Bangunan Berlantai 4 di Yordania Roboh 9 Orang Tewas

Bangunan Berlantai 4 di Yordania Roboh 9 Orang Tewas

NewsINH, Amman – Sebuah gedung berlantai 4 di distrik Jabal al-Weibdeh, Amman Yordania roboh, 9 orang dinyatakan meninggal ditempat sementara itu beberapa orang lainya dikabarkan masih hilang tertimbun reruntuhan bangunan tersebut.

Dilansir dari situs berita Al-Arabiya, Kamis (15/9/2022), dalam peritiwa robohnya bangunan tersebut petugas penyelamat melakukan evakuasi secara dramatis terhada seorang balita yang tertimbun puing-puing bangunan tersebut.

“Tim penyelamat menarik seorang bayi perempuan berusia empat bulan dari puing-puing bangunan yang runtuh,” kata sumber pemerintah setempat.

Media pemerintah mengatakan sedikitnya sembilan orang tewas dan lainnya masih hilang pada Rabu, sehari setelah gedung berlantai empat itu runtuh di ibu kota Yordania. Pihak berwenang mengatakan 10 orang lainnya terluka.

Masih belum jelas apa yang menyebabkan runtuhnya bangunan ini, pihak pemerintah masih melakukan investigasi atas peristiwa yang memilukan tersebut. Media pemerintah mengidentifikasi para tersangka sebagai salah satu pemilik gedung, kontraktor pemeliharaannya, dan teknisi pemeliharaannya.

Bangunan yang terletak di Jabal al-Weibdeh, sebuah distrik tua di kota Amman yang populer di kalangan penduduk kaya dan ekspatriat, tetapi juga mencakup beberapa daerah kumuh dan miskin.

 

Sumber: Al Arabiya

Bentrokan di Jenin Dua Pria Palestina Tewas Ditembak Militer Israel

Bentrokan di Jenin Dua Pria Palestina Tewas Ditembak Militer Israel

NewsINH, Jenin – Bentrokan antara pasukan Israel dengan warga Palestina diperbatasan Tepi Barat yang diduduki kembali pecah. Dalam bentrokan ini dua pria Palestina tewas tertembak oleh militer Israel. Sementara itu, satu perwira serdadu Zionis juga dikabarkan tewas dalam insiden tersebut.

Dilansir dari situs berita Al Arabiya, Kamis (15/9/2022), juru bicara militer Israel mengatakan bentrokan itu terjadi pada hari Rabu kemarin selain menewaskan dua pria Palestina, satu orang perwira militer Israel juga tewas dalam peristiwa tersebut.

“Kami menembak mati dua pria bersenjata Palestina pada hari Rabu dalam bentrokan di dekat perbatasan dengan Tepi Barat yang diduduki di mana seorang perwira militer juga tewas,” kata seorang juru bicara militer.

Sebelum fajar pada hari Rabu, juru bicara militer mengatakan, pasukan mencegat dua pria yang terlihat mendekati penghalang Israel di sepanjang perbatasan Tepi Barat dekat Jenin, sebuah kota Palestina yang telah mengalami gesekan hampir setiap malam antara kedua belah pihak.

“Orang-orang itu melepaskan tembakan, menewaskan seorang perwira militer, dan ditembak mati oleh pasukan lainnya,” kilahnya.

Sementara itu, sumber dari Brigade Jenin, sebuah koalisi faksi-faksi bersenjata Palestina, mengklaim dua pria bersenjata yang tewas itu sebagai anggotanya dan membenarkan bahwa mereka telah membunuh seorang perwira tentara Israel.

Perundingan kenegaraan anatar Israel dengan Palestina yang disponsori AS telah mengalami kebuntuan sejak tahun 2014 silam. Sejak itu, Otoritas Palestina (PA), yang dibuat berdasarkan perjanjian perdamaian sementara untuk menggunakan pemerintahan sendiri yang terbatas di Tepi Barat, telah melihat kredibilitas domestiknya berkurang.

Kawasan Tepi Barat merupakan wilayah di mana orang-orang Palestina mencari status negara, telah menyaksikan gelombang kekerasan dalam beberapa bulan terakhir karena Israel telah mengintensifkan serangan menyusul serentetan serangan kepada  Palestina yang mematikan di sejumlah kota

 

Sumber: Al Arabiya

PPS: 4.650 Warga Palestina Ditahan Israel, 231 Mati Didalam Tahanan

PPS: 4.650 Warga Palestina Ditahan Israel, 231 Mati Didalam Tahanan

NewsINH, Ramallah – Perhimpunan Tahanan Palestina atau (PPS) mencatat hingga bulan Agustus akhir warga Palestina yang di tahan Israel jumlahnya telah mencapai 4.650 orang.  Ribuan orang tersebut rata-rata ditangkap pasukan Israel tanpa pelanggaran dan tuduhan yang jelas, bahkan mirisnya lagi tanpa proses pengadilan mereka harus mendekap dibalik jeruji besi.

“Pada akhir Agustus, Israel menahan 4.650 pejuang kemerdekaan Palestina di 23 penjara, dan pusat penahanan dan interogasi, termasuk 32 wanita, 180 anak di bawah umur, dan 743 ditahan dalam penahanan administratif tanpa tuduhan atau pengadilan,” tulis laporan Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS) yang dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa (14/9/2022).

Menurutnya, ada 600 tahanan yang mengalami sakit dan membutuhkan perawatan medis, termasuk 23 orang yang menderita berbagai tingkat kanker.

PPS mengatakan para tahanan itu termasuk 25 orang yang ditahan sejak sebelum penandatanganan Kesepakatan Oslo pada tahun 1993, dua di antaranya, Karim Yunis dan Maher Yunis, ditangkap pada tahun 1983 dan telah dipenjara terus-menerus sejak saat itu, sementara yang lain dibebaskan dalam pertukaran tahanan. dan kemudian ditangkap kembali.

Dikatakan 551 pejuang kemerdekaan menjalani satu atau beberapa hukuman seumur hidup, yang terlama adalah Abdallah Barghouti yang dijatuhi hukuman 67 hukuman seumur hidup.

PPS juga mengatakan 231 warga Palestina telah tewas saat berada di penjara sejak pendudukan dimulai pada tahun 1967, sembilan mayat dari mereka masih ditahan oleh Israel untuk digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam pertukaran tahanan di masa depan.

 

Sumber: Wafa

Pengadilan Israel Berikan Pembebasan Bersyarat kepada Jurnalis Palestina

Pengadilan Israel Berikan Pembebasan Bersyarat kepada Jurnalis Palestina

NewsINH, Tepi Barat – Setelah melalui proses lobi-lobi, akhirnya Pengadilan Israel memerintahkan pembebasan bersyarat bagi seorang jurnalis Palestina bernama Lama Shosheh Nasser Odeh yang ditahan lantaran menulis di media sosial dengan kalimat-kalimat yang diduga mengandung unsur hasutan menurut pihak otoritas Israel.

Dilansir dari Middleeastmonitor, Rabu (14/9/2022), dalam sebuah pernyataan, pengacara Ghosheh Nasser Odeh mengatakan bahwa Pengadilan Distrik Israel membebaskan jurnalis Palestina dengan syarat dia tidak lagi menulis di media sosial dan tetap berada di bawah tahanan rumah sampai sidang pengadilannya pada hari Minggu mendatang.

“Pada hari Senin, kantor kejaksaan Israel mengajukan dakwaan terhadap Ghosheh yang menuduhnya melakukan “hasutan” melalui media sosial,” kata pengacara Ghosheh.

Selain sebagai jurnalis lepas, Ghosheh merupakan seorang ibu dari dua anak. Dia ditahan oleh pasukan Israel pada 4 September dan penahanannya diperpanjang beberapa kali.

Lama Ghosheh seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Birzeit, dia ditahan di rumahnya di Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki pada pekan lalu di mana telepon seluler dan komputernya ikut disita oleh pihak keamanan Israel.

Menurut keterangan sumber-sumber lokal, Ghosheh diyakini ditahan terkait dengan pekerjaannya sebagai jurnalis dan pembelaannya atas rumah Sheikh Jarrah terhadap pengambilalihan oleh pemukim Israel.

Ghosheh ditahan beberapa kali di masa lalu karena pekerjaan jurnalistiknya dengan Elia Youth Media Foundation yang berbasis di Yerusalem Timur, yang digerebek beberapa kali dan terakhir pada 2018 ketika ditutup karena tuduhan berafiliasi dengan organisasi “teroris”.

Penangkapan Ghousheh adalah bagian dari tindakan keras Israel yang sedang berlangsung terhadap jurnalis Palestina yang mencapai puncaknya dengan pembunuhan jurnalis veteran Palestina-Amerika Al-Jazeera Shireen Abu Akleh, yang ditembak dan dibunuh oleh tentara Israel pada 11 Mei saat meliput serangan tentara di utara. Kota Jenin di Tepi Barat.

Organisasi hak asasi manusia telah mendokumentasikan ratusan pelanggaran Israel terhadap kebebasan berekspresi dan media selama bertahun-tahun yang menargetkan terutama jurnalis Palestina.

Baru kemarin, pengadilan militer Israel memvonis mahasiswa jurnalisme Dina Jaradat, 23, empat setengah bulan penjara lantaran tulisannya di media sosial beberapa waktu lalu.

 

Sumber: Middleeastmonitor/Wafa

 

Nelayan di Gaza Diusir Melaut dan Ditembaki Marinir Israel

Nelayan di Gaza Diusir Melaut dan Ditembaki Marinir Israel

NewsINH, Gaza – Angkatan Laut Israel kembali menembaki para nelayan di lepas pantai Gaza, Palestina dan memaksa mereka untuk kembali ke pantai. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, para nelayan Gaza juga tak memberikan perlawanan lantaran senjata yang digunakan para serdadu Israel sangat mematikan.

Dilansir darikantor berita Palestina, Wafa Selasa (13/9/2022), Kapal angkatan laut Israel melepaskan tembakan mesin ke nelayan Palestina yang berlayar di lepas pantai kota Beit Lahya di Jalur Gaza utara yang terkepung dan memaksa mereka untuk kembali ke pantai.

Menurut keterangan saksi mata, kapal angkatan laut Israel menembakkan senapan mesin ke kapal nelayan yang berlayar beberapa mil laut dari bibir pantai laut Mediterania.

Tidak ada korban yang dilaporkan selama serangan itu, yang memaksa para nelayan untuk kembali ke pantai.

Kapal angkatan laut Israel juga menargetkan nelayan dan kapal mereka di lepas pantai Khan Younis dan Rafah di daerah kantong pantai selatan, memaksa mereka untuk melarikan diri demi keselamatan mereka.

Sementara itu, sembilan kendaraan militer Israel, termasuk tank dan buldoser, menerobos perbatasan Gaza dekat Deir al-Balah, di Jalur Gaza tengah, meratakan tanah yang digunakan untuk pertanian dan mendirikan gundukan tanah.

Israel mencoba untuk menjaga tanah di dekat pagar perbatasan tetap bersih dan rata sambil mencegah pemilik tanah dan petani untuk bekerja atau menggunakan tanah mereka.

Warga di Jalur Gaza sendiria sudah hidup terkepung sedang pemberlakuan blokade yang dilakukan oleg zionis Israel sejak tahun 2007 silam, tak hanya lautan jalur Gaza juga di blokade secara daratan dan udara. Akibat kesewenangan Israel jutaan rakyat Palestina di Jalur Gaza ini hidup dibawa garis kemisninan.

 

Sumber: Wafa

Pemukim Bersenjata dan Tentara Israel Serang Desa Palestina di Hebron

Pemukim Bersenjata dan Tentara Israel Serang Desa Palestina di Hebron

NewsINH, Hebron – Lusinan pemukim yahudi bersenjata api di bawah perlindungan tentara zionis Israel, menyerang para gembala Palestina dan penduduk di desa al-Tiwani, Masafer Yatta, selatan Hebron, Tepi Barat yang diduduki.

Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Selasa (13/9/2022), Koordinator komite perlindungan dan ketabahan di Masafer Yatta, Fouad al-Amour, mengatakan bahwa puluhan pemukim bersenjata dari pemukiman ilegal Israel di Maon menyerang dengan tembakan ke arah para gembala Palestina dan penduduk desa al-Tiwani.

Menurutnya, para pemukim Israek mengejar, dan menyerang dengan batu ke arah para penduduk desa dan penggembala. Tak hanya itu, mereka juga memukuli warga Palestina dengan pentungan dan melukai seorang penduduk setempat sebelum dia ditahan oleh tentara.

Para petugas medis dari Bulan Sabit Merah yang datang kelokasi itu langsung memberinya bantuan medis untuk mengobati luka-luka yang diderita akibat kebrutalan para pemukim Israel tersebut.

Pemukim juga memotong ban ambulans Bulan Sabit Merah di depan mata pasukan Israel yang tidak melakukan apa pun untuk menghentikan aksi anarkis mereka.

Kekerasan pemukim terhadap warga Palestina dan harta benda mereka adalah rutin di Tepi Barat dan jarang dituntut oleh otoritas Israel.

“Kekerasan pemukim telah lama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga Palestina di bawah pendudukan. Pasukan keamanan Israel memungkinkan tindakan ini, yang mengakibatkan korban dari pihak Palestina mengalami cedera hingga mengakibatkan kematian,” katanya.

Tak hanya itu, mereka juga melakukan pengrusakan tanah dan properti. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan berfungsi sebagai pengawalan bersenjata, atau bahkan bergabung dalam serangan, kata pusat informasi Israel untuk hak asasi manusia di wilayah pendudukan, B’Tselem.

“Investigasi, jika dibuka, biasanya ditutup tanpa tindakan terhadap pelaku sebagai bagian dari kebijakan keringanan hukuman yang tidak diumumkan. Efek jangka panjang dari kekerasan ini adalah perampasan warga Palestina dari bagian Tepi Barat yang semakin meningkat, membuatnya lebih mudah untuk Israel untuk mengambil alih tanah dan sumber daya,” kata B’Tselem.

 

Sumber: Wafa

6 Pengungsi Suriah Tewas di Kapal Saat Hendak Berlayar ke Sicilia

6 Pengungsi Suriah Tewas di Kapal Saat Hendak Berlayar ke Sicilia

NewsINH, Sicilia – Krisis kemanusian akibat perang saudara di Suriah mengakibatkan jutaan rakyat Suriah memilih mengungsi dan meninggalkan tanah airnya. Banyak diantara mereka mencari tempat perlindungan yang lebih aman hingga ke daratan benua biru atau eropa. Salah satu yang menjadi lokasi tujuan para imigran Suriah ini adalah kepualaun Sicilia yang merupakan daerah otonomi dibawa pemerintahan Italia.

Dilansir dari Middleeastmonitor, Selasa (13/9/2022), enam pengungsi Suriah ditemukan tewas termasuk tiga anak-anak, di atas kapal imigran yang tiba pada Senin kemarin di pelabuhan Pozzallo, Sisilia, kata badan pengungsi PBB (UNHCR) seperti dilaporkan Reuters.

“Mereka meninggal karena kehausan, kelaparan, dan luka bakar parah. Ini tidak dapat diterima,” tulis perwakilan UNHCR untuk Italia, Chiara Cardoletti, melalui akun Twitter.

“Memperkuat penyelamatan di laut adalah satu-satunya cara untuk mencegah tragedi ini.”

UNHCR mengatakan dalam sebuah pernyataan, korban tewas termasuk di antara 26 orang yang berada di kapal selama berhari-hari. Ia menambahkan bahwa dua dari anak-anak yang meninggal berusia 1 atau 2 tahun, sedangkan seorang anak lainnya berusia 12 tahun. Jenazah seorang ibu dan nenek juga ditemukan diatas kapal tersebut.

Wanita lain dan putrinya diterbangkan dari kapal ke rumah sakit di pulau terdekat Malta pada Minggu, kata UNHCR untuk mendapatkan perawatan medis.

Badan PBB mengatakan lebih dari 1.200 orang tewas atau hilang tahun ini ketika mencoba menyeberangi Laut Tengah dan mencapai kawasan Eropa.

 

Sumber: Middleeastmonitor

Israel Lakukan Kejahatan Perang di Palestina, Hamas: PBB Jangan Tutup Mata

Israel Lakukan Kejahatan Perang di Palestina, Hamas: PBB Jangan Tutup Mata

NewsINH, Gaza – Harakat al-Muqawama al-Islamiya atau Hamas yang merupakan Partai Politik sekaligus gerakan perlawanan Islam di Jalur Gaza Palestina mendesak organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meminta pertanggjawaban Israel atas kejahatan perang di wilayah Palestina.

Menurut Hamas, seperti di kutip dari Middleeastmonitor, Selasa (13/9/2022) Israel secara terang-terangan telah melakukan kejahatan perang dan melakukan penindasan terhadap rakyat Palestina baik di Jalur Gaza maupun wilayah kota-kota di Tepi Barat yang diduduki.

“Momentum ini merupakan kesempatan untuk mengkonfirmasi bahwa rakyat Palestina, tanah dan tempat-tempat suci kami adalah korban dari pendudukan teroris paling berbahaya dan paling lama yang sedang berlangsung di dunia,” kata pernyataan Hamas menanggapi kegiatan Kongres Global Korban Terorisme yang di sponsori oleh PBB.

Menurut pernyataan tersebut, tanah Palestina, orang-orang dan tempat-tempat suci telah menjadi korban pendudukan Israel selama lebih dari tujuh dekade. Pendudukan Israel adalah pendudukan terburuk dan paling brutal dalam sejarah peradaban dunia modern.

“Pendudukan ini mengakibatkan sekitar seratus ribu warga Palestina menjadi martir, ratusan ribu terluka, lebih dari satu juta ditahan dan jutaan orang Palestina terlantar dan mengungsi,” lanjut pernyataan Hamas.

Partai politis yang mendominasi di wilayah Jalur Gaza juga menyatakan, fakta-fakta ini menceritakan kisah-kisah penderitaan tak tertahankan yang dialami orang-orang Palestina karena pendudukan Israel atas Palestina.

“PBB harus mengingat tragedi yang sedang berlangsung yang telah dialami rakyat Palestina di seluruh Palestina yang diduduki dan di diaspora dan akan memikul kekuatannya untuk meminta pertanggungjawaban para pemimpin pendudukan Israel atas kejahatan mereka terhadap rakyat, tanah, dan kesucian Palestina,” tambah pernyataan itu.

Hamas juga meminta kepada PBB untuk mendukung alasan adil rakyat Palestina dan mendukung hak sah mereka untuk melawan pendudukan sampai pembebasan dan kembali menjadi wilayah yang merdeka, PBB jangan sampai tutup mata terhadap kejahatan perang yang dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina.

 

Sumber: Middleeastmonitor/Sindonews

 

Cari Kebebasan, Wilayah UE jadi Sasaran Puluhan Ribu Pengungsi Suriah

Cari Kebebasan, Wilayah UE jadi Sasaran Puluhan Ribu Pengungsi Suriah

NewsINH, Ankara – Ingin mendapatkan kehidupan yang lebih layak sekelompok pengungsi Suriah di Turki berencana membentuk karavan untuk mencapai wilayah Uni Eropa.

Rencana ini sedang disusun secara online melalui saluran Telegram, dibuat enam hari lalu dan diikuti oleh hampir 70.000 orang. Seperti dikutip dalam laman sindonews.com melalui AFP, penyelenggara menyerukan kepada orang-orang untuk membawa kantong tidur, tenda, jaket pelampung, air, makanan kaleng dan kotak P3K.

“Kami akan mengumumkannya ketika saatnya untuk pergi,” salah satu penyelenggara, seorang pengungsi berusia 46 tahun yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP.

Menurutnya, beberapa penyelenggara sudah tinggal di UE saat ini. Penyelenggara mengatakan, karavan akan dibagi menjadi beberapa kelompok hingga 50 orang, masing-masing dipimpin oleh seorang pengawas.

“Kami telah berada di Turki selama 10 tahun,” tulis satu pesan yang diposting di saluran oleh seorang administrator.

“Kami dilindungi, tetapi negara-negara Barat harus berbagi beban,” lanjutnya.

Saat ini diperkirakan ada 3,7 juta pengungsi Suriah yang secara resmi tinggal di Turki. Perang saudara Suriah, yang dimulai dengan penumpasan brutal terhadap protes anti-pemerintah pada tahun 2011, telah menewaskan hampir setengah juta orang dan memaksa sekitar setengah dari populasi pra-perang negara itu meninggalkan rumah mereka.

Banyak pengungsi Suriah di Turki takut dikirim kembali, terutama setelah perubahan sikap Turki baru-baru ini terhadap Damaskus.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia sedang bersiap untuk mengirim kembali satu juta pengungsi Suriah secara sukarela. Pada Februari dan Maret 2020, puluhan ribu migran mendekati perbatasan darat antara Turki dan Yunani, setelah Erdogan mengancam akan membuka perbatasan dengan Eropa.

 

Sumber: Sindonews/AFP

Ratusan Warga Palestina di Nablus Demo Tuntut Pembebasan Tahanan

Ratusan Warga Palestina di Nablus Demo Tuntut Pembebasan Tahanan

NewsINH, Nablus – Ratusan warga Palestina menggelar aksi unjuk rasa di Kota Nablus, Tepi Barat. Mereka menuntut kepada potoritas Israel untuk segera membebasakan tahanan yang bernama Nasser Abu Hmeid

Menurut para pengunjuk rasa, Nasser Abu Hmeid merupakan seorang pasien kanker Palestina yang menjalani kehidupan di penjara Israel yang saat ini di ambang kematian karena kondisi kesehatanya semakin menurun.

Dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, Senin (12/9/2022) para pengunjuk rasa, yang berkumpul di luar kantor Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di kota itu, mengibarkan bendera dan spanduk Palestina yang menyerukan pembebasan segera Abu Hmeid karena kondisi kesehatannya yang kritis, diperburuk oleh kebijakan kelalaian medis Israel.

Abu Hmeid, 49, dari kamp pengungsi Amari di Ramallah, mengalami koma awal tahun ini setelah menderita radang paru-paru parah akibat kontaminasi bakteri. Dia saat ini berjuang melawan kematian di Klinik Penjara Ramla Israel yang terkenal.

Hasan Abed Rabbo, juru bicara Komisi Urusan Tahanan PLO, mengatakan bahwa otoritas pendudukan telah melakukan kelalaian medis terhadap Abu Hmeid, dan bahwa selama dua bulan terakhir dia belum menerima perawatan apa pun.

Bulan lalu, Komisi mengatakan tumor yang terdeteksi di kepala Abu Hmeid adalah akibat dari kegagalan Layanan Tahanan Israel untuk menangani kondisi kesehatannya pada tahap awal, dan bahwa dia seharusnya menjalani CT scan kepala dan perut dan biopsi lagi karena kondisi kesehatannya yang memburuk.

Keluarga Abu Hmeid telah mengimbau semua pihak yang berkepentingan untuk mengambil tindakan segera dan efektif untuk memastikan pembebasannya segera sehingga mereka dapat mengucapkan selamat tinggal sebelum kematiannya.

Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina juga telah mendesak semua lembaga hak asasi manusia dan internasional untuk segera campur tangan dan menekan otoritas pendudukan Israel untuk membebaskannya.

Abu Hmeid adalah satu dari lima bersaudara yang menjalani hukuman seumur hidup di penjara Israel karena aktivitas mereka dalam perlawanan terhadap pendudukan Israel di tanah air mereka. Dia telah dipenjara sejak 2002, dan menjalani tujuh hukuman seumur hidup dan tambahan 50 tahun di balik jeruji besi.

Sumber: Wafa

 

Customer Support kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanyakan apa saja kepada kami!