NewsINH, Bogor – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor meluncurkan program Coaching Clinic Taman Asa – Sinergi Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Terintegrasi di Aula Setda Kabupaten Bogor, Cibinong, Jawa Barat, Kamis (14/11/2024).
Kepala Dinsos Kabupaten Bogor, Farid Maruf, mengatakan Coaching Clinic Taman Asa ini merupakan layanan untuk memberikan rehabilitasi sosial berbasis bimbingan dan terapi guna memenuhi kebutuhan anak berkebutuhan khusus (ABK) dan orangtuanya.
“Layanan ini diberikan untuk memenuhi kebutuhan ABK dalam aspek perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional secara optimal dan komrehensif,” kata Farid di Cibinong, Kamis (14/11/2024).
Dengan Coaching Clinic ini, maka pelayanan dan penanganan ABK dilakukan secara terintegrasi, mulai dari aspek anak, orangtua, lingkungan, sekolah dan kesehatan.
“Orangtua ABK khususnya yang kurang mampu akan kami latih. Narasumber Coaching Clinicnya ada therapis, psikolog dan advokat,” ujarnya.
Dia menjelaskan pelatihan ini penting dilakukan agar ABK bisa tumbuh kembang dengan baik, baik di lingkup keluarga, sekolah maupun lingkungannya.
“Coaching Clinic ini sangat penting karena jumlah ABK rentang usia 0 hingga 17 tahun di Kabupaten Bogor sebanyak 1.960 orang. Mayoritas ABK berasal dari keluarga yang tidak mampu hingga butuh intervensi pemerintah daerah,” papar Farid.
Untuk mencegah ABK dari aksi perundungan di sekolah dan lingkungannya, Dinsos Kabupaten Bogor membuat grup parenting bernama Pandawa (Paguyuban orangtua dengan Anak Istimewa).
“Kami ingin ABK tumbuh dengan baik, agar kedepan mereka bisa hidup mandiri sesuai dengan harapan orangtuanya,” tutur Farid.
Coaching Clinic Taman Asa – Sinergi Penanganan ABK berintegrasi ini disponsori oleh lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH).
Manager Fundraising & IT INH Andriono Hernandy mengatakan pihaknya mendukung acara Coaching Clinic Taman Asa – Sinergi Penanganan ABK Berintegrasi ini agar bisa berlangsung lancar.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan Hari Anak Internasional dan jelang Hari Disabilitas,” ungkap Hernandy.
Dia menambahkan pihaknya siap berkoordinasi dengan pemerintah untuk menyalurkan bantuan dari donatur kepada para ABK.
“INH ada rencana membagikan kaki palsu, dan lainnya. Namun kami terkendala biaya karena biaya untuk satu kaki yang nyaman hampir Rp 60 juta dan pembuatannya pun harus custom agar kaki palsu tersebut nyaman dipakai,” jelas Hernandy.
Dia menegaskan bantuan untuk ABK ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tugas kita bersama baik itu swasta, lembaga lain.
“INH mengajak masyarakat untuk sama-sama memperhatikan tumbuh kembang ABK sehingga bisa hidup mandiri tanpa kendala,” tandas Hernandy.
Resource : Rilis Media