-
NewsINH, Gaza – Dengan menggunakan kendaraan sederhana bertenaga keledai, Lembaga kemanusiaan Internasional Networking for Humanitarian (INH) mendatangi satu persatu tenda-tenda pengungsi di Kawasan Khan Younis, Gaza Bagian Selatan untuk membagikan tepung gandum. “Hari ini kita mendistribusikan bahan pangan yang merupakan makanan pokok penduduk Gaza, Palestina berupa tepung Gandum, para pengusi sangat bersyukur dan bersuka cita,” kata Koordinator Relawan INH Gaza Suhaib Abu Daqqa Selasa (23/1/2024) Sebelumnya, kata Daqqa INH yang merupakan lembaga kemanusiaan yang berbasis di Indonesia ini telah mendistribusikan beberapa paket logistik lainya dalam sepekan seperti sayuran, buah-buahan dan kebutuhan pokok lainya seperti minyak sayur, susu, gula dan makanan kemasan. “Semua yang kami distribusikan kemarin dan hari ini merupakan hadia dari masyarakat Indonesia yang dititipkan melalui lembaga INH, Indonesia kita kenal sebagai negara yang sangat peduli dengan rakyat Palestina khususnya di Jalur Gaza,” jelas Suhaib. Menurutnya,bantuan yang masuk kedalam wilayah Jalur Gaza masih sangat minim karena banyak bantuan kemanusiaan dari berbagai negara yang tertahan di perbatasan Mesir dengan Gaza. Stok dan kebutuhan bahan pangan di wilayah jalur Gaza baik di Utara, Tengah maupun bagian Selatan juga sangat terbatas hingga harganya sangat mahal jika dibandingkan pada hari biasanya. “Stok bahan pangan tidak banyak disini, karena minimnya stok pangan harga bisa melonjak tiga hingga empat kali lipat,” jelasnya. Daqqa dan tim relawan INH di Jalur Gaza akan terus membantu sekuat tenaga untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan dari masyarakat Indonesia, meski reskinya adalah kematian. Pasalnya, serangan Israel hingga saat ini masih berlangsung disejumlah wilayah Gaza termasuk dilokasi tempat ia dan timnya mendistribusikan bantuan kemanusiaan. Sementara itu, Nurra Umu Khasna salah seorang penerima manfaat bantuan kemansuiaan dari INI mengucapkan terimakasih kepada rakyat Indonesia atas kontribusinya kami menunggu bantuan berikutnya kami telah mengungsi dari jalur gaza utara “Kami telah mengungsi dan bergerak ke tempat pengungsiaan ini sejak terjadinya eskalasi kami sangat berharap bantuan berikutnya segera tiba baik itu pakaian, obat-obatan atau bahan makanan kami berharap agar kalian tetap terus mendukung kami,” katanya. Dimata ibu tiga anak itu, Indonesia merupakan negara yang luar biasa dengan populasi muslim terbesar didunia, Ia sangat bersyukur karena Indonesia terus mendukung perjuangan dan kemerdekaan bangsa Palestina sejak awal dan hingga saat ini. “Tak bosan kami sampaikan harapan kami agar kalian tetap bersama kami mendukung dan membantu kami yang sangat membutuhkan bantuan segala bentuk dukungan untuk warga Palestina kami sangat berterima kasih kepada rakyat Indonesia semoga Allah memberkahi kalian dan membalas dengan yang lebih baik,” pungkasnya. (***)
-
NewsINH, Jakarta – Korban serangan militer Israel ke Jalur Gaza terus bertambah, tak hanya korban luka-luka. Jumlah korban meninggal dunia dipihak Palestina juga terus bertambah. Bahkan saking banyaknya jenazah korban serangan Israel ini salah satu rumah sakit di kawasan tersebut kwalahan dalam melayani kesehatan. Tercatat hingga Selasa (10/10/2023) Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan, jumlah korban meninggal dunia saat ini meningkat menjadi 687 orang dan lebih dari 2 ribu penduduk Gaza mengalami luka-luka, baik ringan, sedang maupun berat. Presidium MER-C Henry Hidayatullah dalam konferensi pers di Kantor MER-C, Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2023), menyatakan bahwa RS Indonesia di Jalur Gaza, yang sempat terkena serangan rudal militer Israel masih beroperasi untuk memberikan pelayanan medis. “Gambaran umumnya dalam kondisi normal, dalam situasi yang terburuk ada seperti itu. Ada kondisi-kondisi kebutuhannya tinggi, apalagi dalam kondisi seperti ini dan resources yang ada dengan korban yang banyak, plus kita bisa lihat di media sosial kami. Mayat-mayat sudah meluap sampai keluar dari kamar jenazah ruang rumah sakit Indonesia di Gaza, tidak bisa menampung mayat-mayat sehingga ada di letakkannya di luar,” kata Henry Hidayatullah. Ia mengatakan korban di Gaza cukup tinggi, sehingga pihaknya membutuhkan tambahan sumber daya dokter di sana. Ia juga menyebut RS Indonesia memerlukan peralatan medis untuk menangani korban serangan bom di Gaza. “Korban lukanya sangat tinggi sehingga mau tidak mau pasti butuh tambahan resources, baik dari SDM maupun alat kesehatan dan obat-obatan. Terkait data obat-obatan kami sudah terima, tapi secara gambaran umumnya adalah data-data kebutuhan emergency case seperti perban, infus, dan benang jahit ya itu gambaran umumnya karena kasus-kasus trauma,” ungkapnya. Henry mengatakan Rumah Sakit Indonesia sempat terdampak serangan udara yang dikirimkan Israel. Ia mengatakan bagian selang pipa distributor oksigen terkena serangan bom. “Kondisi rumah sakit terkena di selang pipa distributor daripada oksigen konsentrat. Jadi ada pusat oksigen konsentrat, ada pipa distribusinya itu terkena serangan bom. Namun demikian, dalam proses perbaikan ya, dan sampai sejauh ini operasional rumah sakit relatif masih bisa berproses dengan cukup baik,” kata dia. Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim dan juga Presidium MER-C Faried Thalib mengatakan basement RS juga digunakan untuk penyimpanan alat kesehatan. Ia mengingatkan bagaimana rumah sakit dan tempat pendidikan yang tak boleh tersentuh konflik perang. “Rumah sakit ini memang didesain sejak awal untuk bisa tetap beroperasi walaupun tidak ada suplai. Makanya fungsi basement itu untuk menyimpan deposit supporting rumah sakit,” kata dia. Dengan dilengkapi dua genset besar bertujuan untuk situasi darurat. Namun kalau gensetnya dibom ya selesai. Tapi itu kan ada aturan dunia ya rumah sakit dan tempat pendidikan tidak boleh disentuh walau dalam keadaan perang. Memang itu desain rumah sakit ini bisa bekerja 3-4 bulan ke depan. Ia berharap Rumah Sakit Indonesia di Gaza tetap bisa beroperasi. Meski demikian, ia menyebut pihaknya tetap membutuhkan bantuan lantaran di hari biasa RS ini saja sudah kerap digunakan penduduk Palestina. Dalam kondisi normal aja rumah sakit kita ini sudah kewalahan menangani penduduk Gaza. Karena kondisinya terkurung, maksudnya terblokade sekian belas tahun. “Jadi kita doakan mudah-mudahan rakyat Indonesia yang mengamanahkan melalui MER-C maupun yang lainnya bisa betul-betul optimal memberikan bantuan,” pungkasnya.
-
NewsINH, Gaza – Ribuan pelajar di Gaza, Palestina telah memulai masuk sekolah pada Ahad (27/8/2023) kemarin. Hanya saja ribuan pelajar masih memiliki nasib yang tidak jelas dalam menyelesaikan tahun ajaran tersebut tanpa gangguan karena krisis pendanaan di badan pengungsi Palestina Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengelola 288 sekolah di wilayah Palestina. Sebanyak 700 sekolah di wilayah Timur Tengah yang didanai badan itu, serta tambahan 140 klinik medis. Sekolah-sekolah UNRWA mendidik kurang dari separuh generasi muda Gaza. Sekitar 300 ribu siswa di sekolah yang dikelola pemerintah dan lainnya di sekolah milik swasta. Tapi badan PBB ini masih kekurangan dana untuk bisa mendapat 200 juta dolar AS yang dibutuhkan. Sumbangan itu digunakan untuk membayar gaji staf dan menjaga layanan tetap berjalan hingga akhir 2023. “Kami belum mendapatkan semua dana yang kami perlukan untuk memastikan bahwa sekolah kami dapat tetap beroperasi hingga akhir tahun ini, jadi kami berupaya untuk mendapatkan dana yang diperlukan agar sekolah-sekolah di Gaza tetap buka,” kata Direktur urusan UNRWA di Gaza Thomas White seperti dikutip dari Republika, Senin (28/8/2023) White mengatakan, beberapa negara donor akan mengadakan diskusi mengenai pendanaan untuk UNRWA pada September. “Jika kami tidak mendapatkan dana, maka ada 298 ribu siswa yang mungkin tidak bersekolah. Di Gaza, ada 1,2 juta orang yang mungkin tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan,” kata White saat berkunjung ke salah satu sekolah yang dikelola PBB di Kota Gaza. Selain dana sebesar 200 juta dolar AS untuk mendukung anggaran operasionalnya di wilayah yang lebih luas, UNRWA juga membutuhkan 75 juta dolar AS untuk bantuan pangan di Gaza. Sekitar dua pertiga dari 2,3 juta penduduk Gaza adalah pengungsi. Mereka sebagian besar merupakan keturunan dari orang-orang yang melarikan diri atau terpaksa meninggalkan kampung halaman dan desa sekitar perang pada 1948. Mereka itu menjadi saksi lahirnya negara Israel yang dengan paksa merebut tanah Palestina. Di kamp pengungsi Nusseirat di Jalur Gaza tengah, pengungsi Palestina Sami Abu Mallouh mengatakan, keluarganya yang berjumlah 12 orang bergantung pada UNRWA untuk pendidikan, perawatan medis, dan bantuan makanan. “Tanpa UNRWA kita tidak ada artinya,” kata pria berusia 47 tahun itu. Sumber: Republika
-
NewsINH, Mogadishu – Dua bom mobil meledak di sebuah persimpangan yang sibuk di ibu kota Somalia , Mogadishu, Sabtu (29/10/2022) kemarin. Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud menyatakan jumlah korban meninggal mencapai 100 orang. “Orang-orang kami yang dibantai termasuk ibu-ibu dengan anak-anak mereka di lengan mereka, ayah yang memiliki kondisi medis, siswa yang dikirim untuk belajar, pengusaha yang berjuang dengan kehidupan keluarga mereka,” kata Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud setelah mengunjungi lokasi ledakan seperti dikutip dari Al Arabiya. Mohamud mengatakan saat ini jumlah korban meninggal berjumlah 100 orang akan tetapi jumlah korban tersebut bisa bertambah. Dia telah menginstruksikan pemerintah untuk memberikan bantuan medis segera kepada yang terluka, beberapa di antaranya berada dalam kondisi serius. Ledakan pertama menghantam Kementerian Pendidikan di dekat persimpangan sibuk di Mogadishu. Sedangkan ledakan kedua terjadi ketika ambulans tiba dan orang-orang berkumpul untuk membantu para korban. Gelombang ledakan menghancurkan jendela di sekitarnya. Darah menutupi aspal di luar gedung. Sejumlah saksi mata menjelaskan kengerian yang terjadi saat ledakan. “Saya berada 100 meter ketika ledakan kedua terjadi,” kata seorang saksi mata, Abdirazak Hassan. Menurutnya, ledakan pertama menghantam tembok pembatas Kementerian Pendidikan, tempat para pedagang kaki lima dan penukaran uang berada. “Banyak korban sipil termasuk anak-anak,” kata polisi nasional setempat. Seperti dilaporkan AP, seorang pekerja rumah sakit menghitung setidaknya ada 30 mayat akibat ledakan dahsyat itu. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Al-Shabab jarang mengklaim serangan dengan sejumlah besar warga sipil tewas, seperti pada ledakan tahun 2017. Tapi Perdana Menteri Hamza Abdi Barre menyalahkan al-Shabab. “Dari total setidaknya 30 orang tewas yang dibawa ke rumah sakit, mayoritas dari mereka adalah perempuan. Saya telah melihat ini dengan mata kepala sendiri,” kata seorang relawan di rumah sakit Medina, Hassan Osman. Di rumah sakit, kerabat yang panik mengintip di bawah terpal plastik dan ke dalam kantong mayat, mencari orang yang dicintai. Layanan ambulans Aamin mengatakan, mereka telah mengumpulkan sedikitnya 35 orang yang terluka. “Satu ambulans yang menanggapi serangan pertama dihancurkan oleh ledakan kedua,” Direktur Abdulkadir Adan menambahkan dalam sebuah tweet. Sejumlah saksi mata menjelaskan kengerian yang terjadi saat ledakan. “Saya berada 100 meter ketika ledakan kedua terjadi,” kata seorang saksi mata, Abdirazak Hassan. Menurutnya, ledakan pertama menghantam tembok pembatas Kementerian Pendidikan, tempat para pedagang kaki lima dan penukaran uang berada. Seorang wartawan Associated Press di tempat kejadian mengatakan, ledakan kedua terjadi di depan sebuah restoran yang ramai saat jam makan siang. Ledakan menghancurkan truk-truk dan kendaraan lain di area banyak restoran dan hotel. Serangan itu terjadi di persimpangan Zobe, yang merupakan lokasi pengeboman truk besar al-Shabab pada tahun 2017 yang menewaskan lebih dari 500 orang. Pemerintah Somalia telah terlibat dalam serangan baru tingkat tinggi terhadap kelompok ekstremis yang oleh Amerika Serikat digambarkan sebagai salah satu organisasi paling mematikan al-Qaida. Sumber: AP/Sindonews
-
NewsINH, Suriah – Lebih dari sepekan pertempuran antar-faksi di Suriah utara yang dikuasai Turki telah menewaskan 58 orang korban tewas sebagian besar merupakan seorang gerilyawan perang. Gejolak ketegangan dikawasan ini meningkat disebabkan para gerilyawan yang terkait dengan al-Qaeda untuk menguasai wilayah tersebut, kata seorang pemantau perang, seperti di kutip dari Alarabiya, Rabu (19/10/2022). Bentrokan sejak 8 Oktober, di daerah yang bergejolak di dekat perbatasan Turki, termasuk yang paling mematikan dalam beberapa tahun, menewaskan 48 pejuang ekstremis dan 10 warga sipil, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Di antara 48 pejuang yang tewas, 28 adalah anggota aliansi Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang dipimpin oleh mantan afiliasi al-Qaeda Suriah, menurut pemantau perang yang berbasis di Inggris, yang mengandalkan jaringan luas sumber di dalam Suriah. Puluhan faksi yang menentang Presiden Bashar al-Assad terkurung di wilayah utara dan barat laut Suriah yang masih menghindari kendali pemerintah setelah lebih dari satu dekade perang berlangsung. Pertempuran terakhir dimulai bulan ini antara dua kelompok ekstremis pro-Turki yang bersaing di kota Al-Bab di provinsi Aleppo sebelum menyebar ke daerah lain dan menarik faksi lain, termasuk HTS. HTS secara luas dipandang sebagai faksi terkuat dan terorganisir yang mendominasi wilayah Idlib yang merupakan kubu oposisi besar terakhir Suriah. Pekan lalu, kelompok itu merebut wilayah Afrin dari faksi-faksi saingan yang didukung Turki, maju di daerah itu untuk pertama kalinya sejak perang saudara pecah di Suriah pada 2011 silam. Sementara itu, pihak Amerika Serikat mencemaskan keberadaan HTS yang dianggap membayakan bagi terciptanya perdamaian di kawasan tersebut. “Kami khawatir dengan serangan baru-baru ini dari HTS, sebuah organisasi teroris yang ditunjuk, ke Aleppo utara (provinsi). Pasukan HTS harus segera ditarik dari daerah itu,” kata kedutaan AS. HTS telah memanfaatkan pertempuran terbaru untuk memperluas zona pengaruhnya, dalam sebuah langkah yang didukung oleh Turki, yang tidak pernah secara terbuka mendukungnya, kata Observatorium. “Hayat Tahrir al-Sham tidak akan memasuki daerah itu tanpa persetujuan Turki,” kata kepala Observatorium Rami Abdul Rahman. Sejak Senin, mereka telah maju menuju kota utama Azaz, dekat perbatasan Turki lebih jauh ke utara, karena pertempuran antar-faksi yang terus-menerus telah menggagalkan gencatan senjata yang sebentar mulai berlaku pada akhir pekan. Sejak 2011, perang di Suriah telah menewaskan hampir setengah juta orang dan mengusir lebih dari setengah populasi negara tersebut. Mereka tersebar dibeberapa negara lainya seperti Lebanon dan negara-negara tetangga di kawasan timur tengah lainya. Sumber: Alarabiya