NewsINH, Tel Aviv – Sebanyak 65 persen publik Israel telah menolak saran bahwa tentara Israel harus memilih operasi militer skala luas di Jalur Gaza, Palestina untuk memulihkan ketenangan bagi pemukiman di dekat perbatasan anatara Jalur Gaza dan wilayah kantong Israel tepatnya di pinggiran pantai.
Dilansir dari Middleeastmonitor, Selasa (30/8/2022), dari saluran 13 TV Israel melakukan jajak pendapat, meminta Israel untuk mengomentari pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat Israel Aviv Kohavi tentang operasi militer di Gaza untuk mencapai ketenangan selama 15 tahun.
Menurut jajak pendapat tersebut sebanyak 65 persen responden dari publik Israel mengatakan mereka tidak siap untuk operasi militer semacam itu.
Jajak pendapat menemukan bahwa hanya 21 persen dari publik Israel yang siap untuk operasi, sementara sisanya 29 persen dari pemukim memilih abstain.
Kohavi telah mengatakan bahwa operasi militer skala luas di Gaza akan mencapai ketenangan selama 15 tahun, tetapi harganya akan sangat tinggi, termasuk kematian 300 tentara Israel.
Jalur Gaza merupakan wilayah Palestina yang terkurung sejak 2007 akibat blokade Israel. Kawasan tersebut saat ini dihuni kurang lebi 2,3 juta penduduk dan hampir mayoritas hidup dibawa garis kemisninan. Mereka terisolasi tidak bisa leluasa untuk keluar masuk kedalam kawasan tersebut.