NewsINH, Al Quds – Ketegangan di kawasan kota Tua Al Quds ayau Yerusalem, Palestina baru-baru ini semakin memanas sejumlah Polisi Israel menembakkan peluru tajam, gas air mata, dan granat kejut dengan dibalas sejumlah warga Palestina dengan menggunakan batu, petasan, dan bom api.
Ketegangan ini adalah kerusuhan paling sengit di kota tua yang diperebutkan dalam beberapa bulan terakhir.
Dilansir dari Alarabiya, Jumat (14/10/2022), ketegangan di Yerusalem timur yang dicaplok Israel telah meningkat sejak seorang tersangka penyerang Palestina menembak dan membunuh seorang tentara Israel di sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk kamp pengungsi Shuafat awal pekan ini.
Pergerakan keluar masuk dari Shuafat, yang merupakan kota kumuh di Yerusalem telah dibatasi saat pasukan zionis Israel mencari pelaku penembakan terhadap salah seorang tentara wanita Israel.
Kekerasan jalanan semalam tampaknya telah mereda pada Kamis pagi, ketika puluhan ribu orang Yahudi berbondong-bondong ke Yerusalem untuk merayakan liburan Sukkot selama seminggu melonjak ke Kota Tua Yerusalem timur yang sering menjadi titik fokus ketegangan.
Konfrontasi antara pasukan Israel dan Palestina meletus di lebih dari selusin lingkungan di Yerusalem timur dan daerah sekitarnya. Polisi mengatakan mereka menangkap 23 warga Palestina selama kerusuhan pada hari Rabu, setengah dari mereka di bawah umur.
Polisi mengatakan pengunjuk rasa bertopeng melemparkan bom api, batu, dan kembang api ke petugas. Rekaman video yang dirilis oleh polisi Israel menunjukkan sebuah jalan yang dipenuhi dengan puing-puing yang terbakar dan tempat sampah dibakar.
Polisi mengatakan dalam beberapa kasus petugas menggunakan tembakan langsung terhadap para pengunjuk rasa. Perburuan polisi semakin mengganggu kehidupan penduduk Shuafat, daerah yang telah lama diabaikan oleh pihak berwenang Israel.
Polisi awalnya menutup akses keluar masuk kamp Shuafat dan sejak dibuka kembali, petugas menghentikan setiap mobil yang keluar masuk kota, memicu kemacetan lalu lintas dan mengganggu rutinitas sehari-hari warga setempat.
Sebagai tanggapan, sejumlah toko dan supermarket serta kawasan bisnis, dan sekolah di seluruh Yerusalem timur tutup pada hari Rabu kemarin sebagai protes atas tindakan polisi Israel dan solidaritas untuk warga Palestina di kamp Shuafat.
Meningkatnya kekerasan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Tepi Barat, di mana militer Israel telah melakukan serangan malam sejak musim semi dalam apa yang dikatakan sebagai upaya untuk membongkar jaringan kekerasan dan menggagalkan serangan di masa depan.
Lebih dari 100 warga Palestina telah terbunuh, menjadikan tahun ini yang paling mematikan sejak 2015. Israel mengatakan sebagian besar dari mereka yang tewas adalah pejuang, tetapi pemuda setempat memprotes pasalanya, banyak warga sipil lainnya juga terbunuh dan menjadi korban kebrutalan Israel.