-
NewsINH, Gaza – Jalur Gaza telah menjadi “kuburan” bagi anak-anak di tengah serangan tanpa henti Israel terhadap wilayah tersebut, ujar Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Rabu (20/11/2024) kemarin. Israel melancarkan perang genosida terhadap Jalur Gaza setelah serangan Hamas tahun lalu, yang menewaskan hampir 44.000 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 104.000 orang. “Gaza telah menjadi kuburan bagi anak-anak,” kata Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, dalam sebuah pernyataan untuk memperingati Hari Anak Sedunia. “Mereka dibunuh, terluka, dipaksa melarikan diri, dan terampas dari rasa aman, kesempatan untuk belajar, dan bermain,” katanya. “Mereka telah dirampas masa kecilnya dan hampir menjadi generasi yang hilang karena mereka kehilangan satu tahun ajaran lagi,” lanjut Lazzarini. Lazzarini mengatakan bahwa dunia telah berkomitmen untuk menghormati dan menegakkan hak-hak anak dengan mengadopsi Konvensi Hak Anak tiga dekade lalu. “Hari ini, hak-hak anak Palestina dilanggar setiap hari,” tambahnya. Unggahan Lazzarini disertai foto dua anak yang tampak lelah di Gaza mengenakan pakaian compang-camping. Gambar tersebut, yang diambil di sekolah yang dijalankan oleh UNRWA yang diubah menjadi tempat penampungan bagi keluarga pengungsi, menggambarkan penderitaan yang dialami anak-anak Palestina karena pendidikan dan keselamatan mereka terganggu oleh perang Israel. Kepala UNRWA itu juga menyebutkan bahwa anak-anak Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat juga hidup dalam ketakutan dan kecemasan. “Sejak Oktober tahun lalu, lebih dari 170 orang tewas di sana, sementara yang lainnya kehilangan masa kecil mereka di pusat penahanan Israel. Wilayah Palestina yang diduduki bukan tempat bagi anak-anak. Mereka pantas mendapatkan yang lebih baik, mereka pantas mendapatkan perdamaian, keadilan, dan masa depan yang lebih baik,” tambahnya. Tahun kedua genosida di Gaza semakin mendapat pengakuan internasional, dengan banyak tokoh dan lembaga yang menyebut peristiwa tersebut sebagai upaya sengaja untuk memusnahkan suatu populasi. Israel kini menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang mematikan yang dilancarkannya terhadap Gaza. Sumber: Anadolu/Antara
-
NewsINH, Teheran – Warga Gaza dan bangsa Palestina tengah berduka. Pasalnya, salah seorang tokoh sentral kelompok perjuangan kemerdekaan Palestina yakni Hamas dikabarkan meninggal di Teheran ibu Kota Iran, Rabu (31/7/2024) dinihari waktu setempat. Dilansir dari berbagai sumber, pemimpin karismatik Hamas Ismail Haniyeh dan salah satu pengawalnya tewas setelah kediamannya menjadi sasaran di Teheran, Iran Hal ini dipastikan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dalam sebuah pernyataan. “Serangan itu dilakukan Rabu pagi. Penyelidikan sedang dilakukan untuk menemukan penyebab insiden tersebut,” sebut pernyataan Departemen Hubungan Masyarakat IRGC, seperti dikutip kantor berita Iran IRNA. Pernyataan itu menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Palestina, dunia Muslim, dan para pejuang Front Perlawanan atas kematian pemimpin Hamas tersebut. Sebuah pernyataan dari Hamas mengatakan serangan Israel menewaskan pemimpin kelompok Palestina Ismail Haniyeh di kediamannya di Teheran. Sebelumnya pada hari Selasa, Haniyeh menghadiri pelantikan presiden baru Iran dan bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran. Sementara itu, pihak Hamas mengatakan Ismail Haniyeh terbunuh dalam “serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran”. Siapa Ismail Haniyeh? Pada tanggal 6 Mei 2017, Hamas, gerakan politik Palestina yang menguasai Jalur Gaza, memilih Ismail Abdulsalam Ahmed Haniya, sebagai kepala biro politik kelompok tersebut, menggantikan Khaled Meshaal. Lahir di kamp pengungsi Shati di Gaza dari orang tua yang melarikan diri dari kota Asqalan setelah negara Israel didirikan pada tahun 1948, Haniya belajar di Institut al-Azhar di Gaza dan lulus dengan gelar dalam bidang sastra Arab dari Universitas Islam di Gaza. Saat kuliah pada tahun 1983, Haniya bergabung dengan kelompok Mahasiswa Islam, cikal bakal berdirinya Hamas. Karirnya semakin cemerlang dan terus naik kedudukanya di Hamas, bahkan ia diangkat sebagai pembantu dekat dan asisten salah satu pendiri Hamas, mendiang Sheikh Ahmed Yassin, pada tahun 1997. Haniya dikenal sebagai pemimpin Hamas yang lebih moderat dan dekat dengan pemimpin spiritual Hamas, Syeikh Ahmad Yassin yang dibunuh Israel. Haniyah adalah pemimpin daftar Hamas yang memenangkan pemilihan legislatif Palestina tahun 2006, dan kemudian menjadi perdana menteri. Presiden Machmod Abbas memberhentikan Haniyah dari jabatannya pada tanggal 14 Juni 2007 pada puncak konflik Fatah-Hamas, namun Haniyah tidak mengakui keputusan tersebut dan terus menjalankan otoritas perdana menterinya di Jalur Gaza. Pada bulan September 2016, laporan mengindikasikan Haniyah akan menggantikan Khaled Mashal sebagai Kepala Biro Politik Hamas. Ia terpilih sebagai ketua politik Hamas pada 6 Mei 2017 hingga saat ini. Berbagai Sumber
-
NewsINH, Gaza – Badan PBB yang menangani anak-anak atau UNICEF mengungkapkan, sekitar 17 ribu anak-anak di Jalur Gaza tak memiliki pendamping atau telah terpisah dari keluarganya sejak Israel meluncurkan agresi ke wilayah tersebut pada 7 Oktober 2023. UNICEF menambahkan, lebih dari 1 juta anak di Gaza juga membutuhkan dukungan kesehatan mental. “Mereka (anak-anak di Gaza) menunjukkan gejala-gejala seperti tingkat kecemasan yang sangat tinggi, kehilangan nafsu makan. Mereka tidak bisa tidur, emosi mereka meluap-luap atau panik setiap kali mendengar ledakan,” kata Jonathan Crickx, kepala komunikasi UNICEF untuk Wilayah Pendudukan Palestina, dikutip laman Asharq Al Awsat. Dia mengungkapkan, sebelum konflik Israel-Hamas pecah pada Oktober tahun lalu, UNICEF sudah mempertimbangkan bahwa 500 ribu anak di Gaza sudah membutuhkan dukungan kesehatan mental dan psikososial. “Saat ini, kami memperkirakan hampir semua anak membutuhkan dukungan tersebut, dan itu berarti lebih dari 1 juta anak,” ujar Crickx. Saat ini perang Israel-Hamas masih berlangsung di Gaza. Setidak lebih dari 27 ribu warga Gaza sudah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023. Sebagian besar korban meninggal adalah perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka telah melampaui 66 ribu orang. Menurut PBB, 85 persen penduduk Gaza telah menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut, termasuk di dalamnya fasilitas kesehatan dan rumah sakit, rusak atau hancur. Saat ini Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) sebagai lembaga utama yang menyalurkan bantuan kepada masyarakat Gaza juga tengah menghadapi krisis. Belasan negara, termasuk di dalamnya Jerman, Swiss, Italia, Kanada, Finlandia, Australia, Inggris, Belanda, Amerika Serikat (AS), Prancis, Austria, dan Jepang, telah menangguhkan pendanaan mereka untuk lembaga tersebut. Langkah itu diambil sebagai respons atas dugaan adanya 12 staf UNRWA yang terlibat dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. UNRWA telah mengumumkan bahwa mereka sudah memutuskan kontrak dengan para staf terkait. Jika aliran pendanaan disetop, UNRWA terancam tidak bisa lagi menyalurkan bantuan kepada para pengungsi Palestina, termasuk mereka yang berada di Jalur Gaza, setelah akhir Februari. “Jika pendanaan tidak dilanjutkan, UNRWA tidak akan dapat melanjutkan layanan dan operasinya di seluruh wilayah, termasuk di Gaza, setelah akhir Februari,” kata seorang juru bicara UNRWA, Senin (29/1/2024) silam. Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengaku terkejut bahwa beberapa negara, termasuk AS, Australia, Inggris, Prancis, dan Kanada, memilih membekukan pendanaan untuk lembaganya sebagai tanggapan atas dugaan keterlibatan staf UNRWA dalam serangan Hamas ke Israel pada Oktober tahun lalu. “Akan sangat tidak bertanggung jawab jika memberikan sanksi kepada sebuah badan dan seluruh komunitas yang dilayaninya karena tuduhan tindakan kriminal terhadap beberapa individu, terutama pada saat perang, pengungsian dan krisis politik di wilayah tersebut,” kata Lazzarini, Ahad (28/1/2024) lalu, dikutip laman Anadolu Agency. Lazzarini mengingatkan, UNRWA adalah lembaga kemanusiaan utama di Gaza. Dia menyebut lebih dari 2 juta orang di Gaza bergantung pada UNRWA untuk kelangsungan hidup mereka. “Banyak yang kelaparan karena waktu terus berjalan menuju bencana kelaparan yang akan terjadi. Badan ini mengelola tempat penampungan bagi lebih dari 1 juta orang dan menyediakan makanan serta layanan kesehatan dasar bahkan pada puncak permusuhan,” ungkapnya. “Saya mendesak negara-negara yang telah menangguhkan pendanaan mereka untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka sebelum UNRWA terpaksa menghentikan respons kemanusiaannya. Kehidupan masyarakat di Gaza bergantung pada dukungan ini dan begitu pula stabilitas regional,” tambah Lazzarini. Israel tidak sekali menuduh staf-staf UNRWA bekerja atau terlibat dalam operasi Hamas. Hal itu menjadi dalih bagi Israel untuk menyerang fasilitas-fasilitas UNRWA di Gaza. Sumber: Asharq Al Awsat/Anadolu/Republika
-
NewsINH, Gaza – Konflik Palestina dan Israel tak kunjung meredah, belakangan ini eskalasi dikawasan tersebut kian memanas tepatnya di jalur Gaza, Palestina. Penjajahan di zaman moderen ini banyak menelan korban jiwa baik wanita, anak-anak dan warga sipil tak berdosa lainya. Berikut, update laporan ekslusif Muhammad Husein, salah seorang aktivis kemanusiaan Indonesia yang juga sebagai founder lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian di Jalur Gaza, Palestina Topan Al-Aqsha (Pejuang Gaza) vs Pedang Pedang Besi (Zionist Israel) Sekitar pukul 05:30 atau selepas shalat Fajar hari Sabtu, 7 Oktober 2023 seluruh warga Gaza dikejutkan oleh ratusan roket yang diluncurkan dari Gaza secara simultan dan menghujani sejumlah pemukiman ilegal Zionist Israel di perbatasan luar Gaza hingga ke jantung “Tel Aviv” ibu kota “Israel”. Tidak berhenti sampai di situ, kejutan para pejuang berlanjut. Sejumlah video amatir viral di berbagai grup WA dan telegram memperlihatkan puluhan para pejuang Palestina berhasil melakukan penetrasi ke wilayah musuh yang berada di luar perbatasan Timur Gaza. Terlihat dalam video-video itu para personil brigade Izzuddin Al Qassam – sayap militer gerakan Hamas – berkeliling di sejumlah pemukiman ilegal Zionist Israel menguasai wilayah tersebut. Video lain memperlihatkan keberhasilan para personil Al- Qassam menyerbu sejumlah pangkalan militer Zionist Israel di sekitar perbatasan Gaza dan menawan sejumlah tentara Israel. Saksi mata d pihak Israel mengatakan, puluhan mayat tentara Israel tergeletak di jalan-jalan pemukiman ilegal Zionist tanpa ada medis yang berani mendekat. Video lain memperlihatkan para personil Al-Qassam berhasil menghancurkan tank Merkava milik Israel setelah menawan para tentara yang berada di dalamnya. Tidak hanya tank baja, sejumlah jip militer Israel juga berhasil disita dan dibawa masuk berkeliling ke jalanan Kota Gaza disambut oleh ribuan warga Gaza. Kemudian pada pukul 9:15. Drone Israel mentarget mobil milik Mer-C yang berada di dalam area Rumah Sakit Indonesia di Bait Lahiya, Jalur Gaza Utara. Husni Saliha (63) penjaga wisma Indonesia meninggal dalam serangan tersebut. Para WNI harus mengungsi keluar area rumah sakit Indonesia menuju lokasi lain yang dianggap lebih aman. Kemudina pada pukul 10:00 pagi. Panglima Besar Brigade Izzuddin Al-Qassam, Muhammad Adhaif (Abu Khalid) mengumumkan “طوفان الاقصى, / Topan Al-Aqsa sebagai sandi operasi untuk serangan kali ini. Tentara Zionist Israel mengklaim sampai pukul 10:30 waktu Gaza pihak pejuang Gaza telah melancarkan 2200 roket ke arah wilayah jajahan “Israel”. Tidak lama berselang, Al-Qassam merilis video satuan militer terbaru bernama “Sarb Saqr” sebagai unit pasukan udara di Al-Qassam yang menjadi bagian dalam serangan apik kali ini. Otoritas Israel mengakui bahwa 3 wilayah pemukiman ilegal mereka (Natefot, Sofa & Sederot) dan wilayah perbatasan Karem Abu Salem berhasil dikuasai penuh oleh para pejuang Al-Qassam. Pukul 11:30. Militer Zionist Israel mengumumkan status “Perang” untuk pertama kalinya sejak tahun 1973 dan menamakan operasi kali ini dengan sandi operasi “السيوف الحديدية ” Pedang-pedang Besi. Media Maarev Israel menyebutkan, “Apa yang saat ini terjadi tidak seperti yang kita ketahui saat bertempur melawan Hamas selama ini.” Apa pemicu perang hari ini? Isu yang beredar di Gaza adalah adanya bocoran dari intelejen Qassam akan adanya serangan mendadak pihak Zionist ke Gaza secara massive yang direspon terlebih dahulu dengan serangan fajar oleh para pejuang Gaza. Serangan pmPara Pejuang Al-Qassam hari ini sangat rapih dan terencana sejak berbulan bulan lamanya. Tidak hanya Al-Qassam, Brigade Al-Quds sayap militer Jihad Islam dan Brigade Syuhada Al-Aqsha sayap militer gerakan Fatah juga ikut serta dalam operasi Topan Al-Aqsa kali ini. Faktor lain pemicu perang kali ini adalah bungkamnya dunia internasional terhadap aksi pembantaian otoritas Zionist Israel terhadap warga sipil Palestina di Tepi Barat dan penodaan terhadap Masjid Al-Aqsa yang terjadi setiap hari. Selanjutnya, pukul 16.00 sampai saat ini sebagian besar akses internet dan listrik di Gaza terputus lanjut pada pukul 21:21. Jumlah syuhada Gaza mencapai 232 jiwa dan korban luka hampir menyentuh angka 2000 jiwa. Sedangkan jumlah tewas di pihak penjajah Israel sudah menembus angka 300, korban luka 1450, 285 diantaranya kritis. Pukul 22:00. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan, 5 pemuda syahid dalam berbagai bentrokan dengan pasukan Zionist di Ramallah, Qalqilia dan Nablus di Tepi Barat. Pukul 22.10. Jet tempur Zionist Israel secara sengaja mentarget mobil ambulan yang sedang mengevakuasi korban luka menuju Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza Utara. Tim Media
-
NewsINH, Gaza – Israel kembali melakukan agresi dengan mengerahkan jet-jet tempur mereka ke Jalur Gaza, Palestina. Setidaknya 9 warga Palestina termasuk anak-anak meninggal dalam serangan mematikan tersebut. Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Selasa (9/5/2023) setidaknya sembilan warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan meninggal dan banyak lainnya terluka dalam serangkaian serangan udara Israel yang mengantarkan agresi baru di Jalur Gaza yang terkepung. Dalam laporanya, serangkaian serangan udara Israel menargetkan beberapa rumah dan bangunan tempat tinggal di Jalur Gaza yang terkepung. Beberapa nama korban meninggal diantaranya, Jihad Ghannam (62), Khaled Al-Buheiti (44), dan Tareq Izz al-Din. Selain itu sejumlah anggota keluarga mereka termasuk anak-anak dan perempuan ikut menjadi korban dalam agresi tersebut. Jumlah akhir korban belum dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Palestina di tengah kekhawatiran bahwa banyak korban dapat terkubur di bawah reruntuhan saat operasi penyelamatan sedang berlangsung. Serangan udara itu terjadi saat ketegangan meningkat antara Israel dan militan di Jalur Gaza, yang diperintah oleh kelompok militan Hamas. Ketegangan itu terkait dengan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki, di mana Israel telah melakukan serangan hampir setiap hari selama beberapa bulan terakhir untuk menahan warga Palestina yang diduga merencanakan atau melakukan serangan terhadap warga Israel. Untuk mengantisipasi serangan roket Palestina sebagai tanggapan atas serangan udara tersebut, militer Israel mengeluarkan instruksi yang menasihati penduduk komunitas dalam jarak 25 mil (40 kilometer) dari Gaza untuk tetap dekat dengan tempat perlindungan bom yang telah ditentukan. Pekan lalu, militan Gaza menembakkan beberapa salvo roket ke Israel selatan, dan militer Israel menanggapi dengan serangan udara setelah kematian seorang anggota senior Jihad Islam yang mogok makan dalam tahanan Israel. Baku tembak berakhir dengan gencatan senjata rapuh yang dimediasi oleh Mesir, PBB, dan Qatar. Serangan udara tersebut mirip dengan yang terjadi pada tahun 2022 di mana Israel membom tempat-tempat yang menampung komandan kelompok Jihad Islam, memicu serangan selama tiga hari yang membuat kelompok tersebut kehilangan dua komandan utamanya dan lusinan militan lainnya. Israel mengatakan penggerebekan di Tepi Barat dimaksudkan untuk membongkar jaringan militan dan menggagalkan serangan di masa depan. Orang-orang Palestina melihat serangan itu sebagai kubu lebih lanjut dari 56 tahun Israel, pendudukan terbuka atas tanah yang mereka cari untuk negara merdeka di masa depan. Sebelumnya, Israel juga melakukan serangan udara pada awal bulan ini dimana serangan udara yang dilancarkan jet-jet tempur milik pasukan angkatan udara Israel di Jalur Gaza menewaskan seorang pria berusia 58 tahun dan melukai lima lainnya. Sumber: Wafa/Arabnews #DonasiPalestina