INH Salurkan Bantuan Logistik ke Pondok Pesantren Ash Shogiri Baituttaqwa Bekasi

NewsINH, BekasiĀ  – Lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) kembali menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Kali ini, INH menyalurkan bantuan berupa 139 kg beras kepada Pondok Pesantren Ash Shogiri Baituttaqwa yang berlokasi di Jl. KH Mas Mansyur, RT010/RW002 Kampung Mede, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.

“Alhamdulillah dengan menggandeng Sahabat Relawan INH (Share-INH) kami terus bergerak dan menyalurkan bantuan berupa paket logistik untuk keluarga harapan untuk santri-santri di pondok pesantren,” kata Muhammad Hadyan Abshar, manager Proagram INH.

Bantuan yang disalurkan oleh INH diterima langsung oleh pengurus sekaligus tenaga pengajar di Pondok Pesantren Ash Shogiri Baituttaqwa. Dengan adanya bantuan ini, diharapkan dapat membantu mencukupi kebutuhan pangan para santri serta mendukung keberlangsungan pendidikan di pondok.

“INH berkomitmen untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama di bidang pendidikan dan kesejahteraan sosial. Semoga bantuan ini dapat memberikan manfaat bagi para santri dan pengurus pesantren,” jelasnya.

Sementara itu, Ahmad Mursadi Pengasuh Pondok Pesantren Ash Shogiri Baituttaqwa menjelaskan, bahwa Pondok yang berdiri sejak awal tahun 2017 dan saat ini memiliki 100 santri, di mana 30 di antaranya menetap (mondok) di asrama pondok.

Santri yang mondok terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Beberapa santri yang sudah menempuh pendidikan tinggi juga berkontribusi sebagai tenaga pengajar di pondok.

“Secara keseluruhan, pondok ini memiliki 20 pengurus, dengan tenaga pengajar yang menginap sebanyak 8 orang dan 12 pengajar lainnya berstatus pulang-pergi (PP),” jelasnya.

Kondisi pondok pesantren ini cukup sederhana, di mana asrama santri laki-laki dan perempuan berada di lantai dua dengan sekat tembok besar sebagai pemisah. Lantai dasar digunakan untuk kegiatan sehari-hari seperti belajar dan mengaji.

“Pesantren ini lebih banyak menampung santri dari keluarga kurang mampu dan yatim. Biaya pendidikan di pondok tidak ditentukan secara tetap, namun para santri harus mengikuti peraturan yang telah ditetapkan.” jelasnya.

Bagi santri yatim, mereka hanya dikenakan biaya untuk kitab dan makan, sedangkan bagi santri yang dianggap mampu, dikenakan biaya sebesar Rp 1.500.000.

Kegiatan belajar di pondok berlangsung sejak pagi hingga sore. Santri yang mondok memulai pembelajaran sejak pukul 07.00 WIB, sementara santri PP mengikuti pengajian setelah Maghrib, sekitar pukul 18.00 WIB. Pengajian kitab juga dilakukan setelah Zuhur dan kembali dilanjutkan pada sore hari pukul 16.00 hingga 17.00 WIB.

“Terimaskih kepada INH dan para donatur bantuan ini sangat bermanfaat bagi kami dan para santri terutama menjelang bulan puasa,” pungkasnya. (***)

Bagikan :
Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!