Dua Warga Palestina Kembali Gugur Ditembak Pasukan Israel

Dua Warga Palestina Kembali Gugur Ditembak Pasukan Israel

NewsINH, Ramallah – Pasukan Israel menembak mati dua warga Palestina saat tengah menggelar operasi penangkapan di Jenin, Tepi Barat, Palestina. Sepanjang pekan ini, Israel setidaknya sudah membunuh enam warga sipil Palestina yang tak berdosa.

Dilansir dari Republika, Senin (10/10/2022) Dalam keterangan resminya, militer Israel mengatakan, operasi di Jenin digelar untuk menangkap seorang pria berusia 25 tahun yang diduga merupakan anggota kelompok Jihad Islam. “Selama kegiatan itu, puluhan warga Palestina melemparkan alat peledak dan bom molotov ke tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan tembakan dilepaskan ke arah mereka. Tentara membalas dengan tembakan langsung ke arah para tersangka bersenjata,” demikian klaim militer Israel dalam keterangannya, dikutip laman Al Arabiya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina mengungkapkan, tembakan yang dilepaskan pasukan Israel membunuh dua warga Palestina dan melukai 11 orang lainnya. Tiga korban luka di antaranya dalam keadaan kritis. Kemenkes Palestina menilai, tewasnya dua warga mereka di Jenin menjadi sebuah “titik nyala” di Tepi Barat utara.

Menurut kantor berita Palestina, WAFA, selain warga, pasukan Israel turut melepaskan tembakan ke arah jurnalis yang melakukan peliputan. Kelompok Hamas yang mengontrol Jalur Gaza mengecam keras tindakan pasukan Israel dalam operasinya di Jenin.

“Jadi mereka mengerahkan mesin militer dan helikopter untuk menangkap satu orang,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Selama sepekan ini, pasukan Israel telah membunuh sejumlah warga Palestina. Pada Jumat (7/10/2022) lalu, pasukan Israel menembak mati dua warga Palestina, salah satunya anak laki-laki berusia 14 tahun. Anak lelaki itu terbunuh di Qalqilya, Tepi Barat utara. Sementara satu warga lainnya ditembak hingga tewas di dekat kota Ramallah.

Militer Israel mengklaim, tentaranya menembaki seorang tersangka yang melemparkan bom molotov ke pasukan mereka di Qalqilya. Sementara tewasnya satu warga Palestina di Ramallah terjadi saat pasukan Israel merespons “kerusuhan kekerasan” di kota tersebut. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Palestina menyebut pembunuhan terhadap dua warganya pada Jumat lalu sebagai “eksekusi”.

Pada Senin (3/10/2022) lalu, pasukan Israel juga menembak mati dua warga Palestina. Hal itu terjadi ketika pasukan Israel menyerbu sebuah daerah di utara kamp pengungsi Jalazone, Tepi Barat. Saat operasi sedang berlangsung, tiga warga Palestina masuk ke dalam dan mendiami kendaraan pasukan Israel.

Pasukan Israel kemudian melepaskan serangkaian tembakan ke tiga warga Palestina tersebut. Dua di antaranya tewas dan satu lainnya terluka. Dua warga Palestina yang tewas teridentifikasi sebagai Basel Basbous (19 tahun) dan Khaled Anbar (22 tahun). Sementara korban luka adalah Rafat Habash (19 tahun). Meski terluka, aparat keamanan Israel tetap menangkap dan menahan Habash.

Akhir bulan lalu, Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, menyoroti terus berlanjutnya aksi kekerasan yang dilakukan Israel terhadap anak-anak Palestina. Menurut dia, pelanggaran Israel terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, tetap berlangsung.

“Saya sangat terkejut bahwa anak-anak (Palestina) terus terbunuh dan terluka dalam jumlah besar. Anak-anak tidak boleh menjadi sasaran kekerasan atau berada dalam bahaya,” kata Wennesland saat berbicara di Dewan Keamanan PBB, 28 September lalu, dikutip laman UN Geneva.

Dia mengingatkan, sesuai resolusi 2334 Dewan Keamanan PBB, segala bentuk tindak kekerasan terhadap warga sipil harus dihindari. Wennesland menyebut, Israel hanya diperkenankan menggunakan “kekuatan mematikan” ketika situasinya tak bisa lagi dielakkan untuk melindungi kehidupan.

Selain kekerasan terhadap anak-anak Palestina, Wennesland turut menyoroti masih berlanjutnya proyek pembangunan permukiman ilegal di wilayah Palestina yang diduduki. Dia menegaskan bahwa hal itu tak sejalan dengan ketentuan resolusi 2334 yang diadopsi pada Desember 2016.

Wennesland berpendapat, negosiasi Israel-Palestina tidak bisa lagi ditunda tanpa batas. “Tidak adanya proses perdamaian yang bermakna untuk mengakhiri pendudukan Israel dan menyelesaikan konflik memicu kerusakan berbahaya di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, khususnya di Tepi Barat, dan mendorong persepsi bahwa konflik tidak bisa diselesaikan,” ucapnya.

 

Sumber: Republika

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!