NewsINH, Gaza – Meski sempat adanya wacana perpanjangan masa gencatan senjata pertempuran di Jalur Gaza antara pasukan kemerdekaan Palestina (Hamas) dengan militer Israel. Nyatanya pasukan zionis Israel semakin brutal dan bengis bakhan dalam 1 kali 24 jam atau seharian Israel telah menewaskan 700 warga Palestina di Jalur Gaza dalam serangan yang dilancarkan baik darat, laut maupun udara.
Kembali tak ada lagi tempat yang aman di di Jalur Gaza, lantaran hampir semua wilayah diserang serdadu tak berperi kemanusian dengan menewaskan ratusan warga sipil yang mayoritas anak-anak dan perempuan.
Dikutip dari Republika, Senin (4/12/2023). Direktorat Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan kepada Aljazirah pada Ahad (3/12/2023) bahwa lebih dari 700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza selama 24 jam terakhir. Dia menambahkan bahwa lebih dari 1,5 juta orang juga telah mengungsi di Jalur Gaza.
Sedangkan kantor berita Palestina Wafa melaporkan, ratusan warga sipil Palestina yang tidak bersalah telah dibunuh secara kejam dan banyak lainnya terluka dalam serangkaian serangan Israel sejak kemarin malam. Serangan-serangan itu menargetkan Jalur Gaza melalui darat, laut, dan udara, menurut laporan lokal dan medis.
Pemboman Israel yang tiada henti telah mengakibatkan kehancuran banyak rumah, gedung, apartemen tempat tinggal, dan properti publik dan pribadi. Di Kota Gaza, sumber-sumber lokal melaporkan bahwa beberapa warga sipil tewas dan lainnya terluka ketika serangan udara Israel menargetkan sebuah bangunan tempat tinggal di lingkungan Al-Daraj.
Juga di Kota Gaza, pesawat tempur Israel menargetkan enam rumah milik keluarga Dahshan dan Al-Akka di lingkungan Al-Zaytoun, yang mengakibatkan puluhan korban jiwa dan luka-luka. Banyak warga sipil dilaporkan terjebak di bawah reruntuhan.
Militer Israel selanjutnya mengebom sebuah rumah di daerah Nadim di lingkungan Al-Zeitoun, sebelah timur Kota Gaza. Serangan udara juga dilaporkan terjadi di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara.
Sementara itu, pesawat-pesawat tempur Israel melakukan beberapa serangan udara di Deir al-Balah di Gaza tengah secara bersamaan dengan penembakan yang menargetkan kawasan pemukiman dari unit tank Israel.
Sementara itu, militer pendudukan Israel membombardir kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara dengan rudal, meninggalkan jejak kehancuran dan hilangnya nyawa tak berdosa, dan banyak yang dikhawatirkan tewas di bawah reruntuhan rumah yang hancur.
Serangan udara dan tembakan artileri Israel juga menargetkan kota Khan Younis di Gaza selatan, menyebabkan korban jiwa di kalangan warga sipil. Selain itu, beberapa rumah di kota Al-Qarara dan wilayah timur dan pesisir menjadi sasaran pemboman Israel. Selanjutnya, rumah keluarga Abu Eita dan Abu Zeitoun di Gaza utara terkena serangan udara Israel.
Akibat gangguan telekomunikasi yang parah, tidak ada data pasti mengenai jumlah korban jiwa, karena banyak serangan udara Israel dan dampak tragisnya di wilayah yang terkena dampak paling parah tidak dilaporkan.
Sejauh ini, setidaknya 16.000 orang syahid dan lebih dari 40.000 orang terluka. Sebanyak 7.000 orang dikhawatirkan gugur di bawah puing-puing rumah yang hancur.
Kampanye genosida Israel yang tiada henti telah menjerumuskan Gaza ke dalam krisis kemanusiaan, dan tim penyelamat menghadapi tantangan dalam mengakses daerah yang terkena dampak karena intensitas serangan tersebut.
James Elder, juru bicara global UNICEF, menggambarkan pemandangan di dalam rumah sakit Nassar di Khan Younis, selatan Gaza. “Ke mana pun Anda pergi, selalu ada anak-anak yang mengalami luka bakar tingkat tiga, luka pecahan peluru, cedera otak, dan patah tulang. Para ibu menangisi anak-anak yang sepertinya tinggal beberapa jam lagi menuju kematian. Saat ini sepertinya seperti zona kematian.”
Selain risiko terbunuh dalam serangan udara Israel, penyakit adalah ancaman terbesar kedua bagi anak-anak, tambahnya. “Kita berisiko melihat banyak anak… meninggal karena kekurangan air, perlindungan dan sanitasi,” kata Elder.
Wilayah selatan Gaza menghadapi gempuran keras serangan Israel pada Sabtu (2/1/12/2023). Khan Younis menjadi daerah yang paling terdampak. Menurut keterangan beberapa saksi dan petugas medis, pada Sabtu lalu jet tempur Israel menyerang daerah dekat Rumah Sakit (RS) Khan Younis Al-Nasser sebanyak enam kali. RS tersebut dipenuhi ribuan pengungsi dan ratusan orang terluka. Banyak di antara mereka merupakan pasien yang dievakuasi dari rumah sakit di Gaza utara.
“Malam yang mengerikan. Ini adalah salah satu malam terburuk yang kami habiskan di Khan Younis dalam enam pekan terakhir sejak kami tiba di sini. Kami terlalu takut mereka (pasukan Israel) akan memasuki Khan Younis,” kata warga Gaza, Samira, yang memiliki empat anak.
Menurut keterangan sejumlah warga, serangan udara Israel ke Khan Younis turut menargetkan area terbuka dan bangunan tempat tinggal. Tiga masjid di daerah tersebut tak luput dari bidikan dan ikut hancur terhantam serangan Israel. Militer Israel telah menjatuhkan selebaran dari udara ke wilayah timur Khan Younis.
Selebaran tersebut memerintahkan penduduk di empat kota untuk mengungsi. Tak seperti sebelumnya, penduduk tidak diminta untuk mengungsi ke wilayah lain di Khan Younis, tapi lebih jauh ke selatan, yakni Rafah yang berbatasan dengan Mesir.
Sementara itu di Deir Al-Balah, agresi Israel pada Sabtu kemarin membunuh sembilan orang, termasuk anak-anak. Seorang warga Gaza bernama Yamen mengaku cemas karena serangan Israel telah mulai merambah wilayah selatan. “Ini adalah taktik yang sama yang mereka gunakan sebelum memasuki Gaza dan wilayah utara,” ujarnya.
“Kemana setelah Deir Al-Balah, setelah Khan Younis? Saya tidak tahu kemana saya akan membawa istri dan enam anak saya,” kata Yamen menambahkan.
Pada Sabtu lalu, militer Israel mengatakan bahwa dalam 24 jam terakhir serangan gabungan pasukan darat, udara, dan laut telah menghantam 400 sasaran Hamas. Serangan tersebut diklaim membunuh sejumlah anggota Hamas. Namun tak disebutkan perkiraan jumlahnya.
Sejak memulai agresinya ke Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, serangan Israel telah membunuh lebih dari 15 ribu orang. Sebanyak 10 ribu di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka melampaui 33 ribu orang.(***)
Sumber: Republika