Raker INH 2024: “Merajut Kedaulatan Global” Wujudkan Mimpi Besar Lembaga

Raker INH 2024: “Merajut Kedaulatan Global” Wujudkan Mimpi Besar Lembaga

NewsINH, Banten – Lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) menggelar Rapat Kerja (Raker) tahunan 2024 dengan tema “Merajut Kedaulatan Global” di Hotel Persona Krakatau, Anyer, Banten, pada tanggal 18-20 Desember 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pengurus dan keluarga besar INH.

Presiden Direktur INH, Luqmanul Hakim, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi global untuk memperkuat misi kemanusiaan. “Di tengah dinamika global yang semakin kompleks, kita harus memperkuat sinergi lintas negara dan lintas sektor untuk menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.

Rapat kerja ini membahas sejumlah isu strategis, termasuk peningkatan kapasitas operasional lembaga, penguatan jejaring internasional, serta peluncuran program-program baru yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat global. Salah satu agenda utama adalah perumusan langkah-langkah konkret untuk mempercepat penanganan krisis kemanusiaan, mulai dari bantuan darurat hingga program pemberdayaan jangka panjang.

Kegiatan ini juga diisi dengan diskusi panel yang dihadiri langsung oleh Founder INH, Muhamamd Husein Gaza. Dalam penyampainya aktivis kemanusiaan yang telah tinggal di Gaza selama 12 tahun itu menyinggung soal  sejarah panjang pendirian lembaga INH.

“Kita harus memiliki visi besar yakni menjadikan lembaga INH bertaraf Internasional dengan jangkauan yang lebih besar lagi,” jelasnya.

Selain itu, INH meluncurkan inisiatif baru bertajuk “Global Solidarity Program”, yang bertujuan mendorong partisipasi masyarakat global dalam mendukung program-program kemanusiaan. Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk individu, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta.

Hotel Persona Krakatau dipilih sebagai lokasi kegiatan karena suasananya yang mendukung produktivitas sekaligus memberikan pengalaman yang inspiratif bagi para peserta. “Semoga kegiatan ini menjadi awal dari langkah besar yang lebih terarah dan berdampak luas,” tutur salah satu peserta yang berasal dari delegasi internasional.

Rapat kerja ditutup dengan pernyataan komitmen bersama untuk terus merajut kedaulatan global melalui aksi-aksi kemanusiaan yang berkelanjutan. INH berharap hasil dari pertemuan ini mampu menjadi pijakan dalam meningkatkan kontribusi lembaga untuk mewujudkan dunia yang lebih adil dan sejahtera. (***)

Israel “Tuli” Tak Hiraukan Tekanan Dunia Internasional untuk Hentikan Serang di Rafah

Israel “Tuli” Tak Hiraukan Tekanan Dunia Internasional untuk Hentikan Serang di Rafah

NewsINH, Gaza – Komunitas internasional seiya sekata melancarkan tekanan terhadap Israel agar tak menggelar serangan ke Rafah yang dipenuhi pengungsi. Kendati demikian, sejauh ini pemerintah Israel agaknya masih menutup telinga atas seruan tersebut.

Jerman, sekutu paling gigih Israel juga melayangkan tekanan tersebut. Mereka mendesak Israel tak melakukan serangan terbuka ke Rafah setelah mendapat laporan bahwa tank-tank Israel mulai dikerahkan.

“Saya memperingatkan terhadap serangan besar-besaran di Rafah,” kata Menteri Luar Negeri Jermab Annalena Baerbock dalam unggahannya di X. “Satu juta orang tidak bisa hilang begitu saja. Mereka membutuhkan perlindungan. Mereka membutuhkan lebih banyak bantuan kemanusiaan segera… penyeberangan perbatasan Rafah dan Kerem Shalom [Karem Abu Salem] harus segera dibuka kembali.”

Sementara AS menekankan perlunya Israel menyepakati kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata yang sudah diaepakati Hamas. Departemen Luar Negeri AS hanya mengatakan bahwa mereka telah menyatakan pandangannya mengenai invasi darat besar-besaran di wilayah tersebut dengan jelas bagi Israel. “Kami terus percaya bahwa kesepakatan penyanderaan adalah demi kepentingan terbaik rakyat Israel dan Palestina; hal ini akan segera menghasilkan gencatan senjata dan memungkinkan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza,” kata seorang juru bicara kepada kantor berita Reuters.

Dalam pidatonya, Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak sekutu Israel untuk menekan kepemimpinannya agar menghentikan perang di Gaza. “Saya menghimbau kepada semua pihak yang mempunyai pengaruh terhadap Israel untuk melakukan segala daya mereka untuk membantu mencegah tragedi yang lebih besar lagi. Komunitas internasional mempunyai tanggung jawab bersama untuk mendorong gencatan senjata kemanusiaan, pembebasan semua sandera tanpa syarat, dan peningkatan besar-besaran bantuan untuk menyelamatkan nyawa,” katanya. “Sudah waktunya bagi para pihak untuk mengambil kesempatan dan mengamankan kesepakatan (gencatan senjata) demi kepentingan rakyat mereka sendiri.”

Israel mempunyai kewajiban yang ketat berdasarkan hukum humaniter internasional untuk menjamin keselamatan warga sipil di Gaza, kata juru bicara kantor hak asasi manusia PBB. Komentar tersebut muncul beberapa jam setelah pasukan Israel merebut perbatasan Rafah dengan Mesir dalam serangan terhadap kota di selatan tersebut.

Ravina Shamdasani mengatakan, menurut hukum internasional, Israel harus memastikan warga sipil memiliki akses terhadap perawatan medis, makanan yang cukup, air bersih dan sanitasi. “Kegagalan untuk memenuhi kewajiban ini bisa berarti pengungsian paksa, yang merupakan kejahatan perang,” kata Shamdasani dilansir Aljazirah. “Ada indikasi kuat bahwa ini (serangan Rafah) dilakukan dengan melanggar hukum kemanusiaan internasional.”

Sejauh ini, gelombang serangan Israel sejak Senin malam di Rafah telah menewaskan sedikitnya 23 orang, termasuk enam wanita dan lima anak-anak, menurut catatan rumah sakit yang dikutip oleh kantor berita Reuters. Seorang pria di Rafah, Mohamed Abu Amra, kehilangan lima kerabat dekatnya dalam serangan yang meratakan rumahnya. “Kami tidak melakukan apa pun… kami tidak puny Hamas,” kata Abu Amra, yang istrinya, dua saudara laki-lakinya, saudara perempuannya, dan keponakannya semuanya syahid. “Kami melihat api melahap kami. Rumah itu terbalik.”

Rafah yang berbatasan dengan Mesir merupakan tempat berlindung terakhir warga Gaza yang sudah tujuh bulan dibombardir Israel. Sekitar 1,2 juta orang mengungsi di wilayah yang sebelumnya hanya ditinggali sekitar 200 ribu orang itu.

Tak hanya melakukan serangan militer, Israel juga telah menguasai perlintasan dengan Mesir, tempat masuknya bantuan kemanusiaan. Mereka mencegah bantuan tersebut masuk ke Gaza, hal yang akan menambah parah krisis kemanusiaan di Gaza.

Hingga berita ini dituliskan, belum ada tanda-tanda Israel akan menyepakati gencatan senjata. Sebaliknya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang sedang diselidiki ICC sebagai penjahat perang, menekankan niatnya menyerang Rafah untuk menghabisi Hamas.

 

Sumber: Reuters/Republika

Sponsor Halaqah Tahfidz Quran

Sponsor Halaqah Tahfidz Quran

#Program Pendidikan

Back to School

Back to School

Back to School

#Program Kedaruratan

Back to School

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!