritas Israel. Sejak serangan itu, Israel telah membombardir wilayah Jalur Gaza, melancarkan serangan darat dan sangat membatasi pasokan air, makanan, dan listrik. Lebih dari 11.300 orang meninggal dalam serangan Israel, menurut otoritas Palestina, termasuk lebih dari 4.600 anak-anak. Truk bahan bakar pertama yang memasuki Gaza sejak Israel memberlakukan pengepungan tiba di wilayah yang terkepung pada hari Rabu. Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pihaknya menerima 23.000 liter bahan bakar, yang menurut Israel dapat digunakan untuk mengangkut bantuan yang masuk melalui Mesir. Kepala UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan bahwa 160.000 liter per hari dibutuhkan hanya untuk menjalankan operasi kemanusiaan dasar. “Sangat mengerikan bahwa bahan bakar terus digunakan sebagai senjata perang,” kata Lazzarini. “Ini secara serius melumpuhkan pekerjaan kami dan pengiriman bantuan kepada komunitas Palestina di Gaza.” Sejak Israel melancarkan invasi darat pada akhir Oktober, Gaza telah mengalami dua pemadaman sebelumnya, setelah Israel memutuskan komunikasi dan layanan internet. Badan-badan kemanusiaan dan responden pertama telah memperingatkan bahwa pemadaman listrik sangat mengganggu pekerjaan mereka dan membahayakan nyawa. “Orang-orang akan kehilangan akses ke informasi yang menyelamatkan nyawa, seperti menemukan area keselamatan atau menghubungi layanan darurat,” kata Rasha Abdul-Rahim, direktur Amnesty Tech. “Pekerjaan kritis badan-badan kemanusiaan juga akan sangat terganggu, karena pekerja kehilangan kontak satu sama lain,” tambahnya. “Pemadaman telekomunikasi memungkinkan Israel untuk menutupi kekejaman massal yang dilakukan terhadap rakyat Palestina di Gaza dan mempertahankan impunitas kronisnya,” kata Al Mezan, sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Gaza, dalam sebuah pernyataan. Jaringan komunikasi di Gaza tidak dapat diandalkan sejak perang dimulai karena kurangnya listrik dan kerusakan infrastruktur. Kementerian Komunikasi Palestina sebelumnya telah meminta negara tetangga Mesir untuk mengoperasikan stasiun komunikasi di dekat perbatasan Gaza dan mengaktifkan layanan roaming di jaringan Mesir. (***)
-
NewsINH, Damaskus – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Suriah mendesak semua peserta Konferensi Donor Internasional hari ini di Brussels untuk mendukung kebutuhan keuangan. UNRWA mendesak badan tersebut untuk mengucurkan dana sebesar $16,2 juta untuk UNRWA 2023 Syria-Lebanon Flash Appeal, untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan dan pemulihan awal Pengungsi Palestina yang terkena dampak krisis ini. Gempa dahsyat yang melanda bagian utara Suriah pada 6 Februari berdampak pada ribuan Pengungsi Palestina. Ada hampir 47.000 Pengungsi Palestina yang terkena dampak di Aleppo, Latakia, Jableh, dan Hama. Lebih dari 2.300 terus mengungsi, kata UNRWA dalam pernyataan pers. UNRWA dapat menanggapi kebutuhan penduduk yang terkena dampak yang dapat diaksesnya, termasuk makanan dan barang-barang non-makanan seperti perlengkapan kebersihan dan selimut, dukungan psiko-sosial untuk anak-anak, dan dukungan pengobatan jarak jauh untuk individu yang rentan, termasuk orang lanjut usia, kata UNRWA. Badan ini telah mendistribusikan bantuan tunai kepada keluarga Pengungsi Palestina di daerah yang terkena dampak. Sekolah UNRWA telah dibuka dan anak-anak menerima dukungan melalui kelas lanjutan dan dukungan psiko-sosial, tambah UNRWA. Selain itu, ada hampir 10.000 Pengungsi Palestina yang tinggal di barat laut Suriah yang terkena dampak gempa bumi dan sangat membutuhkan bantuan. “Kami menyerukan kepada para donor untuk mendukung semua yang terkena dampak, termasuk Pengungsi Palestina di daerah-daerah ini sehingga mereka dapat menerima bantuan yang sangat mereka butuhkan,” seru UNRWA. “UNRWA di Suriah berkomitmen untuk memberikan bantuan penting kepada Pengungsi Palestina setelah bencana ini, tetapi kami tidak dapat melakukan ini sendirian. Kami menghimbau para donatur untuk bergabung dalam upaya kami dan memprioritaskan kebutuhan semua yang terkena dampak gempa, termasuk mereka yang berada di barat laut Suriah. Bersama-sama, kita dapat membuat perbedaan dalam kehidupan mereka yang paling rentan dan sangat membutuhkan dukungan kita,” tutup pernyataan tersebut. Sumber: Wafa #Donasi Palestina