NewsINH, Gaza – Hasan Qisyawi (30), seorang relawan dari International Networking for Humanitarian (INH), telah syahid akibat serangan udara Israel yang mengguncang Gaza. Kisah perjuangan dan pengorbanannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan rekan-rekannya.
Sejak kecil, Hasan bercita-cita menjadi seorang jurnalis. Namun, demi memenuhi keinginan ayahnya, Saeed al-Qisyawi, ia sempat menempuh pendidikan di Fakultas Hukum. Enam bulan berselang, Hasan memberanikan diri meminta izin untuk beralih ke Fakultas Komunikasi di Universitas al-Aqsa.
“Dia selalu ingin menyuarakan kebenaran melalui tulisannya,” ungkap Saeed, yang kini berobat di Mesir karena komplikasi kesehatan dan hidup dengan satu ginjal.
Hasan dikenal sebagai anak yang penuh bakti kepada keluarganya. Ketika mendengar ayahnya membutuhkan perawatan intensif, ia bersikeras ingin mendonorkan salah satu ginjalnya. Namun, sang ayah dengan tegas menolak.
“Jangankan ginjalnya, satu duri saja menusuk tubuhnya, saya tidak akan rela,” ujar Saeed dengan suara bergetar mengenang tekad putranya.
Sebagai seorang relawan INH, Hasan tidak hanya dikenal karena dedikasinya, tetapi juga karena keberaniannya membantu masyarakat yang terdampak konflik. Di tengah keterbatasan dan ancaman bahaya, Hasan bersama timnya terus bergerak menyalurkan bantuan kemanusiaan, termasuk obat-obatan, makanan, dan kebutuhan dasar lainnya.
Kini, Hasan telah pergi untuk selamanya. Ia meninggalkan seorang istri dan seorang anak balita berusia 1 tahun 4 bulan. Kepergian Hasan adalah kehilangan besar, namun semangat perjuangannya tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang.
“Kami kehilangan seorang sahabat, seorang pejuang yang tanpa pamrih. Namun, kami yakin, semangat dan pengorbanannya akan terus hidup dalam hati kita semua,” ujar Muhammad Husein Founder INH saat menemui orang tua Hasan di Cairo Mesir.
Tak hanya mereka yang di Gaza, rekan-rekan kerja di INH yang berada di Indonesia pun merasa kehilangan sosok Hasan. Pasalnya, Hasan dikenal sebagai pekerja keras dan relawan yang militan. Karya-karyanya baik berupa dokumentasi photo maupun videonya sangat bermanfaat. Menggambarkan dimana betapa dahsyatnya kerusakan di Jalur Gaza akibat agresi dan genosida Israel yang telah berlangsung lebih dari satu tahun.
Kepergian Hasan Qisyawi menjadi pengingat bahwa kemanusiaan sering kali menuntut pengorbanan besar. Ia telah meninggalkan jejak abadi dalam perjuangan untuk keadilan dan kemanusiaan di tanah kelahirannya.
Selamat jalan, Hasan. Semoga pengorbananmu menjadi saksi keikhlasan di sisi-Nya.