-
NewsINH, Gaza – Akibat peperangan di Jalur Gaza, Palestina sekitar 6.500 orang warga sipil Palestina masih dinyatakan hilang dan belum ditemukan keberadaanya. Ototitas pemerintah Palestina yang berkuasi di Jalur Gaza meminta komunitas internasional untuk ikut mencari warga yang hilang. “Kami meminta komunitas internasional untuk membantu otoritas lokal dalam melacak dan menyelamatkan ribuan warga Palestina yang hilang sejak 7 Oktober. Mereka diduga telah tertimbun reruntuhan bangunan akibat serangan Israel di Jalur Gaza,” kata Kepala Kantor Media Gaza, Ismail al-Thawabta seperti dikutip dari Anadolu Agency. Menurutnya, tim pertahanan sipil masih menemukan puluhan syuhada dari bawah reruntuhan, dan jalan dari selatan hingga utara Jalur Gaza. “Ada sekitar 6.500 orang yang masih menghilang, termasuk lebih dari 4.700 anak-anak dan perempuan. Mereka mungkin berada di bawah reruntuhan atau masih belum diketahui nasibnya,” ungkapnya. Tim evakuasi Gaza membutuhkan peralatan, mesin, dan bahan bakar untuk menjangkau mereka yang berada di bawah reruntuhan. Namun, itu sangat sulit dengan kondisi yang saat ini terjadi di wilayah kantung itu, meski jeda pertempuran berlangsung. Al-Thawabta meminta masyarakat internasional untuk mengintervensi dengan menyediakan alat berat dan tim khusus dalam pembersihan puing-puing. Bantuan tersebut sangat berguna untuk mengeluarkan orang-orang hilang atau jenazah dari bawah reruntuhan. Direktur eksekutif UNICEF Catherine Russell sebelumnya menyatakan, 1.200 anak lainnya diyakini masih berada di bawah reruntuhan bangunan yang dibom atau belum ditemukan. “Selain bom, roket, dan tembakan, anak-anak Gaza berada pada risiko ekstrim akibat kondisi kehidupan yang sangat buruk,” katanya. Departemen Pertahanan Sipil Palestina menyatakan, dua lusin orang dari pasukan pencarian dan penyelamatan utama di Gaza telah meninggal akibat serangan. Sedangkan 100 pekerja lainnya terluka. Lebih dari separuh kendaraannya kini kehabisan bahan bakar atau rusak. Direktur pertahanan sipil di wilayah tersebut Brigjen. Rami Ali al-Aidei menyatakan, lembaga yang dipimpinnya tidak memiliki alat berat yang berfungsi sama sekali, termasuk buldoser dan crane. Setidaknya lima buldoser besar diperlukan hanya untuk mencari serangkaian bangunan tinggi yang runtuh di kota pesisir Deir al-Balah. Kondisi itu berarti bahwa jenazah dan orang-orang yang putus asa mencarinya bukanlah fokusnya. “Prioritas setelah pemboman adalah bagi mereka yang selamat dibandingkan para martir,” kata al-Aidei. Dengan keterbatasan peralatan dan tenaga, warga Gaza mencari jenazah di bawah reruntuhan secara manual menggunakan tangan kosong atau dengan peralatan seadanya. Sumber: Anadolu/Republika
-
NewsINH, Jakarta – Krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di Gaza Palestina mengundang perhatian dunia Internasional. Besok rencanaya pemerintah Indonesia akan mengirimkan bantuan kemanusiaan pertamanya sejak perang berlangsung pada 7 Oktober silam. Indonesia akan mengirimkan bantuan kemanusiaan dengan menggunakan tiga pesawat, dua diantaranya pesawat hercules milik TNI AU dan satu diantaranya pesawat carter komersil milik maskapai Garuda Indonesia. “Insya Allah kami besok siap memberangkatkan dua unit pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara dari Jakarta menuju Mesir pada Sabtu (4/11/2023) besok,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Julius Widjojo, Jumat (3/11/2023). Menurutnya, dua unit Hercules yang diberangkatkan berasal dari Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32 TNI AU. Di luar itu, Julius menambahkan, TNI AU juga menyiapkan dua Hercules cadangan untuk misi kemanusiaan tersebut. “Selain dua unit pesawat Hercules TNI AU, dilibatkan juga satu unit pesawat carter (Boeing 737 Garuda) oleh Mabes Polri sehingga total dukungan pesawat untuk mengangkut logistik bantuan kemanusiaan ke Palestina berjumlah tiga unit pesawat,” kata Julius. Tiga unit pesawat itu rencananya berangkat dari Base Ops Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta pada Sabtu pukul 08.30 WIB. Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan melepas rombongan yang mengangkut bantuan kemanusiaan itu. Rombongan pesawat dari RI itu dijadwalkan tiba di Mesir pada Senin (6/11/2023) mendatang. “Rute penerbangan dalam misi kemanusiaan ini yakni Halim (Jakarta)-Aceh-Yangon (Myanmar)-New Delhi (India)-Abu Dhabi (Uni Emirat Arab)-Jeddah (Arab Saudi)-El Arish (Mesir). Kolaborasi antarinstansi yang solid menjadikan proses pengiriman bantuan sampai dengan saat ini berjalan lancar,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI. Untuk proses saat ini, dia melanjutkan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengajukan nota diplomatik, terutama untuk izin penerbangan (flight clearance), izin mendarat (landing permit), dan ground handling. Dia menyebut Kementerian Pertahanan juga membantu pembiayaan dalam beberapa proses pengiriman bantuan. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal pada sesi jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/11/2023) kemarin, menyampaikan, bantuan itu nanti diserahterimakan ke Bulan Sabit Merah Mesir, kemudian disalurkan ke Gaza oleh UNRWA. “Hal ini karena hanya Bulan Sabit Merah Mesir yang diberi wewenang untuk membawa masuk bantuan ke Gaza,” kata Iqbal. Dia menambahkan, pihak Kemenlu RI masih menunggu persetujuan dari PBB mengenai barang-barang bantuan yang dapat masuk ke Gaza. Sejauh ini, Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha mengatakan, logistik yang disiapkan berupa alat-alat kesehatan, sanitasi, makanan, kantong tidur, dan perlengkapan musim dingin. Total jumlah bantuan yang akan disalurkan mencapai 30 ton yang dihimpun dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan, PMI, Baznas, dan Forum Zakat untuk warga Palestina di Gaza. Menurut Edwin, sebanyak 42 kru pesawat dan dua perwira menengah TNI dari Kementerian Pertahanan yang bertugas sebagai penghubung (liaison officer/LO) akan ikut dalam misi kemanusiaan tersebut. “Kami menyertakan dua perwira Kemhan seperti pada saat pelaksanaan pengiriman bantuan ke Turki (untuk korban gempa, Red), kami menyertakan satu perwira menengah sebagai LO,” kata dia. Sementara itu, Muhammad Husein aktivis kemanusiaan asal Indonesia yang berada di Gaza menyatakan jika dirinya gagal kelur perbatasan rafah. Saat ini Husein dan keluarga yang terdiri dari dua anak dan istrinya itu kembali lagi ke rumah sementara. “Sejak pagi sudah bergerak ke border rafah tetapi tidak berhasil karena anak-anak saya dan istri tidak masuk daftar orang yang diperbolehkan,” jelas Muhammad Husein seperti dalam video vlog di channel youtube “Muhamamd Husein Gaza” “Kami sudah menunggu sejak pagi hingga sore, menunggu di border rafah dengan harapan bisa keluar ternyata tidak bisa, kami terus intens komunikasi dengan pihak KBRI dan Kemenlu, tetapi masih tertolak menunggu kesempatan lain,” jelasnya. Biasanya, kata Husein pada hari normal border rafah pada hari Jum’at hingga Minggu di tutup. Akan tetapi semoga saja masih ada kesempatan untuk bisa keluar dari zona konflik tersebut. (***)
-
NewsINH, Gaza – Pertempuran sengit pejuang kemerdekaan Palestina dan militer Israel di Jalur Gaza belum menunjukan tanda-tanda akan berhenti. Bahkan, kedua belah pihak kian melancarkan serangan udara. Perang roket di atas langit Gaza dan kota-kota di Israel terus berlanjut. Israel mengintensifkan serangannya di Jalur Gaza untuk hari ketiga pada hari Senin (9/10/2023). Serangan udara yang menewaskan ratusan orang ini diklaim sebagai pembalasan atas serangan besar-besaran yang diluncurkan Hamas. Sumber Al Arabiya dan Al Hadath melaporkan bahwa pesawat militer mengebom dua masjid di Gaza pada Senin dini hari. Lebih dari 450 orang meninggal dunia, termasuk anak-anak dan wanita, tewas dan 2.400 lainnya terluka dalam serangan Israel. Angka ini merupakan data dari Bulan Sabit Merah Palestina. Sumber dari Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan koridor kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan ke Jalur Gaza setelah serangan Israel harus segera dibuka. Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengeklaim serangan udara dan tembakan artileri menghantam lebih dari 500 sasaran milik kelompok militan Hamas dan Jihad Islam di Jalur Gaza semalam. “Semalam jet tempur, helikopter, pesawat terbang, dan artileri IDF (tentara Israel) menyerang lebih dari 500 sasaran teroris Hamas dan Jihad Islam di Jalur Gaza,” kata militer dalam sebuah pernyataan. Menurut laporan Al Arabiya, Israel melancarkan serangan terus-menerus terhadap Beit Hanoun di Jalur Gaza utara, sementara peluru artileri menargetkan Kamp Bureij, dan lingkungan Zeitoun dan Shuja’iyya. Sedikitnya 18 orang tewas dalam pengeboman Israel terhadap rumah-rumah di kota Rafah, Gaza, menurut laporan media Palestina pada hari Senin. Pasukan Israel juga terus menyerbu beberapa lingkungan di Tepi Barat. PBB mengatakan jumlah pengungsi Gaza telah meningkat menjadi lebih dari 123.000 orang akibat pertempuran antara militer Israel dan Hamas sejak serangan pada hari Sabtu. Sumber: Sindonews/Al-Arabiya
-
NewsINH, Gaza – Akibat serangan udara Israel di Gaza yang berlangsung hampir sepekan kemarin telah menyebabkan 2.516 warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Dalam sebuah pernyataan, otoritas Palestina menyampaikan, dari ribuan warga tersebut, ada 180 anak yang turut kehilangan tempat tinggal. Kementerian Pembangunan Sosial di Gaza meminta organisasi Arab, Islam dan internasional untuk memberikan bantuan kepada keluarga yang terkena dampak serangan Israel di Gaza, sebagaimana dilansir TRT World, Rabu (17/5/2023). Israel melakukan serangan udara selama lima hari di Gaza yang terkepung pada pekan lalu. Akibatnya, 33 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan. Kelompok-kelompok Palestina membalas dengan tembakan roket ke Israel, yang menewaskan sedikitnya dua orang Israel. Tentara Israel mengatakan serangannya sebagai tanggapan atas tembakan roket dari wilayah Palestina menyusul kematian seorang pemogok makan Palestina di sebuah penjara Israel awal bulan ini. Kekerasan terhenti pada 13 Mei di bawah gencatan senjata yang ditengahi Mesir. Pada Ahad kemarin, Kantor Media Pemerintah yang dikelola Hamas mengatakan bahwa 2.041 unit rumah rusak dalam serangan Israel di Gaza yang terkepung. Sementara itu, sebanyak 86 warga Palestina terluka oleh tentara Israel selama serangan di kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki. Sebagian ada yang mengalami luka berat karena menjadi sasaran tembakan. “Staf Bulan Sabit Merah Palestina menangani 86 orang cedera selama bentrokan yang terjadi antara warga Palestina dan tentara Israel di sekitar Makam Yusuf, sebelah timur Nablus,” kata Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) dalam sebuah pernyataan pada Rabu (17/5/2023) waktu setempat. Tentara Israel juga memukuli pemuda Palestina yang melawan serangan pasukan Israel di area Makam Yusuf, sebelah timur Nablus. “Di antara korban luka, ada yang luka berat akibat peluru tajam, lima luka berat akibat peluru logam dan tabung gas, serta 80 lainnya akibat inhalasi gas air mata,” tambah PRCS. Saksi mata menambahkan, bentrokan juga terjadi antara orang-orang bersenjata Palestina dan tentara Israel, yang menggunakan peluru tajam dan logam serta tabung gas air mata. Situs ini telah lama menjadi pusat kekerasan. Orang-orang Yahudi percaya bahwa situs itu adalah tempat pemakaman patriark Yusuf yang alkitabiah. Muslim, bagaimanapun, menentang pernyataan ini, dengan mengatakan seorang ulama Islam bernama Sheikh Yussef Dawiqat dimakamkan di situs tersebut dua abad lalu. Ketegangan telah memuncak di Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa bulan terakhir di tengah serangan berulang Israel ke kota-kota Palestina. Menurut catatan Palestina, lebih dari 160 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal tahun ini. Setidaknya 20 orang Israel juga tewas dalam serangan terpisah selama periode yang sama. Sumber: TRT Word/Republika #DonasiPalestina
-
NewsINH, Bab Al-Hawa – Sebuah konvoi kecil yang membawa bantuan kemanusiaan menyeberang dari Turki ke Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak pada Kamis (9/2/2023) kemarin. Truk konvoi PBB itu membawa obat-obatan, selimut, tenda, dan perlengkapan perlindungan yang sangat dibutuhkan bagi korban gempa di Suriah. Sebelum konvoi enam truk melintasi, satu-satunya kargo yang melewati penyeberangan Bab al-Hawa di perbatasan Turki-Suriah adalah aliran jenazah korban gempa bumi. Para penyintas yang menangis membawa jenazah orang yang mereka cinta dengan terbungkus seprai, sementara yang lain menunggu di pihak Suriah untuk menerimanya. Berdasarkan kesepakatan di Dewan Keamanan PBB, Bab al-Hawa adalah satu-satunya penyeberangan yang diizinkan oleh PBB untuk mengirimkan bantuan dari Turki ke daerah Suriah. Namun setelah gempa, jalanan di penyeberangan itu rusak, dan tumpukan puing menghalangi sekitar penyeberangan. Hal ini menjadi kendala PBB untuk mengirimkan bantuan. Kelompok bantuan yang lebih kecil dilaporkan melintasi perbatasan lain untuk mencapai Suriah. Tetapi pejabat PBB enggan untuk melanggar protokol. Beberapa pihak mengkritik PBB karena tidak mengambil tindakan luar biasa untuk memberikan bantuan setelah gempa bumi. Karam Shaar, seorang sarjana nonresiden di Middle East Institute mengatakan, organisasi dunia seharusnya melanggar protokol dan menggunakan penyeberangan lain ke Suriah atau menyediakan penerjunan udara. Bantuan lintas batas bermuatan politik. Pemerintah Suriah dan sekutu utama Rusia mendorong pengiriman dari Damaskus, ketimbang Turki. Pejabat Damaskus bersikeras mereka siap untuk mendistribusikan bantuan di seluruh Suriah. Tetapi para kritikus mengatakan pemerintah Presiden Bashar Assad memiliki sejarah memblokir atau salah mengarahkan bantuan yang ditujukan untuk daerah yang dikuasai pemberontak. “Assad memiliki sejarah panjang mempolitisasi bantuan, mengalihkannya ke para pendukungnya, atau menjualnya di pasar gelap,” kata Shaar. Kru penyelamat lokal mengatakan, penundaan bantuan dapat menelan lebih banyak nyawa. Kurangnya alat berat dan peralatan lainnya memaksa penyelamat membersihkan puing-puing dengan apa pun yang mereka miliki, termasuk tangan kosong. “Setelah 50 jam bekerja, kami mengeluarkan seorang pria dan gadis kecil hidup-hidup,” ujar Abada Zikri, seorang responden pertama dari kelompok bantuan White Helmets. Zikri mengatakan, salah satu penyelamatan tersebut terjadi di Harem, sebuah kota berpenduduk sekitar 20.000 orang di Provinsi Idlib, Suriah. White Helmets kehilangan setidaknya empat sukarelawan dalam gempa tersebut. Gempa juga menewaskan dua pegawai Komite Penyelamatan Internasional dan beberapa orang dari daerah yang bekerja dengan PBB dalam pengiriman bantuan. Sementara konvoi pada Kamis (9/2/2023) adalah pengiriman yang tertunda dari sebelum gempa. PBB akan mengirim lebih banyak konvoi bantuan tanggap gempa dalam waktu dekat. “Hari ini hanyalah permulaan,” ujar Sanjana Quazi, yang menjalankan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di sisi perbatasan Turki. Di Damaskus, parlemen pada Kamis menyerukan pencabutan segera sanksi yang dipimpin Barat terhadap Suriah. Sebelumnya Bulan Sabit Merah Suriah mendesak hal yang sama di tengah kekurangan bahan bakar dan peralatan yang tidak mencukupi. Gempa juga merusak Bendungan Afrin, atau sering disebut Bendungan Maydanki, di Suriah utara. Beton bendungan retak terbuka pada Kamis, dan membanjiri desa barat laut Tlool di wilayah Salqin, di kantong pemberontak. Banjir sebagian menenggelamkan bangunan yang tahan gempa. Penduduk di daerah itu bergegas mengumpulkan barang-barang pribadi yang dapat mereka temukan dan memasukkannya ke dalam truk. Banjir semakin memperparah kesengsaraan para pengungsi Suriah. Korban tewas gempa pada Kamis meningkat. Lebih dari 1.900 tewas di kantong yang dikuasai pemberontak dan lebih dari 1.200 tewas di wilayah yang dikuasai pemerintah. Penasihat Assad Bouthaina Shaaban mengatakan kepada London’s Sky News, Suriah bersedia menerima bantuan dari negara mana pun di dunia, kecuali Israel. Amerika Serikat dan Uni Eropa telah mengecam permintaan Damaskus untuk pencabutan sanksi. Mereka mengatakan tindakan tersebut mempengaruhi pemerintah Assad. Tetapi beberapa warga Suriah yang tinggal di luar negeri mengatakan di media sosial bahwa, platform penggalangan dana online telah memblokir upaya mereka untuk mengirim uang ke Suriah karena sanksi tersebut. Sementara, beberapa pesawat dari sekutu utama Assad, yaitu Iran dan Rusia, serta beberapa negara Uni Emirat Arab, Mesir dan Irak telah menerbangkan bantuan ke Damaskus dan Aleppo. Sumber: Republika #PrayForTurki-Suriah