NewsINH, Gaza – Kementrian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza merilis jika pasokan bahan bakar untuk generator Rumah Sakit (RS) Gaza akan habis dalam 48 jam kedepan. Menurutnya, sistem layanan kesehatan pada saat ini telah mencapai tahap terburuk dalam sejarah.
“Generator listrik di rumah sakit akan berhenti berfungsi dalam 48 jam ke depan karena kekurangan bahan bakar, di tengah intensifnya serangan udara Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung,” kata Ashraf al-Qudra Juru Bicara Kemerntrian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, Selasa (24/10/2023).
Qudra mengatakan dalam pernyataan singkat di Telegram pada Selasa pagi bahwa aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza “lambat dan tidak dapat mengubah kenyataan” di lapangan.
“Sistem layanan kesehatan telah mencapai tahap terburuk dalam sejarahnya,” tambahnya.
Pada hari Senin, kementerian mengatakan 32 pusat kesehatan tidak dapat digunakan setelah Israel memutus akses terhadap pasokan penting, termasuk bahan bakar, ketika Israel melakukan pengeboman yang telah menghancurkan seluruh lingkungan dan membawa kondisi kemanusiaan ke titik puncaknya.
Ia menambahkan bahwa kebutuhan mendesak rumah sakit harus diprioritaskan dalam hal distribusi bantuan, dan mendesak PBB dan Komite Internasional Palang Merah untuk mendorong pengiriman pasokan bahan bakar dan unit darah ke wilayah kantong tersebut.
Rumah Sakit Indonesia, di wilayah Beit Lahia, Gaza utara, ditutup karena tidak dapat menjalankan fasilitas vital setelah listrik padam pada hari Senin.
Rekaman yang diverifikasi oleh Al Jazeera menunjukkan fasilitas tersebut berada dalam kegelapan. Video menunjukkan tim medis di rumah sakit menerima pasien yang dibawa oleh pekerja ambulans sambil menggunakan senter portabel. Belakangan dilaporkan bahwa listrik telah pulih, tetapi tidak jelas berapa lama listrik akan bertahan.
Sementara itu, konvoi truk bantuan kemanusiaan mengirimkan air, makanan dan obat-obatan ke Jalur Gaza pada hari Senin, yang ketiga sejak bantuan terbatas mulai mengalir pada hari Sabtu kemarin.
PBB mengatakan bahan bakar tidak termasuk dan cadangan akan habis dalam dua hari.
Hani Abu Isheba dari Al Jazeera, melaporkan dari Khan Younis di Gaza selatan, mengatakan warga berharap lebih banyak truk bantuan akan diizinkan masuk ke daerah kantong yang terkepung.
Dia menambahkan bahwa warga Palestina yang tinggal di lahan sempit sangat ingin agar pemboman dihentikan.
Israel memulai serangan udara intensifnya di Gaza setelah serangan yang dilakukan oleh Hamas, kelompok yang menjalankan wilayah kantong tersebut, di wilayah selatan Israel pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil.
Lebih dari 5.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang mengatakan sekitar 40 persen korbannya adalah anak-anak.
Sumber: Al-Jazeera