NewsINH, Sukabumi – Aktivis kemanusiaan Indonesia yang mendedikasikan hidupnya untuk perjuangan Palestina, Muhammad Husein Gaza mengajak masyarakat untuk lebih melek soal kondisi Palestina. Husein yang juga merupakan Founder International Networking for Humanitarian (INH) menyebut, perjuangan untuk mendukung Palestina bukan sebatas memberikan donasi.
Lebih dari itu, menurutnya masyarakat harus menambah wawasannya lebih luas tentang isu penjajahan Zionis Israel kepada rakyat Palestina.
“Selama ini yang kita saksikan kalau namanya kajian Palestina ini kan biasanya kan fokusnya donasi fundraising money oriented. Dan itu sebetulnya merusak cara pandang warga terkait sejauh mana sih cara pandang kita terhadap Palestina baik dari sisi kemanusiaan atau dari sisi politik atau konstitusi atau dari sisi akidah. Jadi ada tingkatan-tingkatannya tergantung siapa yang membicarakan ini,” ujar Husein usai mengisi kajian di Masjid Sejuta Pemuda, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Jum’at 7 Maret 2025.
“Maka saya hadir untuk memberikan satu insight baru, wawasan baru terkait isu Palestina dari dimensi yang saya rasakan langsung selama ini dan pengalaman saya selama di Gaza. Kemudian juga sejarah serta ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan masalah ini,” katanya.
Dia menilai, pertama-tama masyarakat hatus memahami akar permasalahan dari penjajahan Israel di Palestina yang berpengaruh pada peradaban. “Contohnya selama ini kita memahami bahwa isu Palestina ini adalah isu perebutan wilayah atau perebutan lahan ini keliru total karena isu ini jauh lebih besar dibandingkan isu tersebut. Tapi ini isu yang membahas masalah bagaimana peradaban itu dibentuk. Jadi ini isu geopolitik tingkat tinggi,” ucapnya.
Kajian Ramadan tentang Palestina di Masjid Sejuta Pemuda Sukabumi. Kemudian dia mendorong hubungan antara Indonesia dan Palestina harus semakin kuat supaya bangsa Indonesia tidak mudah dijajah oleh negara barat baik dari segi pemikiran maupun ekonomi.
“Hubungan Indonesia dengan Palestina hubungan kita sebagai manusia sebagai seorang Muslim ini ga sebatas hubungan antara donatur dengan beneficiary. Tapi kita ini sama-sama korban yang sedang memperjuangkan kemerdekaan kita. Oke kita tidak dijajah secara tanah oleh barat tapi pemikiran kita dijajah oleh mereka. Ekonomi kita dijajah, pendidikan, hiburan kita dijajah. Itu semua berkaitan. Sebetulnya semua yang berkaitan di Palestina itu berkaitan erat dengan fenomena yang terjadi di antara kita,” tambahnya.
Perjuangan untuk kemerdekaan Palestina menurut Husein harus terus dilakukan dengan melakukan edukasi dan literasi kepada masyarakat supaya lebih sadar dan tidak terpengaruh oleh narasi-narasi yang bersifat manipulatif.
“Hubungan Palestina dengan Masjidil Aqsa dengan Baitul Maqdis itu jauh lebih sakral dari sekedar masalah donasi atau masalah materi. Tapi ini adalah hubungan kesatuan masa depan karena yang terjadi di sekitar Baitul Maqdis Palestina ini sangat mempengaruhi terhadap dunia termasuk Indonesia. Maka kita meyakini bahwa tanah Baitul Maqdis tanah Syam ini adalah jantung dunia. Ketika jantung itu bergejolak maka seluruh dunia bergejolak termasuk Indonesia,” tuturnya.
“Kita membuka pemikiran kita semua, kita mengedukasi. Karena banyak narasi-narasi yang berseliweran itu dari barat yang tujuannya adalah membodohi kita dan memanipulasi fakta dan itu harus kita bebaskan dengan kajian-kajian seperti ini,” cetusnya.
Dia juga meminta agar dukungan politik Indonesia harus berada di garda terdepan dalam perjuangan Palestina. Sebab, dalam pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa penjajahan di dunia harus dihapuskan.
“Maka dukungan politik itu penting. Okelah sudah ada dukungan politik tapi dukungan politik yang saya lihat sejauh ini itu masih jauh yang diperlukan. Masih jauh dari cukup. Kita harus lebih menyuarakan dan kita harus bersyukur Indonesia ini juga memiliki masyarakat yang satu suara dengan pemerintah. Jadi kita sudah satu trek bagaimana pemerintah ini mengarahkan masyarakat ini untuk memback up mereka dalam perjuangan politik baik di panggung-panggung level nasional maupun internasional,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, International Networking for Humanitarian (INH) juga memberikan 500 hidangan buka puasa untuk jamaah dan warga di sekitar Masjid Sejuta Pemuda Kota Sukabumi.
Muhammad Hadiyan Abshar selaku Manager Program INH mengatakan, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepedulian sosial kepada masyarakat.
“Kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya berbagi dan saling membantu, terlebih di bulan yang penuh berkah ini,” ujar Hadiyan.
“Semoga kebaikan yang dibagikan pada hari ini membawa manfaat yang besar bagi semua pihak, dan semoga semakin banyak orang yang terinspirasi untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan positif lainnya,” jelasnya di Kota Sukabumi.***