NewsINH, Gaza – Hampir sepekan pertempuran pasukan kemerdekaan Palestina dan militer Israel berlangsung sejak Sabtu (7/10/2023) kemarin, belum ada tanda-tanda akan adanya genjatan senjata kedua belah pihak. Korban perang pun terus berjatuhan baik dari pihak warga sipil Palestina maupun bihak Israel.
Berbeda dengan pihak Israel, jutaan warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza kini mulai mengalami ancaman bencana kemanusiaan. Pasalnya, pasokan air, listrik dan distribusi logistik telah dipustus untuk masuk ke wilayah yang telah di blokade belas tahun tersebut.
Ratusan ribu penduduk Gaza, Palestina mulai meninggalkan rumah dan harta bendanya untuk mencari tempat perlindungan dan mengungsi di tempat-tempat yang dinilai lebih aman.
Gejolak konflik intens selama tiga hari antara Israel-Palestina membuat situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk.
Rabu (11/10/2023) seorang ibu terlihat memeluk putrinya di Gaza. Situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk setelah gejolak serangan terbaru terjadi di wilayah tersebut. Kepala Rumah Sakit Shifa di kota Gaza mengatakan bahwa warga yang terluka terus berdatangan “setiap menitnya”.
Dilansir dari AFP, jet-jet tempur Israel melancarkan serangan udara terhadap Universitas Islam di Gaza, yang disebut-sebut terkait dengan kelompok jaringan Hamas. Beberapa gedung yang ada di kompleks universitas itu dilaporkan hancur akibat serangan udara Israel
“Gempuran terhadap Universitas Islam di Gaza City itu terjadi pada Rabu, ketika Israel terus melanjutkan serangan udaranya, rudal mereka telah menghancurkan seluruh bangunan Universitas Islam,” ucap Ahmed Orabi dari manajemen universitas tersebut kepada AFP.
“Tidak ada yang bisa memasukinya karena ada kebakaran, dan bebatuan, serta puing-puing berserakan di jalanan sekitar universitas,” imbuhnya.
Laporan koresponden AFP menyebut bahwa kepulan awan debu yang tebal menjulang ke udara saat bangunan-bangunan di kompleks universitas itu runtuh.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant memerintahkan ‘pengepungan total’ terhadap wilayah Jalur Gaza setelah serangan besar-besaran pasukan pejuang kemerdekaan Palestina Hamas melanda Israel pada akhir pekan kemarin. Pasokan listrik dan makanan ke Jalur Gaza akan diputus selama pengepungan terjadi.
“Kami melakukan pengepungan total terhadap Gaza,” ucap Gallant dalam pernyataan video, seperti dilansir AFP, Senin (9/10/2023).
“Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada gas semuanya ditutup,” tegasnya.
Pengepungan total itu berarti akan menambah penderitaan bagi 2,3 juta warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza, yang telah diblokade oleh Israel selama bertahun-tahun.(***)